TEROR SUANGGI

Tommy masih teringat akan tatapan tajam sang gadis yang seolah memperlihatkan rasa tidak senangnya saat ia mengintai sang gadis.

Namun dibalik kengerian itu, sungguh ia tak dapat memungkiri, jika tubuh itu sangat indah.

Tommy mulai gelisah. Ia menuju ranjangnya, merebahkan tubuhnya, dan memaksa jika harus terpejam.

Akan tetapi, sedaya upaya apapun ia membuat matanya untuk tertidur, bayangan itu terus saja hadir dibenaknya.

Tubuhnya menggigil, antara takut dan mengagumi akan keindahan yang dipancarkan oleh sang gadis. Untuk mengundang rasa kantuknya, ia meraih ponselnya, lalu mengusap layar dan membuka applikasi baca online berwarna biru muda.

Ia mencari nama penulis horor yang mana bukunya sudah tersimpan dirak applikasinya.

Pria itu mulai membaca bab yang baru saja diupdate si penulis. Berharap rasa kantuknya akan segera datang.

Wuuuuuuusssh

Tiba-tiba saja angin berhembus menyapu wajahnya. Terasa panas, dan itu sangat aneh sekali.

Ia mencoba mengabaikannya, dan kembali melirik bab yang belum habis terbaca. Namun, perasaannya sepertinya tak nyaman. Ia merasakan jika sesuatu sedang mengawasinya.

Tommy merasa gelisah, dan memilih untuk memasang kelambunya, dan masuk ke dalamnya, agar tidak menjadi santapan nyamuk, ataupun tidak ada hewan yang mencoba menyerangnya, semisal lipan atau ular.

Setelah berada didalam kelambu. Tommy teringat akan kematian beberapa warga desa yang secara misterius. Jika mereka meninggal karena dimakan hewan buas, maka hal itu adalah mustahil.

Sebab pulau ini hanya memiliki satu hewan buas seperti Babirusa, tidak ada harimau apalagi beruang yang hidup disini, dan itu tidak sesuai dengan iklimnya. Harimau hanya ada dipulau Sumatera.

Namun, mereka mengatakan jika korban pertama tewas malam itu karena dimakan beruang. Hal ini tidak wajar dan tidak dapat diterima oleh akalnya, sebab tidak ada beruang ataupun harimau dipulau ini.

Lalu siapa yang telah melakukannya? Apa tujuannya memangsa manusia? Apakah suku kanibal? Tommy bergidik membayangkannya.

Gaba' Rama yang dikenal sebagai orang sakti saja bisa kecolongan menghadapi hal ini, apalagi dia yang hanya remahan saja, tidak ada kesaktian apapun yang dimilikinya, hanya saja terkadang ia dapat melihat hal-hal aneh disekitarnya.

Setelah pusing memikirkan semuanya, perlahan matanya mulai mengantuk, lalu ia menguap dan tertidur.

Saat bersamaan, ia mendengar suara sesuatu melompat dari atas kayu galangan kamarnya. Namun matanya tak dapat dibuka, hingga ia merasakan seseuatu memasuki kelambunya.

Pria itu merasakan nafasnya tersengal, dan bulu kuduknya meremang, saat merasakan sesuatu menyentuh kulitnya.

"Hah!" ia mencoba membuka kedua matanya, tetapi seolah terkena sebuah lem yang memiliki daya rekat sangat kuat, tetapi ia masih dapat merasakan sentuhan itu.

Ia mencoba bergerak, dan membuka suaranya, namun, semuanya sia-sia belaka, hingga pakaiannya terlucuti dan ia tahu jika itu seorang wanita sebagai pelakunya, sebab sentuhan jemarinya sangat halus.

Semakin lama, sosok yang tak dapat dilihatnya itu berhasil melepaskan pakaiannya, dan ia hanya merasakan sesuatu menegang karena sosok itu terus membangkit gairahnya.

Sontak saja ia kebingungan, dan ia mencium aroma aneh dari sang yang telah membuatnya tanpa busana, sedikit anyir.

Perlahan ia meraskan sentuhan liar itu semakin intens, hingga ia merasakan sesuatu yang hangat melesak masuk menelan perkututnya.

Ingin rasanya memberontak, tapi terlanjut nikmat, dan ia hanya bisa mendesaaah tertahan dalam hatinya.

