Episode 2

Happy Reading

------------------------------------------------------------------------------

Keysa pov

Sekarang ini aku tengah menikmati makan siangku bersama tunanganku disebuah cafe dekat kantorku. Aku ceritakan dulu tentang tunanganku ini.

Reno adalah anak dari sahabat papa, Reno bersama keluarganya berasal dari London. Tetapi entah apa yang terjadi, bisnis papanya Reno gulung tikar dan orangtua Reno meninggal dunia karena serangan jantung dan kecelakaan. Papa memperkerjakan Reno disini, dan dari situlah aku mulai dekat dengan Reno karena bagaimanapun, Reno adalah orang kepercayaan papa.

"Enak makanannya?" tanya Reno yang terlihat memperhatikanku makan, aku memang suka makan. Malah bisa sampai 2 porsi tapi untungnya badanku tidak pernah gemuk.

"Heem enak banget" sahutku kurang jelas karena masih mengunyah makanan di dalam mulutku

"Makanlah yang banyak" ucapnya padaku. Dia begitu perhatian dan lembut padaku. Senyumannyapun manis sekali, itu yang membuatku sangat menyukainya. Aku kembali menyantap makananku hingga tandas tanpa tersisa

"Akhirnya, kenyang sekali" ucapku mengusap perutku

"bagaimana tempat kerjamu?" tanya nya. Aku memang belum cerita apapun padanya padahal aku sudah bekerja selama satu minggu disana.

"Lumayan menyenangkan, aku sudah mulai terbiasa. Oh iya gimana dikantor?" tanyaku padanya.

"Syukurlah, di kantor baik-baik saja. Oh iya yang aku dengar katanya atasan kamu masih muda dan belum menikah yah" ucapnya seraya meminum minumannya.

"Ahh itu... Iya dia memang masih muda" ucapku malas sekali harus membahas si pria perfectionist itu apalagi dia sangat galak.

"Dia tampan?" tanya Reno,, ihh Reno apaan coba nanyain dia mulu. Apa reno cemburu yah?

"Iya dia tampan tapi sangat menyebalkan dan galak" ucapku terus terang.

"Masa sih? Tapi memang dia laki-laki super dingin dan cuek dikalangan pengusaha" jelas Reno, dan aku hanya mengangkat kedua bahuku acuh.

***

Aku kembali ke kantor dan berlari dari pintu lift hingga mejaku yang cukup jauh dari pintu lift. Saat aku sampai ternyata sudah ada bos galakku tengah bersandar dimejaku dengan tatapan tajamnya.

Astaga,, apa aku berbuat salah? Kenapa tatapannya begitu mengintimidasiku?

"Darimana saja kamu, sampai telat 30 menit" ucapnya dengan dingin.

"Saya tadi lagi istirahat pa, terus saya berbincang dulu dengan reseptionist soalnya ada yang mau membuat janji dengan anda" ucapku sejujur-jujurnya.

"Alasan saja" ucapnya tetap dingin.

"Ini pa, tuh lihat" ucapku memperlihatkan kertas dari receptionist genit itu didepan wajah pa Felix yang terhormat.

"Lain kali jangan terlambat lagi. Aku tidak suka dengan karyawan yang lambat" ucapnya penuh penekanan membuatku bergidik ngeri menatap tatapan elangnya. "Selesaikan dokumen ini. Dan siapkan juga untuk bahan meetingku besok" ucapnya seenak jidat dan pergi meninggalkanku.

"Huh dasar tukang perintah" gerutuku dengan kesal.

***

"Aku pulang" aku berteriak tetapi rumah sangat sepi, pada kemana sebenarnya. Papa kemana yah? Apa belum pulang?

Masa sih, tidak seperti biasanya. Aku berjalan menuju kamar papa dan membukanya setelah mengetuknya.

"Papa kenapa?" aku sangat khawatir melihat papa yang sedang terbaring diatas ranjang. Ini masih sore dan papa tidak seperti biasanya tidur disore hari.

"Papa tidak apa-apa sayang, cuma lelah saja nantinya juga sembuh" ucap papa, aku tau papa cuma berpura-pura saja dan hanya untuk menenangkanku, tapi mudah-mudahan papa memang tidak apa-apa.

"Hei sayang, kenapa melamun" ucap papa mencolek hidungku

"Papa bener tidak apa-apa?" tanyaku lagi. "Apa perlu dipanggilkan dokter?" tanyaku khawatir

"Tidak perlu sayang. Papa tidak apa-apa, Kamu tidak perlu khawatir" akupun hanya bisa mengangguk pasrah.

"Sekarang pergi mandi sana, papa mau istirahat dlu" ucap papa dan aku segera beranjak setelah mencium pipi papa

***

Sinar matahari masuk ke celah jendela. Hmmmp rasanya aku malas sekali bangun. Aku melirik jam becker kelinciku dan Waw

"Astaga jam 7 lewat 15 menit astaga aku kesiangan" aku langsung melompat dari atas ranjang dan berlari ke kamar mandi.

