NovelToon NovelToon
One Night Stand

One Night Stand

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / One Night Stand / Hamil di luar nikah
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Fatzra

Aruna terjebak ONS dengan seorang CEO bernama Julian. mereka tidak saling mengenal, tapi memiliki rasa nyaman yang tidak bisa di jelaskan. setelah lima tahun mereka secara tidak sengaja dipertemukan kembali oleh takdir. ternyata wanita itu sudah memiliki anak. Namun pria itu justru penasaran dan mengira anak tersebut adalah anaknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fatzra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

"Apa!" ucap Julian terkejut. Ia menatap Aruna lekat-lekat. "Apakah Aruna tahu kalau suaminya selingkuh?" tanyanya kemudian di dalam hati.

"Maaf, kita berbincang terlalu jauh, silakan nikmati makananmu, nanti aku diskon," Aruna tersenyum, lalu meninggalkan Julian sendirian.

Julian masih bingung dengan perkataan Aruna. Ia semakin menyadari kalau banyak sesuatu yang di tutupi oleh wanita itu. Namun, ia tidak bisa mendapat banyak informasi, soalnya tidak tahu harus tanya-tanya tentang Aruna kepada siapa. Wanita itu selalu sendirian, tidak ada seseorang yang dekat dengannya.

Merasa ada yang janggal Aruna memperhatikan Julian yang sedang menyamar. "Kenapa dia tidak terlihat asing, mengkin aku pernah melihatnya di suatu tempat?" ia menggelengkan kepalanya, lalu menutup wajahnya dengan telapak tangan. Ia merasa pusing.

Takut ketahuan jika berlama-lama di dalam restoran, Julian keluar dari sana. Ia mengamati Aruna dari jauh, di dalam mobilnya. Dan menyuruh anak buahnya untuk mengintai lebih dekat. Namun, harus tetap hati-hati.

"Aku tidak akan membiarkan kau menutupi apa, pun dariku. Lihat saja," gumam Julian dari dalam mobilnya. Ia pergi meninggalkan tempat itu, dan membiarkan anak buahnya bekerja.

Beberapa hari Julian terlalu sibuk mengurusi Aruna, ia mengabaikan Celine. Berhubung hari ini dia tidak ada kegiatan, ia berniat kembali ke hotel dan menelpon tunangannya. Namun, saat melintasi sekolah Raven, ia jadi kepikiran untuk mengamati anak itu. apakah dia hari ini baik-baik saja di sekolahnya?

Guru di sekolah Raven mungkin tahu sesuatu tentang anak itu. Julian berniat masuk kedalam. Namun, ia sedikit ragu bagai mana kalau guru bertanya tentang dirinya, bisa-bisa ia di usir dari sana.

Julian melirik satpam di samping gerbang sekolah. Ia turun dari mobil seraya membenahi jasnya, lalu berjalan mendekati satpam itu. "Permisi," ucapnya.

Satpam itu menoleh. "Iya, Tuan, ada yang bisa saya bantu?" tanya.

Julian menatap satpam itu, "Kau tahu anak yang bernama Raven?"

satpam itu berpikir sejenak. "maksudnya Raven yang ibunya memiliki restoran?"

Julian menurunkan sedikit kaca mata hitamnya , lalu melangkah sedikit agar lebih dekat dengan satpam itu. "Iya. Kau pernah melihatnya di antar ayahnya?" tanyanya.

Satpam itu mengernyitkan keningnya. "Setahuku dia tidak punya ayah, lebih tepatnya dia anak haram," jawabnya setengah berbisik di akhir kalimatnya.

Julian menatap lekat satpam itu. "Kau yakin tentang itu?"

"Iya, Tuan. Itu sudah menjadi rahasia umum. Kabarnya ibunya Raven pernah bekerja sebagai wanita penghibur, mungkin saja itu anak hasil dari hubungan gelap," tutur satpam itu, membuat Julian semakin terkejut.

Julian mengeluarkan beberapa lembar uang, menyodorkannya ke Satpam itu. "Ambil ini dan tutup mulutmu. Jangan beri tahu siap pun kalau aku bertanya-tanya tentang anak itu."

Dengan senyum sumringah satpam itu menganggukkan kepala, lalu menerima uang itu. Julian tersenyum sinis, lalu pergi dari sana. "Fakta yang menarik!" desisnya.

Setelah sampai di hotel, pria itu membanting tubuhnya ke kasur. Ia membayangkan jika malam itu terjadi sesuatu, dan kemungkinan besar, Raven itu benar-benar anaknya. jangan-jangan itu alasan Aruna melarangnya untuk dekat dengan mereka? "Kalau pun, aku ayah kandungnya, memangnya apa masalahnya? Kenapa dia menjauhkannya dariku?"

