Episode 5

Happy Reading

--------------------------------------------------------------------------

Keysa pov

Aku memilih sarapan dikamar hotel, rasanya aku tidak ingin keluar dan ketemu makhluk dingin itu.

Oh tuhan apa yang harus aku lakukan sekarang? Bagaimana aku harus bertemu dengannya? Pasti aku akan dipecat...

Haduh bagaimana ini.

Aku terus saja mondar mandir memikirkan apa yang harus aku lakukan sekarang hingga suara hpku mengagetkanku, aku segera menyambar hpku dan membuka pesan dari bos dingin itu.

Bos Galak

Cepat keluar kita akan pulang

Kalau tidak ingin aku tinggalkan

"Huh,,, dasar !!!" aku segera menggerek koperku keluar kamar dan diapun baru keluar.

Dia berjalan terlebih dulu tanpa menghiraukanku atau mengatakan sesuatu padaku. Aku hanya mengikuti langkahnya dari belakang,,

Sesampainya di parkiran, kami sama-sama masuk ke dalam mobil dan aku harus memasukan koperku dulu ke dalam bagasi tanpa bantuan darinya.

Didalam mobil kami berdua sama-sama terdiam, tak ada yang ingin mengeluarkan kata-kata sedikitpun.

Apa yang harus aku lakukan?

Apa aku harus meminta maaf ? Tapi kan dia yang salah main nyosor-nyosor saja.

Karena merasa bosan, kantukpun menghinggapiku dan aku terlelap dalam dunia mimpi. Berharap bos galak itu tak muncul di dalam mimpiku.

***

Didalam mimpi seperti ada yang menepuk-nepuk ringan kedua pipiku, membuatku mengerjapkan mata dan membukannya. Mataku langsung beradu dengan mata elang milik bosku, aku terlena oleh tatapannya yang tajam.

Hingga dia mengalihkan pandangannya dan menjauhkan kepalanya dari hadapanku membuatku kecewa.

"Kita sudah di Jakarta, dimana rumahmu?" tanyanya terdengar dingin.

"Rumah saya?"

oke sekarang aku mulai loading dan tulalit. Sampai akhirnya akupun memberi tahu alamat rumahku padanya.

Hingga tanpa terasa kami sudah sampai didepan rumahku.

"Aghh,, akhirnya bisa pulang juga" ucapku

"Kamu anaknya pa Mahesya?" tanyanya

"Heem,, kamu kenal papaku?" tanyaku

"Iya lah, dia juga seorang pengusaha. Sudah punya perusahaan sendiri kenapa masih bekerja diperusahaan orang lain" ucapnya membuatku tertegun.

Apa maksud ucapannya barusan? Apa dia ingin memecatku?

"Saya hanya ingin belajar mandiri, terima kasih bapak sudah mau mengantarkan saya. Saya masuk dulu" ucapku dan segera turun dengan membawa koperku dari bagasi mobilnya.

Dia langsung berlalu pergi setelah aku menutup bagasinya kembali.

"Sepertinya dia marah besar kepadaku." gumamku " ya sudahlah, sekarang saatnya aku beristirahat" ucapku dan melangkahkan kakiku memasuki rumah.

Papa sudah pulang belum yah, tapi jam segini biasanya sudah ada dirumah.

"Bi,, papa sudah pulang?" tanyaku pada seorang pelayan yang baru saja melewat

"Sudah non, beliau ada diruang kerjanya" jelasnya dan membawakan koperku

"Baiklah, terima kasih bi" aku berlari ke lantai 2 dan hendak memasuki ruang kerja papa tetapi terhenti saat mendengar tangisan seorang wanita.

"Pa,, saya mohon ijinkan saya bertemu dengannya sekali saja. Selama 20thn ini saya menuruti anda untuk tidak menemuinya, tapi untuk sekarang saya mohon pa. Ijinkan saya bertemu dengannya" ucap wanita itu di tengah isakannya membuatku bertanya-tanya.

Apa yang di maksud wanita itu...

"Saya janji pa hanya sekali saja, setelah itu saya akan pergi jauh. Saya hanya ingin memeluk putri saya" ucap wanita itu lagi terlihat memelas.

Putri?

Putri yang mana maksud wanita itu yah, dan kenapa papa tidak memberi ijin untuk mempertemukan wanita itu dengan putrinya.

"Dia sedang pergi keluar kota, nanti akan saya atur masalah itu" ucap papa terdengar dingin

"Baiklah, terima kasih banyak pa. Terima kasih, saya permisi" ucap wanita itu dan aku buru-buru bersembunyi dibalik tembok saat wanita itu keluar ruangan.

Wajahnya sangat teduh dan sayu.

Siapa putri yang wanita itu maksud? apa dia ada hubungan dengan papa?

Tapi selama ini papa tidak pernah terlihat dekat dengan wanita lain.

Siapa yah wanita itu....

Aku terus mengira-ngira, sampai-sampai tak sadar kalau papa sudah berada di hadapanku.

"Keysa" panggil papa menyadarkan lamunanku. Aku menatap papa, terpancar rasa bersalah dipelupuk matanya.

