Kegaduhan dunia sihir membawa malapetaka di dunia manusia, petualangan seorang gadis yang bernama Erika Hesly dan teman temannya untuk menghentikan kekacauan keseimbangan dunia nyata dan sihir.
apakah yang akan dilakukan Erika untuk menyelamatkan keduannya? mampukah seorang gadis berusia 16 tahun menghentikan kekacauan keseimbangan alam semesta?
Novel ini terinspirasi dari novel dan film Harry Potter, jadi jika kalian menyukai dunia fantasi seperti Harry Potter maka kalian wajib baca yaa...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elicia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 1
Namaku Erika teman temanku biasanya memanggilku dengan sebutan Eri atau Rika, umurku saat ini 16 tahun dan aku barusaja masuk sekolah pertengahan pertama yang saat ini gedungnya menjulang tinggi menyentuh langit. Itu bukan hanya sebuah kata hiperbola, kata menyentuh langit itu benar adanya. Gedung itu benar benar menyentuh langit bahkan menembusnya.
Akademi sihir Gilforda merupakan sekolah sihir yang konon katanya merupakan salah satu peninggalan Negri Atlantis yang sengaja disembunyikan, hanya orang terpilihlah yang bisa melihat dan belajar disana, dan salah satu orang terpilih itu adalah aku, seorang gadis dengan rambut merah Cherry yang beruntung bisa masuk dan menjadi salah satu murid di akademi ini.
Aku berdiri dengan meremas jubah biru putih di depan sebuah menara dengan kincir besar di sebrang jembatan, menara itu menyentuh langit membuat jantungku berdebar karena rasa bahagia.
Brukk...
aku hampir tersungkur mencium jalanam berpafing saat seorang laki-laki berkacamata bulat menabrak ku.
"M-maaf aku...tidak sengaja maaf kan aku" rambut pirang itu meminta maaf dengan memegangi bahunya.
"Tidak masalah" ucapku membenarkan kacamataku yang juga hampir terlempar kedepan.
Aku memperhatikan si rambut pirang itu dari atas ke bawah, sepertinya dia juga siswa baru di akademi ini, aku berfikir untuk mengajaknya berkenalan sebelum...
"N-namaku Etor aku siswa baru...a-apakah kau juga siswa baru?" Dia mendahului pertanyaan ku.
"Ya aku juga siswi baru namaku Erika kau bisa memanggilku Eri atau Rika" aku menanggapinya dengan senyuman.
"S-senang bertemu dengan mu" pipinya memerah.
Pertemuan itu membawa kami menjadi teman dan berakhirlah kita masuk kedalam menara bersama. Setelah berbicara dan sedikit mengenalnya aku tau jika Etor merupakan seorang yang sangat pintar, dia tahu tentang obat obatan yang biasa digunakan dalam sihir.
Ah aku lupa memberitahu kalian bahwa di dalam akademi Gilforda terdapat 4 kelas yang berfokus mempelajari tentang sihir baik itu tentang cara penggunaan maupun sejarahnya, aku ditakdirkan masuk kedalam kelas Potion dimana seperti namanya akan mempelajari tentang banyak ramuan atau racikan yang berkaitan dengan Sihir.
Selain itu ada kelas Siren, aku tidak mengetahuinya secara pasti, tapi katanya kelas itu lebih seperti kelas menyanyi, didalamnya banyak siswa maupun siswi yang memiliki bakat sihir dari suara mereka, ah jangan lupakan jika wajah mereka juga sangat sempurna, aku mengetahuinya dari buku Akademi Gilforda dari Eyangku.
Selanjutnya ada kelas Witcher, kelas manusia biasa yang menjadi penyihir dengan sebuah alat. siswa pada kelas ini terlahir istimewa namun tidak dilahirkan dengan kekuatan alami pada diri mereka, siswa pada kelas ini di wajibkan membuat sebuah alat sihir yang bisa melindungi, bertahan maupun menyerang, anggap saja seperti tongkat sihir, sapu terbang dan lain sebagainya.
