pekerjaan Nadira hari ini sangat menyita waktu, dari mulai membereskan rumah, mengurus anak, hingga mengantar anak ke sekolah, membuat tubuh Nadira lemas tak berdaya.
dengan penyakit yang dideritanya, harusnya Nadira memiliki banyak waktu untuk beristirahat, tapi ini malah sebaliknya, Nadira harus membereskan semua pekerjaan rumah sendiri, tanpa ada orang yang membantunya.
''ayam gorengnya sudah siap!'' Nadira meluncur dengan membawa piring berisi ayam goreng dan saus di tangannya.
''asiiiikkkk, ayam gorengnya pasti enak, terimakasih bunda''. Sifa tersenyum mencium pipi bundanya ketika bundanya menaruh makanan itu di meja.
''sama sama sayang, ayo di makan!''. ujar nadira.
tangan lembut nan penuh kasih sayang itu mengambilkan satu sodok nasi ke piring Sifa dan Ilham, Nadira juga mengambilkan ayam goreng beserta sausnya ke atas piring mereka.
''trimakasih bunda'' ujar Ilhaam tersenyum menatap wajah bundanya.
Nadira membala senyuman mereka dengan hangat, Nadira memperhatikan kedua anaknya dengan mata yang berkaca-kaca, dia berusaha menahan air matanya yang sudah membendung, batinnya selalu dalam ketakutan, dia selalu memikirkan nasib kedua anaknya setelah dia pergi untuk selama lamanya.
''bunda ko ga makan?''. tanya Ilhaam yang melihat bundanya melamun
''bunda makannya nanti saja nak, nunggu ayah pulang''. jawab Nadira.
''iya bunda''. Sifa tersenyum sembari memakan ayam goreng itu dengan lahap.
mereka tidak mengetahui begitu hancur hati bundanya saat ini, Nadira harus berpura pura baik di depan mereka, padahal di belakang dirinya selalu bertengkar, bahkan dirinya tak pernah di anggap lagi oleh suaminya.
...tiiiiiittt...
...tiiiiiittt...
...tiiiiiittt...
...suara mobil berhenti di halaman rumahnya...
''itu pasti ayah''. ujar nadira kepada kedua anaknya
''iya bunda, asiiiikkk ayah pulang ka''. teriak Sifa begitu sangat gembira
''bunda samperin ayah dulu ya, Ilham sama Sifa tunggu aja disini, lanjutin makanya''. ujar Nadira.
nadirapun bangkit dari duduknya berjalan meninggalkan kedua anaknya yang sedang makan di dapur.
sebagai istri Nadira ingin menjadi istri yang baik, dia ingin melakukan hal yang biasa dia lakukan meskipun sekarang semuanya sudah berubah.
''kamu sudah pulang mas?'' tanya Nadira setelah dia membuka pintu, dia langsung mencium tangan suaminya seperti biasa.
''pake nanya lagi..!! kalau aku sudah di rumah, berarti aku sudah pulang''. jawab Bayu dengan wajahnya yang sangar
''ya allah mas, aku kan cuma nanya' jawabnya biasa aja kali gak usah sewot kaya gitu'' ujar Nadira merasa sedikit kesal
''kamu kenapa sih?' harusnya suami pulang kerja itu disambut dengan baik, dandan yang cantik, wangi, biar suami betah di rumah, lah ini apaan, kucel kaya gini, mana bau lagi, beda sama Elsa, makanya belajar dari dia, dia selalu berpakaian rapi dan menarik, dia juga selalu wangi, gak kaya kamu, bau dapur'' ujar bayu.
Bayu berbicara tanpa menatap wajah istrinya, dia menghina istrinya, bahkan dia berani membanding bandingkan istrinya dengan Elsa wanita yang sekarang menjadi pacarnya tanpa memikirkan perasaannya.
''maaf mas, aku baru pulang dari sekolah, habis itu aku langsung masak buat anak anak, jadi aku gak sempet mandi'' ujar Nadira merasa tidak enak
''alesan aja kamu, emang udah dasarnya aja kamu itu jorok'' ujar Bayu.
Bayu memalingkan wajahnya meninggalkan Nadira masuk ke dalam rumah berjalan menuju kamarnya.
''ya allah, sekarang mas Bayu sudah berani menghinaku, dimana kamu yang dulu mas?' dulu kamu tidak pernah berkata seperti itu'' ujar nadira menjatuhkan air matanya
Nadirapun masuk ke dalam rumah dengan hati dan tubuh yang sangat lelah, air matanya jatuh tak tertahankan ketika mengingat kembali perkataan suaminya barusan, perkataan yang menusuk relung hati hingga terasa sesak di dadanya.
