Hidup melarat dengan kebutuhan rumah tangga yang serba mahal serta kebutuhan anak juga sangat lah besar, mau bagai mana pun Hani mengatur uang maka tetap saja tidak akan cukup bila satu Minggu hanya tiga ratus ribuan saja.
Namun tak lama hidup nya berubah menjadi lebih baik, rumah pondok juga berganti dengan rumah megah yang luar biasa bagus nya.
apa yang sudah Hani lakukan?
Mungkin Hani melakukan pesugihan agar dia bisa kaya raya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19. Bertengkar lagi
Kampung seketika heboh setelah mereka tahu bahwa Tono meninggal dunia akibat di gigit ular berbisa, melihat dari bekas gigitan maka mereka sudah sangat yakin bahwa itu memang adalah ular, hanya saja mereka merasa aneh karena ular tersebut menggigit nya malah di leher bukan di kaki atau pun tangan tempat yang mudah di jangkau.
Kalau kaki maka sudah pasti ular itu tidak sengaja terinjak lalu menggigit kaki Tono, tapi ini posisinya malah di leher sehingga sudah pasti memicu pro dan kontra di tempat kampung mati. apalagi mulut manusia tidak bisa untuk diam walau ini adalah duka bagi keluarga yang di tinggalkan, terus saja bergunjing dan mengatai lalu menduga duga apa yang telah terjadi.
Nur dan Leni sudah mulai sibuk bergosip karena mereka ini merasa kematian yang sangat tidak wajar, menikah baru satu bulan dan sekarang Tono harus meninggal dunia banyak yang menyayangkan kejadian ini lalu ada yang bersimpati pada Indri namun ada juga yang mengatakan ini semua bisa jadi memang ulah nya Indri.
Bu Rabu hanya bisa menangis di pojok rumah karena dia begitu kehilangan sang putra, Putra semata wayang malah sekarang harus meninggal pula dengan cara seperti ini, walau bukan putra semata wayang pun bagi seorang Ibu maka kematian adalah hal yang paling di takutkan.
Duka begitu besar sedang menimpa keluarga dari Bu Rabu, mereka semua masih belum yakin bahwa ini memang murni gigitan ular karena tempatnya saja yang aneh. namun Pak RT mengatakan bisa jadi ular berbisa itu ada di atas lalu tanpa sengaja menggigit Tono yang sedang buang air kecil, tapi prasangka itu ditepis begitu saja karena kompor di sana lebih menyala.
"Indri, kau sungguh tidak tahu apa penyebab kematian suami mu?" Nur bertanya pada Indri.
"Tidak tau, Mbak. aku bangun pagi lalu mencari Mas Tono dan saat ketemu dia tergeletak di sebelah kamar mandi!" jawab Indri dengan suara serak karena ia lelah menangis.
"Yang benar, nanti malah sengaja kau yang memberikan ular itu agar menggigit Tono." celetuk Leni tanpa rasa bersalah.
"Kau bicara, Len? selama ini aku sudah cukup diam kau terus saja menghina, lalu sekarang kematian Tono pun malah kau limpahkan pula pada putriku!" Hani langsung membentak keras karena dia tidak terima Indri di tuduh.
"Ya kan aku cuma bertanya saja!" jawab Leni tanpa dosa.
"Sekarang ku tanya balik kau, rumah mu kan dekat dengan Tono, bisa jadi kau menyaksikan bagaimana dia meninggal tadi malam." Hani menyerang balik Leni hingga membuat wanita itu langsung berdiri penuh kemarahan.
"Ku lihat semakin kurang ajar saja ya kau!" Leni membentak keras.
"Lalu kau mau apa? aku tidak akan diam lagi saat kau hina karena aku pun bisa membalasnya!" Hani tak kalah garang dan melupakan bahwa saat ini sedang suasana duka di rumah besan.
"Bu, sudah lah." Indri menahan Ibu nya dengan perasaan yang sangat tidak karuan.
