Peraturan yang sulit dijalankan Rizki begitu sulit bagi Rizki untuk tidak menyatakan perasaannya pada sahabatnya, mampukah Rizki untuk menjalankan peraturan orang tuanya untuk tidak pacaran sampai lulus sekolahnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon maya ps, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 12
Brata setuju sama permintaan Bagas untuk merenovasi rumahnya, karena tidak tega juga ketiga anaknya masih kecil harus punya kamar bareng seperti itu rasanya tidak adil sekali, Brata sengaja ngobrol bareng Bagas diruang kerja supaya tidak ada yang dengar obrolannya.
"Desain kamu bagus Kak Papi suka dengan hasilnya, mau kapan proses untuk renovasi nya keren sekali ada lift segala lagi." puji Brata tidak menyangka anaknya bisa membuat desain untuk rumahnya.
"Secepatnya Papi supaya tidak lama jadinya kasihan juga Rizki tidak nyaman tidur satu kamar sama kedua kakak perempuannya, iya sama seperti Bagas pasti tidak akan nyaman tidur sekamar sama kak Intan dan Putri walaupun kasur kita bertingkat juga." ucap Bagas mengerti keinginannya Rizki, apa lagi adik bungsunya sudah mulai merasa risih.
"Iya juga sih pasti risih, iya sudah kita bahas hal ini besok saja, kalo sekarang kan semuanya masih pada emosi habis kedatangan keluarga besar Papi tadi kan." lanjut Brata tidak ingin idenya Bagas jadi gagal karena tidak sabaran kasih tahu rumahnya mau direnovasi.
Brata lihat lagi desain hasil gambarnya Bagas, cukup rapih dan detail selain itu kamar yang dibuat Bagas semuanya cukup luas tidak ada kamar yang sempit terutama untuk kamarnya Rizki dan Sisil nanti.
Baru pertama kalinya Brata mau ngobrol bareng Bagas cukup lama, tidak seperti dulu setiap mau diajak ngobrol selalu saja ada alasan Brata sibuk dan tidak ada waktu untuk ngobrol bareng.
**
Bela pusing sekali mendengar kedua anaknya protes karena rencananya gagal, Intan tidak ingin hidupnya jadi malu jika ada yang tahu keberadaan keluarga barunya.
"Kita buat mereka tidak nyaman tinggal disini, akhirnya memilih keluar dari rumah ini bagaimana?" tanya Intan masih berusaha usir Meta dan ketiga anaknya.
"Mereka keluar bagaimana kalo papi kembali seperti dulu lagi, memang sih bagi waktu tapi disaat kita mau bersama ayah tidak bisa karena belum waktunya bersama kita, Putri tidak mau deh seperti itu lagi sedih tahu hidup Putri setiap melihat anak orang yang bisa punya banyak waktu jalan-jalan bareng kedua orang tua sedangkan Putri tidak bisa sama sekali, mending begini deh walaupun malu dan kesal tapi setidaknya Mami dan Papi banyak dirumah dari pada diluar rumah dan bisa jalan bareng terus walaupun ada mereka sih." ucap Putri pasrah dari pada egois akhirnya menyesal sendiri karena membuat papi nya marah dan kembali seperti dulu jarang dirumah.
"Perempuan itu bener-bener bikin masalah untuk keluarga kita, benar sih apa kata Putri diusir pasti kita rugi tapi dibiarkan kita menahan emosi, sedih, dan malu juga lagi huh. Andaikan Papi kamu tidak merasa kesepian kejadian seperti ini tidak akan terjadi." ucap Bela kesal karena tidak ada cara untuk usir Meta, jika diusir sudah pasti suaminya lebih memilih istri muda dan bisa mengabaikan dirinya dengan alasan ketiga anaknya masih kecil-kecil dan bisa bahas masa lalu lagi.
"Ini juga kan kesalahan Mami sebenarnya, kita yang kena dampaknya sekarang kan jadi malu hidup kita karena papi nikah lagi apa lagi suka sama perempuan lebih muda astaga sungguh menyebalkan sekali." ucap Intan kesal, orang tuanya tidak memikirkan dampak dari apa yang dilakukannya, akhirnya hidup Intan sekarang semakin suram sudah dulu jauh dari kedua orang merasa kesepian dan iri sedangkan hidupnya sekarang harus merasakan malu setiap orang tanya kenapa ayah nya nikah lagi dan punya anak tiga diusia nya yang tidak muda lagi.
Bela mendengar protes Intan diam saja malas untuk bela dirinya, toh apa yang dilakukannya dimasa lalu sebuah kehilafan dan kebodohannya.
**
Rizki dengerin Meta bacain dongeng sebelum tidur bareng Sisil dan Sisca, kebiasaan yang selalu dilakukan Meta.
"Bunda bahagia sekali iya keluarga besar ayah mau terima kehadiran kita." ucap Rizki melihat Meta yang masih sibuk sama bukunya.
"Bearti kita boleh main kerumah keluarganya ayah iya Bunda mau tahu rumah mereka dan mau main sama anak-anak nya juga?" tanya Sisca tidak sabar mau kenalan sama keluarganya.
"Tentu bisa anak-anak, kita kesana bareng ayah iya sayang biar ayah ikut main ke rumah keluarganya bareng kita." ucap Meta sejujurnya ragu, tapi tidak mungkin bilang ke anak-anaknya takut pada sedih jika tahu keluarga besar ayah nya belum tentu mau sepenuhnya terima kehadirannya dirumahnya.
"Hore bisa merasakan jalan-jalan ke rumah saudara Bunda asik-asik." ucap Sisil bahagia sambil joget-joget saking bahagianya.
Meta melihat ketiga anaknya bahagia karena tidak sabar mau main ke rumah saudaranya, berharap saat main kerumah keluarganya Brata tidak ada yang menyakiti perasaan ketiga anaknya.