NovelToon NovelToon
Jika Aku Dipelukmu

Jika Aku Dipelukmu

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Cinta Murni / Enemy to Lovers / Rebirth For Love / Idola sekolah / Tamat
Popularitas:501
Nilai: 5
Nama Author: Miss Anonimity

Keinginan untuk dipeluk erat oleh seseorang yang dicintai dengan sepenuh jiwa, merasakan hangatnya pelukan yang membungkus seluruh keberadaan, menghilangkan rasa takut dan kesepian, serta memberikan rasa aman dan nyaman yang tak tergantikan, seperti pelukan yang dapat menyembuhkan luka hati dan menenangkan pikiran yang kacau, memberikan kesempatan untuk melepaskan semua beban dan menemukan kembali kebahagiaan dalam pelukan kasih sayang yang tulus.

Hal tersebut adalah sesuatu yang diinginkan setiap pasangan. Namun apalah daya, ketika maut menjemput sesuatu yang harusnya di peluk dengan erat. Memisahkan dalam jurang keputusasaan dan penyesalan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Anonimity, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 11 : Freya Diculik

"Aww...sss."

"Sakit ya?"

"Sedikit."

"Apanya yang sedikit, Luka kamu banyak banget."

"Maaf ya."

"Untuk apa?"

"Udah ngelibatin kamu."

"Kamu pacar aku, Aku gak mungkin biarin pacar aku di pukul orang."

Setelah Fonix ambruk, Aku langsung membawa Fonix ke apartemen-nya. Luka di tubuhnya cukup banyak, akibat pukulan yang begitu keras.

"Hei."

"Mm"

"Apa yang ayah kamu bilang itu......benar?"

Aku melihat Ekspresi wajah Fonix menjadi sendu. Tidak mungkin dia menjadi seorang pembunuh. Aku berhenti mengusap lukanya dan duduk di samping kekasihku. Aku sadar semakin kesini, dalam Hubungan kami semakin banyak rintangan. Orang bilang di setiap hubungan pasti ada masalah. Dan apa sekarang ini yang kualami?

"Maaf, aku hanya takut kamu akan menjauhiku karena itu." Cairan Bening di kelopak mata Fonix luluh ke pipinya. Aku mengusap air mata Fonix dan menariknya Kedalam pelukanku. Banyak hal yang tidak ku ketahui tentangnya. Aku hanya tau Fonix adalah orang yang pintar dan pendiam. Aku sama sekali tidak berfikir, masa lalu seperti apa yang sudah dia lalui. Dibandingkan denganku, Fonix jauh lebih menderita. Berasal dari keluarga kalangan atas belum tentu membuatnya bahagia.

"Kamu pasti punya alasan kan? Kamu bukan orang yang seperti itu." Tanpa sadar air mataku juga terjatuh. Suasana kamar itu begitu haru. Apa setiap orang akan mengalami fase seperti ini?

"Aku memang seorang pembunuh. Banyak nyawa yang sudah kuambil. Aku pembunuh, aku pembunuh libra." Aku merasakan tubuh Fonix bergetar. Aku tidak sanggup melihatnya seperti ini. Fonix yang kukenal begitu kuat dan tegar. Ini pertama kalinya aku melihat Fonix selemah ini.

"Maaf, aku minta maaf. Aku benar benar minta maaf." Aku tidak menanggapi setiap ucapan Fonix. Aku membiarkannya mengeluarkan semua beban yang selama ini dia simpan. Aku sudah berjanji sejak awal. Akan selalu ada untuknya dalam situasi apapun. Aku selalu menganggap Fonixlebih dewasa dari usia-nya. Tapi sekarang aku sadar, sedewasa apapun Fonix, dia tetap anak 20 tahun.

...***...

"Fonix demam, maaf aku tidak pulang mah."

"......."

"Iya, makasih mah."

Tut

Aku menghela nafas pelan. Ku naikan selimut setengah dagu Fonix. Kondisinya begitu lemah sekarang. Badannya juga sangat panas. Aku baru ingat kalau seminggu lagi, kami berdua harus mengikuti Kompetisi Vokal. Jika Fonix terus seperti ini.......apa yang akan terjadi?

Aku mendekatkan wajahnya dan mencium pelan keningnya. Setelah mengganti kompres, aku beranjak dari kamarnya dan menuju dapur. Kebetulan Banyak bahan di Kulkas Fonix. Aku tidak ahli dalam memasak, tapi Fonix sudah mengajariku memasak makanan dasar. Saat aku tengah asik memasak, aku mendengar suara ketukan Pintu. Siapa yang bertamu? Orang tuaku kah? Aku mencuci tangan dan bergegas menuju pintu.

Ckrek

"Anda kan....."

...***...

"Maaf jika saya kasar, tapi saya pikir apa yang sudah anda lakukan itu tidak benar."

Ayah Fonix duduk di samping ranjang putranya. Wajahnya begitu sendu. Sangat berbeda dengan apa yang kulihat sebelumnya.

"Kamu tidak tau apapun, gadis kecil. Dalam lingkup keluarga kami, terdapat persaingan yang ketat. Sebagai keluarga kalangan atas yang terpandang, tidak menutup kemungkinan banyak permusuhan yang terjadi. Keluarga Nahyoora mempunyai musuh bebuyutan dengan Mafia terkenal. 'scorpio Night'. Tujuan mereka adalah membunuh penerus generasi nahyoora. Kami pasti mengerti, jika kamu terus bersama putra saya, kemungkinan kamu akan terlibat dalam hal yang berbahaya."

Jadi itu maksudnya. Memang tidak mengherankan, setiap keluarga terpandang, pasti mempunyai saingan. Tidak terkecuali keluargaku. Dulu keluargaku pernah bersaing dan menjadi musuh bebuyutan dari keluarga Gavin. Tapi, sudah lama keluarga Gavin menghilang seperti di telan bumi. Sejak saat itu, keluargaku tidak pernah memiliki saingan besar lainnya. Apa yang ayah Fonix bilang benar, aku pasti akan terlibat jika terus bersama Fonix.

"Aku mengerti soal itu. Tapi, aku tidak bisa membiarkan Fonix memikul beban sendirian. Dia pria pertama yang membuatku jatuh cinta. Aku tidak bisa meninggalkannya karena hal apapun."

Ayah Fonix berdiri dan berjalan melalui ku. Sebelum itu, ayah Fonix menepuk bahuku dan berucap—

"Gadis seperti kamu adalah orang yang pantas menjadi menantu dari Keluarga Nahyoora." Ucapnya.

Seketika wajahku memanas. Apa aku tidak salah dengar? Menantu? Apa ini artinya ayah Fonix merestui Hubungan kami?

...***...

"Silahkan Om." Aku menaruh kopi yang kubuat di hadapan Om Seiya. Ayah Fonix. Setelah itu aku duduk di hadapan Om Seiya.

"Kamu gadis yang berani. Tidak banyak orang yang memiliki keberanian seperti itu." Aku terdiam. Sangat canggung untuk berbicara dengan ayah dari kekasihku untuk pertama kalinya.

"Saya tidak tau harus berterima kasih atau tidak." Ucapku.

Om Seiya tertawa pelan. Entah apa yang membuatnya lucu.

"Mungkin kamu sedikit tau tentang keluarga kami. Apa Fonix pernah menceritakannya?"

"Dia hanya bercerita, tentang mendiang ibunya." Ucapku berbohong.

"Begitu. Jika dia memberitahu kamu tentang mendiang ibunya, itu berarti dia menganggap kamu spesial."

"Kenapa begitu om?"

"Seperti yang kamu ketahui, Fonix sangat menyayangi ibunya. Dia pernah bermimpi ingin memiliki istri seperti ibunya. Padahal waktu itu Umurnya baru 7 tahun." Om Seiya menyeruput kopinya sejenak dan kembali bercerita.

"Apa ada hal lain yang dia ceritakan?"

"Tidak ada." Ucapku Bohong. Aku pikir tidak ada Gunanya jika menceritakan semua yang kutahu tentang keluarga Fonix.

Hari sudah menjelang malam, tadinya aku akan menginap di sini, tapi karena Om Seiya bilang akan menemani Fonix, aku merasa tidak enak jika tidur di sini. Mereka berdua mungkin Butuh ruang untuk bicara ketika Fonix bangun nanti.

"Kalau begitu, saya pamit pulang dulu om." Ucapku sopan.

"Kamu tidak akan menginap?"

"Saya rasa Om dan Fonix perlu ruang untuk Bicara."

"Gadis yang pengertian. Biar anak buah om yang antar kamu."

"Ti-tidak usah om, saya bawa mobil sendiri." Tolaku.

"Benarkah, kalau begitu hati hati."

Aku meraih tangan Om Seiya dan menciumnya.

Sebelum aku melangkah keluar apartemen, Om Seiya memanggil lagi.

"Namamu Freya kan?"

"I-iya om."

"Terima kasih sudah menjaga Fonix." Ucapnya sambil tersenyum.

"Sudah tugas saya sebagai kekasihnya om."

...***...

Aku masih memikirkan tentang Om Seiya dan Fonix. Apa mereka bisa baikan kembali? Kuharap begitu.

Jalanan malam ini entah kenapa terasa sepi dan sedikit mencekam. Saat aku melewati lorong yang sepi, dari arah belakangku muncul dua mobil Hitam yang kusadari dari tadi mengikuti ku. Aku yang panik segera menaikan kecepatan. Kedua mobil itu masih mengejar, mereka sangat ahli. Seperti di Film film aksi, ketiga Mobil kami saling berkejaran di jalanan sepi. Siapa mereka? Apa yang mereka mau dariku?

Salah satu dari dua Mobil Hitam di belakangku menyalip Mobilku dengan cepat dan kini mobilku berada di tengah tengah. Aku semakin takut. Apa yang mereka inginkan dariku? Mobil di depanku berhenti dan menghalangi jalannku. Aku tidak bisa lari, kemana mana. Dari dalam Mobil Hitam di depanku, keluar empat orang laki laki berbadan kekar. Mereka berjalan ke arah mobilku. Aku buru buru mengunci pintu mobil dengan rapat. Orang orang itu mencoba mendobrak Pintu mobilku, dan memukul kaca Mobil dengan alat berat seperti Tongkat kastik.

"Siapa kalian!? Pergi!!"

Orang orang itu tidak menggubris teriakanku. Aku semakin takut. Kaca Mobilku berhasil di pecahkan dan tangan salah satu orang itu mencoba meraihku. Aku sedikit menjauh. Wajahku semakin pucat ketika pintu Mobilku berhasil di dobrak. Orang orang itu menariku keluar mobil dengan paksa.

"TOLONG!! LEPASIN GUE!!" aku terus meronta sekuat tenaga, tapi hanya sia sia saja. Aku tidak berdaya di hadapan orang orang ini. Mereka menariku keluar, aku terus meronta dan dari belakangku, aku merasa ada orang yang membiusku. Perlahan pandanganku kabur.

"Fonix tolong." Lirihku, sebelum semuanya menjadi gelap.

...***...

Ckrek

Kepalaku pusing sekali, apa Libra yang membawaku ke apartemen? Badanku sangat sakit, aku ingat Sebelumnya, ayah memerintahkan anak buahnya untuk menghajarku. Dan aku ingat Libra melindungiku dari anak buah ayah. Lalu di mana Libra sekarang? Apa dia sudah pulang?

"Kamu harus banyak istirahat sekarang." Suara itu......tidak salah lagi. Aku melihat keruang tamu, ayahku sedang anteng menonton Tv. Bagaimana dia tau alamat apartement-ku?

"A-ayah, kenapa ayah ada di sini?"

Ayah bangun dari duduknya dan menghampiriku. Aku tau dia akan menghukumku. Aku sudah siap untuk itu. Tapi—Puk.

Ayah memeluku? Kenapa? Apa yang terjadi selama aku tidur?

"Maafkan ayah, sudah membuat kamu seperti ini......ayah hanya tidak ingin kehilangan kamu. Pacarmu itu sudah menyadarkan ayah. Selama ini ayah terlalu egois karena terlalu mengekang kamu. Dan bahkan ayah tidak membiarkan kamu menjalani masa remaja seperti anak lainnya. Tapi, apa yang ayah lakukan untuk kebaikan kamu Juga. Demi melindungi kamu dari scorpio night."

"Ayah...."

Drrttt....drttttt....drttttt

"Iya?"

"....."

"Ini siapa?"

"APA!! HEI TUNGGU!!!!"

Tut

"Apa yang terjadi, kenapa kamu panik seperti itu?" Tanya ayah.

"Freya di culik. Mereka memintaku untuk datang ke dermaga pinggir kota."

"Itu pasti scorpio night. Mereka memanfaatkan pacar kamu untuk memancing kamu keluar."

"Aku harus menyelamatkan Freya." Aku bergegas keluar, tapi ayah menahanku.

"Jangan gegabah, kondisi kamu sangat buruk. Biar ayah dan anak buah ayah yang mengurusnya."

"Tidak, jika mereka tau ayah yang datang, mereka tidak akan segan segan bunuh Freya!"

"Tapi yang mereka inginkan adalah kamu. Ayah tidak bisa membiarkan kamu kesana."

"FREYA ADALAH PACARKU!! AKU RELA MATI UNTUK MELINDUNGINYA!!" aku menghempaskan tubuhku dan berlari keluar apartemen. Persetan dengan semuanya. Aku tidak akan membiarkan siapapun menyakiti Freya.

1
Riding Storm
Boleh kasih saran?? /Applaud/
Riding Storm: Wkwk, sama aja. Kalau males ya gak bakal ada yang berubah. Semangat, Kak.
Miss Anonimity: Udah lama pengen di Revisi, tapi masih perang sama rasa males.
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!