NovelToon NovelToon
My Boss Duda Anak Dua

My Boss Duda Anak Dua

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Ibu Pengganti / Cerai / Ibu Tiri
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: Demar

Nesa Callista Gambaran seorang perawat cantik, pintar dan realistis yang masuk kedalam kehidupan keluarga Wijaksono secara tidak sengaja setelah resign dari rumah sakit tempatnya bekerja selama tiga tahun terakhir. Bukan main, Nesa harus dihadapkan pada anak asuhnya Aron yang krisis kepercayaan terhadap orang lain serta kesulitan dalam mengontrol emosional akibat trauma masa lalu. Tak hanya mengalami kesulitan mengasuh anak, Nesa juga dihadapkan dengan papanya anak-anak yang sejak awal selalu bertentangan dengannya. Kompensasi yang sesuai dan gemasnya anak-anak membuat lelah Nesa terbayar, rugi kalau harus resign lagi dengan pendapatan hampir empat kali lipat dari gaji sebelumnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Demar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Arthur Mau Mencoba

Kejadian itu tidak luput dari penglihatan Arthur. Apakah ada yang salah dari perkataannya? Memahami anak-anaknya terasa sangat sulit. Mereka sudah berjarak sejauh itu ternyata. Rasanya apapun yang dia lakukan tidak ada yang berkesan di hati anak-anaknya. Dan Arthur bukan pria dengan kesabaran seluas samudera yang bisa tetap tenang menghadapi tingkah anak-anaknya.

“Biar saya gendong saja.” Ucap Arthur saat Nesa akan membangunkan Aron. Nesa menyingkir dari pintu mobil memberi ruang supaya Arthur leluasa untuk menggendong Aron. Pria itu menggendongnya dengan mudah, dia jadi seperti hulk sekarang dan Aron terlihat sangat mini dipelukannya.

‘Seandainya mereka dekat terus seperti ini Pak Arthur pasti akan jadi hot daddy yang ulala…sexy’ Batin Nesa.

Sesampainya mereka di rumah barang yang tadi mereka beli ternyata sudah sampai. Keren ya, orangnya masih di mall tapi belanjaannya sudah sampai duluan. Tenaga uang dan kekuasaan memang tidak perlu diragukan.

“Tidurkan di ranjang saja Pak.”

Arthur meletakkan Aron di tempat tidur dengan hati-hati. Nesa melepas Sepatu dan kaos kaki yang Aron gunakan lalu menyelimuti Aron.

“Trimakasih Pak.”

“Hmmm.”

Nesa juga meletakkan Arav di box sekalian mengganti pampersnya yang sudah sedikit penuh agar Arav bisa tidur dengan nyaman.

“Eh Bapak masih disini?” Ujar Nesa, dia pikir Arthur sudah pergi keluar setelah menidurkan Aron.

“Saya ingin berbicara dengan kamu.”

“Ah biasanya juga tidak izin Pak. Langsung saja Pak, pasti Bapak mau pecat saya kan?” Ucap Nesa merasa sudah tau apa yang akan Arthur bicarakan. Apalagi coba selain mau memecat dirinya.

“Pecat?”

“Iya, pasti Bapak mau pecat saya gara-gara kemarin.” Ujar Nesa dengan percaya diri. Nesa ini lucu sekali, percaya diri kok percaya diri mau dipecat.

“Ngarang kamu.”

“Berarti Bapak tidak jadi mau pecat saya?”

Arthur menyentil kening Nesa. “Awwwww… sakit Pak.”

“Ini tidak benar Pak, saya tidak terima kening saya disentil-sentil. Ini kekerasan.” Cetus Nesa.

“Sssttt kecilkan suara kamu bodoh.”

Spontan Nesa langsung menutup mulutnya teringat anak-anak sedang tertidur.

“Kita keluar, ada yang mau saya bicarakan.” Ujar Arthur. Nesa mengikuti Langkah Arthur. Pria ini membawanya menuju ruang pribadinya. Ruangan ini sangat tertata dengan rapi, kesan maskulin akan langsung terbesit di pikiran orang ketika baru pertama kali masuk.

‘Kalau ruangannya saja seperti ini bagaimana dengan kamarnya ya? Oh ayolah Nesa, hentikan pikiran gilamu!’

Arthur mengambil tempat duduk di kursi tempatnya biasa bekerja, auranya terlihat lebih karismatik dimata Nesa. Mungkin jika ada orang lain yang melihatnya juga akan berpikir hal yang sama.

“Kamu ngapain berdiri disitu, duduk!” Ucap Arthur menghancurkan lamunan Nesa.

“I-iya Pak.” Nesa langsung duduk tepat di hadapan meja kerja Arthur.

“Kamu mau dipecat?”

“Mmmm tidak juga sih, tapi kalau seandainya saya dipecat juga tidak apa-apa Pak saya terima.”

“Kamu tidak suka bekerja disini?”

“Saya suka dengan anak-anak tapi saya tidak terima saat Bapak berbuat kasar pada saya. Nih Bapak ingatkan apa yang Bapak lakukan pada pergelangan tangan saya? Saya akui saya memang agak lancang saat berbicara pada anda yang tidak lain adalah atasan saya tapi walau begitu saya tetap tidak pantas untuk Bapak perlakukan kasar.” Ujar Nesa menunjuk pergelangan tanggannya dihadapan Arthur. “Dan lagi tadi Bapak juga menyentil kening saya, lihat nih merah. Sakit tau.” Nesa menunjuk keningnya dramatis.

