Percaya tidak kalau keberuntungan seseorang yang pertama kali adalah terletak di rahim mana Ia di lahirkan. Terlahir dari rahim seorang yang punya moral tidak baik harus membuat Kayla Lestari berjuang extra agar tidak mengikuti jejak sang Ibu.
Mampukah Tari melakukan itu ??
Yuk simak selengkapnya, jangan lupa dukung karya Author
Rate, like, komen, fav dan share ya, makasih.
Love you all💋
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💘 Nayla Ais 💘, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Buah Kesabaran
Mulai hari ini Tari berjanji akan memulai hidupnya dengan baik, banyak hal yang ingin Ia wujudkan di masa depan, salah satunya adalah memberi buah hatinya masa depan yang cerah, memberinya cinta yang dulu pernah Ia rasakan walau hanya sebentar saja.
Ia berusaha menguatkan hatinya sendiri, pengalaman pahit yang selama ini Ia alami akan Ia jadikan cambuk untuk membuatnya semangat dalam mencapai apa yang harusnya ingin Ia raih.
Bersama Mama Maudy Ia merasa tenang, pelukan dan kasih sayang Maudy bagaikan pelukan dari seorang Ibu yang selama ini hilang.
Tari perlahan mulai menceritakan bagaimana kondisi dirinya dan semua yang Ia lalui selama ini hingga kejadian malam kelam itu hingga hadir calon bayi yang ada di rahimnya kini. Maudy tidak bisa memberi nasihat apapun, hanya pelukan hangat yang Ia yakini sangat Tari butuhkan saat ini.
Tari sudah melalui pahitnya kehidupan dan rasanya tidak tepat untuknya memberi nasihat.
Terkadang mengkritik atau memberi nasihat pada orang lain begitu sangat mudah tapi apakah kita pernah berpikir bahwa yang kita lakukan saat ini tidak tepat, rangkul dan buat orang itu nyaman itu yang paling penting.
" Nak, apa kamu akan tetap bekerja disana dengan kondisi mu yang seperti ini. Lalu bagaimana dengan cita cita mu itu, apa kamu akan menyia nyiakan nya begitu saja dan tidak berpikir untuk melanjutkan nya lagi "
Tentu bukan hal yang sulit bagi Maudy karena dirinya juga berkecimpung dalam dunia itu, belum lagi dalam keluarga besar mereka hampir mayoritas mengemban tugas mulia itu.
" Untuk sekarang ini belum Ma, Tari masih ingin membantu Mama lebih dulu. Lagipula apa bisa Tari melanjutkan pendidikan dengan perut yang besar seperti ini "
Sebenarnya Tari ragu, apa Ia akan di terima saat semua mengetahui kebenaran dirinya, bahwa Ia hamil tanpa status yang jelas.
Maudy tersenyum lembut, Ia tidak ingin memaksakan kehendaknya pada wanita yang sudah di anggap Putrinya sendiri itu, Ia tahu betul semua yang sudah Tari lalui dan Ia tidak ingin mengulang hal yang sama dengan memberi rasa sakit di hati Tari.
" Tidak apa apa sayang, lakukan apapun yang kamu suka Nak. Meskipun begitu kamu harus ingat, jangan terlalu lelah atau membuat dirimu dalam kondisi tidak nyaman apalagi dalam bahaya. Prioritaskan kesehatan mu, Mama akan selalu mendukung mu apapun yang menjadi pilihan kamu "
Tari memeluk Maudy erat, Ia sangat bahagia karena Maudy begitu mengerti dirinya. Tidak pernah memaksakan kehendaknya pada dirinya.
" Makasih Mama, makasih karena Mama sudah sangat baik padaku " Ucap Tari tulus.
Maudy menggeleng pelan.
" No sayang, seharusnya Mama yang makasih sama kamu. Makasih karena kamu sudah hadir dalam hidup Mama, menerima Mama seperti saat ini. sekarang Mama tidak sendiri lagi, kita akan melalui semua ini sama sama "
Kata orang hidup ini akan terus berputar, hidup ini keras. Kadang di bawah kadang di atas, kadang kita sedih dan juga tidak menutup kemungkinan kita akan bahagia. Butuh perjuangan dan semangat yang kuat untuk melawan kerasnya dunia, memang siapa yang kuat dia yang akan menang, namun juga jangan lupa siapa yang sabar dia akan memetik buah kesabaran yang indah pula dan itu yang Tari rasakan saat ini. Hasil kesabaran nya selama ini ternyata berbuah manis.
Sebenarnya hidup ini adalah pilihan, sedih dan bahagia yang kita rasakan tergantung pilihan kita sendiri.
