NovelToon NovelToon
Sang Pewaris Tersembunyi

Sang Pewaris Tersembunyi

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Romansa Fantasi / Identitas Tersembunyi / Elf
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: Momoy Dandelion

Dalam bayang-bayang dendam, kebenaran menanti untuk diungkap.
Acalopsia—negeri para elf yang dulu damai—kini gemetar di ambang kehancuran. Serangan kaum orc tak hanya membakar ladang, tapi juga merobek sejarah, menghapus jejak-jejak darah kerajaan yang sah.
Revalant, satu-satunya keturunan Raja R’hu yang selamat dari pembantaian, tumbuh dalam penyamaran sebagai Sion—penjaga sunyi di perkebunan anggur Tallava. Ia menyembunyikan identitasnya, menunggu waktu, menahan dendam.
Hingga suatu hari, ia bertemu Pangeran Nieville—simbol harapan baru bagi Acalopsia. Melihat mahkota yang seharusnya menjadi miliknya, bara dendam Revalant menyala. Untuk merebut kembali tahta dan membuktikan kebenaran masa lalu, ia membutuhkan lebih dari sekadar nama. Ia membutuhkan kekuatan.
Dilatih oleh Krov, mantan prajurit istana, dan didorong tekad yang membara, Revalant menempuh jalan sunyi di bawah air terjun Lyinn—dan membangunkan Apalla, naga bersayap yang lama tertidur.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Momoy Dandelion, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1: Perkebunan Anggur Tallava

Langit Acalopsia pagi itu berwarna biru pucat. Kabut tipis turun dari pegunungan dan menyelimuti pulau yang melayang di atas awan. Udara terasa sejuk seperti biasa, cukup dingin untuk membuat napas terlihat dalam embun.

Di kejauhan, kabut menyelimuti hutan lebat dan lembah-lembah hijau yang menggantung di tepi daratan langit. Burung-burung azaran berkicau di antara dedaunan. Embun masih menempel di ujung-ujung tanaman anggur yang tumbuh merambat di seluruh ladang.

Perkebunan Tallava terbentang luas. Tanaman anggur tumbuh rapi dalam barisan panjang. Buahnya menggantung lebat, berwarna ungu kebiruan. Para pekerja elf tampak sibuk di antara tanaman, memetik buah dan mengisi keranjang. Suara alat panen yang memotong batang anggur terdengar di antara tawa dan nyanyian ringan dari para pemetik.

Di salah satu sudut perkebunan, seorang pemuda berdiri dengan tubuh tegap. Rambut hitamnya diikat sederhana ke belakang. Wajahnya tampak tenang, tetapi tatapannya tajam. Keranjang besar tergantung di punggungnya, berisi hasil panen pagi itu.

Namanya Sion. Itu nama yang ia gunakan saat ini.

Sebelumnya, ia dikenal sebagai Revalant, putra terakhir dari Raja R’hu, penguasa Acalopsia yang dikudeta dalam peristiwa berdarah yang kemudian dihapus dari catatan sejarah. Rambut putih yang dulu menjadi ciri khasnya telah ia sembunyikan dengan pewarna. Kulitnya juga diubah dengan ramuan agar tidak memancarkan aura khas elf kerajaan. Ia bersembunyi agar tidak dikenali. Tidak ada yang boleh mengetahui siapa dirinya sebenarnya.

Sion menunduk, meneliti tandan anggur di tangannya. Setelah memastikan buahnya matang, ia memotong dan menaruhnya di keranjang. Langkahnya berpindah ke baris berikutnya tanpa suara.

Suara berat terdengar dari arah semak. “Jangan terlalu cepat. Anggur yang belum matang bisa merusak rasa panen.”

Barja muncul dari balik tanaman. Lelaki tua itu berambut abu-abu dan mengenakan pakaian kasar penjaga kebun. Dahulu, ia adalah pengurus kuda kerajaan. Kini, ia menjadi sosok pelindung sekaligus ayah angkat bagi Sion.

“Aku tahu,” jawab Sion singkat.

Barja mengarahkan pandangannya ke jalan berbatu yang mengarah ke kediaman pemilik kebun. “Yang kumaksud bukan hanya soal anggur, tetapi juga isi hatimu.”

Langkah kuda terdengar dari arah gerbang. Suara kuku menghantam tanah batu perlahan mendekat. Sesaat kemudian, seorang penunggang kuda muncul di ujung ladang.

