Juminten dan Bambang dari namanya sudah sangat khas dengan orang desa.
Kisah percintaan orang desa tidak ada bedanya dengan orang kota dari kalangan atas hingga bawah.
Juminten, gadis yang ceria dan supel menaruh hati kepada Bambang kakak kelasnya di sekolah.
Gayung bersambut, Juminten dan Bambang dijodohkan oleh kedua orangtua mereka.
Pernikahan yang Juminten impikan seperti di negeri dongeng karena dapat bersanding dengan pria yang dia cintai hancur berkeping-keping. Disaat Juminten berbadan dua, Bambang lebih memilih menemui cinta pertamanya dibandingkan menemaninya.
Apakah Juminten akan mempertahankan rumah tangganya atau pergi jauh meninggalkan Bambang dan segala lukanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elsa Mulachela, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 11
Juminten berangkat sekolah dengan lesu. Bahkan sarapan juga kotak bekal yang sudah di siapkan Emaknya tak tersentuh sedikitpun. Juminten berjalan dengan gontai menuju kelas. Farid yang keluar dari ruang TU menghambat sahabatnya yang terlihat berbeda hari itu.
"Kenapa, Jum? Belom sarapan?"
Juminten menggeleng dan tak menghiraukan ajakan obrolan Farid hingg sampai kelas.
"Jum."
"Jum, kenapa lu?"
"Jum, tumben nggak ceria?"
Semua teman sekelasnya merasa aneh dengan sikap Jumi yang tidak seperti biasanya. Bahkan sapaan Farid, Resti dan Mala pun ikut di acuhkan.
"Sebenernya lu napa, sih? " tanya Resti.
Juminten hanya menekuk tangan dan menaruh kepalanya diatas meja.
"Ditanya diem aja? Sini cerita ada apa? Tumben banget lesu, " ucap Farid
Juminten hanya menjawab dengan menggelengkan kepalanya.
Kelas pun terasa sepi, bahkan 4 sekawan ketika berkumpul terasa kurang seru tanpa ada hiburan dari Juminten.
Bahkan Bu Ajeng sendiri ikut panik dengan tingkah laku jumi. Suara teriakannya, tawa, juga pertanyaan absurd yang di keluarkan Jumi tidak terdengar sama sekali. Seisi kelas jadi ikut merasakan kesedihan yang di alami Jumi, padahal mereka sendiri tak tau apa yang di galau-kan oleh jumi.
"Jumi! Gue udah nggak betah liat lu! Sebenarnya lu tuh kenapa? Ada masalah apa? Segede apa masalah lu sampe diem kayak gini!" Teriak resti dengan amarah yang meluap.
Juminten yang di tanya, masih mode diamnya. Membuat Resti menyikut Mala. Siapa tau Mala bisa meluluhkan hati Juminten.
Mala pun mengelus rambut Juminten yang terurai. "Udah dong Jum galaunya. Kita bingung nih liat kamu yang kayak gitu."
Tapi Juminten tetap tidak bergerak sama sekali. Tetap di posisi diamnya.
Mala dan Resti sama-sama menghela nafas panjang, susah ternyata membuat mood Juminten kembali baik.
Bel pulang sekolah pun berbunyi. Siswa pun segera bersiap untuk pulang termasuk Juminten.
"Aku balik dulu, ya." Ucap Farid kepada teman-temannya.
"Aku boleh nebeng kamu nggak?" Tanya Mala.
"Bolehlah, ayo kita pulang." Farid mengambil tas ranselnya. "Bye Res, Jum."
Farid pun mengacak rambut Juminten seperti biasanya berharap Juminten merespon ucapannya.
"Lu balik nggak?" Resti mencoba mengajak Juminten mengobrol kembali.
Juminten menggelengkan kepalanya.
"Mau bareng?"
.
Juminten pun menggelengkan kepalanya kembali.
"Oke,gue balik duluan ya."
Resti pun melangkahkan kakinya ke parkiran motor.
Tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya dari belakang.
Puk!
Puk!
Resti pun menoleh, terlihat Juminten tersenyum kepada nya. Resti yang melihat mood Juminten kembali baik ikut bahagia.
"Alhamdulillah, lega gue liat senyum lu balik."
.
"Hehe.. Anter gue ke rumah sakit minta waras, ya!"
"Hah, mau ngapain? Lu sakit?"
"Bukan gue tapi calon mertua," Juminten pun naik ke atas motor Resti.
"Yuk,tolong anterin. Sambil aku ceritain entar!"
"Oke, yuk!" Resti pun menyalakan motornya.
"Ceritanya gimana?" tanya Resti yang tak sabar mendengar cerita Juminten.
"Pada suatu hari—"
"Anj*r, kelamaan. Asem!"
Juminten pun tertawa keras melihat sahabatnya kesal.
"Nah, gitu dong. Jangan diem doang. Lu diem seharian, kelas langsung sepi banget kayak kuburan."
Juminten menarik nafas panjang nya, "Hehe gue bete, wah. Pusing! Bambang tiap di cariin nggak ketemu! "
"Oke gue cerita, ya!" Juminten pun menarik nafas kembali dan menghembuskannya dengan kasar.
"Gue tuh di jodohin ma ortu gue. Pas malam minggu kapan hari gue di dandanin abis dari atas sampe ke bawah. lu tau siapa yang mau dijodohin ma gue?"
Resti menggelengkan kepalanya.