Yang lain juga ikut menahan karena mereka seharusnya menahan emosi dulu tidak langsung menuruti apa yang di katakan oleh hati, orang sedang menangis kehilangan anak tapi mereka justru sibuk bertengkar satu sama lain, kadang Leni pun sungguh tidak punya otak sehingga sembarangan saja apa bila bicara dengan yang lain.
"Maafkan aku, Mbak." Hani menatap Bu Rabu yang juga kesal.
Leni juga ikut duduk kembali karena bila dia tidak duduk maka sudah pasti akan di amuk oleh Pak RT, untungnya RT kampung ini tegas dan tidak berpihak pada yang kaya saja sehingga dia bisa bersikap adil pada siapa pun yang memang benar.
Susah nya kadang sudah lah banyak yang julid tapi ketuanya malah tidak bisa bersikap adil, hal seperti itu yang kadang kala membuat si miskin kian kecil hati dan merasa tidak di perhatikan oleh siapa. pun lalu membuat tindakan nekat, tapi kali ini pun Hani sudah nekat.
...****************...
"Kau jujur lah pada ku sekarang!" Imran memegang erat tangan istri nya.
"Jujur aku memang sudah muat padamu dan apa bila bisa maka tidak mungkin Tono yang akan ku jadikan tumbal." Hani sudah paham apa yang akan di tanyakan oleh Imran saat ini.
"Jadi benar bahwa itu semua adalah ulah mu?!" Imran tegang seketika setelah tahu pasti bahwa Tono meninggal karena di jadikan tumbal.
"Ya, aku memang menyuruh Indri menikahi Tono untuk ku jadikan tumbal dalam misi pesugihan ku!" Hani tanpa ragu mengakui semuanya.
"Kau sudah gila, kau jadikan Indri umpan hanya untuk kekayaan nya sesaat ini saja!" Indra sampai gemeletuk menahan kesal Di hati.
Hani tertawa keras karena dia sedang mengejek Imran yang bisa mengatakan bahwa kekayaan ini hanya sesaat, dalam hati nya dia begitu benci sudah pada sosok suami yang ia nikahi selama belasan tahun namun sekalipun tidak pernah bisa membahagiakan diri nya dengan harta.
Andai saja Nolan mau menerima maka sudah pasti Imran lah yang akan di jadikan tumbal oleh Hani, sayangnya siluman ular satu itu begitu menolak karena dia ingin pemuda yang masih suci dan telah berhubungan dengan gadis yang masih perawan juga sehingga yang di dapat adalah budak bagus untuk istana gaib nya.
"Kau tidak pernah bisa membuat ku bahagia lalu sekarang dengan enteng nya mulut mu mengatakan bahwa kekayaan ini hanya sesaat!" Hani menatap suami nya sinis.
"Tidak ada yang kekal apa bila mendapatkan harta hasil bersekutu dengan iblis, Han!" sentak Imran kasar.
"Lagi pula aku tidak selama nya ingin memuja dia karena suatu saat aku sudah pasti akan mati, dari pada hidup hanya sesaat namun melarat dan selalu di hina lebih baik aku kaya walaupun hanya sebentar!" jawab Hani dengan lantang nya.
Imran tidak tahu lagi harus menjawab bagaimana karena dia pun mati utuh dengan ucapan Hani, sebagai suami ia telah menjadi seorang suami yang gagal karena tidak bisa berusaha mencari nafkah dengan baik, andai saja dia menjadi suami yang becus maka sudah pasti Hani tidak akan kemana mana untuk memperkaya diri.
"Kau hanya membuat hidupku sengsara, jadi sekarang tolong berhenti untuk mencampuri urusan ku lagi." tegas Hani.
"Sampai kapan pun aku tidak akan pernah mau memakan uang haram mu!" Imran berkata penuh kebencian.
"Ya sudah, aku pun tidak akan memberikan uangku!" jawab Hani.
Sekarang dia telah memegang penuh kendali dalam rumah tangga ini dan apa bila Imran memang ingin pergi maka Hani tidak mempermasalahkan hal itu, silakan saja apabila memang ingin pergi karena tanpa Imran pun Hani bisa kaya dan dia hanya bergantung pada Nolan saja.
selamat pagi Besti.