15 menit aku sudah siap dengan rok sepan warna pink dipadu dengan kemeja putih dan blezer pink juga. Rambutku aku ikat biar terlihat rapi.

Aku segera menyambar tas dan berlari keluar kamar. Aku menghampiri papa dimeja makan yang ternyata sudah ada Reno disana.

"Sayang, kamu datang pagi-pagi sekali" tanyaku heran

"Ya, aku mau mengantarkanmu ke kantor" ucapnya

"Ya sudah ayo sekarang kita berangkat, aku sudah sangat terlambat" ucapku

"Baiklah, ayo" ucapnya beranjak

Aku menghampiri papa dan memeluknya dari samping lalu mencium pipinya.

"Papa sudah merasa baikkan?" tanyaku khawatir papa masih sakit

"Ya sayang papa sudah merasa jauh lebih baik, apa kamu tidak lihat papa sehat bugar gini" ucap papa dengan kekehannya. Papa emang paling bisa menenangkan anaknya agar tidak khawatir.

"Syukurlah, aku berangkat dulu yah pa,, muachh" aku mencium pipi papa dan beranjak pergi

"Kamu tidak sarapan dulu?" teriak papa saat aku sudah beberapa langkah meninggalkannya

"Tidak akan sempat pa, nanti saja dikantor" jawabku tak kalah keras

Selama perjalanan aku benar-benar resah, waktu sudah menunjukkan pukul 8. Pasti aku kena semprot lagi sama ceo galak itu. Aku terus menerus melihat jam tanganku. Reno terlihat sesekali memperhatikan tingkahku.

"Tenanglah honey, sebentar lagi juga sampai" sahut Reno

"Iya tapi ini sudah jam 8 lewat, pasti aku disemprot lagi sama atasanku" keluhku

"Iya memang, tetapi kamu bisa bilang macet atau apa ke" ucapnya enteng. Aku tak menjawabnya hanya melihat keluar jendela.

Setelah mencium pipi Reno, aku segera berlari masuk kedalam kantor dan menaiki lift.

Ting

Aku berlari lagi hingga sampai mejaku dan ternyata sudah ada ceo galak itu sedang melipat tangannya didada. Tatapannya menakutkan sekali. Aku masih mengatur nafasku dihadapannya, jantungku berdetak lebih kencang lagi mungkin karena sehabis lari marathon.

"Ma...afkan sa..ya p..aa" ucapku terbata-bata.

"Atur dulu nafasmu" sahutnya. Akupun menarik nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya.

"Jadi?" tambahnya mungkin karena melihatku sudah mulai tenang.

"Pa Felix maafkan saya, saya tadi bangunnya kesiangan karena menyelesaikan dokumen untuk meeting bapak hari ini. Saya sungguh-sungguh pa, saya tidak berbohong" ucapku tanpa jeda karena takut langsung dipotong oleh pa Felix

"Saya tidak mau tau alasan kamu, saya tidak suka dengan karyawan yang tidak disiplin !!" bentak pa Felix. Membuatku tersentak kaget, aku hanya bisa menundukkan kepalaku saja menerima omelannya

"Dan lagi ini kantor bukan lapangan olahraga" omelnya lagi

"Maafkan saya pa Felix, saya janji tidak akan mengulanginya lagi" ucapku memperlihatkan wajah memelasku sebaik mungkin. Mudah-mudahan si pria muka datar dan dingin ini bisa tersentuh.

"Oke" apa ini dia berjalan mendekatiku terus dan memojokanku hingga pantatku menabrak mejaku sendiri. Dia mengurungku dengan kedua tangannya membuatku tidak bisa bergerak.

Ya tuhan... Apa yang mau dia lakukan?

Papa... Tolonglah anakmu yang cantik ini...

Wajahnya semakin mendekat, sampai-sampai parfum maskulinnya bisa tercium olehku. Nafas mintnya menerpa wajahku. Aku takut sekarang, apa yang mau dia lakukan.

"Aaaaa" teriakku spontan dan menutup wajahku dengan kedua tanganku saat wajahnya semakin dekat dengan wajahku.

Dia tertawa, astaga sungguh merdu sekali tawanya. Kamu pikir dia lagi nyanyi...

Tapi aku belum mau membuka tanganku, aku takut sekaligus malu.

"Yak,, kau pikir aku mau melakukan apa pake tutup wajah segala. Dasar aneh" ucapnya.

Seenaknya sekali dia berkata. Kalau tidak mau ngapa-ngapain kenapa harus bersikap seperti itu. Huh dasar aneh...

Aku menurunkan kedua tanganku dan membuka mataku saat mendengar pintu ruangannya ditutup. Aku bernafas lega saat tau dia sudah masuk ke dalam ruangannya.

"Apa tadi dia bilang, aku aneh !! enak saja. Yang ada dia yang aneh" gerutuku sambil menghentak-hentakkan kedua kakiku dan duduk dikursiku.

***

Sudah waktunya makan siang, tiba-tiba ada seorang gadis cantik, anggun memakai setelan formal sepertinya dia karyawan disini juga.

"Hai" sapanya tersenyum padaku

"Hai," jawabku membalas senyumannya.

"Kamu sekretaris barunya pa Felix yah, kenalkan aku Clara dari divisi keuangan " ucapnya menjabat tanganku

"Aku Keysa, panggil saja Key. Senang bertemu denganmu Clara" ucapku

"Baiklah, apa pa Felixnya ada? Aku mau memberikan laporan kepadanya" sahutnya

"Ada, masuklah" ucapku padanya

Dia berjalan kedalam ruangan pa Felix dengan anggun. Sempurna sekali Clara itu. Aku kembali menyelesaikan pekerjaanku.

Tak lama Clara keluar dari ruangan Felix dan mengajakku untuk makan siang bersama. Dan aku menyetujuinya.

Kami memilih cafe sekitar kantor untuk makan siang. Setelah memesan makanan, dia mulai berbincang

"Disini makanannya enak banget lho" sahutnya antusias

"Oya? Sering yah makan siang disini?" tanyaku

"Heem sering banget, apalagi aku tinggal di apartemen deket sini" ucapnya dan aku hanya ber oh saja

"Gimana bekerja dengan pa Felix?" tanya nya padaku. Kenapa menanyakan si Ceo perfectionist itu.

"Pa Felix? Dia sangat menakutkan" ucapku apa adanya dan dia tertawa terbahak-bahak. Aku heran memang apa yang lucu?

"Memang apa yang lucu?" tanyaku

"Lucu saja dengar komentar kamu, tapi memang sih, dia sangat dingin dan tegas. Banyak sekali yang segan dan takut padanya, tapi banyak juga yang mengaguminya secara diam-diam" Jelasnya.

Tapi memang benar yang dia ucapkan pasti banyak sekali yang mengaguminya, soalnya dia sangat tampan bisa di katakan lebih malahan.

"Dia sering marah-marah sama aku dan seenaknya" keluhku

"Ya dia memang begitu orangnya, tapi disisi lain dia sangat baik. Percayalah, asal kamu bisa lebih dekat dan mengenalnya" ucapnya

"Orang sedingin es gitu bisa baik juga yah? Masa sih?" tanyaku tak percaya

"Kamu lihat saja nanti" ucap Clara terkekeh dan tak lama pesananpun datang. Kami segera menyantap makanan kami dengan lahap.

"Emmphhhh bueneur euneur eunak" ucapku disaat mulutku penuh makanan dan aku mengacungkan kedua jempolku dan Clara hanya terkekeh.

Kami makan dengan sangat lahap hingga makananku tandas.

"Wakhh,, enak sekali" ucapku antusias

"Gak sia-siakan aku ajak kamu kesini" ucapnya tak kalah antusias dan aku hanya mengangguk.

Kami kembali ke kantor setelah jam makan siang habis. Dan baru saja pantatku akan mendarat dikursi empuk ini, eh si Ceo galak itu sudah memanggilku lewat intercom. Aku langsung menuju keruangannya.

"Ada apa pak?" setelah sampai didepan mejanya

"Persiapkan dirimu, nanti malam kita berangkat ke Yogya mungkin selama satu minggu, ada undangan dari client dan untuk membahas masalah kontrak kerjasama juga disana" ucapnya masih memasang wajah datar.

"Malam ini pak?!" pekikku

"Iya, sekarang kamu boleh pulang dan nanti pukul 7 malam, saya tunggu kamu disini" ucapnya

"Kok disini pak? Kenapa tidak bapak jemput saya saja dirumah" ucapku dengan polos

"Memangnya kamu siapa saya? Saya harus jemput-jemput kamu. Pokoknya pukul 7 malam kamu sudah ada disini" ucapnya dengan tegas.

Cih,, sombong sekali dia... Dasar mr. Pemaksa. Akupu  bergegas keluar ruangan tidak ingin berlama-lama dengan makhluk sedingin es itu.

***

Waktu sudah menujukkan pukul 18.00 aku sudah siap untuk berangkat kembali ke kantor, tetapi papa masih belum pulang. Akupun segera menghubunginya.

"Hallo pa"

"......"

"Pa, Keysa mau berangkat ke yogya ada pekerjaan"

"......"

"Oke papaku sayang, aku berangkat yah. Keysa sayang papa,, muach muach" ucapku

"...."

"Siap bos" setelah menghubungi papa, aku langsung menuju ke kantor bersama p hadi.

***

Terpopuler

Comments

Putri Minwa

Putri Minwa

cerita yang menarik thor

2022-10-23

0

Putri Minwa

Putri Minwa

semangat terus thor 💪💪💪

2022-10-23

0

Priskha

Priskha

jd gemes bacanya, sdh tau msh karyawan br kok sering telat melulu, mmgnya ndak psg alarm ta???

2021-05-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!