Sebenarnya apa yang terjadi? Ada apa sebenarnya? Apa aku harus langsung menanyakannya kepada papa atau bagaimana?

"Kamu baru pulang, nak?" ucapnya menormalkan ekspresinnya kembali

"Iya pa" ucapku tersenyum dan mencium pipi papa.

"Kamu bau sekali, cepatlah mandi sana" ucap papa terkekeh

"Baiklah" akupun beranjak pergi.

Aku berendam air hangat yang dipenuhi sabun untuk membuat seluruh sendiku relaks.

Aku memejamkan mata, rasanya nyaman sekali, tetapi sekelebat wajah bos galakku itu melintas membuatku segera membuka mataku.

Ini tidak bisa di biarkan begitu saja, aku harus merestar otakku dan menghapus bos galak itu. Sebaiknya setelah ini aku pergi ke apartement Reno untuk bisa menghapus pikiranku tentang bos galak itu.

Tapi siapa wanita itu sebenarnya? Ada hubungan apa dia dengan papa? Aku ingin sekali menanyakannya pada papa. Tetapi aku takut itu malah menyulitkan papa.

***

Aku baru saja sampai di apartement milik Reno, aku sengaja tak memberi kabar pada Reno karena aku ingin memberinya kejutan. Apalagi Reno tidak tau kalau aku kembali ke Jakarta lebih cepat dari perkiraan.

Sesampainya di depan apartement miliknya, aku memasukkan passwordnya.

Ting

Pintupun terbuka, dan aku segera memasuki apartementnya. Aku mencari Reno kemana-mana, tetapi tak ada. Sampai aku mendengar suara desahan dan kata-kata kasar.

Jantungku berdetak kencang mendengar desahan dan racauan aneh itu. Perlahan aku melangkah mendekati pintu kamar yang sedikit terbuka. Aku membuka pintunya, dan

Deg

Di depanku, apa ini maksudnya?

"Keysa" panggil keduanya.

Reno bersama Sanas sedang melakukan hal yang tak bisa aku ungkapkan. Reno terlihat menuruni ranjang dengan memakai celana boxernya. Aku segera berlari, aku berlari sekuat tenaga meninggalkan apartement Reno.

Aku tak mengindahkan panggilan Reno, aku terus berlari dan berlari keluar dari apartement dengan tangisku.

Aku menyetop sebuah taksi dan menaikinya.

Bagaimana ini?

Aku tak mampu lagi membendung rasa sakitku, aku menangis sejadi-jadinya. Mengeluarkan segala kesakitan di dalam hatiku...

Reno....

Sanas...

Tega sekali kalian padaku,

Apa salahku pada kalian berdua sampai kalian melakukan ini padaku? Kenapa Ren??????

Kalian berdua mengkhianatiku,,,

Aku menangis sejadi-jadinya tanpa memperdulikan tatapan heran dari sopir taxi.

***

Aku baru saja tiba dikantor, sepertinya Felix belum datang.

Akupun duduk di atas kursiku dengan lesu. Hatiku masih sakit,

Semalaman aku menangis tanpa henti, aku tidak percaya tunanganku dan sahabatku melakukan ini padaku.

Kenapa? Kenapa mereka mengkhianatiku.

Dadaku terasa terhimpit sesuatu yang sangat berat. Aku menundukkan kepalaku dan menyandarkannya ke meja kerjaku.

"Pagi-pagi sudah kusut, bukannya bersemangat menyambut atasan" tegur seseorang

Siapa dia? Aku tidak ngomong apa-apa kan,, tapi suara itu sepertinya...

Astaga

Aku mengangkat kepalaku sedikit dan mengintip siapa yang barusan berbicara dan ternyata ceo galakku sudah berada di hadapanku. Akupun  segera mengangkat kepalaku menghadapnya.

"Pagi pa" ucapku berusaha untuk tersenyum.

"Kenapa dengan wajahmu?" tanyanya membuatku spontan memegang kedua pipiku.

"Wajahku? memang wajahku kenapa, Pak?" tanyaku

"Bisakah kau menjawab pertanyaanku bukan dengan pertanyaan kembali" ucapnya membuatku mengerucutkan bibirku.

"Kau sakit?" tanyanya dan aku menggelengkan kepalaku lirih.

Setelah bertanya itu, diapun melenggang begitu saja memasuki ruangannya.

***

Clara datang saat jam makan siang dan mengajakku untuk makan bersama.

Dan disinilah kami sekarang, di cafe dekat kantor. Kamipun mulai memesan makanan.

"Key, loe baik-baik saja kan?" tanya Clara dan akupun mengangguk. "Wajahmu pucat, dan matamu terlihat sendu, apa ada masalah?" tanyanya lagi

"Aku baik-baik saja, mungkin ini karena kecapean saja" kilahku dan Clarapun mengangguk paham.

"emm, Oh iya Clar, kok loe bisa pacaran sama temannya pa Felix? Kenal dimana?" tanyaku jujur saja aku begitu penasaran dan sempet kaget melihat Clara ada diantara mereka.

