Sri tidak menyangka jika rumah tangganya akan berakhir karena orang yang paling dia cintai dan hormati, entah bagaimana dia mendeskripsikan hati yang tidak akan pernah sembuh karena perselingkuhan suami dengan perempuan yang tak lain ibunya sendiri.
Dia berusaha untuk tabah dan melanjutkan hidup tapi bayangan penghianatan dan masalalu membuatnya seakan semakin tercekik.
mampu ka dia kembali bangkit setelah pengkhianatan itu diatas dia juga memiliki kewajiban berbakti pada orangtua
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 11
Sri hanya diam mendengar ucapan talak itu, pernikahan yang baru beberapa bulan akhirnya kandas karena ibunya sendiri, tak pernah terbayangkan dalam hidupnya bahwa ibunya sendiri tega melakukan ini padanya.
"Terima kasih, setelah ini, nikahi ibuku karena anak dalam kandungannya itu tidak salah, yang salah itu perbuatan kalian". Ucapnya dengan deraian airmata.
Matanya bahkan jilbab yang dia kenakan basah karena tangisannya yang tak ada hentinya.
Irfan kini menatap tajam perempuan yang dia nikahi atas permintaan ibu dan ayahnya itu.
"Jika bukan karena orangtua ku, aku tidak akan sudi menikah dengan perempuan seperti mu Sri, derajat mu tidak level denganku, kau beruntung karena ku nikahi, tapi kau dengan tidak tahu dirinya malah meminta talak padaku". Ucapnya dengan penuh kemarahan
Harga dirinya terinjak-injak oleh permintaan bahkan caci makian dari Sri sejak tadi, dia anak dari pejabat tinggi di negeri ini dan jabatannya juga bagus selama ini malah digugat cerai istrinya dan dihina.
Ayah Sri langsung masuk kedalam tempat dimana Irfan berdiri, dia langsung mencengkram kerah baju Irfan dnegan amarah, tubuhnya bergetar hebat dan ingin memakan dirinya hidup-hidup.
"Aku bersumpah, jika kelak anak mu perempuan, dia akan merasakan apa yang dirasakan putriku hari ini, aku tidak ridho lillahi Ta'ala kau memperlakukan anakku seperti ini, kau akan lihat pembalasan karma itu akan jauh lebih menyakitkan dari ini, kau hanya lelaki sampah yang tidak pantas untuk anakku". Ucapnya menghempaskan Irfan hingga dirinya terbentur dan terjatuh dari kursinya
Dia menghampiri sang anak kemudian memeluknya dengan sayang dia bahkan menatap tajam sang mantan istri.
Setelah tenang, Sri kini mendekati sang ibu dengan tubuh bergetar hebat, dia hanya ingin tahu apa alasannya, mengapa ibunya begitu memperlakukan nya dengan buruk selama ini, agar kelak ketika dia membenci ibunya dia tidak akan menyesal.
"Selama ini aku selalu berusaha menjadi anak yang baik untuk ibu, sekalipun ibu tak pernah melihatku, aku berusaha untuk mengambil hati ibu, tapi kenapa ibu selalu seperti ini?? ". Tanyanya dengan deraian airmata.
Hatinya begitu ngilu mengingat dirinya tak pernah ada harganya dimata ibunya.
"Aku tidak pernah menginginkan kehadiran mu, jadi jangan banyak bicara". Ucap Siti dengan ketus
Dia sengaja membuka semua luka yang dia pendam selama ini agar semuanya tahu bahwa dia juga banyak luka yang dia alami selama menikah dnegan mantan suaminya itu.
"Siti, keterlaluan kamu". Hardik Tarjo dengan keras.
Tangannya mengepal erat, tidak menyangka jika mantan istrinya itu tega melukaimu putrinya sedalam ini sedangkan Sri memegang dadanya karena pengakuan ibunya belum lagi perselingkuhan nya dengan mantan menantunya itu
Nafasnya terasa tercekat, dadanya terasa panas sampai dirinya tidak bisa bernafas.
"Aku tidak pernah menginginkan kau hadir dalam kehidupanku, ini semua karena lelaki sialan ini dan juga keluarganya yang menginginkan nya bahkan dia memaksaku untuk melakukan kewajiban suami istri sampai kau hadir didunia ini, jadi jangan merasa orang paling tersakiti". Ucap Siti dengan lantang.
Suaranya bergetar hebat dengan penuh amarah, akhirnya rahasia yang mereka simpan selama ini terbongkar juga.