“Saya minta maaf, malam itu saya juga tidak mengerti kenapa saya bisa kelepasan.”

“Semua tidak akan bisa selesai dengan kata maaf Pak.”

“Saya akan berikan kompensasi yang sesuai atas apa yang saya lakukan terhadap kamu.”

“Oke dimaafkan.”

“Dasar matre.”

“Biarin…”

Ya semudah itu Nesa memaafkan. Dia pikir malam ini jadi dipecat tapi ternyata bosnya malah meminta maaf padanya. Jelas ini tidak boleh disia-siakan, Nesa tidak mau sok-sokan menolak, sudah seharusnya Arthur mengganti rugi atas rasa sakit yang dia rasakan di pergelangan tangannya. Lagi pula sekarang tangannya sudah tidak sakit lagi jadi tidak apa-apa kalau dimaafkan. Aduh senangnya, kalau begini terus cuannya akan terus bertambah setiap hari. Walau begitu Nesa tetap harus berhati-hati pada pria ini, jangan sampai di masa depan tangannya bukan lagi di cengkram malah akan dipotong. Salahnya juga sih memancing emosi bosnya sendiri.

”Hei... hei… ” Panggil Arthur, lagi-lagi gadis ini melamun. Apa memang ini sudah menjadi kebiasaannya. Dasar gadis aneh…

Nesa tersentak “Nama saya Nesa Pak bukan hei hei.”

“Saya tidak bertanya siapa nama kamu.”

“Tidak bisa begitu dong Pak, walaupun anda bosnya tetap tidak diperkenankan memangil nama saya hei heii. Saya punya nama, Bapak tidak tau kalau orangtua saya sudah buat pesta untuk meresmikan nama saya huh? Itu semua mahal Pak tidak gratis. Masa Bapak mau panggil saya sembarangan. Panggil saya Nesa Pak, N E S A.”

“Teserah kamu sajalah Ne… Apa tadi? oh ya Nesa, saya tidak mengajak kamu kemari untuk berdebat.”

“Trus ngapain dong Pak.”

“Makanya kamu dengarkan saya, dari tadi kamu mengoceh terus.”

“Maaf Pak hehe, saya Nesa Callista siap mendengarkan silahkan dilanjutkan Pak.” Jawaban Nesa membuat Arthur berdecak kesal. Gadis dihadapannya ini memang aneh bin ajaib.

“Walau tidak begitu yakin, saya ingin mencoba dekat dengan anak-anak saya.” Arthur sudah memikirkannya sejak semalam, biar bagaimanapun Aron dan Arav adalah darah dagingnya. Harus Arthur akui apa yang disampaikan gadis aneh ini memporak-porandakan hatinya. Arthur sudah gagal menjadi seorang suami, apa dia akan menjadi ayah yang gagal juga? Tidak… Arthur ingin mencoba mendekat pada anak-anaknya. Arthur tidak ingin menjadi ayah yang gagal, apa kata ayahnya Austin Wijaksono di surga sana jika dia melihatnya jadi ayah yang gagal. Daddynya pasti akan mengejeknya terus menerus.

“Wahhh super, akhirnya Bapak sadar juga. Tapi tidak boleh bilang tidak begitu yakin dong Pak, harus yakin dan optimis.” Walau Nesa agak terkesiap mendengar ucapan Arthur yang tiba-tiba namun gadis itu tetap bertepuk tangan ceria.

“Harusnya kamu tidak perlu sesenang itu. Kamu adalah orang luar.”

“Justru karna itu Pak, bayangkan saya yang hanya orang luar sebahagia itu mendengarnya apalagi Aron dan Arav. Aron bahkan menangis semalaman hanya karna Bapak tidak membalas pelukannya. Saya tidak bisa mengukur betapa anak itu sangat menyayangi Bapak.”

“Benarkah?” Ujar Arthur tampak tak yakin.

“Ya iya dong Pak, mereka kan anak Bapak masa tidak sayang sama daddynya sendiri,”

“Tapi mereka tidak mau dekat dengan saya.”

“Bukan tidak mau Pak, tapi canggung dan asing. Tugas Bapak ya usaha gimana caranya supaya bisa dekat dengan anak-anak. Harusnya tidak butuh waktu lama, pasti Aron juga masih mengingat saat-saat dia dan daddynya dulu menghabiskan waktu bersama Pak.”

“Tapi saya tidak pernah menghabiskan waktu bersamanya.”

“Apa?”

1
Putu Suciptawati
aku baru lihat cerita ini dan baca secara maraton, aku suka ceitanya bagus
Demar: Halo Putu, thanks sudah ikutin karyaku ya. Support terus dengan follow, like dan komen supaya aku semakin semangat update.
total 1 replies
Elen Gunarti
double up Thor 👍
Demar: Thank you Elen, jangan lupa follow like dan komen karyaku supaya aku semakin semangat update. Ikutin terus ceritaku ya...
total 1 replies
Hesi Hesi
semangat thor
Demar: Thank you Hesi
Ikutin terus karyaku ya
total 1 replies
Nur Cahyani
Luar biasa
Demar: Halo, episode baru sudah ku upload.
Like dan komen terus ceritaku supaya aku mengupload beberapa episode dalam satu hari ya. Terimakasih
total 1 replies
Elen Gunarti
lanjut thor
Demar: Halo, episode baru sudah ku upload.
Like dan komen terus ceritaku supaya aku mengupload beberapa episode dalam satu hari ya. Terimakasih
total 1 replies
Demar
Tujuh
Demar
Good
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!