BEBAS PROMO JANGAN SUNGKAN YA!!!
Rania Zalora gadis kelas 3 SMA yang baru saja menginjak usia 18 tahun , harus menikah dengan seorang lelaki berusia 29 bernama Reno Andriansyah seorang pengusaha sukses .Karena kesalahan kakaknya Rania harus menjadi korban dan menikahi lelaki yang sama sekali tidak di kenalnya.
apakah pernikahan mereka akan bahagia atau dalam hitungan bulan mereka akan bercerai ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vinoy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari Libur
Hari minggu adalah hari libur Nasional yang akan terjadi setiap pekan, hari dimana waktu bagi semua orang untuk bermalas-malasan dan bangun siang tidak seperti hari biasanya.
Namun tidak bagi Rania hari minggu adalah hari yang paling di bencinya setelah dia menikah dengan Om-om rese dan menyebalkan yang bernama Reno Andriyansyah.
Gadis itu kini tengah sibuk membersihkan debu yang menempel di setiap barang di apartemen mereka.
Sedangkan suaminya Reno tengah asyik menonton tv sambil memakan cemilan dan menaruh kakinya di atas meja, tidak seperti biasanya yang selalu sibuk dengan pekerjaan kantor bahkan saat dia sudah pulang ke apartemen mereka.
Sekarang Reno tidak mengerjakan apapun dan malah asyik dengan dirinya sendiri tanpa memperdulikan Rania yang sedari tadi sibuk.
"Dasar Om nyebelin, suka banget nyiksa aku pagi-pagi gini mana lapar lagi" Ucap Rania dalam hati.
Bagaimana gadis itu tidak marah, pagi-pagi Reno sudah membangunkannya hanya untuk di suruh membereskan apartemen layaknya majikan dan pembantu.
"Misi Om, mau di lap dulu mejanya" Ucap Rania.
Reno mengangkat kedua kakinya tanpa mengalihkan pandangan dari acara yang sedang di tontonnya.
Rania langsung mengelap meja itu dan berbalik pergi meninggalkan Reno.
"Hey Bocah nakal, kalau kerja yang benar ini masih kotor cepat lap lagi mejanya!" Ucap Reno kembali memerintah Rania.
"Yah Om makanya jangan naro kaki di atas meja jadi kotor lagi kan mejanya" Ucap Rania kesal sambil berbalik menghampirinya dan kembali mengelap meja tersebut.
"Kenapa kamu memerintahku begitu, ini rumahku jadi aku berhak melakukan apa saja di rumahku" Ucap Reno.
"Terserah" Jawab Rania kesal sambil cemberut.
"Hey gadis cilik apa kamu tidak ikhlas mengerjakakn semua ini, apa kamu mau uang jajanmu aku potong atau sekalian saja tidak kuberikan?" Ancam Reno sambik tersenyum sinis.
"Ikhlas kok Om, jangan di potong dong uang jajan Ran" Ucap Rania dengan muka memelas.
"Makanya kalo kerja yang ikhlas jangan manyun gitu, aku hanya menyuruhmu membereskan apartemen pada hari minggu saja, karena orang yang biasa beres-beres dan masak tidak datang" Ucap Reno.
"Ran harus masak juga Om?" Tanya Rania.
Reno melirik gadis di sampingnya itu, dia tidak yakin jika gadis itu memasak bisa-bisa dia masuk rumah sakit, dia tidak mau mati mendadak hanya karena memakan masakan Rania.
"Tidak perlu, kita beli yang sudah jadi saja aku tidak mau memakan masakan sampahmu itu, cepat pergi dan selesaikan pekerjaanmu itu" Perintah Reno.
"Dasar Om nyebelin, seenaknya saja bilang masakanku sampah, aku racuni juga kamu Om-om rese" Gerutu Rania sambil berbalik pergi.
"Apa katamu barusan?" Tanya Reno tiba-tiba sambil menatap Rania.
"Tidak Om, Ran gak ngomong apa-apa kok" Jawab Rania sambil berlalu pergi.
Rania menyapu lantai apartemen mereka dalam diam dia terus memperhatikan Reno yang masih saja asyik menonton tv.
Rania masuk ke kolong kaki Reno untuk menyapu di bawah kursi, pria itu bahkan tidak mau menurunkan kakinya di atas meja membuat gadis itu harus berjongkok di bawah kaki Reno.
Berbagai sumpah serapah sudah memenuhi otak Rania, dia ingin sekali memuntahkan kata-kata kasar kepada lelaki yang sudah menjadi suaminya itu.
Suami? bahkan Rania tidak sudi menganggap lelaki itu suaminya, suami mana yang sudah menyiksanya pagi-pagi seperti pembantu.
Tapi Rania tetap diam, dia tidak mengatakan sepatah katapun, kalau dia bicara uang jajannya bisa benar-benar di potong, lelaki itu tidak pernah main-main dengan ucapannya lebih baik Rania berhati-hati.
"Hey Bocah nakal, bereskan gelas dan piring di atas meja!" Ucap Reno kepada Rania yang saat gadis itu tengah mengepel lantai.
"Tapi lantainya baru saja di pel Om, nanti saja ya kalau lantainya sudah kering baru Ran bereskan" Pinta Rania.
"Aku bilang bereskan sekarang ya sekarang jangan membantah terus!" Tegas Reno menatap Rania dengan kesal.
