Di negeri fantasi Qingya, seorang gadis bernama Lian Yue tiba-tiba membangkitkan Spirit Rubah Perak sebelum usianya genap 18 tahun—sesuatu yang mustahil dan sangat berbahaya. Kejadian itu membuat seluruh sekte mengincarnya karena dianggap membawa warisan kuno.
Saat ia kabur, Lian Yue diselamatkan oleh pewaris Sekte Naga Hitam, Shen Ryuko, lelaki dingin dan kuat. Namun ketika tubuh mereka bersentuhan, Qi mereka saling menyatu—tanda bahwa mereka adalah pasangan ritual yang hanya bisa diaktifkan lewat hubungan intim.
Sejak itu, keduanya terikat dalam hubungan berbahaya, penuh gairah, dan diburu para sekte yang ingin merebut kekuatan mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon S. N. Aida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30 — Bisikan Takdir
Fajar masih jauh. Keheningan di Paviliun Tersembunyi hanya ditemani oleh suara jangkrik malam dan aliran Qi yang stabil antara Ryuko dan Lian Yue. Setelah sinkronisasi yang intens, mereka berdua kini berada dalam keadaan damai yang rapuh.
Lian Yue masih berbaring di tempat tidur, ditutupi selimut sutra. Ryuko duduk di sisinya, tangannya masih dipegang oleh tangan Lian Yue. Tidak ada kata yang diperlukan untuk mengisi keheningan; Qi mereka berbicara lebih keras.
Akhirnya, Lian Yue berbicara, suaranya tenang dan tegas. "Aku tidak hanya menolak Pangeran Yu Liang karena kau Pasanganku, Ryuko."
Ryuko menoleh, matanya yang keemasan menatapnya dengan intens. "Lalu kenapa?"
"Aku menolaknya karena Qi-nya. Qi Emas Kekaisaran itu hangat, tetapi bagi Qi Rubahku, itu terasa kosong," jelas Lian Yue. "Dia menawarkan kenyamanan, tetapi Qi-nya tidak memiliki kedalaman atau kekejaman yang diperlukan untuk mengimbangi Qi Yin murniku. Dia akan menguras Qi-ku dan melemahkanku."
Lian Yue menarik napas dalam-dalam. "Sedangkan Qi-mu… Qi-mu adalah neraka dan surga. Dingin dan menyakitkan saat kau marah, tetapi itu adalah jangkar bagi Qi Rubahku. Ia adalah satu-satunya Qi Yang yang bisa kupeluk tanpa takut akan kekosongan. Ryuko, kita tidak memiliki pilihan dalam Ikatan ini. Itu adalah Takdir."
Pengakuan itu menghantam Ryuko lebih keras daripada tinju yang ia berikan pada Yu Liang. Lian Yue telah melewati tahap kebimbangan. Ia telah memilih Ryuko, bukan hanya karena Tanda Kepemilikan, tetapi karena keharusan spiritual.
"Aku takut kau akan membenciku," bisik Ryuko, pengakuan yang jarang ia berikan. "Aku kehilangan kendali total saat melihat Zhaoling mendorongmu ke dalam perangkap itu. Aku melihat Yu Liang mencoba menyentuhmu. Nagaku... Nagaku ingin menghancurkan seluruh Istana."
Lian Yue menggeser tubuhnya lebih dekat, masih memegang tangan Ryuko. "Aku tahu. Aku melihat Nagamu, dan aku ketakutan. Tapi naluriku menyuruhku untuk menyentuhmu, untuk menenangkanmu. Sentuhan di wajahmu, saat itu, aku tidak berpikir. Aku hanya tahu jika aku tidak menyalurkan Qi-ku, kau akan menghancurkan dirimu sendiri."
"Kau menyelamatkan hidupku," kata Ryuko. "Aku berhutang padamu. Tidak, bukan hutang. Kau adalah separuh diriku yang hilang."
Mereka berdua terdiam, membiarkan kebenasan yang baru ini meresap. Ikatan mereka kini utuh, tidak hanya pada tubuh, tetapi pada pilihan.
"Kita harus segera meninggalkan Istana," kata Lian Yue, beralih ke strategi. "Zhaoling dan Ruyin telah membakar jembatan. Yu Liang akan menjadi musuh yang mematikan, dan yang lebih penting..."
"Permaisuri Lin Yuying," Ryuko menyelesaikan, suaranya dipenuhi kewaspadaan. "Dia tidak peduli pada Yu Liang. Dia hanya peduli pada Ramalan Kuno dan Warisan Purnama."
"Dia melihatku," Lian Yue mengangguk. "Dia melihat lebih jauh dari Qi. Dia melihat esensi Rubah Bulan."
Ryuko menguatkan tekadnya. "Kita akan menemuinya setelah fajar dan meminta izin pergi. Kita akan bersikap sombong dan berkuasa, tetapi kita tidak akan bertarung dengannya di Istana ini."
Tepat saat Ryuko selesai berucap, sebuah Qi yang sangat kuat, dingin, dan berwibawa menyapu Paviliun. Itu adalah Qi Phoenix yang menakutkan, yang memiliki otoritas lebih tinggi daripada semua yang ada di Istana.
Ryuko segera berdiri, Qi Naganya kembali mengancam. "Dia datang."