Dan yang terakhir merupakan kelas Sorcerer atau sering disebut kelas Pure blood, dimana kelas itu merupakan kelas yang sangat terkenal karena menghasilkan banyak penyihir hebat, mereka bisa mengendalikan kekuatan sihir menggunakan alat maupun tanpa alat, kelas ini di di dominasi oleh para bangsawan di dunia sihir. Yang masuk dalam kelas ini dipastikan terlahir dari keturunan murni pengguna sihir tanpa campuran manusia biasa, hal ini sangat berbeda dengan kelas Witcher, dan perbedaan ini membuat kedua kelas itu terus bermusuhan.
"H-hey Erika...menurutmu apa yang akan kita lakukan hari ini?" Etor bertanya dengan nada ragu.
"Em..aku tidak tau" jawabku sesudah berfikir
"Tapi karena kita baru mungkin kita akan berkenalan dengan satu sama lain dulu" lanjut ku dengan tersenyum.
Saat ini kami sudah berada di kelas dan duduk di kursi yang sudah di sediakan,aku melihat keadaan kelas cukup gaduh sebelum seorang wanita tua dengan jubah berlambang Akademi Gilforda memasuki ruangan dan langsung menutup satu per satu jendela kelas dengan tongkat sihirnya.
Wanita tua itu berdiri di depan melihat sekitar untuk memperhatikan muridnya.
"Potion" ucap wanita itu di tengah keheningan.
"Kelas ini harus selalu tertutup dan di rahasiakan" lanjutnya mengarahkan telapak tangan di sebuah meja, membuat meja itu memunculkan sebuah kuali dengan sesuatu mendidih di dalamnya.
Aku memperhatikan dengan penuh semangat, jantungku berdetak dengan kencang saat aroma akar pohon langka dan kulit babi hutan menjadi satu di kuali yang mendidih di tengah kelas, hidungku yang sensitif sangat menikmati aromanya yang menyebar.
"Ini adalah salah satu ramuan yang digunakan untuk ketahanan tubuh para penyihir, ramuan ini bisa menyembuhkan luka ringan dengan sangat cepat"
"Tugas kalian adalah mencari tau dan mencoba membuat ramuan baru yang serupa"
"Aku akan menjadi pengawas kalian di kelas ini, kalian bisa memanggilku Nyonya Seti, aku harap kalian bisa menghasilkan banyak ramuan ataupun obat yang bermanfaat"
kelas berjalan sampai 3 jam, saat ini aku dan Etor sedang duduk di kantin untuk makan. Kantin Akademi Gilforda sangat ramai, semua siswa dari kelas yang lain bersatu untuk makan siang.
"Erika, apakah kau mau mengerjakan tugas bersamaku setelah ini?" Etor bertanya setelah menutup buku tebal yang dia bawa.
"Itu ide yang bagus, tapi bagaimana jika kita memulainya besok? Aku hari ini ingin pergi ke kota untuk mencari beberapa barang" aku memberikan saran.
"Baiklah, aku akan berada di perpustakaan besok, jadi kesana saja setelah senggang" Etor tersenyum cerah.
Aku merasa keadaan yang semula ramai menjadi tegang, aku melihat semua orang menatap kearah pintu masuk kantin, jiwa penasaranku menuntun mataku menatap kearah pandangan mereka.
Aku melihat segerombolan orang memasuki area kantin dengan jubah ungu tua dan hitam dengan pin Akademi Gilforda di dada sebelah kiri dan pin sayap dan perisai di sebelah kanan, mereka menjadi pusat perhatian.
Itu mereka....kelas terbaik yang selalu menjadi terbaik dalam sejarah Akademi Gilforda, Kelas Pure blood yaitu Kelas Sorcerer menunjukan dominasi mereka.