NovelToon NovelToon
KEMBALI-NYA SANG ANTAGONIS

KEMBALI-NYA SANG ANTAGONIS

Status: sedang berlangsung
Genre:Kelahiran kembali menjadi kuat / Reinkarnasi / Mengubah Takdir
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Senjaku02

____________________________
"Dar-Darian?" suaranya pelan dan nyaris tak terdengar.
"Iya, akhirnya aku bisa membalas kejahatan mu pada Nafisha, ini adalah balasan yang pantas," ucap Darian Kanny Parker.
"Kenapa?" tanyanya serak dengan wajah penuh luka.
"Kau tak pantas hidup Cassia, karena kau adalah wanita pembawa masalah untuk Nafisha," ujarnya dengan senyum sinis.
Cassia Itzel Gray, menatap sendu tunangannya itu. Dia tak pernah menyangka akan berakhir di tangan pria yang begitu dirinya cintai. Di detik-detik terakhir. Cassia masih mendengar hal menyakitkan lainnya yang membuat Cassia marah dan dendam.
"Keluarga Gray hancur karena kesalahan mu, Cassia! Aku lah yang membuat Gray bangkrut dan membuat kedua orang tuamu pergi, jadi selamat menemui mereka, Cassia! Ini balasan setimpal untuk setiap tetes air mata Nafisha," bisik Darian dengan senyum menyeringai!

DEG!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senjaku02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 2

  Vladimir hanya memutar bola matanya malas, dia enggan menjawab pertanyaan Cassia dan itu membuat Cassia si gadis cantik itu mencibik kesal.

  "Nak, sekarang tangga 17 Januari 2020," jawaban di dapat dari Margaretha.

DEGH!

  "2020?" gumamnya pelan dan nyaris seperti bisikan.

Meja makan keluarga Gray.

  "Makan yang banyak! Biar kamu cepat sehat," Margaretha meletakkan sepotong sandwich ke dalam piring putrinya.

  "Mi, Terima kasih!" ucap Cassia.

  Margaretha mematung ini adalah pertama kalinya Cassia mengucapkan Terima kasih.

  Margaretha memandang Cassia dengan tatapan teduh dan akhirnya wanita paruh baya itu mengangguk pelan."Sama-sama, ayo makan lagi!"

  Cassia dengan semangat mengangguk, dia menikmati setiap suapan yang terasa begitu enak. Dulu dia tak pernah makan dan hidup tenang, karena selama ini hidupnya hanya habis untuk menyenangkan Darian.

  "Darian? Sial kenapa aku malah memikirkan dia?" gerutunya. Dia benci pria itu, pria yang sudah membuat dia meninggal dan kehilangan seluruh keluarganya. Akan dia balas semua itu dengan rasa yang lebih menyakitkan.

  Sedangkan Vladimir menatap aneh sang adik, ini adalah pertama kalinya dia melihat adiknya begitu tenang. Padahal biasanya gadis itu akan heboh dan buru-buru pergi ke sekolah hanya demi bertemu Darian.

  Sekarang hari sabtu, dan Cassia tak pergi ke manapun. Sebab dia harus mencerna semua kejadian buruk ini, dirinya benar-benar tak menyangka akan kembali hidup di 5 tahun sebelum semuanya hancur berantakan.

  "Kamu tak pergi?" pertanyaan dari Vladimir membuat Cassia menoleh cepat.

  "Pergi? Kemana?" tanya Cassia, dia menatap sang Kakak yang sudah rapi.

  "Biasanya kamu selalu pergi ke rumah Darian untuk mengajak pria itu pergi walaupun di tolak!" ucapnya tanpa perasaan dan itu membuat Cassia mendelik kesal.

  "Aku tidak akan melakukannya lagi," jawaban dari Cassia membuat Vladimir sontak menoleh.

  "Tumben?" Vladimir menaikan sebelah alisnya seolah tak menyangka dengan jawaban sang adik.

  Cassia tak menanggapi, dia justru kembali sibuk dengan ponselnya karena ia sibuk berbalas pesan dengan para sahabatnya.

  "Kau membuat masalah lagi?" pertanyaan Vladimir membuat gerakan tangan Cassia terhenti.

  "Masalah apa? Aku hanya malas keluar rumah, apa itu jadi masalah?" ujar Cassia dengan wajah acuh.

  "Kau yakin hanya itu? Apa ini masih ada hubungannya dengan Nafisha?"

  "Nafisha? Kenapa kamu membawa nama wanita itu? Menyebalkan!" gerutu Cassia.

  "Iya aku hanya menebak," kata Vladimir,"Kau istirahat saja! Jika butuh apapun segera hubungi aku!" setelah itu Vladimir berlalu meninggalkan Cassia di ruang tamu.

  "Nafisha dan Darian, mereka harus membayar semuanya!" genggaman pada ponsel itu mengerat. Dengan wajah penuh kemarahan.

  Cassia tahu dia mendapatkan kesempatan baru, mungkin Tuhan sayang dan kasihan padanya karena melihat bagaimana dia mati menderita dan mati mengenaskan di tangan Darian.

  Maka dari itu Cassia tak akan menyia-nyiakan kesempatan ini dan akan dia balas semua rasa sakit di masalalu dengan rasa yang lebih menyakitkan lagi hingga dewa kematian takut untuk melihat semuanya.

...****************...

