bayu pun tersenyum mematikan teleponnya sembari duduk kembali di sofa dengan wajah yang tampak berseri setelah berbicara dengan Elsa.
hati nadira sangat hancur melihatnya, nadira tidak menyangka suaminya bisa berubah secepat ini. bahkan Nadira tidak menyangka bayu berani berkata mesra dengan perempuan lain di hadapannya meskipun itu hanya di telpon.
dengan terisak Nadira merebahkan tubuhnya di ranjang.
''ya allah, kenapa mas Bayu bisa Setega ini terhadap ku, apa salah ku? kenapa disaat berbicara dengan wanita lain dia bisa lembut, kenapa ke aku dia tidak bisa seperti itu. aku ini istrinya..'' ujar nadira terisak. saking gereget tangannya memutar mutar ujung selimut yang menyelimuti tubuhnya, dia juga memukul mukul tangan kanannya karena tak bisa menahan emosi. dia benci kepada dirinya sendiri karena belum bisa menjadi istri yang sempurna sehingga suaminya berpaling kepada wanita lain.
sulit untuk nadira menerima kenyataan sepahit ini, disaat dia berjuang melawan kanker yang dideritanya, Nadira butuh sekali suport, perhatian dan kasih sayang dari suaminya, tapi bayu tidak memberikan semua itu, dia malah tega mengagumi perempuan lain hingga membuang nya seperti sekarang ini.
hari semakin larut, Nadira tidak mau lagi memikirkan hal yang membuat keadaannya semakin memburuk, dia harus kuat demi kedua anaknya. Nadira percaya di lubuk hatinya yang paling dalam, Bayu masih mencintainya. dia akan berusaha kuat menjalani ini semua, perlahan nadira akan membuat Bayu menyesal hingga dia meninggalkan perempuan itu.
...💞💞💞💞💞💞...
pagi telah tiba, suara kicauan burung terdengar begitu merdu saling bersahutan. pagi ini ada banyak sekali yang berubah di rumah itu, tawa canda dari suaminya hilang, kini tak ada lagi suami yang sangat menyayanginya. kini Nadira merasa sepi sendiri tanpa ada yang menemani kecuali kedua anaknya.
Nadira membuka jendela kamarnya untuk menikmati segarnya hembusan angin pagi sembari menatap langit yang cerah dihiasi awan putih.
Nadira menjatuhkan air matanya, memuji keindahan ciptaan sang ilahi. rasa syukur dia panjatkan karena Tuhan masih memberikan dia kesempatan untuk hidup. kesempatan untuk bisa melihat kedua anaknya yang sangat dia cintai dan mencurahkan kasih sayangnya sebelum dia pergi untuk selamanya.
''ayo, keburu siang, hari ini anak anak harus berangkat lebih pagi kan..?'' ujar bayu yang akan menggendongnya, hari ini dia akan menepati janji menggendong Nadira dari kamar sampai dapur.
Nadira hanya tersenyum, dia tidak mau berkata apa apa, dia masih kecewa kepada suaminya itu. Nadira hanya menganggukkan kepalanya berjalan menghampiri bayu.
Nadira naik ke punggung suaminya.
...aiiiitttttt...
''rupanya berat sekali badanmu..'' ujar Bayu kepada nadira setelah mengangkat tubuhnya
''maaf mas, ayoo jalan. anak anak sudah menunggu Kita..'' ujar Nadira merasa tidak enak
dia terpaksa meminta ini semua karena dia ingin Bayu mengingat kembali keharmonisan rumah tangganya sewaktu dulu pada awal menikah. Nadira yakin, seiring berjalannya waktu suaminya akan kembali mencintainya.
''selamat pagi, anak anak bunda yang cantik dan ganteng..'' ujar nadira setelah dia sampai di dapur.
Nadira menyapa kedua anaknya dengan senyum manisnya.
''pagi juga ayah, bunda..'' ujar Ilham dan Sifa
''loh, ko bunda di gendong? bunda kaya anak kecil, iya kan ka..?'' ujar sifa tersenyum menoleh ke arah Ilham
''iya de, bunda kaya anak kecil..'' ujar Ilham tersenyum
''iya nak, katanya ayah mau gendong bunda tiap hari, soalnya ayah kangen pengen gendong kalian waktu bayi, tapi karena sekarang anak bundanya udah pada gede, jadi sekarang digantiin deh sama bunda. dulu juga waktu awal menikah ayah sering gendong bunda, iyakan sayang..?'' ujar nadira menjelaskan.
