NovelToon NovelToon
Akibat Sudah Tidak Perawan

Akibat Sudah Tidak Perawan

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: mommy Almira

Akibat kesuciannya telah diberikan pada mantan kekasihnya, pernikahan Luciana bersama Billy harus kandas karena Billy tidak bisa terima kalau istrinya sudah tidak perawan.

Apakah Luciana bisa melewati permasalahan demi permasalahan yang menghadangnya dikarenakan masa lalunya yang kelam....?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Almira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12. Keguguran

Karena sudah pusing memikirkan Luciana yang hamil namun ditinggal begitu saja oleh pria yang menghamilinya , akhirnya bu Jeni menyerah. Dia tidak mau malu akibat ulah putrinya tersebut. Apalagi Hendrik sang suami pun melarangnya untuk mengurusi Luciana dan memintanya untuk fokus dengan keluarganya saja.

Bu Jeni pun menghubungi mantan suaminya yaitu pak Johan untuk datang ke rumah oma karena ada yang ingin dia bicarakan tentang Luciana. Johan pun datang bersama dengan sang istri yaitu Maria. Tentu saja dia ikut, karena Maria begitu cemburu jika Johan bertemu Jeni.

Setelah Johan dan Maria datang, Jeni langsung memberitahu mereka tentang keadaan Luciana. Dan Jeni juga meminta Johan agar membawa pergi Luciana dari rumah oma. Tentu saja hal itu tidak diketahui oleh Luciana yang sejak beberapa hari ini mengurung diri di dalam kamar. Dan beberapa hari ini dia juga ijin tidak masuk kuliah.

"Apa...? Luciana hamil...? Bagaimana bisa...? Apa kau tidak menjaganya dengan baik...! Ibu macam apa kamu...!" Johan terlihat begitu marah mendengar apa yang Jeni katakan mengenai Luciana.

Iya, Jeni sengaja memberitahu mantan suaminya tidak melalui telpon, karena menurutnya bicara langsung lebih baik. Namun Johan menyalahkannya dan mengatakan dia tidak becus mengurus Luciana. Tentu saja Jeni kesal.

"Apa..? kamu menyalahkanku tidak menjaganya dengan baik...? Lalu kamu sendiri apa sudah menjaganya dengan baik...! Bahkan kamu sama sekali tidak pernah menemui anakmu itu...!'' sahut Jeni tak terima disalahkan.

Jeni dan Johan pun akhirnya bertengkar di depan oma dan juga Maria.

"Cukup...cukup...! Apa yang kalian lakukan...! Kenapa malah bertengkar...! Bukannya cari jalan keluar untuk menyelesaikan masalah anak kalian...!'' oma marah.

Luciana yang sedang mengurung diri di dalam kamar pun terusik mendengar suara orang bertengkar dari arah ruang tamu.

Tak lama kemudian Luciana dikagetkan dengan suara pintu kamar yang dibuka dari luar membentur tembok hingga menimbulkan suara yang cukup keras.

"Pa...papa..." Luciana tersentak kaget begitu melihat sang papa bediri di depan pintu kamarnya yang terbuka sambil menatap tajam ke arahnya.

Tentu saja Luciana takut melihat ekspresi sang papa yang terlihat begitu marah padanya.

"Katakan di mana laki- laki itu...'' ucap Johan dengan nada dingin.

"Di mana laki- laki yang sudah menghamili kamu...!'' seru Johan murka.

"Pa..papa...di..dia...

"Katakan di mana dia Luci....!''

"Di..dia di Singa Pura pah...." jawab Luciana dengan gemetar.

"Mana ponsel kamu, biar papa yang menghubungi dia..." ucap Johan.

Dengan tangan gemetar Luciana memberikan ponselnya pada sang papa. Johan pun menekan nomor Noah, namun nomornya tetap tidak aktif. Johan tentu saja masih diselimuti rasa emosi yang luar biasa.

Johan menarik tangan Luciana dengan kasar hingga Luciana jatuh di lantai.

"Dasar bodoh kamu Luci...! Bisa- bisanya kamu mau saja dihamili oleh laki- laki tak bertanggung jawab seperti itu...! Apa kamu sudah tidak punya pikiran...! Di mana otak kami Luci hingga kamu bisa tertipu oleh laki- laki seperti itu, hah...!" Johan menendang kaki Luciana yang sedang bersimpuh di depannya beberapa kali.

"Ampun pah... Ampun ... Maafkan Luci pah.. Maafkan Luci... Hik..hik..." Luciana menangis di kaki sang papa.