Pintu paviliun terbuka tanpa ada yang menyentuhnya. Permaisuri Lin Yuying, ditemani hanya oleh Kasim Zhao yang tua, melangkah masuk. Permaisuri mengenakan jubah sutra phoenix yang menakjubkan, dan matanya memancarkan cahaya kebijaksanaan kuno.
Permaisuri tidak tampak terkejut melihat Ryuko berdiri di samping Lian Yue yang terbaring. Matanya menyapu ruangan, mencatat keintiman di antara mereka.
"Pewaris Ryuko," suara Permaisuri lembut, namun memiliki otoritas yang tidak bisa ditawar. "Aku mendengar kekacauan. Aku menghargai ketenanganmu di tempat terpencil ini."
Ryuko membungkuk sedikit, tetapi Qi Naganya tetap waspada. "Yang Mulia. Monster Roh Lord Hei Wenzhan meracuni Pangeran Yu Liang dan mengganggu Pasangan Ritualku. Aku membawanya ke sini untuk perawatan."
Permaisuri Lin Yuying mengabaikan Ryuko, pandangannya tertuju pada Lian Yue. Ia melangkah ke samping tempat tidur, dan Ryuko menegang, siap menyerang jika Permaisuri itu mencoba menyentuh Lian Yue.
"Nona Lian Yue," kata Permaisuri, suaranya kini terdengar seperti bisikan takdir itu sendiri. "Kau memancarkan cahaya murni Warisan Purnama. Energinya yang kuat adalah anugerah terbesar dari Alam Roh. Qi Yin murni yang kau miliki tidak ditujukan untuk dikurung oleh Tanda Kepemilikan yang posesif."
Permaisuri menunjuk Tanda Sisik Naga yang tersembunyi di leher Lian Yue. "Aku melihat ikatanmu dengan Naga Hitam. Dia adalah pelindungmu, tetapi dia juga penjaramu. Dia menguasaimu dengan nalurinya, bukan dengan kekuasaanmu."
Ryuko mendesis. "Jangan mencoba memanipulasinya, Yang Mulia!"
Permaisuri Lin Yuying tertawa kecil, mengabaikan amarah Ryuko. "Aku menawarkan kebebasan padamu, Nona Lian Yue. Bergabunglah dengan Istana Kekaisaran. Aku akan memandumu melalui Ritual Warisan Purnama yang sebenarnya, yang akan memberimu kekuatan untuk mengendalikan Qi Yin-mu sepenuhnya, dan tidak akan pernah lagi bergantung pada Qi Yang seorang pria Naga."
"Aku akan memberimu status yang lebih tinggi daripada selir atau Pasangan Ritual," janji Permaisuri. "Kau akan menjadi Dewi Spiritual Kekaisaran, kunci yang akan membawa kembali kejayaan Kuno. Kau akan setara dengan Naga, bukan di bawahnya."
Tawaran itu sangat memikat, terutama bagi seorang Spirit Beast yang selalu mencari kebebasan dan kekuatan.
Lian Yue menatap mata Permaisuri, yang penuh dengan janji dan ambisi. Ia bisa melihat kekuatan yang ditawarkan, tetapi ia juga bisa melihat isolasi.
Lian Yue menggeleng, tatapannya tegas. Ia meraih tangan Ryuko yang berdiri di sampingnya dan meremasnya, sebuah pernyataan visual tentang pilihannya.
"Yang Mulia," kata Lian Yue, suaranya tenang, tetapi memiliki kekuatan batin yang mengejutkan Permaisuri. "Aku menghargai tawaranmu. Tetapi aku telah membuat Ikatan Takdirku. Aku adalah milik Ryuko, bukan karena paksaan, tetapi karena pilihan."
Ia menatap Permaisuri dengan berani. "Aku adalah Jangkar Naganya. Jika Ryuko adalah penjaraku, maka aku adalah rantainya. Aku tidak ingin kekuatan yang akan memisahkanku darinya."
Permaisuri Lin Yuying menatap Lian Yue, ekspresinya tidak berubah, tetapi sebuah pengakuan samar melintas di matanya. Ia telah gagal.
"Sungguh menyayangkan," bisik Permaisuri. "Cinta itu membutakan. Tapi ingatlah, Naga Hitam. Warisan Purnama adalah aset Kekaisaran. Jika kau tidak dapat menjinakkannya, Istana akan mengambilnya."
Permaisuri Lin Yuying tidak menunggu jawaban. Ia berbalik, dan bersama Kasim Zhao, ia meninggalkan Paviliun dengan keheningan yang sama misteriusnya dengan kedatangannya.
Ryuko menoleh ke Lian Yue, menatapnya dengan kekaguman yang mendalam. "Kau menolak Dewi Phoenix Kekaisaran. Kau memilihku."
Lian Yue tersenyum lemah. "Aku memilih stabilitas, Ryuko. Dan itu hanya ada di sisimu. Sekarang, ayo kita pergi. Sebelum Permaisuri mengirim lebih banyak 'tawaran' yang memikat."
Ryuko mengangguk. Ia mengangkat Lian Yue lagi ke pelukannya. Pagi baru saja menyingsing. Misi mereka untuk bertahan hidup di Istana telah selesai, tetapi peperangan yang sesungguhnya baru saja dimulai.