Bagian Kedua Kembar Pratomo dari Generasi Ke Delapan
Mandaka Pratomo adalah seorang arsitek jenius yang hobi berpetualang ke daerah konflik untuk membangun rumah sakit sesuai permintaan Opanya, Mamoru Bradford. Hingga suatu hari, Mandaka hendak menyelesaikan satu tugas lagi di pinggiran negara Sudan, mobilnya terkena tembakan roket. Mandaka dan pengawalnya dari Black Scorpio, Carole Laurent selamat dan mereka harus berjibaku untuk bisa kembali ke markas. Perjalanan keduanya tidak mudah apalagi mereka tidak pernah akur dari awal bertemu. Siapa sangka, lama-lama mereka saling tergantung satu sama lainnya.
Generasi Kedelapan Klan Pratomo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Carole dan Mandasari
"Ya ampun anak itu! Sudah aku bilang kita itu kembar tidak identik! Masih tidak percaya?" omel Mandaka gemas. "Padahal kita jahilnya sama!"
Bixby menoleh ke arah Mandaka yang ngomong pakai bahasa Inggris dan hanya tersenyum smirk. Padahal kalau lagi mode kerja, serius banget!
"Ya udah ... Nanti aku kasih penjelasan yang lebih klinis dan signifikan."
Bixby mengerenyitkan dahinya. Penjelasan model apalagi itu?
"Tenang saja Sarimi, aku tidak akan melepaskan Carole ... Iyaaaa dia imut ... Apa? Imutan elu? Beda atuh neng!"
Bixby semakin pusing dengan omongan Mandaka yang makin kacau. Ampun deh!
***
"Masa kamu tidak percaya sih Carole?" omel Mandasari saat Carole menghubungi dirinya lewat panggilan video. "Kamu kalau lihat adikku lebih tidak percaya lagi kalau kita bersaudara!"
Carole masih menatap skeptis ke Mandasari. "Apa kamu yakin?"
"Ya ampun Carole. Kita itu sudah teruji secara klinis dan terpercaya!" ucap Mandasari.
Carole tertegun. Kok cara ngomongnya sama?
"Kamu kenapa, C?" tanya Mandasari bingung.
"Kamu ... Dan Manda ... Cara ngomongnya sama ...." Carole menatap Mandasari tidak percaya.
"Ya wajar sama wong satu rahim sembilan bulan, tumbuh bersama, berbagi makanan, berbagi pup, berbagi ...."
"Stop Sari ... Jangan diteruskan. Jorok ah!"
Mandasari terbahak. "Aku punya anak kembar jadi bisa tahu lah dulu gimana. Carole, aku tahu kembaran aku sudah suka sama kamu dari jaman di asrama. Bukan aku promosi, tapi Mandaka cowok yang setia. Dia memang tidak pernah pacaran dan mungkin karena memang menjaga hatinya untuk kamu."
"Apa kamu yakin?" tanya Carole.
"Carole, aku tidak pernah bohong. Mandaka memang suka sama kamu. Jadi kamu jangan khawatir ... Kembaran aku itu jaminan mutu!"
Carole tersenyum geli. "Ampun deh. Sari, aku itu lebih memikirkan karier papa kamu. Secara papa kalian kan jaksa penuntut umum di Manhattan. Kata Oom Rylee ada kemungkinan nantinya Mr Adrianto Pratomo akan menjadi Jaksa Agung Amerika Serikat ... Jika ada yang tahu aku dan Manda ... Apalagi tahu ayahku siapa ... Apa tidak mempengaruhi jenjang karirnya?"
"Carole, ipar papa aku itu ada triad, ada Mafioso, ada Yakuza ... Kalau cuma mercenaries tidak masalah. Lagipula kan kalian bersahabat baik dengan Oom Rylee dan Oom MK. Jadi jangan khawatir deh!" jawab Mandasari.
"Aku masih ragu ...."
"Jika masih ragu ... Jalani saja. Daka itu cuma usil ke orang-orang terdekatnya. Sudah tahu kan dia gimana."
Carole menatap wajah Mandasari. Mungkin memang benar, mereka kembar tidak identik seperti yang dibilang Manda. Akan aku coba bersama Manda.
"Dia kacaunya meshum, Sari."
Mandasari terbahak. "Namanya juga cowok. Otaknya kan lebih banyak meshumnya."
Carole hanya mengangguk.
***
Keesokan paginya, Mandaka mendatangi kamar Carole untuk mengajaknya sarapan di hotel. Gadis itu pun keluar dan wajahnya masih tampak judes karena dia tetap meragukan Mandaka, meskipun Mandasari sudah promosi kembarannya.
"Kamu kenapa?" tanya Mandaka.
"Semalam aku ngobrol dengan Sari."
Mandaka terkejut. "Serius kamu ngobrol dengan saudara kembar aku? Sari telepon kamu?"
"Tidak. Aku yang hubungi Sari karena penasaran." Carole dan Mandaka turun lewat tangga karena liftnya mengantri. "Aku masih berusaha mencerna tentang kalian berdua. Memang ada kembar tidak identik tapi kamu dan Sari benar-benar tidak identik! Sari putih, kamu tan. Bagaimana bisa?" Carole menuruni tangga dengan sedikit mengomel.
