Adikku Assifa Yasmin...
Kakak malu.. malu...
Kakak sudah ternoda.. malu Sifa malu
Kakak tak pantas menjadi kakakmu
Kau berjuang demi kakak yang sudah tidak punya kehormatan
Sekali lagi, jagalah kehormatanmu
Carilah suami yang mampu menyayangimu
Jangan cari ketampanan, kau akan sakit
Jangan sepertiku
Jagalah dirimu, Adikku yang manis
Lathifah Yasmin
🍬🍬🍬🍬🍬🍬🍬
Lagi lagi tulisan ini menggangu fikiran Sifa
"Jika aku tau, kesembuhan kakak akan mengingat kejadian itu, aku tidak akan membawanya kedokter paaak hwahahaaaa"
Sifa lagi lagi histeris
"Sudah lama kakak tak pernah menulis, entah mengapa kakak berusaha memberitahuku, tapi bodohnya aku hwaaaahahaaaa aku tidak paham, aku bodoh, aku bodoh huwaahahaaaa" Sifa memukul mukul kepalanya sendiri, dicegah teman temannyapun sepertinya Sifa tetap meronta
"Ini benar tulisan kakak, meskipun tulisan ini terlihat buruk, tapi ini tulisan kakak, yah tulisan kakak. Sudah lama kakak tidak menulis, dan inilah tulisan terakhir kakaaaak huwaaahahaaa"
"Kakaaaak, kenapa engkau memberi harapan untukku, tapi kau juga menjatuhkanku, sakit kak sakiiiittt huwaahaha kakaaak, kenapa kau tak mengajakku saja huwaahahaaa" Sifa berlari masuk kedalam kamar kakaknya, mengacak apapun yang ada disitu
Ilham langsung berdiri mengikuti kemana Sifa melangkah, Sifa melemah, Ilham langsung merengkuh lagi tubuh Sifa untuk kesekian kali, Ilham tidak bisa berkata apa apa
Semua diruangan ini sudah banjir airmata, teman teman Sifapun sudah terlihat lelah, mereka tak berani pulang karena bingung, ingin pulang juga bingung. Semuanya dimakan bingung.
Setelah Sifa sudah tenang, Ilham menunduk agar bisa menatap wajah Sifa, tapi yang ditatap matanya terpejam
"Sifa, Sifa" Sifa merosot, matanya terpejam, Ilham menggoyang goyangkan pipi lembut Sifa, mengecek hidungnya
"Sifa kenapa dok, kenapa dia diam dok?" Tanya teman teman Sifa serempak
Mak Tun yang mendengar ucapan yang pada panik, mak Tun pun penasaran
"Kenapa Sifa tuan? apa yang terjadi dengannya?" Mak Tun mendekati wajah pucat Sifa "Tuan, apa yang terjadi dengan Sifa?"
"Dia pingsan bu, emmp bu, biar Sifa saya bawa kerumah sakit, siapkan baju ganti untuknya"
"Terus dok, yang jaga nanti siapa?"Tanya Fitri bingung
"Kalau dirumah sakit tidak ada yang jaga, ntar saya bawa pulang. Biar mbok siti yang akan merawatnya. Bolehkan?" Ilham mengabsen seisi rumah ini, namun mereka diam karena bingung
Semua orang mulai mencerna kata kata dokter
"Saya lebih tenang, jika orang dirumahku yang menjaganya. Saya khawatir jika Sifa disini sendirian, tak ada orang, dia akan depresi , mengingat kakaknya terus menerus, dengan alasan yang klasik, yaitu dia merasa bersalah "
Ilham menatap lagi semua yang ada disini dengan wajah wajah bingung "Baiklah, saya tau, kalian disini semuanya pasti bingung, saya juga bingung, saya bukan siapa siapanya, termasuk bukan saudaranya, tapi saya yang akan bertanggung jawab mengenai Sifa"
Ilham mengeluarkan dompet dari saku celana dengan susah payah, karena Sifa ada dipangkuannya
"Ini bu, alamat rumah dan alamat rumah sakit dimana saya bekerja disana, dan mereka" Tunjuknya pada teman teman Sifa yaitu Fitri, Ery, Eko, dan Reny "Mereka adalah teman kerjanya Sifa, bagaimana? apa bisa Sifa saya bawa kerumah sakit sekarang ?" Lagi lagi dokter Ilham mengabsen semua orang yang masih berwajah bingung
"Tapi biayanya dok" Tanya salah satu orang yang bingung
Ilham menghela nafas panjang. "Ya Tuhan, masalah itu jangan dibingungkan, saya yang menanggung, ayo Fit bawa baju ganti Sifa"
"Baik dok"
Setelah pamit, Ilham mengangkat tubuh lemah Sifa
"Dok, sepertinya kalau kita ikut dokter semua, mobilnya tidak muat"
"Ah iya, mobilnya kurang besar ya?"