"Baik Om" Jawab Rania sambil berjalan menghampiri meja.
Sssttt
Brrugggghhhh
Rania terpeleset karena lantai yang licin sehabis di pell membuat Rania terjatuh mengenai Reno dan menindih Reno di bawahnya.
Reno dan Rania saling bertatapan lama, baru kali ini mereka saling berdekatan seperti itu, mereka saling berpandangan sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.
"Kenapa Om, lihatnya gitu banget pengen nyosor ya" Ucap Rania tiba-tiba bicara sambil tersenyum menggoda.
Reno mengerjap kaget dia langsung mendorong Rania hingga gadis itu terjatuh kelantai.
"Awww!" Pekik Rania.
"Aduh Om kenapa sih, sakit tahu main dorong saja" Ucap Rania kesal.
"Dasar gadis mesum, salahmu sendiri kenapa kamu bilang seperti itu, nyosor katamu? bahkan aku tidak sudi jika bibirku menempel di pipimu" Ucap Reno gugup.
"Dasar Bocah nakal bikin rusak suasana saja, padahal aku ingin sekali mencoba bibirnya yang terlihat indah itu" Ucap Reno dalam hati.
"Biasa saja kali Om, ngomongnya gak usah nyakitin kitu, gini-gini aku belum pernah ciuman tahu" Ucap Rania tak terima.
"Siapa juga yang mau mencium bibir busukmu itu, sudahlah aku lebih baik ke kamar saja daripada mengurus dirimu yang tidak berguna itu" Ucap Reno sambil beranjak pergi meninggalkan Rania.
Rania menatap punggung Reno yang memasuki kamar mereka dengan sendu, entah mengapa hatinya terasa sakit saat mendengar kata-kata Reno barusan.
"Dasar Om nyebelin, belum nyium udah jijik duluan emang aku apaan, aku juga tidak ingin menciummu dasar Om nyebelin, tapi bibirnya kayaknya empuk deh kalau di cium" Gumam Rania sambil memengan bibirnya sendiri dan tersenyum simpul.
Rani beranjak bangun dan kembali menyelesaikan pekerjaanya.
Selesai mengepel lantai dan mandi, kini Rania tinggal mencuci pakaian.
Rania memasukan semua pakaiannya dan Reno ke dalam mesin cuci yang terletak tidak jauh dari dapur, selepas itu dia mengambil detergen dan membaca aturan pakainya.
"Masukan 1 sendok detergen ke dalam pakaian yang akan anda cuci" Rania membaca tulisan tersebut.
Rania langsung mengambil beberapa sendok detergen dan langsung memasukannya ke dalam mesin cuci dan menyalakan mesin tersebut.
Setelah selesai Rania pergi ke ruang tengah untuk menonton tv sambil memakan apel yang dia ambil di dalam kulkas.
"Raniaaa!"
Rania mendengar teriakan Reno yang memanggilnya dari arah dapur,dengan gontai dia berjalan ke arah dapur.
"Apa lagi sih nih Om-om gila, bikin aku kesal saja" gerutu Rania sambil berjalan.
"Rania apa yang kamu lakukan ke dalam mesin cuciku, kenapa banyak sekali busa yang keluar?" Tanya Reno saat Rania baru sampai menemuinya.
Rania menatap mesin cuci yang terus-terusan mengeluarkan busa, membuat lantai jadi basah, dia menoleh ke arah Reno yang sedang bertolak pinggan menatapnya menuntut penjelasan.
"Gak tahu Om, tadi Ran gak ngapa-ngapain Om sumpah deh" Ucap Rania membela diri mengacungkan 2 jarinya tanda dia sudah jujur.
"Sebenarnya berapa banyak detergen yang kamu masukan itu Rania?" Tanya Reno dia menekankan nama Rania di dalamnya.
"Gak tahu Om mungkin setengah bungkus" Jawab Rania sambil menunduk takut melihat Reno yang seperti sedang menahan emosinya.
"Setengah bungkus katamu?apa kamu sudah gila, detergen ukuran jumbo dan kamu memasukan setengahnya ke dalam mesin cuci" Ucap Reno dengan nada tinggi.
"Aku gak tahu Om,kan di tulisanya juga *masukan 1 sendok detergen ke dalam pakaian anda* pakaian kita kan banyak Om makanya Ran tambahin beberapa sendok" Ucap Rania dengan nada tinggi, dia sudah kesal karena di marahi terus-terusan oleh Reno.
"Baiklah, sebaiknya kamu buang semua air di mesin cuci dan pakaiannya kamu cuci ulang!" Perintah Reno sambil memijat kepalanya.
Rania mengeluarkan semua pakaian di mesin cuci dengan kesal, dia sudah capek-capek bekerja tapi malah harus di suruh mengerjakan ulang.
"Tunggu!" Ucap Reno tiba-tiba.
Dia mengambil salah 1 pakaiannya yang berwarna putih di antara cucian Rania, kini bajunya sudah tidak berwarna lagi terkena luntur oleh pakaian lain.
"Raniiiaaaa!" Teriak Reno kesal.
"Ampun Om, maafkan Rania!" Ucap Rania sambil berlari pergi meninggalkan Reno.
"Dasar gadis itu ada-ada saja kelakuannya, membuatku ingin menciumnya saja!" Gumam Reno sambil tersenyum.
pingin ketawa tapi takut kualat.🤣🤣🤣