"Kan aku sudah bilang, Opa aku ada yang kulitnya Tan. Kebetulan aku yang diwarisi. Sari dan adikku Vendra, mendapatkan kulit putih. Golongan darah aku dan Sari berbeda tapi aku sama dengan Vendra." Mandaka masih berusaha sabar guna meyakinkan gadis yang disukainya sejak dua belas tahun lalu.
"Hhhmmm ..." Carole menuruni tangga dengan wajah manyun dan tanpa sadar kakinya tersandung hingga hampir jatuh tapi Mandaka sigap menangkap dirinya.
Carole tampak shock karena hampir saja lehernya patah kalau tadi saja dia tidak ditahan Mandaka apalagi anak tangganya masih ada tiga buah lagi.
"Jangan melamun dan hati-hati kalau turun tangga," ucap Mandaka di sisi telinga Carole. Tangan kanannya memeluk pinggang Carole sementara tangan kirinya memegang pegangan tangga. Carole masih memegang tangan Mandaka yang ada di perutnya. Wajahnya masih memucat akibat terkejut.
"Ya Tuhan Manda ...." Carole menepuk dadanya karena jantungnya masih berdebar kencang.
Mandaka perlahan memeluk tubuh Carole yang masih gemetaran.
"Tidak apa-apa, kamu sudah aman." Mandaka merangkul pinggang Carole untuk berjalan pelan menuruni tangga. Sesampainya di bawah, Carole baru bisa bernafas lega.
"Terima kasih Manda ...." Carole menatap Mandaka. "Hampir saja aku celaka."
"Aku tidak akan pernah membiarkan kamu terluka, Carole. Aku akan melindungi kamu semampu aku," jawab Mandaka sambil mengungkung Carole di dinding. "Jadi semalam kamu menghubungi Sari?"
Carole mengangguk. "Untuk menjawab rasa penasaran aku."
"Aku senang jika kamu mau dekat dengan saudara kembar aku," senyum Mandaka. "Jadi, kita kencan ya?"
"Tidak."
"Kenapa?"
"Karena papamu!" jawab Carole.
"Papaku? Ada apa dengan papaku?" tanya Mandaka bingung.
"Karir papamu bagaimana jika para pencari aib itu tahu kamu kencan denganku? Bagaimana jika mereka tahu aku anak Snake, pemimpin tentara bayaran? Coba pikirkan itu Manda! Kamu jangan egois !" jawab Carole serius. "Papamu digadang-gadang akan menjadi jaksa agung Amerika Serikat! Otomatis akan mencari kesalahannya sekecil apapun yang bisa di-blow up!"
Mandaka tersenyum smirk. "Itu kan hanya permainan wartawan saja, Carole. Aslinya, papa tidak terlalu ambisius menjadi jaksa agung karena memang dia tidak yakin lolos fit and proper test karena ipar dan sepupunya siapa dulu. Itu yang membuat papaku tidak ngoyo mengejar jabatan jaksa agung! Lagipula, papaku pasti tidak keberatan aku bersama kamu!"
Carole tampak masih ragu. "Are you sure?'
"Selama gadis yang aku sukai bukan penjahat, tidak masalah!" jawab Mandaka.
"Tapi aku anak anggota mercenaries. Aku pernah membunuh orang!"
"Memangnya keluarga aku tidak? Dan semua yang dibunuh adalah penjahat! Kita berada di pihak yang sama, Carole! Membela orang lemah!" jawab Mandaka lagi.
Carole hanya terdiam.
"Kita sarapan pagi dulu ya. Baru kita bahas nanti. Oke?"
***
Note
Fit and Proper Test adalah suatu proses komprehensif untuk menilai kelayakan dan kepatutan seseorang dalam menduduki jabatan penting. Tes ini bertujuan untuk memastikan bahwa kandidat memiliki pengetahuan, keterampilan, pengalaman, integritas, dan kapabilitas yang dibutuhkan untuk menjalankan tugas dan tanggung jawabnya secara efektif, baik di sektor pemerintahan, perbankan, maupun korporasi.
Tujuan Fit and Proper Test
Memastikan Kapabilitas:
Menguji pengetahuan dan keterampilan teknis yang relevan dengan jabatan yang dilamar.
Menjamin Integritas:
Menilai karakter personal dan integritas kandidat untuk mencegah korupsi dan perilaku tidak terpuji.
Menempatkan Orang yang Tepat:
Menjamin bahwa individu yang tepat ditempatkan pada posisi yang sesuai untuk menjalankan amanah dengan baik.
Meningkatkan Kepercayaan Publik:
Menjaga kepercayaan masyarakat terhadap suatu sistem atau lembaga.
Sumber Google
***
Yuhuuuu up malam Yaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️
tnggl bls dndam sm mreka....
Manda mh lg stuasi ky gt jg msh aja gombal....🤭🤭🤭
kusajikan kopi dan mawar untukmu mbakku tersayaaang
semangat terus up'nya
gedubragan lagi...