"Bisa- bisa kamu melakukan hal bodoh seperti itu dengan laki- laki b*jing*n...! Apa kamu tidak memikirkan apa akibat dari perbutan kamu itu Luci... Dasar anak bodoh...! Anak sialan...!" pak Johan menendang perut Luciana beberapa kali.

"Auw... Sa...sakit pah..." Luciana meringis kesakitan namun sang papa terus menendangnya hingga darah segar mengalir di antara ke dua kaki Luciana.

"Hentikan Johan...! Hentikan...! Apa yang kamu lakukan...! Anak kamu bisa mati kalau kamu terus menendangnya seperti itu...!" seru oma.

"Biarkan saja dia mati...! Dasar anak tidak berguna...! Bukannya kuliah yang benar malah pacaran sampai hamil...!'' sahut Johan belum puas juga menendang perut Luciana. Sementara itu Jeni hanya menangis tak bisa berbuat apa- apa.

Lama kelamaan Luciana pun kehilangan kesadarannya dan pingsan.

"Luci...Luciana...!" teriak oma.

"Johan...! Apa yang kamu lakukan...! Lihat itu Luci berdarah...!'' sambung oma ingin sekali menolong Luciana tapi dia tak mampu karena tidak bisa berdiri dan hanya bisa duduk di kursi roda.

"Hah...!" bu Maria yang ikut menyaksikan sang suami menendang Luciana pun kaget sambil menutup mulutnya begitu melihat darah mengalir ke di lantai.

"Luciii..." teriak bu Jeni.

Sementara Johan yang tadi seperti orang kesetanan pun mulai sadar dan tertegun melihat Luciana berdarah.

"Johan, kenapa kamu diam saja, cepat kamu bawa anakmu ke rumah sakit...!'' seru oma.

"I..iya..."

Johan lalu membopong tubuh Luciana dan membawa masuk ke dalam mobilnya lalu segera melarikan Luciana ke rumah sakit. Oma pun hanya bisa menangis sambil menatap mobil Johan yang membawa Luciana beserta Jeni dan Maria.

"Ya ampun Luci..." oma menangis.

Lima belas menit kemudian mereka sampai di rumah sakit dan Luciana segera ditangani oleh dokter. Johan, Jeni dan Maria menunggu di luar ruang IGD.

Jeni begitu cemas dengan keadaan sang putri. Begitu juga dengan Johan yang merasa menyesal atas tindakan yang tak terkontrolnya tadi.

Lima belas menit kemudian dokter keluar dari ruang IGD.

"Keluarga nona Luciana...'' Ucap Dokter.

"Saya dok... Saya papanya Luciana..." sahut Johan.

"Maaf, saya harus menyampaikan bahwa bayi dalam kandungan nona Luciana tidak dapat diselamatkan. Dia mengalami keguguran. Pendarahan yang dia alami juga cukup hebat. Kami harus segera melakukan kuret..." ucap dokter.

"Iya baiklah dok..." jawab Johan.

"Baiklah, silahkan bapak ke bagian administrasi terlebih dulu..." ucap dokter.

"Baik dok..." jawab Johan.

"Kamu benar- benar keterlaluan mas... Bisa- bisanya kamu berbuat kasar seperti itu pada Luciana...." ucap Jeni.

Johan yang akan pergi ke bagian administrasi pun menghentikan langkahnya. Dia menghembuskan nafas panjang. Iya, tentu saja pak Johan menyesali perbuatannya itu.

"Maaf... saya tidak bisa menahan diri..." hanya kata itu lah yang bisa Johan ucapkan atas kesalahannya.

"Sudahlah Jeni, kamu tidak usah menyalahkan suamiku... wajar dong kalau mas Johan marah. Ayah mana yang tidak kecewa kalau anak gadisnya hamil di luar nikah dan laki- laki yang menghamilinya tidak mau tanggung jawab..." sahut Maria membela sang suami.

"Harusnya kamu bersyukur dong Luciana mengalami keguguran. Kalau dia mempertahankan kandungannya sampai anak itu lahir, itu akan menjadi aib. Akan jadi omongan warga. Malu kan..." sambung Maria.

Jeni menatap Maria dengan penuh rasa kesal padanya. Bisa- bisanya dia berkata seperti itu. Iya, Jeni akui dia juga akan merasa malu jika Luciana melahirkan anak tanpa adanya suami. Tapi bukan berarti Luciana harus disiksa hingga dia mengalami pendarahan dan keguguran. Itu sangat tidak manusiawi.

"Aku tahu Luciana memang salah, tapi dia kan manusia, tidak seharusnya dia diperlakukan kasar seperti itu..." Jeni menangis.

