Jangan pikir cuma orang tua saja yang bisa menjual anak nya. Karena anak pun bisa melakukan hal yang sama.
"Akak cantil! Akak cantil! Mau ndak jadi Mommy kita! Daddy kita duda loh, cekalian dapat anak comel cepelti kami ini."
"Iya! Iya! Nanti daddy akan bayal utang na Mommy! gelatis catu dapat catu. Nikah cama duda dapat anak.. Hehehehe!"
Berharap bertemu jodoh pangeran kuda putih, Larasati Aqela justru bertemu dengan dua anak kembar lucu yang menawarkan Daddy mereka.
Larasati seorang mahasiwi semester akhir yang harus bekerja di sebuah restoran untuk mencukupi kebutuhan nya harus terjebak dengan anak kembar pengusaha paling kaya. Angkara Brawijaya, dia memiliki sikap dan sifat yang sangat aneh bagi Laras.
"20 juta sebulan! Jadi Ibu dari anak saya!"
" Hapaaa???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hachichan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekacauan Di Depan perusahaan
Cinta datang tanpa di undang.
Mengobati luka yang patah hati.
Tapi saat hati belum siap.
Apakah hati harus menerima?
🩵🩵🩵
Angkara Brawijaya, CEO dari perusahaan PT Lumina Bloom. Jika kebanyakan CEO dalam novel berwajah datar dan dingin, berbeda dengan CEO satu ini yang terbilang unik. Meski sudah memasuki kepala 3 dengan usia 33 tahun. Nyatanya tak menutupi sifat kekanan - kanakan yang dia miliki.
Duda cerai beranak satu itu memiliki sifat yang begitu humoris, selalu membuat orang lain sakit kepala atau tertawa dengan kelucuan yang ada meskipun mereka berpikir itu bukanlah lelucon. Angkara bercerai 5 tahun yang lalu setelah melahirkan anak kembar putra dan putri yang di beri nama Raja Arsenio Brawijaya dan Bunga Lilly Brawijaya. Rasti Ayunda pergi meninggalkan nya bersama cinta pertama nya, dia rela meninggalkan Suami dan anak kembar nya hanya untuk kesenangan semata.
Keluarga Brawijaya pernah berada di titik terendah dalam karir nya, Angkara yang memiliki tanggung jawab sangat sibuk untuk memperbesar nama perusahaan nya menjadi kelas dunia hingga sekarang. Tapi dia tidak sadar jika kesibukan nya telah merenggut kebahagiaan dua anak kecil yang selalu merasa kesepian meskipun ada Kakek dan Nenek nya.
Iya, Raja dan Bunga tidak pernah di perhatikan dan lebih mirip anak tanpa orang tua. Itu juga yang membuat mereka ngotot ingin memiliki seorang Mommy. Tapi Angkara tak terlalu mempedulikan nya. Memang nya memiliki Mommy untuk anak nya seperti mempekerjakan baby sister.
Tapi mereka tak menyerah, seperti saat ini. Kedua bocil itu malah menjual nama Daddy mereka di depan perusahaan PT Lumina Bloom.
"Di Oblal! Di Oblal! Membeli Duda cehalga 50 libu, bonus dua anak comel. Ayo di beli! Cuma 50 libu dapat duda tajil." Speaker suara Raja menghentikan pejalan kaki yang melintas di depan mereka. Semua melongo mendengar perkataan Raja.
"Angkala Blawijaya, duda kaya dan tajil, modal 50 libu bisa dapat beljuta - juta, ayo dibeli! Duda ganteng!" Tak kalah heboh nya, Bunga berteriak antusias.
"Ini beneran anak nya pengusaha tajir itu, sih Angkara Brawijaya?"
"Masa sih?Kalo gitu, gue mau dong."
"Lihat dulu profil mereka di internet, takut nya cuma bohong." Mengecek foto, mata mereka membelalak saat melihat wajah kedua anak itu sama persis dengan wajah anak dari pengusaha terkenal.
"Bener loh, anjrit, gue mau beli kalo gitu."
"Enak aja, gue juga mau beli."
"Dedek, beli dudanya nih 50 ribu."
"Gue tambahin, nih 100 ribu."
Akhirnya banyak yang menaikan harga dari 50 ribu sampai sudah ratusan ribu. Raja dan Bunga tersenyum puas, rencana mereka seperti nya akan berhasil.
"STOP," Tiba - tiba saja seorang wanita tua berkepala 5 datang dengan sekepok uang."Aku beli bapak mu!"Uang itu di lempar begitu saja, semua mata melongo melibat tumpukan uang yang banyak.
"Maap," Bunga dan Raja kompak mengangkat tangan menunjukkan lima jari mereka."Olang tua di lalang ikutan."
Semua yang mendengar menahan tawa, wanita tua itu jelas tersinggung.