Malam yang tadinya dingin, berubah menjadi panas karen pertempuran yang tak seimbang, sebab ia hanya sebagai penikmat, bukan sebagi pelakon.

Hitungan menit berikutnya, ia merasakan larva menyembur dari perkututnya dan disambut oleh si wanita misterius yang juga menyemburkan larvanya.

Ia sudah dilecehkan oleh sosok yak dikenal didesa yang penuh misteri ini. Ingin marah dan kesal, tetapi tak memungkiri, jika itu sangat nikmat, atau mungkin ia akan ketagihan.

Seolah tak memberikan jeda, sosok wanita yang tak terlihat, kembali memperkosanya, dan mengulanginya hingga ketiga kalinya. Tommy yang sudah lama menduda, mendapatkan pemerkosaan seperti itu entah merasa sebagai musibah atau anugerah.

Hingga setelah merasa puas, sosok itu melepaskannya, dan melesat pergi.

Tommy tersentak kaget dan membuka kedua matanya. Ia melirik tubuhnya yang masih lengkap dengan.pakaiannya, tetapi cairan yang tertinggal itu memperlihatkan jika fantasi yang baru saja dirasakannya itu adalah nyata.

Lalu siapa yang sudah melakukannya? Nafasnya terasa tersengal karena kelelahan. Bahkan ia melihat jika perkututnya sudah terlihat lelah karena dipaksa untuk terus mengorek kenikmatan yang antara semu dan juga nyata.

Melihat celananya basah oleh cairan pekat khas lelaki miliknya, Tommy terpaksa bangkit dan berniat membasuhnya, dan mengganti celananya yang terasa lengket.

Ia menyibak kelambunya, lalu keluar dari kamar dan menuju dapur dengan menyambar handuk berwarna putih.

Pria itu membuka celananya, lalu memasukkannya kedalam keranjang pakain kotor yang sudah menumpuk, dan belum sempat untuk dicucinya.

Tommy berjalan menuju dapur. Ia berniat membasuh selangkanya yang lengket oleh cairan pekat berbau khas tersebut. Lalu mengambil air dalam sebuah tong air kecil dan mulai menyiramkannya secara perlahan.

Sreeeeek

Sesaat ia mendengar suara gemerisik disemak belakang dapur dan menuju kearah sungai.

Rasa curiga menghilangkan rasa takutnya untuk mengintai siapa yang berada dibalik semak.

Mungkin saja itu adalah pelaku pelecehan terhadap dirinya. Ia kembali menempelkan mata kanannya dengan gayung yang masih berada ditangannya.

Sontak saja ia dikejutkan oleh satu sosok babirusa berukuran sangat besar dan gemoy sedang berjalan melenggok menuju tepi sungai.

Jantungnya terasa hendak copot saat sosok babirusa itu menghentikan langkahnya, lalu menoleh kepadanya, dan menyunggingkan senyum misterius.

"Hah!" Tommy tersentak kaget hingga membuat gayung ditangannya terlepas. Ia mencoba menghilangkan fikirannya yang menuding jika babirusa adalah pelaku pelecehan terhadapnya.

Jantungnya semakin tak aman dan berdegub kencang. Tetapi ia kembali menepisnya, sebab ia merasakan kulit tubuh sang pemerkosa sangat halus dan lembut.

Ditengah kepanukan yang dirasakan oleh Tommy, babirusa itu melenggokkan bokongnya, lalu menyeberang sungai, dan berjalan menuju sebuah rumah yang berada berseberangan dengan rumah dinas sang pria.

Setibanya dirumah itu, babirusa itu masuk kedalam kamar lalu tubuhnya bergetar hebat, dan salam hitungan menit, merubah wujud menjadi sosok wanita yang sangat cantik.

Ia berdiri dengan tegak, lalu menatap dapur rumah Dinas yang ditempati oleh Tommy, dan mengulas senyum licik. Ia merasa jika mendapatkan apa yang diinginkannya, dan hal itu sangat begitu lama diimpikannya.

Sedangkan Tommy mempercepat basuhan-nya, lalu kembali kekamarnya. Baru saja ia mengingat tentang babirusa, tetapi hewan itu justru hadir memperlihatkan dirinya, bahkan memperkosanya.

Satu-satunya hewan buas yang ada di Pulau Buru-Maluku. Bahkan ia cenderung malu-malu mau jika bertemu dengan manusia. Dikatakan Babirusa karena memiliki tanduk yang menyerupai tanduk rusa.