''bunda kenapa?, bunda ko nangis?'' tanya Sifa yang melihat bundanya menjatuhkan air mata
''engga nak, bunda gak nangis, ini mata bunda kelilipan'' jawab Nadira menghapus air matanya.
Nadira terpaksa menyembunyikan kesakitan nya karena dia tidak mau melihat anaknya sedih, ingin sekali dia berkata jujur kepada kedua anaknya, tapi bibirnya seakan terkunci, dia hanya bisa menahan kesakitan nya seorang diri.
''sifa istirahat ya, bunda mau mandi dulu, nanti kalau bunda sudah selesai mandi, kita belajar" ujar Nadira.
Nadira menggandeng tangan Sifa, mengantarkan Sifa menuju kamarnya, Nadira tidak mau kedua anaknya sampai mendengar pertengkaran ayah dan bundanya .
entah kenapa? Bayu selalu memancing emosi Nadira, hingga pertengkaran itu selalu terjadi hingga tak bisa dielakkan.
''ya allah, apa yang harus aku lakukan sekarang?'' Nadira mengerutkan keningnya memegang kepalanya yang sudah terasa ingin pecah.
Nadira hanya bisa pasrah, dia akan berusaha menuruti semua keinginan Bayu saat ini meskipun hatinya sakit, Nadira akan mengikuti alur, jalan kehidupannya, sembari terus berusaha memikat kembali hati Bayu yang sekarang terhalang oleh cinta semunya.
dengan berat, kakinya melangkah menuju kamar dengan perasaan tidak karuan.
''hallo sayang'' Nadira tertegun ketika mendengar panggilan sayang itu terucap dari bibi suaminya saat ini.
"sayang?, mas Bayu sedang berbicara dengan siapa? apa mungkin dia sedang berbicara dengan pacarnya? ya Allah, kuatkanlah hatiku". batin Nadira
dengan mengucap bismillah, Nadirapun masuk ke dalam kamarnya, menguatkan hati dan berusaha untuk menutup telinganya.
Nadira berjalan melewati Bayu yang sedang tertawa bersama teman di telponnya, Nadira mengambil handuk, lalu berjalan masuk ke dalam kamar mandi untuk bersih bersih.
Bayu merasa aneh melihat Nadira, biasanya dia selalu marah ketika dirinya bermesraan dengan elsa, tapi sekarang tidak, Nadira yang dia lihat saat ini tampak cuek, dia terlihat tenang tanpa ada rasa benci sedikitpun.
"tumben dia gak marah? baguslah, mungkin dia sudah mulai ikhlas, aku jadi bebas melakukan apapun yang aku inginkan" ujar bayu.
bayu menutup panggilan lalu menyimpan ponselnya tepat di meja yang berada disampingnya. hari ini dia sangat bahagia karena bisa menghabiskan waktu seharian bersama Elsa, wanita yang menurutnya beda, dia sangat cantik dan menarik, beda dengan istrinya yang sudah terlihat tua, gendut tak terurus.
Bayu berbaring di sofa sembari tersenyum menatap langit langit bersantai merilekskan tubuhnya.
"apa yang sedang dia pikirkan? mas Bayu terlihat tampak bahagia sampai senyum senyum seperti itu" batin Nadira
Nadirapun keluar dari kamar mandi dengan handuk yang masih terpasang di tubuhnya, Nadira tampak sexy dan wangi membuat Bayu tak berhenti menatapnya.
''kamu kenapa mas? mau hina aku lagi?'' tanya Nadira yang melihat Bayu menatapnya dengan tatapan tajam.
''engga, gak pp. aku heran aja sama kamu, kamu kasih aku persyaratan selama 30 hari! apa kamu gak sakit hati?'' tanya Bayu dengan nada selow.
sekarang Bayu bisa saja bertanya seperti itu tanpa memikirkan perasaannya, tapi nanti, dia pasti akan menyesal dengan perbuatannya yang sudah menyakiti Nadira.
...bersambung...
...pembaca yang baik, pasti akan meninggalkan jejaknya dengan cara like, comen, vote n rate 5....
...mohon dukungannya, agar autor lebih semangat 🙏...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments
Siti Nurhayati
😭😭😭😭
2022-10-05
0
Umi Nufuss
kasihan bayu tdk bs melihat mutiara di dpnnya😏
2021-12-08
0
Mini Rukmini
giliran dah sadar istrinya dah prg tuk selamanya
2021-11-17
1