NovelToon NovelToon
Vira Legend Of The Tree

Vira Legend Of The Tree

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Isekai
Popularitas:854
Nilai: 5
Nama Author: Sofiatun anjani

Vira, seorang anak perempuan yang polos dan cantik selalu dikurung oleh ayahnya untuk menghasilkan uang dengan menjual tubuhnya.
Hingga suatu malam itu Vira mendapatkan pelanggan yang sangat berbeda dan cukup unik, berbicara lembut padanya dan bahkan memakaikan baju untuknya.
Namun, Vira tidak menduga bahwa pertemuannya itu justru mengubah nasibnya di masa depan nanti.
Siapakah sebenarnya laki-laki itu? dan takdir nasib apa yang tengah menunggunya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sofiatun anjani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10

"Apa anda juga melihatnya?" tanya seorang wanita paruh baya yang memakai pakaian hitam-hitam dan menutupi wajahnya.

Seorang pria bertubuh besar di belakangnya pun hanya diam sambil menunduk hormat.

"Setelah sekian lama akhirnya ia kembali ke sini, dan saya juga mengharapkan hal itu" ucapnya sambil tersenyum sinis.

"Saya juga dapat kabar kalau ratu hendak mengadakan pesta, lalu kenapa saya belum mendapatkan undangannya?" tanya wanita itu terlihat sedikit marah.

"Yah... Mungkin saya harus membuat sedikit kejutan untuk pesta pertama sang ratu setelah sekian lama saya tidak bermain-main dengannya" ucapnya sambil tertawa puas.

"Dan anda juga sudah mengerti kan tugas anda, saya tidak akan mengulanginya lagi kali ini"

Laki-laki itu pun menjawab dengan berlutut hormat tanpa mengatakan apapun dan langsung menghilang tanpa jejak, pergi untuk menjalankan tugasnya.

"Anda pasti sudah menjalani kehidupan yang berat, akan lebih baik kalau anda berhenti dan beristirahat saja"

***

"Vira... Apa anda sudah siap?" tanya Sen saat ia masuk ke kamar Vin, karena Vira yang meminta untuk bertemu dengan Vin sebelum berangkat.

Dan disana ia melihat Vin yang ternyata sudah bangun dan hanya diam saja sambil memalingkan wajahnya dari Vira yang sedari tadi hanya diam menatapnya.

"Ah, ternyata anda sudah bangun" ujar Sen lalu menghampiri keduanya.

"Saya sudah bicara dengan pemilik penginapan dan membayar biaya semalam, jadi hari ini kita akan pergi" ucap Sen memberi tahu.

"Siapa yang kau maksud kita, aku tidak pernah bilang mau ikut denganmu" ujar Vin dengan nada kesal pad Sen.

"Tapi saya juga tidak pernah memaksa anda untuk ikut, saya hanya bilang penginapan ini sudah habis masa sewanya dan kita tidak bisa terus di sini kan" ucap Sen membenarkan, yang justru berhasil membuat Vin merasa malu sendiri sudah kegeeran.

"Cih!"

"Saya sudah merawat luka anda dengan baik, anda bisa pergi kemanapun anda mau, harap menjaga kesehatan anda dengan baik. Dan jika kita bertemu lagi saya akan menyambut anda dengan baik" ucap Sen dengan sopan dan ramah.

"Yah... Lebih baik kalau kau tidak mengikat dan membuatku pingsan lagi" ucap Vin yang terus mengungkit masalahnya dengan kesal.

"Baiklah... Ayo Vira, saya ingin membawa anda ke suatu tempat, keretanya sudah saya siapkan" ucap Sen pada Vira sambil menuntunnya keluar.

Sambil dituntun Sen pergi, Vira sempat melirik Vin untuk yang terakhir, begitu pula dengan Vin yang justru tidak sengaja bertatap mata dengan Vira sepersekian detik. Namun ia langsung memalingkan wajahnya, bersamaan dengan hilangnya Sosok Vira di balik pintu.

***

Dengan kereta yang di pesan Sen mereka berdua pun pergi menyusuri jalanan kota yang ramai oleh orang lalu lalang.

Vira tidak tahu kemana Sen akan membawanya kali ini, tapi saat ini ia lebih menikmati pemandangan di sekelilingnya yang belum pernah ia lihat, dimana semua rumah terbuat dari kayu kokoh dengan semua ukiran-ukiran unik di setiap sisinya.

Namun tidak menghilangkan nilai keindahan kotanya yang sangat kontras dengan warna alam yang asri, dengan semua pepohonan dan halaman berumput hijau dan jalanan aspal bata yang dibuat sangat rapih dan akurat.

