Bukan Inginku
...Aku Anindya Sahara seorang wanita biasa yang beranjak remaja, 18 tahun sudah aku menjadi penghuni bumi ini bersama bapak tercinta dengan segala perubahan yang terjadi di dalam hidup ku....
…
"Astaghfirullah, " seketika lamunan ku buyar ketika sebuah tangan menepuk pundak ku. hahh, sudah lah aku tau siapa ini. Wangi parfum nya sudah bisa aku tebak siapakah dia ? tidak lain dan tidak bukan dia adalah sahabatku Dimas, lebih tepatnya Adimas Dwi Saputra.
"kamu kenapa sih Anindya Sahara , apa ada masalah ? " mendengar pertanyaan nya aku hanya tersenyum sambil menggeleng, tidak mungkin juga aku mengatakan masalah ini, Sudah banyak bantuan yang Dimas berikan padaku. Aku malu jika harus selalu merepotkan nya, Meskipun dia dan keluarganya orang kaya tapi tetap dia tidak pernah sombong dan selalu membantu orang lain, ya salah satunya aku.
"Aku tidak apa - apa Dimas hanya saja aku mengantuk soalnya semalaman tidak tidur manjaga bapak di rumah sakit, "
"Sakit Jantung bapak kamu kambuh lagi ?, " kata Dimas sambil duduk di Samping ku.
"iyaa" Jawabku.
"kok kamu tidak bilang sama aku sih, tau gitu aku bakalan temenin kamu, "
"Iya, maaf juga aku gak ngasih tau kamu soalnya semalam aku gak bisa berfikir jernih, saking kagetnya liat bapak pingsan. Untunglah ada pak Dodi yang membantu membawa bapak ke rumah sakit." Jawabku Sambil meminta maaf dengan perasaan bersalah.
"hmmm, ya sudahlah tapi nanti kalau ada apa apa jangan sungkan untuk memberitahuku"
"Baiklah kakang Dimas nya Anin, " ucapku sambil sedikit merayunya.
"Dasar kau Anin Badut" kata Dimas sambil memainkan Rambutku.
"ihh kok badut sih, masa Anin yang cantik dipanggil Badut "
"Gak papa, badut kan lucu kaya Anin"
"iya deh terserah Dimas"
Dan kami pun lanjut mengobrol sambil bercanda dan tertawa bersama.
"Eh btw, Nanti sepulang sekolah aku ikut ke rumah sakit mau nengok bapak kamu ya"
"siap boss" Jawabku dengan semangat.
Namun, Diujung kelas terlihat seorang wanita Yang memandang Iri terhadap kebersamaan Dimas dan Anin. Dia adalah Diana Larasati, Wanita yang diam - diam menyukai Dimas.
namun karena Dimas selalu dekat dengan Anin, dia selalu kesulitan untuk mendekati Dimas, tak sampai di situ Dimas pun sampai sekarang selalu menolak semua perhatian dan pernyataan cintanya. dan Diana selalu beranggapan kalau Anin yang menjadi penghalang dia untuk Memiliki Dimas.
"Silahkan saja kamu Bersenang - senang dengan Dimas, lihat lah apa yang akan aku lakukan terhadap mu nanti, dan pastikan semua orang akan memandang benci kepadamu termasuk Dimas sendiri dan keluarganya" batin diana.
...…...
...sepulang sekolah Dimas dan Anin langsung berangkat ke rumah sakit memakai mobil milik Dimas...
...…...
Ceklek, Suara decitan pintu mengisyaratkan 2 anak remaja yang berbeda gender tersebut masuk ke dalam Ruang perawatan di sebuah rumah sakit.
"Assalamualaikum," Ucap Anin dan Dimas
"Waalaikumsalam, Anin kamu sudah pulang nak ? "
"Iya pak," ucap Anin sambil mencium tangan bapak nya begitupun dengan Dimas.
"Bagaimana keadaan bapak sekarang ?" kata Dimas.
"Alhamdulillah bapak udah agak mendingan nak Dimas "
"Syukurlah kalau begitu, dan maaf ya pak saya gak bawa apa - apa soalnya dari sekolah saya langsung kesini"
"tidak apa - apa nak Dimas, kedatangan nak Dimas saja sudah membuat bapak senang"
Dimas pun hanya tersenyum canggung.
"oh iya bapak udah makan dan minum obat belum ?" tanya Anin
"Sudah nin, Tadi ada suster yang membantu bapak"
"syukurlah, oke kalau begitu lebih baik bapak sekarang istirahat, supaya badan bapak lekas pulih"
"iya nak," jawab bapak Anin sambil memejamkan mata.
Anin dan Dimas pun menjaga bapak Anin sambil mengerjakan tugas dari sekolah.
Namun ternyata diam - diam bapak Anin Belum sepenuhnya tertidur, dia sesekali melihat Anin yang sedang asyik Belajar bersama Dimas.
"Beruntungnya kamu nak, memiliki teman seperti Dimas, yang tidak pernah menyakiti mu dan selalu membantu meskipun dia orang berada.
Maafkan bapak nin, yang belum bisa memberikan mu kebahagiaan dan kasih sayang layaknya seorang ibu.
Andai ibu mu masih ada, mungkin Dia akan merawat dan membesarkan mu dengan penuh kasih sayang. tanpa harus kamu mengorbankan waktu dan uang untuk merawat bapak yang sakit - sakitan.
Semoga kamu selalu diberikan kebahagiaan Anin sayang" Batin bapak Anin.
Beberapa jam telah berlalu, Tidak terasa sekarang sudah pukul 19.00 WIB.
"Dimas ini sudah malam, Apakah kamu tidak pulang ? " tanya Anin.
"Tidak papa nin, Besok kan libur jadi aku bisa nemenin kamu menjaga bapak "
" Jangan Dim, kamu lebih baik pulang saja, Nanti Tante Mirna dan om Darius Khawatirin kamu lagi"
"Tenang Nin, nanti aku kasih tau mama sama papa kalo aku bakalan di sini."
"udah dim kamu pulang aja Aku gak papa kok, aku bisa jaga bapak sendiri, yah kamu pulang aja"
"Tapi nin,"
"gak ada tapi - tapian udah kamu pulang sana" kata Anin sambil mendorong Dimas keluar
"oke oke nin aku pulang, Nanti kalau bapak udah bangun bilangin aku titip salam dan doa semoga cepet sembuh "
"iya nanti aku sampein, cepet ah sana pulang"
"ishh, baiklah aku pulang ya, nanti kalau ada apa - apa hubungin aku ya nin, Ingat jangan lupa" kata Dimas.
" iya Dimas, dahh sana"
"Oke Assalamualaikum" kata Dimas sambil mengelus kepala Anin.
"waalaikumsalam."
Dan akhirnya Dimas pun pulang ke rumah nya .
…
Hallo Assalamualaikum semuanya,
kenalin aku La nafah.
ini adalah novel pertama ku, selamat membaca yaa dan apabila ada kesalahan atau apa - apa harap dimaklumi. karena ini pertama kalinya aku menginjakan diri di dunia penulis khususnya novel.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Fika
lanjut Thor.
2022-10-08
3