Semua yang ada disana menahan nafasnya, bagaimana bisa seorang ibu bisa tega mengatakan hal itu pada anaknya bahkan disaat dia jelas melakukan kesalahan pada putrinya sendiri dengan selingkuh dengan menantunya.
"Kau hanya beban dan menyusahkan hidupku seperti ayahmu, jadi jangan pernah merasa jika kau itu putriku, kau putri ayahmu sialan ini, aku tidak sudi punya anak durhaka seperti mu, kau mencoblos kan ibu mu sendiri". Hardiknya sambil mendorong Sri dengan kasar.
Sri menggelengkan kepalanya sambil mengangguk, hatinya bagai ditusuk ribuan pisau yang menancap erat, entah bagaimana dia mendeskripsikan perasaannya.
"Maafkan aku yah bu jika aku selalu jadi beban untuk ibu, terima kasih telah merawat dan membesarkan aku, setelah ini aku tidak akan menampakkan wajahku lagi dihadapan ibu, semoga ibu bahagia, terima kasih, terima kasih".
Sri mundur menjauhi ibunya, ayahnya yang berada dibelakangnya hanya bisa menangis, hatinya sakit karena putri tercintanya merasakan luka teramat perih seperti ini.
"Ya Allah kau keterlaluan, dia juga putrimu, biarlah, semoga kelak kau tidak menuai karma dari semua perbuatanmu". Hardiknya dengan keras.
Sri memegang tangan ayahnya dan menggeleng kan kepalanya agar ayah diam saja, dia melangkah keluar dan berlari, dia sudah tidak kuat menghadapi kenyataan yang ada. Tarjo hanya bisa menatap nanar kepergian sang anak dengan hati yang remuk
Siti hanya menatap dingin ke arah keduanya, dia tidak peduli dengan pandangan mereka.
"Aku tidak peduli pada anak durhaka yang mencoblos kan ibunya sendiri ke penjara, dia harusnya berterima kasih karena aku sudah melahirkan dan membesarkannya, harusnya dia membalas budi atas semuanya, dia hanya anak durhaka yang tidak tahu diri". Ucapnya dengan dingin dan menatap marah kepada mantan suaminya itu.
"Ya allah, terbuat apa hatimu itu, kau sudah tidak waras, kau berselingkuh dengan menantumu sendiri dan menyalahkan putrimu karena mendukung kamu dipenjarakan, kau gila, dasar tidak waras". Teriak Tarjo dengan penuh amarah, tangannya dia angkat tinggi siap mengajar mantan istri nya itu.
"Mas sudah, tidak ada gunanya mas melakukan itu, ayo kita pergi, Sri lebih membutuhkan kita dibandingkan mereka, ayo mas". Ucapnya sambil menarik suaminya menjauhi mantan istri suaminya.
"Kamu akan lihat balasan yang lebih sakit dari ini mbak, aku hanya khawatir kamu tidak akan bisa menanggung nya karena telah menyia-nyiakan putri sebaik Sri, semoga mbak bahagia setelah ini karena kami juga tak mau mengakui mbak lagi sebagai keluarga, cukup sampai disini".
Dia menarik suaminya menjauh dan mencari keberadaan sang anak, dia tidak mau terjadi sesuatu pada anak yang sejak dulu tidak pernah mendapatkan kasih sayang utuh dari seorang ibu.
Siti hanya menatap mereka dengan dingin, hatinya tercubit mendengar perkataan istri dari mantan suaminya itu, dia mengalihkan pandangannya pada semua orang yang kini menatapnya dengan tatapan hina dan merendahkan.
Sedangkan Irfan hanya terpaku melihat semua kejadian dihadapannya itu, dia tidak menyangka jika Sri mengalami hal seperti ini dan dia malah menambah lukanya dengan berselingkuh dengan ibunya dan menghasilkan anak padahal mereka lebih dulu menikah.
"Aku sudah sangat keterlaluan yah padanya?? ". Tanyanya dalam hati.
Sedangkan Sri kini berlari tak tentu arah, dia bahkan beberapa kali terjatuh karena tidak kuat menopang berat tubuhnya yang nyaris tak bertenaga.
Dia bahkan beberapa kali menabrak beberapa orang dan kebingungan, dia tidak bisa berpikir jernih sekarang. Airmata nyantai berhenti menetes karena luka di hatinya bahkan sangat sulit untuk dia tutupi.
"Ya Allah, apa salahku, kenapa aku merasakan dan mengalami semua ini". Jeritnya dengan sangat memilukan, dia bahkan memukul dadanya yang sangat sakit.