Vira pun tidak bisa berpaling dari hiasan-hiasan dan ukiran setiap rumah yang berbeda-beda, sangat menakjubkan dan cantik...

Sen pun tersenyum senang Vira menikmatinya, walaupun tanpa ekspresi apapun diwajahnya, tapi matanya sudah cukup mahir menggambarkannya.

Dan akhirnya mereka pun sampai di tempat yang Sen maksud.

Sebuah museum sejarah negeri Ryalyn tertua yang pernah ada, dan itu berada di pusat ibu kota yang selalu ramai dikunjungi pengunjung dari berbagai negeri, walaupun itu dulu.

Sekarang tempat itu menjadi lebih sepi dari biasanya setelah beberapa tahun terakhir ini, dan hanya dikunjungi oleh orang-orang yang yang masih punya keinginan belajar sejarah saja.

"Vira... Anda bisa melihat-lihat dulu di sini, saya punya urusan dengan pemilik museum, saya akan segera kembali" ucap Sen lalu pergi meninggalkan Vira yang terus mengagumi setiap lukisan dan benda-benda bersejarah lainnya sejak pertama kali masuk.

Disana ia bisa melihat berbagai macam benda bersejarah yang belum pernah ia lihat sebelumnya, terjaga di dalam kotak kaca tebal, ketika ia berhenti di salah satu kotak kaca panjang yang menyajikan beberapa perhiasan emas dulu.

"Apa anda tertarik dengan perhiasan itu?" tanya seorang pengunjung laki-laki yang tidak sengaja melihat seseorang yang sepertinya tertarik dengan perhiasan-perhiasan itu.

Vira pun dibuat terkejut olehnya, namun langsung mengangguk cepat karena memang ia penasaran dengan perhiasan itu.

"Maaf saya tiba-tiba datang seperti itu, perkenalkan nama saya Nafa, saya seorang pelajar di akademi sihir Ryalyn, dan saya sudah biasa datang ke museum ini untuk belajar" ucap laki-laki itu yang menyebut namanya adalah Nafa.

"Saya juga sering tertarik dan takjub dengan peninggalan yang satu ini, sangat cantik bukan?" ujar Nafa memandangi setiap perhiasan itu, saat tangannya yang meraba kotak kaca berhenti di salah satu perhiasan berupa kalung dengan liontin berlian warna warni.

Bersamaan dengan Vira yang juga hendak menunjuk kalung itu.

Mereka berdua pun sama-sama terdiam karena memilih pilihan yang sama.

"Apa anda menyukainya?" tanya Nafa pada Vira.

"Itu adalah kalung perwujudan kesetiaan peri pada tuannya yang akan ia lindungi sampai akhir hayatnya, bukankah itu indah?" tanya Nafa setelah menjelaskan tentang kalung itu.

"Eh? Anda juga punya kalung yang sama" ujar Nafa melihat kalung yang dipakai Vira sama persis seperti yang ada di kotak kaca.

Itulah sebabnya Vira penasaran dengan perhiasan-perhiasan itu terutama dengan kalung yang satu itu.

"Tapi anda tahu, kalung itu hanya muncul seratus tahun yang lalu saja dan sampai sekarang tidak ada orang yang mampu mendapatkan peri paling setia seperti itu"

"Dan Karena hal itu, banyak toko perhiasan yang membuat duplikat nya dan menjualnya dengan harga mahal, termasuk yang ada di sini, dan mungkin juga milikmu. Tidak ada yang tahu keberadaan kalung yang asli, pembuat duplikatnya pun juga hanya melihatnya sekilas" ujar Nafa menjelaskan.

Membuat Vira semakin penasaran dengan kalung miliknya.

Lalu bagaimana dengan para peri itu?...

Ia ingat kalau beberapa hari ini peri-peri itu tidak pernah muncul lagi setelah mereka meninggalkan kediaman Eli.

"Apa anda lihat lukisan yang disana?" tanya Nafa menunjukkan lukisan yang dimaksud.

Vira pun ikut melihat lukisan itu, sebuah gambaran yang menakjubkan dengan semua peri-peri kecil yang dilukis dengan cantik.

"Dikatakan kalau peri-peri itulah satu-satunya yang paling setia pada tuannya, ada yang bilang para peri itu masih ada, tapi tidak ada yang tahu siapa tuan mereka"

Peri paling setia...

Ada 4 peri dengan warna yang berbeda-beda, bukankah mereka terlihat mirip dengan...

Milik Vira...

***

1
Helen Dorty
Gak bisa berhenti!
Lan Yumi
Boss banget deh thor, jangan lupa terus semangat nulis ya!
Naruto Uzumaki
Baca ini sambil minum teh hangat, perfect combo ❤️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!