"Nenek di lalang ikut lelang, ndak ada cocok - cocok na dadi Mommy kita. Wadah tua, kulit keliput, lambut walna putih, ndak cocok itu." Seru Bung dengan suara polos nya.
"Kami ndak lagi pengen mungut Nenek - Nenek. Kami ini lagi cali Mommy, jadi olang tua ndak ucah ikutan. Oke!"
Tidak tahan, akhirnya tawa mereka semua pecah mendengar penghinaan Raja dan Bunga terhadap wanita itu. Meskipun sebenarnya, Raja dan Bunga masih polos.
"ANAK KURANG AJAR!"
🩷🩷🩷🩷🩷
Sementara di dalam perusahaan, ruangan CEO yang memang kedap suara. Terdengar sebuah suara musik dangdut.
💿💿💿💿
Sambala sambala bala sambalado
Terasa pedas, terasa panas
Sambala sambala sambalado
Mulut bergetar, lidah bergoyang
Cintamu seperti sambalado ah ah
Rasanya cuma di mulut saja ah ah
Janjimu seperti sambalado ah ah
Enak nya cuma di lidah saja hoo oo
Colak - colek-----
BRAK!
Ruangan CEO terbuka dengan lebar, suara musik dangdut yang sangat keras menyeruak ke dalam indra pendengaran semua karyawan. Dua orang yang berdiri di depan pintu melongo saat melihat CEO mereka sedang dangdutan di dalam ruangan nya sambi berjoget ria, bahkan sepatu sudah terlepas dan tergeletak di lantai, dasi hilang entah kemana, rambut yang tadinya tersisir rapi sekarang manjadi berantakan. Dan yang lebih parah nya lagi, celana panjang yang sejak awal dia pakai berubah menjadi celana pendek berbentuk spongbob di padukan dengan kemeja kerja berwarna putih yang tadi sebelum berangkat kerja di pakai.
"Astaghfirullah," Keduanya sama - sama beristighfar. Bos mereka memang unik
"APA - APAAN KAU! MENGGANGGU KU SAJA!" Emosi Angkara, sedang asik bernyanyi dan berjoget sebagai pelipur lara saat sedang bosan, malah di kejutkan dengan pintu yang terbuka keras.
Sekretaris yang berada di belakang tubuh pria berbadan tegap hanya bisa mengelus dadanya."Sabar! Sabar! Punya bos ganteng tapi kelakuan kaya begini."
"Heh, apa kamu bilang?" Tanya Angkara pada wanita yang berdiri di belakang asisten nya ( Chika), dia adalah sekertaris Angkara.
"Nggak, Pak, kuping saya ini loh, keluar congek nya." Kilah Chika.
"APA?! Angkara menjadi panik." KELUAR DARI RUANGAN SAYA DAN BERSIHKAN KOTORAN TELINGA KAMU, JIKA KOTORAN ITU JATUH KE LANTAI MAKA KAMU HARUS MEMAKAN NYA."
"B-baik, Pak, saya keluar." Chika lebih baik undur diri, menghadapi bos nya yang super aneh membuat dirinya harus bersabar ekstra.
"Heh kamu, " Tunjuk Angkara pada asisten plus sahabat nya ( Revo). "Apa lihat - lihat, ngapain masuk?" Tanya nya memalingkan wajah seperti anak kecil yang merajuk.
Revo menggelengkan kepala, di kantor jika pekerjaan Angkara sudah selesai atau butuh hiburan setelah lelah bekerja selalu saja dangdutan, memang nya dia pikir kantor ini panggung dangdut. CEO tapi seenak jidatnya, kelakuan sebelas dua belas sama anak nya. Revo sangat ingin mengumpat Bos dan sahabat nya itu, udah kepala tiga tapi kelakuan kaya bocil.
"Kenapa diam? Ayo jawab!" Hardik Angkara kesal karena Revo hanya diam.
Seketika Revo sadar dan menepuk jidatnya."I-itu.. Anak mu membuat ulah lagi! Di depan perusahaan... "
Hening!
"UAPAAAAAA," Angkara syok bukan main saat Revo memberitahunya."WAJAH MILYARAN DI JUAL 50 RIBU. OH ANAK SEMPRUL! WONG EDAN."
"Eh, kau yang semprul! Pake dulu celana panjang mu. ANGKARA."
Angkara berlari ke luar ruangan, Revo mengejar. Sungguh penampilan Angkara saat ini membuatnya juga ikut malu. Semua mata tertuju pada CEO mereka yang berlari hanya dengan celana pendek bergambar kartun itu, semua karyawan berusaha untuk menahan tawa mereka. Ganteng sih tapi kelakuan bikin orang geleng kepala, pusing tujuh keliling. Setelah sampai di depan gedung perusahaan. Keamanan sedang berusaha untuk mengusir keributan yang ada.
