Menjadi seorang Duda tunanetra serta memiliki seorang putri, dalam waktu dekat, bukan lah hal yang mudah untuk Jade jalani.
Berulang kali ia mencoba mengakhiri hidupnya, namun putri kecil nya selalu saja menggagalkan niat nya tersebut.
Sampai suatu saat ia bertemu dengan seorang gadis bernama Sarah, kehidupan nya menjadi berubah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ENMom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 1
Matahari hari ini menyengat kulit, membuat wajah Alan basah dengan peluh nya. Tangan kanan nya menggandeng seorang gadis kecil, dan tangan kirinya memegang tongkat sebagai alat bantu untuk menuntun jalan.
Alan seorang Duda yang memiliki seorang putri dengan keterbatasan dalam penglihatan nya. Alan kehilangan penglihatan nya semenjak terjadi kecelakaan 5 tahun yang lalu bersama istri nya, nahas istri nya meninggal dunia dalam kecelakaan tersebut, namun dokter dapat menyelamatkan bayi yang ada di dalam kandungan istrinya.
Alan menjadi seorang Duda, tunanetra dan seorang ayah dalam waktu bersamaan, tidak mudah ia menerima kenyataan tersebut,
Hari-hari kelam di lalui oleh Alan sepeninggalan istri nya. Dunia nya hancur dan runtuh. berulang kali ia mencoba mengakhiri hidup nya, namun selalu digagal kan oleh Lila putri tunggal nya.
Alan perlahan mulai menerima keadaan nya. Ia bangkit dari keterpurukan, ia belajar dan membiasakan diri untuk menjadi seorang tunanetra.
Semakin hari Lila tumbuh semakin besar, ia harus membesar kan anak semata wayang nya tersebut. Ia bekerja sebagai pemilik penginapan di sebuah desa.
Desa tersebut sering kedatangan turis lokal maupun mancanegara. Keindahan desa tersebut sangat memikat hati wisatawan.
Alan adalah pelopor wisatawan desa tersebut. Alan dulu nya adalah seorang pengusaha travel, namun ia menutup usaha nya tersebut, dan membuka penginapan bersama istrinya di desa itu. Alan bersama istrinya membantu UMKM di desa itu sehingga desa itu diminati banyak orang, perekonomian desa itu pun perlahan naik.
Warga desa juga sangat ramah, saling bergotong royong dan suka membantu sesama tetangga. Mereka semua seperti keluarga buat Alan. Ketika Alan mengalami keterpurukan, orang desa membantu Alan untuk menjaga Lila, mereka juga terus menyemangati Alan untuk bertahan hidup demi putrinya.
Berkat dorongan warga desa serta tekad nya, Alan pun akhirnya bangkit dari semua keterpurukan nya.
"ayah hari ini, Lila berangkat sekolah sendiri a aja ya"
" emang kamu berani?"
" berani lah, kan ada Tante Selly yang temani Lila"
"Lila...Lila...ayo berangkat" Selly yang sedang berada di atas sepeda nya memanggil Lila untuk segera berangkat sekolah.
" iya Tante" Lila pun berlari menemui Selly.
Alan pun mengikuti Lila menemui Selly
" terimakasih ya Sell, maaf merepotkan mu"
" santai mas, aku sekalian lewat mau ke pasar "
" ayah , aku sekolah dulu ya "
Mereka pun meninggalkan Alan sendiri di penginapan. Lila masih duduk di sekolah taman kanak-kanak. Ia senang bersekolah karena memiliki banyak teman disana.
Sedangkan Selly adalah tetangga mereka yang biasa lewat didepan penginapan milik mereka. Ia biasa nya pergi ke pasar untuk menjual kerajinan tangan, berupa tas anyaman, ia membuat tas tersebut bersama ibu dan sepupu nya.
********
Alan meraba jam tangan milik nya "waktu nya Lila pulang"
Ia bergegas menuju sekolah untuk menjemput Lila. Ia berjalan sedikit terburu-buru karena ia takut putri nya akan menunggu terlalu lama.
*brugh*
Alan bertabrakan dengan seseorang. Ia mencium aroma parfum mahal yang lembut, tidak mencolok tapi aroma nya memorable.