"Bambang ma abangnya! "
"Eh, serius? Jodoh dong kalian."
"Belum kelar ceritanya, jangan di potong!" Juminten memukul bahu kanan Resti.
.
"Haha.. Sorry sorry. Gue terlalu kepo elah."
.
"Tante Dian, Mamanya Bambang nyuruh aku milih. Milih Bambang apa Abang nya—"
"Pasti milih Bambang, lah."
"Demen gue sama sahabat macem gini, peka!" Juminten tertawa.
"Pret.. Seharian diem. Giliran punya ide jenguk Mama Bambang aja langsung ilang tuh cemberut tadi."
"Hehe.. Sorry sebel gue sama Bambang. Coba berapa hari dia nggak masuk sekolah. Sebelnya lagi kemaren malem pas gue jenguk Bambang, dia nya pergi kerja dapet orderan. Kan ya sedih akutuh!"
"Udah mau sampe nih, mau di anter masuk. Apa gue tinggal?"
"Eh, mampir beli nasi padang dulu. Takutnya Bambang ma Bang Eka belum makan."
"Duh,calon istri perhatiannya."
🍓🍓🍓
Setelah membelikan nasi padang, Juminten minta antar Resti masuk ke dalam. Mereka pun bersama-sama ke ruangan Tante Dian.
Tok!
Tok!
"Ada tamu tuh, dek. Bukain!" Teriak Eka dari dalam kamar mandi.
"Iya, bentar!" teriak Bambang kembali.
Cklek.
Bambang pun kaget melihat wanita yang selama ini dihindari datang.
Mampus gue, nggak bisa kabur deh!
"Permisi, mau jenguk Tante. Boleh masuk?" tanya Juminten melihat Bambang bengong karena kedatangannya.
"Masuk aja!" Bambang pun membuka pintu rawat mamanya.
"Assalamualaikum, Tante."
"Waalaikumsalam, sayang. Baru pulang sekolah, ya?"
"Iya Tante, ini tadi kepikiran Bambang ma Bang Eka di jalan tadi. Makanya mampir kesini."
"Makasih ya, Jumi sayang. Udah peduli ma 2 perjaka Tante."
"sama-sama, Tante. Kenalin Tante ini sahabat Jumi namanya Resti."
"Assalamualaikum, salam kenal saya Resti Tante sahabatnya Juminten."
"Waalaikumsalam. Makasih ya, udah anter Juminten kesini."
Resti membalas dengan senyuman.
Cklek!
"Ada tamu siap-a, dek?" Ucap Eka kaget melihat Juminten yang datang.
Resti yang melihat gerak-gerik Bambang dan Eka sejak tadi menjadi curiga.
Kenapa ekspresi Bambang sama kakaknya gitu. Apa jangan-jangan Bambang selama ini hindari Juminten?
"Ini aku bawain makanan. Kalian makan dulu mumpung anget. Maaf cuman beliin lauk telur dadar. Nggak bawa uang saku banyak." Juminten menaruh diatas meja.
"Eh, makasih Juminten. Duh Mas jadi terharu nih di bawain calon adek ipar. Sama siapa ini?"
"Oh iya kenalin Mas, ini sahabat Jumi. Resti namanya.
"Resti."
Sedangkan Bambang, masih acuh atas kedatangan Juminten, dia malah asik memainkan ponselnya tanpa menyapa atau mengajak ngobrol Juminten.
Tok!
Tok!
"Permisi, makan siang." Ahli gizi membawa makanan untuk pasien.
"Terima kasih, Mbak." Juminten mengambil makanannya, "Wah Tante dapet makan nasi merah sama sop ayam, mau dimakan sekarang?"
"iya, boleh."
"boleh Juminten suapin?"
"boleh dong, sayang."
"Tante udah enakan?"
"Sudah sayang. Cuman masih lemes, aja."
"Sabar Tante sayang, kalo kadar gula Tante dah normal seperti omongan suster kemarin pasti di ijinin pulang ke rumah."
"Iya, sayang. Makasih ya."
Resti yang melihat Juminten sedang asyik mengobrol sambil menyuapi calon mertuanya menundukkan tubuhnya di sofa dekat Eka.
"Aku keluar ya, Bang." Pamit Bambang pada Abangnya.
"Ini makanan dari Juminten di makan dulu."
"Aku nggak laper, Bang. Lagi nggak selera. Abang makan aja! "
"Makan dulu! Dia udah bela - belain dari sekolahan kesini belikan nasi tapi kita nggak menghargai!" mata Eka melotot.
Eka menyerahkan nasi bungkus kepada Bambang. Bambang menerima dan memakannya dengan kesal.
Ngapain sih tuh cewek kesini, mau cari muka apa gimana. Pake sok-sok an bawain makananan segala!
Semua gerak-gerik Bambang dan Eka tidak terlepas dari penglihatan Resti. Eka yang merasa dirinya dilihat Resti akhirnya mencoba membuka bicara.
"Mari dek, makan dulu. Makasih ya udah anterin jumi.. "
Resti pun terkaget mendengar ucapan Eka.
"Oh, i-iya, Bang. Selamat makan. Sama-sama tadi sekalian ilangin suntukku juga, Bang."
Bambang jgn galau gitu,noh Rena sdh siap jd masa depanmu. tinggal kedipkan matamu buat othor. biar bisa dpt daun muda😁✌️🏃🏃🏃💨💨💨💨