Semua yang bekerja di Resto Raos menerima Tari dengan baik, mereka sangat menghargai Tari dan memperlakukan nya dengan sangat baik pula, apalagi setelah mengetahui siapa Tari sebenarnya di mata yang empunya Resto.
" Biasa saja Maira, Satyo, Dian, Fanny. Aku juga sama seperti kalian, jangan pernah merasa sungkan seperti itu. Mari kita sama sama memajukan Resto Raos ini, apakah kalian setuju dengan usulan ku "
Tari mulai berkenalan dengan beberapa pegawai Resto itu, semuanya nampak sangat baik. Maudy benar-benar ketat dalam menyeleksi para pegawainya, usulan Tari juga mereka terima dengan baik.
Di saat Tari sudah mulai bangkit dari keterpurukan setelah mendapatkan keluarga baru yang lebih menghargai serta menyayanginya, di tempat lain Sarah sedang kesulitan. Bodyguard yang Ia perintahkan mencari keberadaan Tari selama ini tidak juga membuahkan hasil.
" Sial, dasar anak tidak berguna, menyusahkan saja, anak tidak tahu bersyukur. Seharusnya aku lenyapkan saja dia sejak dulu agar tidak menjadi beban di hidupku seperti saat ini. "
Sarah menghempaskan bokongnya di atas sofa, dadanya naik turun menahan emosi yang bergejolak di hatinya setelah mendengar laporan dari orang kepercayaan nya.
" Terpaksa harus aku yang melakukan nya sendiri, ini untuk kelangsungan hidup ku sendiri juga. Aku tidak bisa diam saja seperti ini, aku tidak mungkin membiarkan semua kemewahan ini raib begitu saja "
...Sarah sedang merancang sesuatu yang selama ini sempat gagal karena keputusan nya yang terburu buru. Memikirkan bagaimana caranya agar rencana nya kembali berjalan lancar. Ia juga harus mencari alasan apa yang cocok dari semua penolakan nya kemarin . ...
...Di sebuah Caffe Sarah menjanjikan bertemu dengan seseorang, Ia melangkah terburu buru memasuki area Cafe itu. ...
" Maaf ya Mas, aku terlambat, sudah lama menunggu ya. "
Melihat Pria di depannya tidak bereaksi, Sarah memutar otaknya utuk mencari alasan.
" Aku sudah kemari sejak satu jam yang lalu, namun tadi ada yang mengabarkan soal anak ku. Maklum aku sedang sibuk mencari dimana keberadaan Putriku saat ini "
Handoyo tersenyum bangga mendengar penuturan Sarah, Iya Sarah pernah bercerita tentang anaknya yang pergi meninggalkan nya hanya karena menganggap dirinya Ibu yang cerewet dan suka mengatur hidupnya.
" Wah alhamdulillah kalau begitu, lalu bagaimana. Apa sudah ada kabar dimana Ia berada " Tanya Handoyo antusias.
Sarah menggeleng pelan dengan raut wajah sedih, Handoyo yang melihat itu merasa tidak enak hati.
" Sudahlah tidak apa apa, mungkin belum rezekinya, Nanti juga pasti ketemu, cepat atau lambat. Ayo silahkan duduk. "
Sarah tersenyum senang karena rencananya berjalan sesuai dengan yang Ia harapkan.
Aku bangga padamu Sarah, kamu begitu sangat menyayangi Putrimu itu.
" Tentu Mas, Ibu mana yang tidak menyayangi anaknya, apalagi dia adalah putriku satu satunya. Meskipun dia punya kepribadian yang ~ ah sudahlah, aku sangat menyayanginya "
Handoyo semakin mengembangkan senyum, ternyata pilihannya tidak salah. Kedua putrinya akan sangat senang dan bahagia mendapatkan Ibu sambung yang baik seperti Sarah.
" Iya Mas, terimakasih. Lalu bagaimana dengan kita " Tanya Sarah sudah tidak sabar.
Handoyo tersenyum kembali.
" Sabar Sarah, kita sudah disini. Kenapa tidak kita nikmati menu yang tersedia lebih dulu, setelah itu baru kita bicara kelanjutannya "
Sarah terpaksa menyetujuinya, Ia tidak mau meninggalkan kesan buruk pada Pria yang sedang bersama nya saat itu.
" Baiklah Mas " Walau sedikit kecewa namun Sarah akhirnya mau menuruti ucapan Pak Handoyo.
El - Tari
Kevin - Vania
Alvin - Risma
Ilmi - Imel
🥰🥰🥰🥰🥰