Sebuah keputusan yang boombastic bagi seorang Chantika menjatuhkan pilihan nya kepada seorang petualang cinta yang super gila. Hanya gara-gara ingin memberikan hukuman terhadap cinta pertama nya. Namun, tak ada yang gratis di muka bumi ini. Semua harus ada take and gave.
"Jadi kan aku yang kedua dan akan ku pastikan semua sakit hatimu, akan terbalaskan!" ucap Rendy sembari menyeringai.
Haruskah ia menerima tantangan itu? Dari mana awal segalanya di mulai? Menjadi kan seorang Rendy pengantin nya pengganti cinta pertama yang telah menghianati kesucian cinta nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Najwa Camelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Suryodinata Group
Jumpa lagi para readers kesayangan di karya kedua ku ini... 😍😍
Jangan lupa ya untuk tetap like, komentar. Gift dan vote seikhlasnya.
Tidak lupa jadikan favorit, biar tak ketinggalan cerita nya dan selalu memberikan rate bintang lima.
Aku tunggu jejak kalian di kolom like dan komentar buat support author receh ini.
Selamat membaca...
💞💞💞💞
Pagi itu Chantika yang masih bersembunyi di balik selimut terbangun oleh suara alam. Di luar sana tepatnya di ufuk timur sinar mentari masih berwarna jingga sedang bersiap menggantikan sang rembulan kembali ke peraduan.
Matanya masih tertutup rapat, tapi tangannya bergerak lincah meraba-raba mencari jam weker yang sedang mengeluarkan suaranya berada di atas meja sebelah ranjang.
Setelah mengucek kedua mata indahnya, Chantika langsung menuruni tempat tidur untuk kemudian melakukan ritual mandi.
"Hmm.. Capek banget, rasanya malas bangun" keluhnya seraya menggeliatkan tubuh biar tak tegang otot-ototnya.
Chantika bergegas menuju kamar mandi, membersihkan tubuhnya. Karena hari ini ia harus segera pergi ke kantor Suryodinata Group untuk menemui Rendy sang pemilik perusahaan.
Air yang mulai membasahi tubuhnya dari satu gayung hingga bergayung-gayung rata berjatuhan di tubuhnya yang ramping bak gitar spanyol itu.
Setelah menyelesaikan ritual mandinya dan bersiap untuk membantu Ibu Fatimah terlebih dulu, sebelum melanjutkan aktifitasnya hari ini.
...****...
Sang cakrawala menyemburkan cahaya sinar mentarinya yang begitu menyengat di kulit Chantika. Setelah menyelesaikan tugasnya membantu Ibu Fatimah dengan menyiapkan segala keperluan adik-adik pantinya. Dengan tetap bersemangat Chantika menjalani itu semua walaupun lelah menerpa.
Dirasa sudah selesai semua. Chantika bergegas untuk ke kantor Rendy.
Setelah Chantika pamit kepada Ibu Fatimah. Ia berangkat menuju perusahaan milik Rendy.
🕊
🕊
🕊
Beberapa menit kemudian, sampailah Chantika di depan gedung yang berdiri kokoh menjulang tinggi.
Ia begitu terpesona melihat interior bangunannya sangat mewah. Namun, agak berkesan classic di dalam gedung tersebut.
Perusahaan Group yang merupakan salah satu perusahaan terbesar di negara ini, juga ikut andil dalam menopang perekonomian rakyat kecil. Perusahaan yang sudah pasti memiliki beberapa anak cabang perusahaan tersebar di seluruh penjuru negara ini.
"Selamat pagi, mbak.. Saya Chantika sudah membuat janji dengan Pak Rendy pimpinan perusahaan ini. Bisa bantu tunjukkan di mana ruangan Bapak Rendy?" sapanya pada wanita di hadapannya dengan senyum khas seorang Chantika.
"Oh ya, silahkan kalau sudah membuat janji langsung saja menemui Ibu Melita sekretarisnya. Dan tunjukkan Identitas mbaknya. Ruangan beliau ada di lantai dua"
"Terimakasih, atas informasinya" pamit Chantika.
Chantika langsung menemui menuju ruangan Presiden Direktur Perusahaan tersebut, yang sudah di tunjukkan oleh wanita di belakang meja bertuliskan resepsionis tadi.
Sebelum masuk ke ruangan Rendy, ia menemui Bu Melita sang sekretaris dan meminta ijin untuk menemui pimpinan di perusahaan itu.
"Silahkan masuk saja mbak Chantika, Pak Rendy ada di dalam, sudah menunggu kedatangan mbak Chantika dari tadi," ucap Bu Melita sekretaris Rendy kemudian tersenyum ramah dan menunjukkan jari telunjuknya ke arah pintu ruangan Bos nya.
"Baik Bu Melita, terimakasih sudah mengijinkan saya masuk." sahut Chantika di sertai senyuman juga.