"ah, maaf" ucap nya sembari membantu mengambilkan tongkat milik Alan, karena ia melihat Alan sedang meraba mencari tongkat tersebut.
Suara wanita itu pun, terdengar sopan ditelinga Alan
" saya yang minta maaf, saya sedang terburu-buru, permisi" Alan pun berdiri meninggal wanita itu.
Ditelinga Alan gambaran wanita yang baru saja bertabrakan dengan nya adalah wanita dewasa, anggun dan cantik.
"ayaaah" suara Lila memanggil nya sembari berlarian.
" maaf, ayah telat jemput nya "
" ngga apa-apa, ada Bu Asti yang temani Lila tadi"
"terimakasih Bu Asti, maaf merepotkan"
"ngga apa-apa pak Alan, sudah tugas kami menjaga nya. teman-teman Lila juga masih banyak yang belum dijemput"
" baik lah kalau begitu Bu Asti, kami permisi dulu"
"mari pak Alan, hati-hati"
" terimakasih Bu "
Mereka pun pergi meninggalkan sekolah, jarak sekolah dengan rumah mereka tidak lah jauh, sehingga mereka cukup berjalan kaki.
" ayah nanti kalau sudah SD, Lila dibelikan sepeda ya, buat berangkat sekolah, jadi ayah tidak usah repot mengantar ku ke sekolah"
" emang kamu bisa bawa sepeda?"
" nanti Lila minta ajari Tante Selly "
"tapi kan Tante Selly sibuk, dia harus bikin tas"
" gimana kalau om Bimo yang ajari Lila?"
" ngga mau ah, om Bimo orang nya bawel, dia suka marah-marah"
Alan tertawa mendengar ocehan putri nya tersebut.
Mereka sudah hampir sampai, tempat tinggal mereka bersebelahan dengan penginapan mereka. Lila melihat seorang wanita cantik sedang berdiri didepan penginapan sembari memegang handphone nya. Ia seperti orang bingung mencari sesuatu.
Lila pun menghampiri dan bertanya
" maaf Tante, Tante mau menginap di penginapan?"
Wanita itu mensejajarkan tubuh nya dengan Lila, ia pun mencolek hidung Lila
" eits, jangan panggil Tante, karena saya belum tua, panggil Kaka, nama ku Sarah, jadi panggil saja aku Kaka Sarah, nama kamu siapa?"
"aku Lila, dan aku anak dari pemilik penginapan ini?"
"oya? Kebetulan sekali, sedari tadi saya mencari penginapan bernama Amore, tapi tidak ketemu"
" itu nama penginapan kami, dan anda sudah berada tepat di depan penginapan tersebut" ucap Alan menghampiri.
"ah wanita yang tadi" Alan mencium Aroma parfum yang tadi.
"oh, bapak yang tadi? Rupa nya buru-buru mau menjemput putri cantik nya ini"
Alan tersenyum.
" kenapa tidak ada papan nama penginapan nya?"
"sebenar nya ada. Tapi tertutup oleh pohon bunga Bougenville ini, kami belum sempat memangkas nya."
"ooohh. Begitu rupa nya"
"mari silahkan masuk, saya antarkan"
"ooh ngga usah, biar saya saja yang masuk sendiri" Sarah tidak ingin merepotkan orang yang memiliki keterbatasan fisik seperti Alan.
" oh iya, ada kah tempat yang bagus untuk photo pre wedding di desa ini?"
"wedding itu apa?" tanya Lila polos.
"hahaha... Tidak jadi, nanti biar saya jalan sendiri mencari nya" ucap Sarah berlalu pergi.
Alan dan Lila pun kembali pulang kerumah.
"ayah wedding itu apa?" Lila masih penasaran.
"wedding itu pernikahan" jawab Alan
" jadi Kaka itu mau menikah?"
" mungkin "
" hhhmmm" Lila mendengus
"kenapa, kamu begitu?" tanya Alan penasaran.
" padahal Lila mau jadikan Kaka itu bunda Lila, tapi dia sudah mau menikah"
Alan tercengang dengan ucapan Lila, bagaimana bisa putri nya berpikir untuk menjadikan Sarah ibu baru nya. Ia bahkan baru saja mengenal orang tersebut beberapa menit yang lalu.
Bersambung....