Julian mengusap kasar kepalanya frustasi. Ia tidak habis pikir kalau Aruna benar-benar melakukan itu. Tapi ia tidak memiliki alasan yang kuat untuk menyalahkan Aruna. ia masih terus berusaha mengingat kejadian lima tahun yang lalu. Namun, hasilnya selalu nihil, malah kepalanya terasa sakit setiap kali berusaha mengingatnya.

Helaan napas panjang keluar dari mulut julian, ia memandangi langit-langit kamarnya. "Kenapa kau membenciku tanpa aku tahu sebabnya, Aruna?" tanyanya, lalu memejamkan mata.

Tiba-tiba saja ponselnya bergetar, Julian meraihnya dari atas nakas. Ekspresi wajahnya berubah, ia mengepalkan tangannya setelah membaca pesan singkat yang masuk ke ponselnya. Yang bertuliskan sebuah ancaman.

Beberapa hari belakangan ini, ia sering mendapat ancaman. Kalau tidak segera menikah, ayahnya akan celaka. Saat ini ia sedang di luar kota, dan hanya mengandalkan anak buahnya untuk menjaga sang ayah.

"Lagi-lagi, siapa bedebah ini!" desis Julian, matanya memerah menahan amarah.

Julian menekan nomor Vincent untuk menelpon. "Halo, Vin, selidiki nomor yang belakangan meneror aku, hari ini dia mengirim pesan tidak jelas lagi," ucapnya, lalu mematikan teleponnya.

"Astaga, lagi-lagi aku melupakan Celine, bisa ngamuk dia nanti." Julian mengirim pesan singkat kepada tunangannya itu. Namun, setelah beberapa saat tidak ada jawaban.

Tidak biasanya wanita itu mengabaikan Julian. Apakah ia berniat balas dendam dan mengabaikan pesan Julian begitu saja?

Pria itu mengembuskan napas panjang, lalu merebahkan diri di kasur. "semua ini gara-gara Aruna, aku jadi sering telat memberi kabar ke Celine.

"Kenapa saat Celine mengabaikanku aku biasa saja. tapi kemarin setelah Aruna melarangku untuk menemuinya lagi rasanya sangat sakit? Apakah aku sudah gila?" Julian menutup wajahnya dengan bantal.

Celine selalu bersikap manis dan baik di depan Julian, entah mengapa ia merasa kalau wanita itu hanya bersandiwara saja, untuk mendapat perhatiannya. Ia jadi curiga dengan seseorang yang terus menerus menerornya, jangan-jangan itu suruhan Celine.

Decakan kasar meluncur dari mulutnya. "Sial!"

Berurusan dengan wanita memang selalu merepotkan. Menurut pria itu, wanita hanya selalu mengandalkan uang untuk bersenang-senang. Seperti Celine misalnya, wanita itu seakan tidak bisa hidup tanpa bergelimang harta.

Selama ini Celine sudah banyak menghabiskan uang Julian, tidak ada yang melarangnya, bahkan orang tuanya sekalipun. Mereka membela wanita itu.

Sore ini Aruna berkemas untuk pulang. Setelah seharian bekerja keras di restoran. Charles menjemputnya dengan Raven. Anak itu berlari ke arah ibunya.

"Mama, maafkan aku. Aku sudah membuatmu bersedih hati ini," ucap anak itu seraya memeluk Aruna dari belakang.

Aruna terkejut, lalu membalikkan tubuhnya. ia berlutut di hadapan Raven, lalu memeluknya sangat erat. "Raven, harusnya mama yang minta maaf. Selama ini, mama terlalu egois," ucapnya. Ia tak kuasa menahan air matanya.

"Tidak apa-apa mama. Raven memang anak nakal," ucapnya lirih dengan nada gemetar, lalu mengusap matanya.

Air mata Aruna semakin deras mengalir di pipinya. "Nak, jangan katakan itu lagi, ya. Kau anak hebat mama. Mama sangat menyayangimu," ucapnya seraya menatap lekat putranya itu, lalu menciumi pipinya.

"Aku juga sayang, Mama. Mama jangan marah-marah lagi, ya, Raven janji akan menuruti semua ucapan mama," Raven mengulurkan jari kelingkingnya.

Aruna membalas janji kelingking Raven, lalu memeluknya. Sekarang ia merasa lebih tenang. Ia tidak ingin melakukan kesalahan lagi kepada putra semata wayangnya itu.

Charles yang menyaksikan mereka pun ikut terharu melihat momentum ini. Ia ikut memeluk Raven dan juga Aruna, lalu mengajak mereka untuk pulang.

1
Fatzra
Halo semuanya, terima kasih yang sudah membaca cerita ini. jangan lupa follow + like+ komen, ya. biar Author semangat updatenya 🥰
Terima kasih.
Ritsu-4
Datang ke platform ini cuma buat satu cerita, tapi ternyata ketemu harta karun!
Sterling
Asik banget bisa nemuin karya yang apik seperti ini.
Murasaki Kuhouin
Jauh melebihi harapanku.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!