   Usai sarapan bersama keluarga lengkapnya, Cassia melangkah perlahan menuju balkon kamarnya. Angin pagi menyapa lembut wajahnya yang masih kusut, membawa sejuk sekaligus kekalutan yang sulit dia jelaskan.

  Pikiran Cassia berputar tak henti, mencoba mencerna kenyataan yang nyaris mustahil dia benar-benar mengulang waktu. Seperti kisah dalam novel yang dulu hanya dia baca tanpa pernah membayangkan bisa mengalaminya sendiri.

  Di balik kebingungan itu, ada secercah bahagia yang berani muncul kesempatan untuk kembali bersama keluarga tercinta, dan yang lebih membara, kesempatan untuk mengenal lagi sosok pria yang pernah membuat hatinya bergetar.

  Namun, di dalam benaknya, pertanyaan bergelayut tanpa henti, apakah takdir kali ini akan berjalan berbeda? Ataukah cerita lama akan terulang kembali dengan luka yang sama?

  Cassia menghela napas, menatap cakrawala yang mulai merekah di ufuk timur, sementara angin pagi terus membelai lembut wajahnya, seakan menyampaikan bisikan harapan sekaligus peringatan yang tak bisa ia abaikan.

  Dax namanya menggema dalam setiap sudut ingatan Cassia, seperti luka lama yang belum sembuh. “ kamu sedang apa sekarang, Dax?” lirihnya dengan suara bergetar, “Bodohnya aku… aku tak pernah balas cintamu, padahal kamu begitu mencintaiku, sampai akhirnya kau pergi… pergi dengan cara yang paling tragis.”

  Kenangan itu menusuk hati Cassia, membelah jiwa yang tersekat oleh penyesalan. Dulu, Dax teman masa kecil yang selalu setia memberi cintanya tanpa syarat.

  Namun, buta dan kehilangan arah, Cassia malah memilih pria yang membawa kehancuran pada dirinya dan keluarganya. Kini, semua itu hanyalah puing yang tertinggal di antara reruntuhan masa lalu, menyisakan sesak dan derita yang tak terperi.

  Dalam kesunyian, Cassia terperangkap dalam penyesalan, menyesali hati yang pernah menolak cinta tulus di depannya.

  "Darian! Nafisha! Aku tidak akan pernah membiarkan kalian hidup damai, tidak di kehidupan ini! Kalian harus membayar dengan mahal, atas semua yang sudah kalian lakukan padaku!" Cassia menggeram penuh amarah, matanya menatap tajam keluar balkon, menelan badai pikirannya yang mengamuk seperti gelombang dahsyat di lautan jiwa.

  "Jadi, ini benar... aku terlahir kembali?" Suaranya bergetar, haru membuncah hingga menghangatkan hati yang sempat dingin dan terluka.

  "Terima kasih, Tuhan. Ini kesempatan keduaku kesempatan untuk membalikkan semuanya." Dia menghela napas panjang, matanya berkilat penuh tekad. "Sekarang, waktunya merencanakan balas dendam yang sempurna. Mereka akan tahu, betapa dalamnya sakit yang pernah kutanggung."

  Cassia melangkah masuk ke kamar dengan langkah mantap, matanya menatap ke meja belajarnya. Ia duduk perlahan, membiarkan potongan-potongan luka masa lalu berhamburan di benaknya kenangan tragis yang mengoyak hatinya tanpa ampun.

  Dalam kesunyian yang menusuk, ia merangkai serpihan-serpihan itu menjadi satu gambaran besar rencana membalas takdir yang kejam, tekad membungkam bayang-bayang kelam agar ia tak pernah lagi terjerat dalam penderitaan yang sama.

  Setiap hela napasnya menggetarkan jiwa, bak janji bisu bahwa kali ini, dia takkan membiarkan sejarah kelam itu terulang kembali.

...****************...

Sore harinya

  "Ma, aku keluar nongkrong di rumah teman, jangan tunggu aku makan malam. Aku makan bareng mereka," ucap Cassia sambil menatap ibunya yang duduk tenang di ruang tamu.

  Margaretha tersenyum lembut, penuh kasih, menatap putrinya yang mulai tumbuh mandiri. "Iya sayang, hati-hati, jangan pulang larut malam."

  Cassia mengangguk tegas, suara dan tatapannya penuh keyakinan, seolah memberi janji tanpa kata, "Siap, Ma."

  Malam itu, ruang tamu yang hangat berubah menjadi saksi bisu di mana harapan dan kecemasan bertaut dalam diam. Margaretha menatap pintu keluar, berharap perlindungan sang malam untuk putrinya yang perlahan menjauh.

  Setelah itu ia keluar dari rumah Cassia melangkah ringan menuju garasi tempat motor sport kesayangannya terparkir hadiah ulang tahun ke-17 dari ayah yang selalu percaya padanya.

1
Senjaku02
besok lagi ya. mau kontrak dulu🤣🤣🤣
Yuyun Suprapti
crazy up dong kk
riani
lagi kak lagi
Gedang Raja
lanjut ke bab selanjutnya ya Thor hehehe semangat untuk terus berkarya 💪💪🤭👍👍
yeqi_378
Saya jadi penasaran dengan karakter-karakternya. Semangat yah, thor!
Senjaku02: siap. terimakasih ☺️
total 1 replies
Phoenix Ikki
Camilan plus cerita ini, combo pas banget.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!