...Aku Diana Arnelita, berusia 18 tahun. Aku cantik, kaya dan terkenal di sekolah. semua yang aku inginkan harus terwujud termasuk untuk memiliki Dimas, Apapun caranya Akan aku lakukan....
......…......
Hari - Hari telah berlalu dengan cepat, waktu demi waktu silih berganti bahkan tanpa kita sadari. Dan sekarang sudah memasuki Akhir pekan yang dimana tepat Hari ini, Diana akan merayakan Ulang tahunnya yang ke 18 tahun.
Perayaan ulang tahun Diana dirayakan secara besar dan mewah di sebuah club' terkenal di kota Jakarta.
Namun tanpa kita ketahui dibalik gemerlap nya pesta, ada sebuah rencana besar yang bahkan mampu mengubah takdir seorang gadis yang tidak bersalah.
Ha..Ha...Ha.. suara tawa kelicikan menggelegar di dalam sebuah Kamar mewah tanpa menghilangkan ciri khas remaja nya.
"Kita lihat nanti Anin, kehancuran akan segera menghampiri mu. Tidak lama lagi semua orang akan membencimu termasuk Dimas yang akan menjauhi & menganggapmu sebagai wanita murahan dan Dimas akan segera menjadi milikku."
Ucap wanita yang akan berulang tahun itu sambil memasukkan Sebuah obat ke dalam tas nya.
Ya, Dia adalah Diana yang sedang menyiapkan sebuah rencana untuk menghancurkan hidup Anin.
Kejam memang, hanya karena Obsesi nya untuk mendapatkan Dimas Dia sampai berani membuat hidup Anin hancur.
Namun itulah Diana, segala keinginan yang dia mau harus di dapatkan meskipun dengan cara yang licik.
...…...
"Pak, Anin berangkat dulu ya Dimas sudah nunggu di depan Rumah." pamit Anin kepada bapaknya
"Iya nin hati - hati, ingat pesan bapak ya jangan jauh - jauh sama Dimas terus kalau ada yang gak kenal deketin kamu, jangan kamu gubris" pesan bapak Anin.
"siap pak, ya udah Anin pamit ya Assalamualaikum" kata Anin sambil bergegas keluar Rumah menemui Dimas yang sudah menunggunya.
Sekedar Informasi kalau bapak Anin sudah keluar dari rumah sakit setelah dokter menyatakan kalau kesehatan jantung nya sudah membaik sehingga beliau tidak perlu dirawat dan bisa menjalani pengobatan jalan seperti biasa.
"Dim, maaf ya sudah nunggu lama" ucap Amin Menghampiri Dimas.
"Iya Nin gak papa kok, 10 menit mah nggak lama. ya udah ayo naik"
Akhirnya Mereka berdua pun berangkat ke tempat ulang tahun Diana memakai Mobil milik Dimas.
...…...
Gemerlap Lampu dan suara dentuman musik yang dimainkan DJ seolah menyambut kedatangan para Tamu.
begitu pun dengan Dimas dan Anin yang mulai tampak memasuki club' .
semua pandangan mata tertuju kepada mereka, meskipun sebagian sudah tidak asing lagi melihat kebersamaannya.
Malam ini Anin Tampil Sangat cantik dengan gaun hitam sederhana nya yang menimbulkan Kesan Glamor ketika dipakai dan sepatu kets warna silver serta rambut hitam panjang nya yang dibiarkan tergerai, menambah kesan yang memukau.
Begitu pun dengan Dimas yang memakai Jas hitam dan celana jeans warna senada serta sneakers putih yang tidak menghilangkan kesan Casual ala Dimas.
"Aninnnnn" panggil seseorang yang sudah tidak asing lagi di telingan Anin dan Dimas.
"Hai Sindi, udah lama disini ?" tanya Anin.
"Nggak kok, baru aja Dateng sama kaya kalian. eh btw, Malem ini kamu cantik banget Anin aku sampe kelinglap" puji Sindi kepada Anin.
mendengar pujian dari Sindi, Anin hanya tersenyum.
Dimas pun mengakui kecantikan Anin di dalam hatinya namun ia tidak mengatakan nya secara langsung.
Dan mereka bertiga pun menikmati pesta nya bersama sambil mengobrol dan bercanda.
yang tanpa mereka sadari sepasang mata sedang mengawasi nya.
...…...