Pangeran Nieville tiba dengan menunggangi seekor kuda putih bercula. Mata kuda itu berwarna biru terang, dan bulunya tampak bersih serta terawat. Pangeran turun dengan anggun dari punggung kuda. Ia mengenakan jubah putih panjang yang dihiasi lambang matahari bersayap di dada, simbol keluarga kerajaan yang berkuasa saat ini.

Rambut Nieville berwarna putih alami, mencolok di bawah sinar matahari pagi. Aura khas elf kerajaan terlihat jelas darinya, membuat siapa pun di sekitarnya langsung menundukkan kepala. Beberapa pekerja menghentikan pekerjaan untuk memberi hormat.

Sion tetap berdiri di tempatnya. Ia tidak bergerak, hanya memperhatikan Nieville dari balik tanaman. Wajahnya sulit terbaca, tetapi matanya menyimpan emosi yang dalam. Pangeran Nieville berdiri di posisi yang seharusnya menjadi milik Sion. Kuda yang ia tunggangi pun dulunya pernah dimiliki oleh ayah Sion.

“Dia...” gumam Sion lirih.

Barja melirik ke arah pemuda itu, kemudian berkata pelan, “Jangan biarkan masa lalu menarikmu kembali. Tidak ada yang mengingat siapa kau sebenarnya. Itu adalah satu-satunya alasan kau masih hidup sampai sekarang.”

Sion mengepalkan jemarinya, lalu melepaskannya perlahan. Ia berpura-pura membetulkan tali sandalnya. Rambut hitam yang menyamarkan identitasnya terasa tidak nyaman di bawah panas matahari.

Sebenarnya ia sangat muak dengan kehidupan yang dijalaninya. Selalu bersembunyi, dan menganggap dirinya yang sebenarnya telah mati. Ia hidup dengan menahan diri dari hinaaan kaum elf di sekitarnya. Terkadang ia merasa iri, penghormatan terhadap Nieville juga seharusnya ia dapatkan.

Pangeran Nieville tampak berbicara dengan Tirin Tallava, putri pemilik perkebunan. Percakapan mereka tidak terdengar dari jarak ini, tetapi gerak-gerik mereka menunjukkan keakraban. Keduanya terlihat seperti pasangan muda yang sedang menjalin hubungan.

Sion masih diam. Namun dadanya terasa sesak. Napasnya mulai tidak teratur. Rasanya kekesalan yang ada di dalam dirinya sudah tidak sanggup ditahan.

Sejak lama ia tidak percaya pada keadilan. Takdir bukan lagi sesuatu yang ia yakini. Apa yang dijalaninya sangat menyakitkan.

Nieville berjalan perlahan di antara barisan tanaman. Ia menyapa para pekerja dan membelai kepala seorang anak kecil. Sikapnya tampak ramah dan tenang. Di mata Sion, semua itu terlihat seperti sandiwara.

Barja menepuk lengannya. “Kalau kau ingin tetap hidup, tetaplah menjadi bayangan. Bayangan tidak bersaing dengan cahaya. Ia tahu tempatnya.”

Sion menatap lurus ke arah pangeran. “Bayangan bisa menelan cahaya," ucapnya. Dalam hati, ia ingin sekali berlari ke arah pangeran itu dan memukulnya.

Barja menoleh ke arahnya. “Itu benar. Namun hanya bisa dilakukan sekali. Setelah itu, bayangan akan hilang.”

Sion bisa memahami apa yang Barja maksud. Akan tetapi, hatinya tetap tak mau menerimanya. Ia tak mau menerima takdirnya begitu saja. Apa yang seharusnya menjadi tempatnya, ia akan mendapatkannya.

Kabut pagi mulai memudar. Matahari muncul penuh di atas langit Acalopsia. Cahaya menyinari seluruh ladang dan memantul di kulit anggur yang menggantung rapi di batang-batang pohon.

Sion menyadari bahwa darah kerajaannya masih mengalir. Ia masih ada. Kebenaran tidak lenyap, meskipun telah lama dikubur.

Pangeran Nieville kembali ke kudanya. Sebelum pergi, ia tanpa sengaja menatap ke arah Sion. Pandangan mereka bertemu. Sesaat itu terasa seperti waktu berhenti.

Kuda sang pangeran mengangkat kedua kaki depannya dan meringkik. Gerakannya tampak resah, seolah mengenali seseorang di sekitar. Sion segera menunduk untuk menghindari tatapan langsung.

Angin berhembus melewati ladang, membawa aroma anggur yang manis ke seluruh area.

Nieville memacu kudanya dan meninggalkan perkebunan.

Barja masih menatap langit, lalu berkata dengan suara datar, “Jangan menjadikan kemarahan sebagai tujuan. Tujuanmu adalah kebenaran. Kebenaran tidak tumbuh dari tanah yang dipenuhi kebencian.”

Sion mengangguk pelan. “Aku mengerti. Namun dalam beberapa keadaan, kebenaran membutuhkan pedang.”

Barja tidak menanggapi. Ia hanya memandang langit yang semakin cerah, berharap negeri Acalopsia tidak kembali masuk ke masa perang seperti sebelumnya. Ia tahu, jika konflik kerajaan terulang, bangsa orc bisa saja mengambil alih.

Sion memanggul kembali keranjangnya. Langkahnya terlihat tenang saat ia kembali berjalan di antara tanaman anggur. Namun di dalam dirinya, amarah dan tekad belum juga padam. Ia tetap menjadi bayangan untuk sekarang, tetapi suatu hari nanti, bayangan itu akan bergerak.

1
vj'z tri
terbaik Jendra gak tebang pilih ,salah siapapun dia harus di basmi meski calon besan raja baru calon lon calon 🤭🤭🤭🤭
vj'z tri
Sion lepaskan dia jika memang harus di lepas jangan membuat hati mu sakit karna menahan nya ....cieee bija banget kata kata w 🤣🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
oooo Sion 🫂🫂🫂🫂🫂 semangat kata nenek ku bila bunga layu 1 maka akan tumbuh 10.000,tuk apa menangisi nya huhuhu lebih baik kau tertawa hahaha 🎉🎉🎉🎉
vj'z tri
😭😭😭😭😭Sion 😭😭😭😭😭😭cepat atau lambat Sion pasti akan tau 😭😭😭😭 kenapa part ini menguras air mata Thor 🤧🤧🤧🤧
vj'z tri
🥹🥹🥹🥹🥹🥹🥹😭😭😭😭😭😭 jangan 😭😭😭😭krov
vj'z tri
🥹🥹🥹🥹🥹🤩🤩🤩🤩🤩🥰🥰🥰 Sion ku datang Sion ku datang 😭😭😭😭😭🎉🎉🎉🤩🤩🤩
vj'z tri
Sion ,val ayo cepat datang keadaan genting 🫣🫣🫣🫣🫣
vj'z tri
apakah val dan Sion akan datang 🫣🫣🫣🫣🫣
vj'z tri
mimbo seketika ambyarrr 😅😅😅😅
vj'z tri
di tunggu up selanjut nya .... gak sabar aku tapi aku juga sedih 🥹🥹🥹 bagaimana Sion nanti jika tau pujaan hati kepincut sama Pangeran nev nev
vj'z tri
up udah rajin tapi kok aku merasa kurang terus loh up nya 🤭🤭🤭🤭🤭🫰🫰🫰
Momoy Dandelion: sabar, ya... aku usahain rajin up kok 😁
total 1 replies
vj'z tri
Sion aku lah pendukung mu 🎉🎉🎉🎉🎉🎉
vj'z tri
so mimbo sadar posisi ,tidak tampan minggir 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
segelas kopi di pagi hari biar semangat up nya si Mom 🎉🎉🎉🫰😍
vj'z tri
ada pihak dari homuran yang terlibat jendral 🫣🫣🫣🫣
vj'z tri
seperti nya mimbo amnesia sekita ,didepan nya siapa 🤣🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
ehm pertemuan calon mantu ma calon mertua 🤭🤭🤭🤭🤭 seperti nya orang yang pertama patah hati sudah terlihat 🫣🫣🫣
vj'z tri
mendaki gunung lewati lembah sungai mengalir indah ke samudra bersama teman bertualang hai 💃💃💃💃
vj'z tri
cinta beginilah cinta deritanya tiada akhir 🤭🤭🤭🤭 jadi ingat panglima Tien Feng cu Pat kay
vj'z tri
ayo jendral gunakan insting mu ada konspirasi besar di luar bayangan mu 🔥🔥🔥🔥🔥
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!