Angkara sudah berdiri di depan kedua anak nya dengan berkacak pinggang."Apa yang kalian lakukan?"Tanya Angkara dengan wajah kesal.
"Kami ndak lakukan apa - apa loh, olang kami cuma mau jual Daddy." Angkara melotot dengan perkataan Raja yang seenak dengkul nya.
"Jual Daddy bial bica beli Mommy balu, kan kita ndak puna uang loh," Wajah Bunga di buat sedih."Makana kita jual Daddy bial bica beli Mommy balu."
"SEMBARANGAN?!" Hardik Angkara tak terima."Kamu mau menjual Daddy mu satu - satunya."
"Ho -oh," Keduanya mengangguk."Daddy ndak cayang kita, kita loh cuma minta Mommy, tapi Daddy ndak kacih, puna uang kok pelit. Ya cudah, kita jual saja Daddy na, dapet uang, beli Mommy nanti Mommy beli Daddy balu. Beles deh."Raja bicara dengan polos nya. Angkara sampai terperangah mendengar nya
"Heh bocah semprul, kalian pikir beli Mommy seperti beli tomat di pasar, " Angkara memijit pangkal hidung nya, sepertinya darah tingginya mulai kumat menghadapi kelakuan anak nya."sekarang di balik, kalo Daddy yang jual kalian, mau nggak?"
"NDAK MAU YA, CEMBALANGAN KALO NGOMONG." Raja dan Bunga berkacak pinggang, mereka tidak terima dengan perkataan sang Daddy.
"Biarin aja, Daddy pusing mikirin kelakuan anak model kalian, mengganggu ketenangan saja. Mendingan Daddy jual kalian, terus beli anak baru." Angkara yang memang wataknya tidak mau mengalah terus berdebat.
" Udahlah, kacihan anak balu na Daddy nanti. Olang kita aja cudah mendelita jadi anak Daddy, cekalang Daddy mau beli anak balu. Ya cudah lah, tapi kita ndak yakin loh ada anak yang mau cama Daddy. Keljaan nya cuma bikin kepala olang pucing. Lah lihat caja, olang walas mana yang kelual pake celana kolol gambal spobob" Sekali lagi Angkara di buat menganga dengan perkataan putrinya itu. Dia baru sadar dengan penampilan nya saat ini.
Angkara melihat sekeliling dimana semua orang mentertawakan nya. Langsung saja dia melotot tajam."Apa ketawa - ketawa? Nggak ada yang lucu!"
Angkara kembali menatap tajam kedua anak nya. " KALIAN JUGA NGGAK USAH KETAWA!" Jeritnya, sepertinya sekarang kesabaran nya sudah menipis."sabar - sabar! Kata orang jaman dulu, orang sabar di kasih kekayaan, huft."Angkara mengelus dadanya.
"Ndak ucah malah, olang malah cepet tua, olang tua udah ndak ganteng, kalo Daddy ndak ganteng, ndak bica kita jual."
Raja menganggukkan kepala setuju dengan Bunga."Kita loh kacihan cama Daddy! Kata Oma nanti kalo Daddy ndak punya ictli balu, Daddy dadi duda kalatan."
"Ada juga Daddy yang kasihan punya anak model kaya kalian," Angkara menjambak rambutnya geram."Arrgggg, bener - bener, Gue jual juga nih anak cebong."
"REVOOOOO!" Yang punya hanya bisa menggelengkan kepala, tidak heran lagi melihat bapak dan kedua anak itu."Bawa mereka pulang."Titah nya seperti seorang raja.
"Ndak ya, kita ndak mau pulang, kita mau cali Mommy cekalian ictli balu buat Daddy. Bial belalai Daddy ndak kalatan, kata Oma kalo kelamaan dadi kalatan, nanti ndak dadi adik bayi kalo kalatan."
"SAFITRIIIIII." Angkara kembali berteriak, saking kesal nya, dia memanggil Ibunya dengan namanya.
"KABUUUUUUL." Raja dan Bunga berlari kencang, menjauh adalah solusi terbaik saat ini.
"HEH! ANAK SEMPRUL, BALIK KALIAN," Revo menjerit saking frustasinya, dia melirik ke arah Revo."Apa lihat - lihat, cepet kejar!"
Sementara di Mansion besar, seorang wanita tua yang sudah lanjut usia dengan sanggul di kepala berhenti membaca koran dan mengorek telinga dengan tangan nya."Kaya ada yang manggil?"
BERSAMBUNG
Kabur Dan Ketemu Mommy Cantik🤭🤭
Plus Bonus Visual.
Larasati Aqela
Angkara Brawijaya
Sih Anak Kembar Lucu.
kopi & vote untuk mu