"puas puasin aja ketawa mu Anin, lihat Nanti kamu bahkan Akan lupa bagaimana caranya tertawa" dengan senyum sinis nya Diana berkata dalam hati.
"pelayan, pelayan sini" panggil Diana.
"Saya minta tolong kamu berikan minuman ini ke nona yang memakai baju hitam Disana" tunjuk Diana.
"oh ya sebelumnya kamu ambilkan dulu saya kue ya cepat". melihat pelayan itu pergi Diana pun memasukkan obat yang dia persiapkan ke minuman yang akan diberikan kepada Anin. setelah itu dia pun memasukkan obat itu ke dalam saku gaun nya.
Tak lama pelayan itu pun datang mengambil minuman tadi dan memberikannya kepada Anin.
...…...
"Permisi Nona, Ini ada minuman untuk Anda" kata si pelayan menghampiri Anin
"Ah tapi saya tidak memesan Minuman" kata Anin.
"Udah lah Nin kamu ambil Aja, kasihan dia udah bawain kamu minum" kata Dimas.
"Baiklah, Terima kasih" ucap Anin sambil meminum minuman tersebut.
Tetapi lama - kelamaan Anin merasa pusing, Dia berusaha untuk kuat dan mengabaikan nya. tetapi bukannya berkurang tetapi pusing itu semakin bertambah
"Dim, Aku ke toilet dulu ya sebentar mau " pamit Anin kepada Dimas.
"Perlu aku antar Nin ?" tawar Dimas kepadaku
"Tidak usah Dim, Aku sendiri saja tidak enak lah masa ke toilet harus di antar juga sih" ucapku sambil terkekeh menyembunyikan pusing yang semakin lama semakin bertambah.
"Baiklah, itu toilet nya dekat pintu kamu nanti belok kanan"
Setelah mengangguk dan berterima kasih aku pun langsung bergegas menuju toilet. Sepanjang perjalanan tidak sedikit para pria memandang ku seakan aku adalah santapan yang lezat, bahkan ada dari mereka yang berani menyentuh lengan Ku. Namun berhasil aku tepis dan langsung berlari menjauh.
Syukurlah akhirnya aku sampai di toilet dengan Aman. Namun tidak sampai disitu aku malah merasa tubuh ku panas dan berkeringat padahal ada AC disini, oh tidak. Apa yang terjadi kepadaku ?
Seperti ada sesuatu yang ingin keluar dari tubuhku tapi Apa ? aku tidak faham. Semakin lama ini semakin panas dan terasa ada gairah tiba - tiba. Aku pun menyemprotkan air ke wajah dan leher tapi tetap masih terasa.
Aku pun segera berlari ke luar toilet dengan mengindahkan rasa panas karena gairahdan pusing dalam tubuhku.
...…...
Brukkk, Aku menabrak bahu tegap seorang laki - laki yang tidak jelas penampakan wajahnya. apakah ini karena efek yang aku rasakan ?
"Anin, ka - kamu kemana ah aja aku sangat menunggu lama arrghh" ternyata itu Suara Dimas. tapi tunggu ? kok suara Dimas terdengar Serak dan merintih seperti menahan sesuatu.
"Dimas aku barusan dari toilet." ucapku setengah berbisik. Namun aku begitu terkejut saat Dimas tiba - tiba memelukku dan menghembuskan nafas yang hangat di telinga ku.
"Dim dim ka - kamu ke kenapa"
Belum aku menjawab Dimas sudah merangkul bahu ku dan membawa ke dalam sebuah Kamar.
Rasa panas akibat gairah dan pusing membuat aku tidak sadar jika aku sudah terbaring di atas kasur dengan posisi Dimas menindihku.
Tenaga ku begitu lemah untuk mendorong Dimas karena gairah itu semakin meluap dan bahkan aku hanya membiarkannya menyentuh tubuhku karena tidak dapat aku pungkiri bahwa sentuhan Dimas membuat apa yang aku rasa sekarang ini berkurang.
"Arrrghh sialan, aku tidak bisa lepas. obat ini sangat kuat dosisnya. maaf kan aku Anin, aku janji akan bertanggung jawab kepadamu" kata Dimas dalam hati
Tanpa sadar mereka melakukannya dan pada malam itulah Dimas berhasil merenggut kesucian Anin sahabatnya yang selalu ia jaga dan sayangi.
Namun malam ini adalah Awal dari sebuah kehancuran, Kesedihan dan Air mata bagi seorang Anindia Sahara.
...…...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments