NovelToon NovelToon
Jawaban Untuk Kimi

Jawaban Untuk Kimi

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: EmbunPagi25

Kimi Azahra, memiliki keluarga yang lengkap. Orang tua yang sehat, kakak yang baik, juga adek yang cerdas. Ia miliki semuanya.

Namun, nyatanya itu semua belum cukup untuk Kimi. Ada dua hal yang belum bisa ia miliki. Perhatian dan kasih sayang.

Bersamaan dengan itu, Kimi bertemu dengan Ehsan. Lelaki religius yang membawa perubahan dalam diri Kimi.

Sehingga Kimi merasa begitu percaya akan cinta Tuhannya. Tetapi, semuanya tidak pernah sempurna. Ehsan justru mencintai perempuan lain. Padahal Kimi selalu menyebut nama lelaki itu disetiap doanya, berharap agar Tuhan mau menyatukan ia dan lelaki yang dicintainya.

Belum cukup dengan itu, ternyata Kimi harus menjalankan pernikahan dengan lelaki yang jauh dari ingin nya. Menjatuhkan Kimi sedemikian hebat, mengubur semua rasa harap yang sebelumnya begitu dasyat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EmbunPagi25, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12. Tempat Tinggal Baru

Dulu sekali, sewaktu Kimi masih kecil. Saat ia masih menduduki bangku Sekolah Dasar. Kimi pernah berpikir untuk kabur dari rumah, saat ia marah pada Mama dan Papa. Ingin memulai hidup baru dengan mandiri tanpa menggantungkan diri pada orang tua. Akan tetapi saat amarah nya mereda dengan sendirinya, ia jadi tahu bahwa ia tidak akan bisa hidup tanpa mereka disisi nya.

Ketika semakin dewasa, pikiran untuk kabur dari rumah saat sedang marah tidak pernah lagi terlintas dikepalanya. Apalagi saat Mama dan Papa sedang tidak bisa dibantah. Maka Ia hanya akan mengurung diri dikamar, menangis sejadi jadinya hingga kelopak matanya bengkak.

Lalu saat Yana menikah dengan Raka dan memulai hidup baru, ditempat tinggal mereka berdua. Kimi jadi tahu bahwa suatu saat nanti, ia juga akan seperti Kakak nya, Yana. Yang tidak bisa selalu tinggal bersama Mama dan Papa.

Kimi pasti akan ikut suaminya kemana pun pergi setelah pernikahan itu ia jalani.

Namun, Kimi tidak menyangka bahwa hal itu terjadi dengan begitu cepat. Padahal, ia merasa baru saja kemaren, ia lulus kuliahnya dan mendirikan Cake castle miliknya. Tapi sekarang tahu -tahu saja Kimi sudah menyandang status seorang istri. Dan memulai semuanya dari awal, dengan mengemas pakaiannya dan memasukannya ke dalam tas jinjing kecil.

"Cuma segini?" Tanya Arkan seraya mengambil alih tas jinjing di tangannya.

"Itu udah cukup, Mas. Lagi pula aku masih bisa pulang dulu kalau mau ambil barang aku yang lain." Jawabnya.

Arkan mengajak nya untuk tinggal dirumah orang tuanya setelah meminta ijin dengan Papa dan Mama. Lelaki itu mengatakan tidak bisa membiarkan Bundanya tinggal sendiri saja dirumah itu. Jika begitu alasan nya, apa Kimi boleh mengatakan hal yang sama, bahwa ia juga tidak bisa meninggalkan kedua orang tuanya dirumah, meskipun ada Alam yang menemani mereka.

Barangkali, ia terlalu berharap alasan itu ampuh untuk bisa menolak keinginan Arkan. Karena kenyataannya, Papa lah yang justru memintanya langsung pada Kimi untuk mengikuti Arkan.

"Kita pamit. Pa, Ma."Pamit Arkan seraya mencium punggung tangan Papa dan Mama diteras depan.

Kimi juga melakukan hal yang sama setelah membiarkan Bundanya Arkan lebih dulu pamitan dengan Mama seraya berpelukan.

"Kimi pamit, yah, Ma. Lain kali aku pasti kesini lagi." Ujarnya yang dijawab Mama dengan sederat kalimat nasihat itu.