"Begini saja dok, kami langsung pulang saja naik ojek dari sini, paling juga hanya lima menit sampai" Eko
"Oh gitu"
"Saya juga dok" Ery
"Sama dok" Reny
Ilham mulai menaikkan alis "Kamu Fit, nggak pulang seperti teman kalian?"
"Sebenarnya juga iya dok, saya juga sudah dekat"
"Ah gitu ya, ya sudah, bukakan pintu depan biar Sifa duduk didepan" Tita Ilham
Setelah Ilham menata jok mobil agar Sifa bisa rebahan, teman temannya mulai sibuk dengan ojek ojek yang akan mengantarkan mereka
Ilham mengeluarkan empat lembar uang berwarna pink "Ini buat naik ojek kalian"
"Tapi dok, saya bawa uang"
"Bayarnya juga nggak segini dok, ini terlalu banyak"
"Sudah, itu rejeki buat kalian" Ilham
"Makasih dok"
Dokter Ilham hanya mengangguk dan masuk kedalam mobil
Tin tin .... Pamit Ilham untuk meninggalkan tempat ini
-
Diperjalanan
Ilham yang sudah kenyang makan bingung, akhirnya membawa Sifa kerumahnya saja.
Setelah memasuki pekarangan rumahnya, mbok siti yang belum tidur segera menghampiri tuannya yang pulang membawa gadis belia yang tertidur didalam gendongannya.
"Mbok, kamar tamu bersihkan?"
"Iya tuan bersih"
"Dimobil ada baju ganti miliknya mbok, tolong diambil ya?"
"Baik tuan"
Ilham merebahkan Sifa ditempat tidur kamar tamu, mengusap wajah pucatnya "Aku akan mengadopsimu Sifa, apapun yang terjadi" Ilham bermonolog
Ilham keluar dari kamar mencari mbok Siti, Ilham jarang memanggil keras ataupun berteriak.
Simbok masuk membawa tas kecil yang isinya baju ganti Sifa
"Mbok, didalam tas itu adalah ganti baju Sifa, tolong gantiin bajunya ya? mungkin sebentar lagi anak itu akan segera siuman"
"Baik tuan"
"Baiklah, saya akan keatas dulu" Ilham berlalu
Simbokpun segera masuk menemui Sifa
Dilihat gadis bertubuh mungil, berwajah pucat sedang tertidur lelap dibawah selimut tebal
Setelah gadis itu dilap dan diganti bajunya, simbok segera menyelimutinya lagi, dan simbokpun keluar
"Ehem mbok" Ilham berdehem sambil duduk disofa yang biasa untuk melamun dirinya
"Eh tuan, kaget saya tuan"
Ilham tersenyum "Buatkan wedang jahe sama ada makanan roti apa kue ya mbok, nanti antarkan ke dalam"
"Baik tuan"
Ilham mulai masuk, ia duduk dibibir tempat tidur. Ia mulai membuka minyak kolonyo dan ia usapkan pada ujung hidung Sifa
Ilham mengusap wajah pucat gadis yang tadi barusan diadopsi, meskipun tidak ada yang menjadi saksi, tapi dia menganggap sah saja daripada bingung.
Tiba tiba ada bunyi panggilan darurat dari rumah sakit, Ilham langsung beranjak keluar kamar "Mbok, saya akan kerumah sakit, tolong jaga Sifa ya?"
Akhirnya simbok masuk lagi kekamar Sifa, karena Sifa tidurnya nyenyak, simbokpun tertidur disofa
Sifa menggeliat, matanya mengerjab ngerjab
"Aku dimana?" Sifa bingung, menatap kamar yang asing, rumah sakit bukan, tapi dimana?
Sambil melihat bajunya sudah beruba tapi masih rapat tidak ada yang salah. Sifa mulai duduk melihat sekitar, kasur yang empuk, nyaman "Ini dimana? apakah aku diculik? tapi siapa yang mau menculikku siapa?"
Simbok bangun "Eh non, non Sifa sudah bangun?" Tanyanya sumringah meskipun simbok terkantuk kantuk
"Ibu siapa?"
"Saya pembantu dirumah sini non, panggil saja saya mbok Siti"
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
maharastra
serba bingung y dok🤣🤣
2022-10-16
1
Regita Regita
minyak kolonyo yang tulisannya COLOGNE ya Thor?yang botolnya beling bening.
2022-07-15
0
Kanza Teodora
yah emang secara usia syifa pantas jadi anaknya siih pastilah dokter ipham kepikiran adopsi
2022-04-11
0