🕊
🕊
Gadis manis yang berpostur tubuh semampai itu mengetuk pintu besar berbahan kayu jati di depannya, lantas perlahan mendorong benda tersebut agar tidak mengeluarkan bunyi. Dan tatapannya langsung tertuju pada meja besar di mana pria tampan dengan rahang tegas berada.
Terpampang nyata tubuh atletis terbalut stelan jas mahalnya yang menyempit di bagian lengan karena lengan kokoh itu sedang menumpu membuat sudut siku-siku di atas meja kerja sambil memegang kertas berisi data yang harus di periksa dengan sangat teliti.
Chantika tidak menyangka seorang Rendy playboy bisa menjadi pimpinan tertinggi di perusahaan sebesar ini dengan usia nya yang masih sangat muda. Rambut tebal nan hitam di sisir kebelakang, tapi ada beberapa anak rambut yang nakal iseng keluar dari barisan mengenai keningnya yang mulus.
"Assalamualaikum, selamat pagi, Bapak Rendy yang jelek. Saya Chantika dari panti asuhan Az-Zahra mau minta sumbangan kepada Bapak Rendy," ucap Chantika sambil tersenyum konyol mendengar ucapannya sendiri.
Rendy yang terlalu fokus menatap layar laptop di depannya dan sesekali membaca sambil tetap menandatangani berkas yang ada di tangannya hanya berucap.
"Masuk!"
Tanpa melihat ke arah Chantika berdiri di depan pintu.
"Duduk" ucap Rendy lagi, masih sibuk dengan berkas di atas meja kerja.
Chantika cemberut seraya mendudukkan pantatnya di sofa yang ada di dalam ruangan Rendy.
Hingga 10 menit kemudian tetap tidak ada pergerakan dari Rendy menghampiri Chantika.
"Untung tampan, masih bisa buat pengobat kebosanan menunggu yang tak pasti!" gerutu Chantika dalam hati.
20 menit pun berlalu. Chantika masih duduk dengan kesabarannya menunggu Rendy selesai dengan semua pekerjaannya.
Kedua tangan menjadi tumpuhan dagunya sambil sesekali mencuri pandang ke arah Presiden Direktur muda yang tampan
"Astaga, ini orang yang sedang nungguin. Dianya malah asik dengan pekerjaannya. Mana cacing perut sudah meronta minta jatah makan hari ini. Dari pagi mereka hanya dapat sarapan air teh manis dan sepotong roti selai kacang" Chantika menggerutu lagi.
Chantika menghela nafas panjang dan mengeluarkan perlahan agar tidak bersuara.
Jam berlalu begitu cepat, hingga hampir satu jam gadis manis itu menunggu dan tertidur di sofa.
"Cinta.."
Terdengar suara pintu berwarna coklat itu terbuka dan masuklah seorang wanita yang berpakaian seksi berjalan lengak lengok mendekat ke arah Rendy.
"OMG!" teriak Wanita itu, mengaketkan Chantika yang tenggelam dengan mimpinya di siang bolong.
Mata Chantika mengerjap beberapa kali dengan mulut yang menganga lebar.
"Astaghfirullahalazdim.." ucap Chantika sambil mengusap dadanya berkali-kali, melihat pemandangan yang menodai kedua matanya yang indah.
Rendy terperanjat dan tersadar dengan kehadiran gadis cantik yang menemaninya di ruangan itu sedari tadi.
Tatapan Rendy begitu dalam hingga nyaris membuat Chantika pingsan.
"Cinta.. Siapa dia?" tanya wanita yang bermanja, ingin duduk di pangkuan Rendy.
"Dia adalah calon istriku" ucap Rendy tegas.
"What!"
"Hmmm.. Tidak pakai berteriak, bisa pecah gendang telingaku" kesal Rendy.
Chantika semakin tidak mengerti dengan permainan takdir yang sedang bercanda dengan hidupnya. Dia bingung dengan kejadian-kejadian yang menimpanya akhir-akhir ini. Maksud hati ingin mengabarkan hari pernikahannya dengan seorang Mahendra Soedibyo. Dan sekarang dia harus menerima kenyataan yang lain lagi dari bibir seorang Rendy Suryodinata.
🌻🌻🌻🌻
Bersambung...
Jangan lupa tinggalkan like, komen kalian, ya akak semua na yang sudah mampir ke karya receh keduaku ini. Boleh juga loh memberikan mawar merah dan secangkir hangat biar tambah semangat up na.. Vote na juga boleh di lempar ke karyaku ini akak.. Terimakasih 🙏🌹.. Happy reading..
niat ko pelakor😑
Kangen dengan keuwuwan mereka😚😘
Terus ini si Yuyud mau ngapain ya? Hadeuh terniat banget nih orang mau menggoda Randy. Pakai apa tuh dia mau memperdaya bang Rendy? semoga bang Randy tak tergoda sama ulet bulu itu😒
Kasihan orang tuamu Yud, mereka sudah Rendy anggap keluarga sendiri, tapi kamu bisa mencorengnya dengan kelakuan kamu macam itu.
sini tak tabok pake bakiak dl biar ga konslet tuh otaknya😆