"Jangan asal pergi saja, Kimi. Kamu sudah bersuami sekarang. Minta ijin Arkan lebih dulu,"

Ucapan Mama Membuat Bundanya Arkan terkekeh. "Tidak masalah jika Kimi ingin kemari, yah. Arkan?" Wanita paruh baya itu menoleh pada putranya yang menganggukan kepalanya seraya tersenyum.

"Kimi boleh kemari, kapanpun ia mau." Jawab lelaki itu membuat Kimi menunduk menghindari tatapan lelaki itu. Membuatnya dengan cepat melangkah kan kaki nya menuju mobil Arkan yang sudah terparkir dipekarangan depan. Dan lelaki itu masih sempat nya membukakan pintu depan, disamping kemudi untuknya.

"Bang! Kapan-kapan aku yang main kesana, yah?" Tanya Alam yang diangguki Arkan dengan cepat.

"Boleh banget, Lam. Bawa Rania juga sekalian." Ujar Arkan lagi pada Rania yang kini melambaikan tangannya di gendongan Raka .

"Daaah... Om Alkan" Ujar Rania yang masih terdengar oleh Kimi.

Kimi dapat melihat dari kaca pintu mobil saat Arkan yang mebalas lambaian tangan Rania itu seraya terkekeh.

Bahkan saat lelaki itu sudah duduk dibalik kemudi setelah membantu Bundanya untuk membukakan pintu mobil dibelakang. Celotehan Rania beserta lambaian tangannya yang masih mengiringi mobil mereka yang mulai menjauh.

Ia masih menengok di kaca pintu mobil hingga keluarganya itu semakin mengecil dari jarak pandanganya lalu menghilang ketika mobil itu semakin membawanya jauh.

"Kimi masih boleh main kesana, Nak." Ujar Bu Fatma yang mungkin menyadari nya yang terus menatap jalanan yang tadi dilewati mereka dari kaca pintu mobil.

"Sekalipun Kimi sekarang punya tempat tinggal baru, hal itu bukan berarti Kimi tidak bisa ke tempat tinggal kamu sebelumnya, Nak." Lanjut Bu Fatma lagi.

Membuat Kimi menoleh ke belakang seraya tersenyum tipis.

"Iya, Tan–"

"Bunda, Nak! Kamu sekarang juga anaknya Bunda."

"Iya, Bunda." Ujarnya sedikit kaku.

Lalu saat ia kembali menatap ke depan, dari ekornya matanya ia tahu jika Arkan sempat menoleh padanya.

Setelah cukup lama akhirnya mobil itu berhenti dipekarangan rumah kontemporer dengan lantai satu itu. Yang tidak banyak menampakkan perubahan dari beberapa tahun yang lalu itu. Saat ia masih mengunjungi rumah tersebut. Kecuali yang satu ini, Kimi dapati disebelahnya, ada bangunan yang halamannya terhubung langsung dengan rumah Bu Fatma. Diatasnya tertulis ' *Butik Harmoni Fatmawati*' Yang kimi yakini milik ibunya Arkan.

"Ayo, Nak. Masuk!" ajak Bu Fatma seraya membukakan pintu untuknya.

"Makasih, Bunda." Jawabnya, sembari menoleh kebelakang. Mencari sosok Arkan yang tidak nampak setelah menyuruhnya masuk lebih dulu bersama Bunda.

"Arkan mungkin lagi ketempat tetangga, Nak." Ujar Bunda seolah mengerti arti tatapannya.

Ia mengeryit, "Untuk apa, Bunda?" Tanyanya penasaran.

"Mungkin lagi kasih tahu keberadaan kamu, Nak. Takut nya orang-orang pada salah paham tentang kamu. Karena kan Arkan tidak mengundang mereka saat acara pernikahan kalian kemaren. Jadi mereka ngga akan tahu kalau kalian sudah menikah."

Kimi mengangguk paham, seraya meletakan tas jinjing itu di sofa ruang tengah.

"Kamu mau langsung istirahat dikamar, atau mau ngapain dulu, Nak?" Tanya Bunda lagi seraya menuju dapur.

Ia mengikuti dari belakang, matanya mengedar menatap dapur yang terlihat bersih itu. "Bunda mau ngapain?" Tanya Kimi saat melihat Bunda yang membuka kulkas, mengamati sebentar sebelum kemudian mengambil berbagai sayuran dari dalamnya.

"Bunda mau masak, kamu pasti lapar, kan?"

Kimi lekas menggeleng, "Ngga, kok. Bun. Ngga perlu repot-repot."

Bunda mengibaskan tanganya, "Iiiss... ngga repot. Bunda senang bisa masak buat kamu. Sekalian buat makan malam nanti." Ujar bunda dengan semangatnya.

Wajahnya tidak menunjukkan raut lelah sedikit pun. Yang nampak hanya wajah antusias itu. Disertai senyuman yang terus terkembang diwajah lembut itu.

Akhirnya membuat Kimi menarik kedua sudut bibirnya, "Aku bantuin, Bunda."

Wanita paruh baya itu mengangguk seraya meminta nya mencuci sayuran lalu memotongnya.

Ia mulai mengiris wortel beserta sayur yang lainnya saat ia kembali bertanya.

"Kita mau masak apa, bunda?"

"Capcai. Kimi suka ngga?"

"Kimi apa saja, bunda. Asal bukan seafood. Kimi alergi." Jawabnya, karena dulu sekali ia pernah mengalami gatal gatal hingga terjadi pembengkakan disekitar mulut dan tenggorokannya, karena alergi dari seafood. Dan mama mencak mencak marah karena ia diam-diam memakan seafood meski sudah tahu ia alergi.

"Ooh gitu, yah. Arkan juga sebenarnya suka apa saja. Cuma, anti banget sama sayur Seledri."

Kimi, mengangguk lagi, dan hanya tersenyum tipis menanggapi.

Kimi tidak terlalu mendengar lagi cerita Bunda yang menceritakan tentang apa saja yang disukai dan yang tidak arkan suka, saat matanya justru menangkap sebuah figura foto yang terpajang disisi kanan ruangan, bersebelahan dengan lemari perabotan dapur milik bunda. Figura foto itu, dan ia bisa mengenali lelaki muda yang dibaluti seragam SMP itu.

Senyumnya lebar hingga menunjukan deretan gigi rapinya, sedangkan tangannya menggenggam piala. Disisi kirinya ada Bunda yang memasang senyum cerah. Dan disisi kanan nya, ada seorang pria yang merangkul pundak Arkan, senyumnya juga tidak kalah lebar. Beserta dengan tatapan teduh itu yang Kimi tahu siapa pemiliknya.

*Om Hamdan Hussain*

1
Asrar Atma
Abang Ar, hati-hati dijaga hatinya istri/Angry/
Kesini
lanjut Thor
Kesini
ah manis
Kesini
Alhamdulillah, ada hikmahnya saya tidak jadi pelakor
Asrar Atma
beda emang doa orang baik, kata-kata nya terusan indah nih
Asrar Atma: tersusun
total 1 replies
Abel Peony
Unyuk?/Drowsy/
Asrar Atma
tumbuhkan lah benih cinta itu/Determined/
Asrar Atma
aku malah bacanya ngga cantik tadi, jadi ngulang lagi baca nya ternyata salah
Kesini
ku kira murahan tadi/Curse/
Kesini
lah lah bearti kamu sayang kimi
Kesini
mang Danang sama man dang memang kembar
Kesini
habis panen langsung ngembengkel
Kesini
belikan saya kue
Asrar Atma
cuma dinovel yang nyebelin gini jadi lucu
Asrar Atma
itu adalah kebiasaan perempuan yang ngga tahu kenapa, tapi percaya deh aku juga kesal kalo jadi abang Arkan
Asrar Atma
kimi ngga butuh apapun, biar dicintai suaminya /Doubt/
Asrar Atma
sedikit kesal pada abang Ar/Grimace/
Asrar Atma
oh gitu tuh, ngerti jadi sih dari sudut pandang kimi. eh akhirnya Arkan deh yang suka. jadi berbalik gitu/Angry/
Kesini
mellow
Kesini
pantas kau kecewa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!