Nadira bermanja kepada bayu di depan kedua anaknya karena dia ingin kedua anaknya bahagia melihat kemesraan kedua orang tuanya, meskipun itu hanya sandiwara.
''pagi ini anak bunda mau dibikinin sarapan apa ayoo..?'' tanya nadira
''roti pake selai aja bunda..'' jawab Sifa menunjuk roti dan selai kacang kesukaan nya
...kringg...
...kriiing...
...kriiing...
...suara ponsel Bayu berbunyi...
''sebentar ya, ayah angkat telfon dulu..'' ujar Bayu meminta izin kepada kedua anaknya untuk pergi ke luar
''iya ayah..'' ujar Ilham
Nadira melihat Bayu dengan sebelah matanya, dia tau siapa yang menelpon suaminya pagi pagi seperti ini. ingin sekali nadira mengambil dan membanting ponsel itu ke lantai, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa, Nadira hanya bisa memendam emosinya, dia tidak mau bertengkar dihadapan kedua anaknya.
''ayo sayang, dimakan sarapannya..'' ujar nadira menyuruh kedua anaknya untuk sarapan
''iya bunda..'' jawab Sifa tersenyum menatap wajah bundanya
''maaf ya sayang, ayah harus berangkat duluan. kalian bisa kan berangkat sama bunda..?'' tanya Bayu meminta maaf.
Bayu tidak bisa mengantarkan anak anaknya ke sekolah, dia harus cepat sampai di kantor karena kliennya sudah lama menunggu.
''iya ayh..'' dengan nada pelan Ilham mengiyakan dengan rasa kecewa
Bayu langsung pergi meninggalkan rumahnya berangkat menuju kantor.
''gak pp ya nak, hari ini bunda yang antar kalian ke sekolah, mau ya sayang..'' ujar Nadira tersenyum membujuk anaknya agar mereka mau diantar olehnya, nadira tidak mau sampai mereka kecewa kepada ayahnya
''mau banget bunda..'' anak anak yang lucu itu menjawab dengan serentak
''maafkan ayah ya nak, kalian harus mengerti. ayah sibuk dengan pekerjaannya karena ayah sayang sama kalian..'' ujar nadira mencoba berbicara dengan perlahan agar kedua anaknya mengerti
''iya bunda. aku tau ko, ayah cari uang untuk kita...'' kedua anak pintar itu memahami keadaan ayahnya
Nadira tersenyum bahagia sembari mengelus ngelus kepala Ilham dan sifa. Nadira sangat bangga memiliki anak seperti mereka. mereka selalu mengerti dengan kondisi ayah dan bundanya. itu sebabnya Nadira tidak berani membuat mereka kecewa
''ayo nak, kita berangkat..'' ujar nadira.
Nadira menggandeng kedua anaknya berjalan menuju halaman.
Sifa dan Ilhaam menunggu di halaman, sementara Nadira, dia menguatkan diri untuk menyetir mobil. Nadira menyetir mobil miliknya sembari menahan sakit. dia terpaksa mengantarkan anaknya ke sekolah, karena dia ingin kedua anaknya mengikuti ujian. Nadira ingi kedua anaknya mendapatkan nilai yang paling bagus diantara teman temannya.
''bunda kenapa? ko mukanya pucat..?'' tanya Ilhaam, dia sangat khawatir kepada bundanya
''gak pp sayang, ini bedak bunda kebanyakan..'' jawab Nadira tersenyum
''gak biasanya bunda pakai bedak sebanyak itu..'' ujar sifa. Sifa merasa aneh karena bundanya tidak pernah berpenampilan seperti sekarang
''iya nak, tadi bunda buru buru karena takut kalian telat berangkat ke sekolah..'' ujar Nadira beralasan.
''oh iya bunda. maaf ya bunda..'' ujar Ilhaam dan Sifa meminta maaf kepada bundanya
''iya gak pp sayang ..'' ujar nadira tersenyum
...bersambung...
...jangan lupa like n comenya ya😘...
...dukungan kalian adalah semangat bagi author...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments
Rita Eka Juliana
/Heart//Heart//Heart/
2023-10-11
0
Airynjuan Prayudha
aju pernh liat crita in
2022-06-10
0
Asroni Smg
pernah baca cerita drama malaysia
2021-12-02
0