"Maaf...saya benar- benar menyesal..." ucap Johan kemudian pergi ke bagian administrasi diikuti oleh Maria.

Satu jam berlalu Luciana sudah selesai di kuret dan sudah mulai sadar dari pengaruh obat bius. Dia melihat ke sekeliling dan baru tahu kalau dirinya sudah ada di ruang perawatan rumah sakit.

"Sus..." ucap Luciana pada seorang perawat yang sedang mengganti botol infus yang sudah habis dan menggantinya dengan yang baru.

"Iyaa..." jawab perawat.

"Kok saya ada di sini...?'' tanya Luciana.

"Tadi nona Luciana mengalami keguguran dan pendarahan. Makanya untuk beberapa hari ke depan nona harus dirawat untuk pemulihan..." jawab perawat.

",Keguguran sus...?'' tanya Luciana.

"Benar nona..."

Luciana terdiam sambil mengusap perutnya. Iya, dia mulai ingat dengan apa yang terjadi siang tadi di rumah oma. Sang papa marah padanya karena hamil dan tidak ada yang bertanggung jawab hingga sang papa beberapa kali menendang perutnya dan akhirnya dia tidak sadarkan diri. Entah apa yang dirasakan oleh Luciana sekarang, apakah harus senang atau sedih.

Mungkin dengan dia mengalami keguguran tidak akan ada kekhawatiran lagi dalam dirinya tentang masa depannya. Dia bisa melanjutkan hidupnya dan juga kuliahnya dan tidak harus memikirkan kehamilan tanpa suami. Namun di sisi lain tentu saja Luciana merasa sakit hati atas perlakuan sang papa yang menendangi perutnya hingga dia pingsan dan akhirnya keguguran.

Tanpa aba- aba, air mata Luciana pun menetes membasahi kedua pipinya. Iya , dia tahu kalau dirinya bersalah karena hamil di luar nikah, ditambah lagi Noah yang seharusnya bertanggung jawab malah menghilang tanpa kabar. Tapi dengan perlakukan kasar sang papa terhadapnya tentu saja itu membuat Luciana sakit hati.

"Saya permisi nona..." ucap perawat.

Luciana mengangguk sambil menghapus air matanya. Perawat itu pun keluar dari kamar rawat Luciana. Beberapa waktu kemudian bu Maria masuk ke kamar rawat kemudian berdiri di samping tempat tidur di mana Luciana sedang berbaring.

"Kamu sudah bangun Luciana...'' ucap Maria.

"Iya bu..."

"Baguslah. Kamu tahu Luci... Kamu tadi keguguran dan pendarahan dan dokter mengambil tindakan kuret. Dan itu biayanya tidak murah. Belum lagi kamu harus dirawat beberapa hari. Dan semua yang membiayai adalah papa kamu..." ucap Maria.

"Saya dengar kamu kuliah sambil kerja kan...? Nanti kalau kamu gajian kamu ganti uang papa kamu..." sambung Maria.

Luciana menghembuskan nafasnya. Hatinya miris sekali. Padahal yang menyebabkan dirinya keguguran adalah papanya sendiri dan dia juga yang membawanya ke rumah sakit. Kenapa sekarang Luciana harus mengganti uang perawatannya juga.

"Papa di mana bu...?'' tanya Luciana.

"Papa lagi toilet..." jawab Maria.

"Kalau mama...?'' tanyanya lagi.

"Mama kamu ditelpon sama ayah tirimu untuk pulang. Saya juga seharusnya pulang, tapi papa kamu minta ibu buat jagain kamu..." jawab Maria dengan sewot.

"Kalau ibu mau pulang, nggak papa bu ,pulang saja..." ucap Luciana.

"Nanti ayahmu ngomel dikira ibu tidak mau menunggumu di rumah sakit..." sahut Maria.

Luciana terdiam.

"Kenapa kamu terlihat sedih begitu...?'' tanya Maria.

Luciana menggelengkan kepalanya.

"Apa kamu sedih karena kamu keguguran...?'' tanya Maria.

Luciana menoleh ke arah sang ibu tiri dan menatapnya beberapa saat lalu menundukan kepalanya.

"Kenapa kamu harus sedih...? Bagus dong kalau kamu keguguran, kamu nggak harus berjuang membesarkan anak haram seorang diri. Kamu pikir kalau kamu mempertahankan kandungan kamu sampai melahirkan, orang tua kamu tidak akan malu. Bukan cuma kamu saja saja yang bakalaan jadi omongan tetangga, tapi orang tua kamu juga..." ucap bu Maria.

"Lagian kamu ini tidak punya otak apa gimana sih, kok mau- maunya dihamili sama laki- laki br*ngs*k yang tidak mau tanggung jawab. Bukannya kuliah yang benar malah bikin anak.. Dasar bodoh kamu...!'' sambung bu Maria.

Luciana terdiam sambil menghapus air matanya yang sejak tadi terus saja mengalir. Pintu kamar rawat kembali terbuka dan masuklah pak Johan.

"Luciana... Kamu sudah bangun nak..'' pak Johan menghampiri Luciana lalu duduk di kursi samping tempat tidur.

"Nak... Maafkan papa ya, tadi papa benar- benar tidak dapat mengendalikan emosi papa sama kamu..." ucap Johan.

Luciana melirik sekilas ke arah sang ayah kemudian kembali terisak.

"Mas... Udah yuk pulang...Sudah mau sore... Kasihan Meta di tinggal terlalu lama di rumah..." ucap bu Maria pada pak Johan.

"Kamu saja yang pulang, saya mau nungguin Luciana di sini...'' jawab Johan.

Mendengar jawaban sang suami, Maria pun terlihat kesal.

"Papa pulang saja, Luci nggak papa kok di sini sendiri..." ucap Luciana.

"Tapi Luci...

"Sudah lah mas... Ayo pulang... Lagian Luci nggak papa ini. Dia tinggal pemulihan saja..." Maria menarik tangan sang suami.

" Oya Luci, kalau sudah tidak ada yang dirasa, lebih baik kamu cepat- cepat pulang biar biaya rumah sakitnya tidak terlalu besar..." sambung Maria pada anak sambungnya.

"Papa pulang dulu ya Luci..." ucap Johan.

Johan tidak bisa berkata apa- apa lagi selain menuruti apa maunya sang istri untuk pulang. Mereka berdua pun keluar dari kamar rawat Luciana.Luciana kembali menangis seorang diri.

🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺

Keesokan harinya bu Jeni datang membawa pesanan Luciana. Iya, tadi malam Luciana minta tolong pada perawat untuk menelpon sang mama agar membawakan ponsel dan dompet Luciana. Pagi ini sebelum berangkat ke kantor Jeni pun mampir untuk menjenguk Luciana.

"Ini barang - barang kamu Luci..." ucap Bu Jeni.

"Terima kasih mah..." sahut Luciana sambil duduk di atas tempat tidur.

"Ya sudah, mama berangkat kerja dulu ya, nanti pulang kerja kalau sempat mama mampir ke sini lagi..." ucap Jeni.

"Tidak usah mah...mama langsung pulang saja ke rumah. Mama kan capek..." jawab Luciana.

"Nggak kok..." sahut bu Jeni.

"Mah... Luci minta maaf karena Luci sudah merepotkan mama dan juga papa. Luci udah buat mama sama papa kecewa..." ucap Luciana.

"Nggak papa sayang..." bu Jeni mengusap lengan Luciana.

Iya, Jeni memang kecewa pada sang putri, namun Jeni sadar apa yang terjadi pada putrinya itu tidak lepas dari kesalahannya yang kurang memperhatikannya. Jeni tidak bisa sepenuhnya menyalahkan Luciana.

Kemarin saat Jeni melihat dengan mata kepala sendiri sang putri di tendangi oleh papanya hingga mengalami pendarahan, tentu saja sebagai seorang ibu, Jeni merasa sakit hati. Dia tidak tega putrinya dianiaya oleh papanya sendiri di depan matanya. Dan sekarang Jeni merasa tidak perlu lagi untuk marah pada Luciana. Justru sekarang dia merasa kasihan pada Luciana dan berjanji untuk tidak memarahinya lagi.

"Mah..."

"Iya sayang..."

"Kenapa kemarin mama sama papa membawa Luci ke rumah sakit...? Biaya perawatan kan mahal mah... Kenapa Luci tidak dibiarkan saja sampai mati...?'' tanya Luciana.

"Ya ampun nak... Kenapa kamu bicara seperti itu sayang...?'' Jeni kaget dengan apa yang dikatakan oleh Luciana.

"Iya mah, bukankah lebih baik Luci mati saja dari pada Luci hanya merepotkan kalian dan jadi beban kalian...? Apa lagi Luci udah bikin mama sama papa kecewa. Kalau Luci mati....

"Sayang...sudah jangan bicara seperti itu nak..." bu Jeni memeluk Luciana.

"Maafkan mama... " bu Jeni pun menangis.

Iya tentu saja bu Jeni memahami bagaimana perasaan Luciana. Hanya saja selama ini Jeni terlalu mengabaikan Luciana karena terlalu sibuk dengan pekerjaan dan juga keluarga barunya.

Bersambung....

1
Densi dama yanti
lanjut Thor bikin Billy menyesal Thor
Wang
lihat saja apa Billy sama Katrina bisa hidup bahagia. inget Billy Katrina bentar lg menaupose. mdh"an sebelum menopose dia hamil dan ngasih kamu anak ya. buat Luciana semoga mendapatkan kebagiaan di luar sana. Thor jgn balik sama Noah ya Thor.. Noah bukan cowok baik kl kat aku, kasih dia jodoh yang lain aja yang bisa Terima Luci apa adanya
Mommy Almira: hussttt... 😂😂
total 1 replies
Widia
perawan tua umur 40 taun di katain nenek" ..itu buktinya luna maxim jg sama umur 40an sm 30an biar umur segitu tetep cantik dpt laki brondong ganteng lg 😃
Mommy Almira: Yang ngatain nenek" Natasya ya kak, bukan authornya ... Authornya udah tuwir juga soalnya... hehee.... 🤭
total 1 replies
Salsabiela
mungkin seleranya Billy emak" . biarin aja Luci ngapain juga kamu mempertahankan laki" munafik seperti Billy semoga ke dpan kamu bisa ketemu laki" yang baik. Iya benar ngak usah Sama Billy ataupun Noah. Billy udah nyakitin kamu, Noah juga pri yang merusak masa depan kamu
Widia
wes lah..nrimo ing pandum..di ceraiin ya sudah,mending fokus kehidupan sendiri dulu..jd single parent..ga usah sm noah maupun billy,mungkin ke depannya ada jodoh yg lebih baik bisa menerima apa adanya..mau di terusin hub mereka dah terlanjur toxic
Mommy Almira: Bener kak... 😊
total 1 replies
Asmara
Demi mendapatkan perawan Bily rela menikahi nenek'' 😂😂😂
Mommy Almira: Yang penting perawan ya... 😂🤭
total 1 replies
Ranty Thanjung
outhor jngn smpai luciana hmil anknya bily..
dan buat bily menyesal..
.dn luciana tinggalkn bily.
kmbli kpda noah..
atau cari kbhgian sendri
smngt oithor upnya
Mommy Almira: Billy pasti akan menyesal kok, tapi nanti ya .. ini baru awal cerita... semoga selalu sabar menantikan lanjutan ceritanya ya ... maaf jika alurnya tidak sesuai keinginan para pembaca. Selamat membaca 😊🤗
total 1 replies
Densi dama yanti
lanjut Thor
Mommy Almira: Besok ya 😊
total 1 replies
Densi dama yanti
tho buat Billy menyesal Thor
Densi dama yanti
bagus sekali
Densi dama yanti
lanjut Thor
Salsabiela
Ya ampun Thor.. sedih aku /Sob//Sob//Sob//Sob/
Asmara
Thor... boleh nggak aku memaki- maki Billy,. aku ingin berkata kasar
Mommy Almira: Boleh aja 😂😂
total 1 replies
Ranty Thanjung
iiisss bily munafik lebih parah dri luci...luci melakukan nya dimasa lalu sdngkan bily melakukan sbgai status suami..
lbih menyakitkan kelakuan bily..
udah cerai sajaaa...
balikan sama noah sn hidup bahagiaaa
Salsabiela
ih najis munafik banget si Billy 😡😡
Asmara
ah Billy munafik.. dia marah sama Luciana gara" ketemu Noah dia sendiri selingkuh.. mending cerai aja kkmu Lucu, balikan sama Noah
Mommy Almira: iya nyebelin ya kak
total 1 replies
Ranty Thanjung
hah sdhlah bily ngak usah munafik klw kmu jijik lepaskan.klw kmu tdk melepaskan artinya masih cintaa.mka selesaikan msalh dg baik2.
tpi aku berharap balikan dn menikah.hidup bhgoa dg noah
Mommy Almira: antara jijik dan cinta kak 😁
total 1 replies
Ranty Thanjung
berati dri awal noah hnya ingin tbunya luci.tapi dg cara halus..
Asmara
Itu kynya yg videoin si Natasya deh, sengaja ngasih tahu ke Billy, aduh nasibmu Luciana... lagian sih mau aja menemui Noah
Mommy Almira: mungkin...
total 1 replies
Salsabiela
Wah parah Luciana, itu sama artinya kmau udah selingkuh sama Noah.. /Shy/
Mommy Almira: abis nggak tahan sih 😂
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!