Jenia adalah seorang gadis dari keluarga sederhana yang pintar, ceria, sangat cantik dan menggemaskan. namun tiada satupun pria yang dekat dengannya karena status sosialnya di yang di anggap tidak setara dengan mereka. namun selama 6 tahun lamanya dia sangat menyimpan rasa suka yang dalam terhadap seorang pria yang tampan, kaya raya dan mapan sejak mereka duduk di bangku kuliah.. akankah ia akan mendapatkan pria pujaannya itu?? kita akan mengetahuinya setelah membaca novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nildy Santos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 1. pertemuan tak terduga
Di suatu hari tanpa sengaja kita bertemu...aku yang pernah terluka kembali mengenal cinta.. hati ini tlah....
Braaakkkkk.. ....
seketika alunan lagu dari seorang musisi ternama Indonesia itu terhenti tatkala sepeda motor matic tua yang di kendarai Jenia di serempet sebuah mobil mewah dari samping hingga membuatnya terjatuh dan earphone yang di pakai di telinga terlepas dan jatuh entah kemana.
"ahhhhhkkkhhh... sial, aku harus gimana ini? bajuku kotor semua padahal aku hampir telat". kesal Jenia, membuat beberapa orang yang berada di sekitar Jenia membantunya bangun dan mendorong sepeda motornya ke pinggir jalan. setelah memastikan Jenia baik-baik saja, mereka pamit meninggalkannya dan dengan sopan Jenia mengucapkan terima kasih.
Jenia membersihkan pakaiannya dengan tangannya, ia mengambil tisu dari dalam tasnya dan menyeka wajahnya agar kelihatan segar lagi. setelah itu ia kembali melajukan sepeda motornya menuju ke sebuah perusahaan tempat ia melamar untuk wawancara.
setibanya di perusahaan itu, ia takjub dengan gedung mewah berlantai 18 itu karena ini pertama kalinya ia datang ke perusahaan itu. beberapa hari lalu ia sempat mengirim lamaran melalui email perusahaan dan tidak di sangka hari ini ia di minta untuk datang wawancara. ia terus mengamati gedung itu dengan takjub, sesekali ia menarik napas memastikan jika ia tidak sedang bermimpi.
"Jenia...!!" panggil seseorang membuatnya terkejut. "Duhhh hampir copot ini jantung tau, Hufffftttt.....kagetin aja kamu!!" kesal Jenia pada sahabatnya Leony yang tiba-tiba memanggilnya dari belakang. mereka berdua memang sudah janjian mau bertemu di depan gedung perusahaan tempat mereka berdua melama, kerja dan ternyata mereka berdua di panggil untuk wawancara hari ini juga. "hehehhe...maaf, habis aku senang banget soalnya kerja di sini adalah impianku sejak masih kuliah.. semoga kita di terima ya Jen?" ucap Leony. "hmm aminnn... iya aku ngerti kok. ayo kita masuk, hampir telat nih..." ajak Jenia. mereka buru-buru masuk melalui pintu gerbang yang hampir di tutup oleh penjaga karena 2 menit lagi sudah tepat pukul 08.00 pagi, dimana karyawan yang datang setelah jam itu tidak di ijinkan lagi untuk masuk.
Jenia dan Leony berjalan cepat ke arah resepsionis dan brukkkk.. "Jen......! teriak Leony melihat sahabatnya itu terjatuh ke lantai. ia membungkuk hendak membantu Jenia berdiri namun tiba-tiba ada sebuah tangan terulur terlebih dahulu ke arah Jenia.
Jenia yang masih syok dibuat terbelalak karena pria yang menabraknya tadi adalah Bastian, sang Pria idaman yang masih sama seperti 6 tahun lalu, bedanya pria itu memakai pakaian formal yang sangat pas di tubuhnya membuatnya makin tampan. "kamu baik-baik saja kan? maaf tadi aku buru-buru" ucap pria itu memastikan keadaan Jenia. karena Jenia tak kunjung menerima uluran tangannya, pria itu pamit dan berlalu dari sana.
"Jen...jenia...!!!" Leony menepuk-nepuk bahu Jenia yang masih terpaku. Jenia spontan menelan ludah karena ketahuan terpana dengan Bastian tadi. ia bangun dari duduknya dan merapikan baju serta roknya yang sempat kusut. "kamu gak apa-apa kan Jen??" tanya Leony, Jenia hanya tersenyum tipis dan mengangguk. "kamu bikin khawatir aja tadi, soalnya kamu kayak orang linglung gitu" ucap Leony membuat Jenia tersipu. "Eh, itu tadi Bastian kan? teman angkatan kita jurusan bisnis kan?" tanya Leony lagi. Jenia kembali mengangguk lalu Leony berkata lagi "tapi dia kok nggak kenal kita ya??"
"Ya iyalah, kita kan cuma debu Leony..." jawab Jenia lalu menarik tangannya menuju meja resepsionis. ia tidak heran dengan tingkah Bastian karena memang hanya dialah yang diam-diam menyukai pria itu, sedangkan Bastian sendiri tidak mengenalnya sama sekali meskipun mereka sering terlibat kegiatan organisasi kampus bersama. Bastian orangnya cuek, dingin dan pergaulannya hanya dengan sesama anak-anak orang kaya. meski demikian, Jenia tetap menyukainya sampai saat ini ia tidak pernah tertarik dengan pria manapun yang mencoba mendekatinya. ia sadar betul bahwa suatu saat ia akan kecewa dengan perasaannya itu, namun ia tetap berangan-angan jika suatu saat nanti kisah mereka akan seperti di drama-drama yang sering ia baca.