"Gue temen kampusnya Felix, Remon sama Devan" ucapnya "mereka bertiga sebenarnya yang bersahabat" jelas Clara.

"Mereka bersahabat sejak lama, dan ketiganya begitu menyukai musik. Bahkan mereka membuat group band" ucap Clara.

"Band?" tanyaku kaget. Memang pria sedingin Felix bisa memainkan alat musik gitu? Ku pikir dia hanya pintar memainkan hati para wanita.

Astaga aku suudzon,,,

Korban pengkhianatan jadi begini deh...

"iya,, Felix begitu lihai dalam memainkan alat musik. Bahkan dia pegang gitar sama vokal, kalau Devan, dia itu pegang bass dan cwo gue dia pegang drum. Makannya kemana-mana mereka selalu bertiga seperti ban bajaj" kekehnya membuatku ikut terkekeh.

Tak lama pesanan kamipun datang, kami mulai menikmati makanan kami.

"Loe harus melihat penampilan mereka, pasti loe langsung klepek-klepek deh, Key" ucap Clara dengan antusias

Iya gitu? Sehebat apa sih dia saat bernyanyi? Penasaran aku jadinya, sebagus apa suaranya.

"Terus apalagi yang loe tau tentang mereka?" tanyaku mulai tertarik dengan pembahasan mereka.

"Mereka? Sepertinya bukan mereka deh, lebih tepat itu Felix,, iyakan" goda Clara, ketauan deh kalau aku memang penasaran dengan bos galakku itu.

Ingat,, hanya penasaran. Jangan mikir yang lain-lain.

"Oke akan gue kasih tau sedikit ke loe tentang bos loe itu. Sebenarnya gue kenal mereka sudah cukup lama karena gue pacaran sama Remon sudah dari kami masih kuliah, jadi gue sering mengikuti mereka kemanapun. Dan Felix, gue juga sebenarnya kurang tau dia itu orangnya seperti apa. Soalnya dia tertutup orangnya" jelas Clara dan aku hanya menyimak saja

"Tapi dia tidak seburuk yang kamu pikirkan, dibalik sikap dinginnya dia itu sebenarnya sangat baik lho Key" ucap Clara sambil menyuapkan makanannya

Ya, aku tau sebenarnya dia sangat baik hanya saja sifatnya kadang-kadang suka berubah drastis. Dia seperti bunglon, yang cepat sekali berubah.

"Loe lagi mikirin pak Felix yah, cie cie" goda Clara membuatku terkekeh.

"Apaan sih, ya nggaklah" jawabku

Bagaimana bisa aku memikirkan pria lain, saat aku baru saja di khianati.

"Kebanyakan cewek yang dekat sama Felix tuh, menginginkan hartanya. Apalagi Felix susah banget buat jatuh cinta, sepertinya dia memang tidak pernah jatuh cinta sih. Gue berharap sih akan ada wanita yang mampu buat dia jatuh cinta" ucap Clara

"Masa sih dia gak pernah jatuh cinta?" tanyaku ikut penasaran

"Kata Remon sih, dia tidak percaya sama cinta" ucapnya membuatku merenung.

***

Aku berlari saat melihat felix sudah didepan mejaku.

"Se. .lamat si..ang p...ak" ucapku terbata-bata dan mengatur nafasku

"Kebiasaan, ayo kita pergi" dia langsung menarik tanganku

"Mau kemana pak?" tanyaku heran dan segera menyambar tasku

"Ayo ikut saja" ucapnya

Dasar pemaksa...

Kami sudah duduk dimobilnya, dan aku gak tau dia mau bawa aku kemana.

"Bapak mau ngajak saya makan siang?" tanyaku

"Tidak" ucapnya singkat.

Terus sekarang aku mau dibawa kemana? Perasaan gak ada pertemuan client atau meeting.

"Kita sudah sampai" ucapnya, aku terlalu fokus dengan pikiranku sampai-sampai tidak tau kalau sudah sampai di tempat tujuan.

Aku menelusuri tempat ini, tempat yang banyak pepohonan segar, dengan taman kecil dan  terdapat danau juga. Disana juga terdapat papan kayu diatas danau.

Waw,, sungguh indah sekali,,

Kami berjalan bersama ke arah papan kayu itu dan bagian paling ujung kami sama-sama duduk dengan kaki yang menggantung di atas air danau.

"Kenapa bapak mengajak saya kesini?" tanyaku melihat ke arahnya

"Felix bukan bapak" ucapnya tegas seakan tak ingin dibantah

"Iya maksud saya kenapa kamu ajak saya kesini?" tanyaku lagi

"Aku tidak tau" jawaban yang membuatku speechless

Kami terdiam sesaat menikmati udara sejuk disini.

"Tempat yang indah" gumamku

"Aku biasa kesini hanya untuk menenangkan diri" ucapnya membuatku menengok kearahnya yang masih menatap lurus kedepan.

"Disini sangat sejuk, indah dan sunyi" tambahnya lagi dan aku kembali memandang kedepan.

"Ya, sungguh indah" jawabku kini giliran dia yang menatapku dan tersenyum.

Senyum yang indah, tapi sayang jarang sekali diperlihatkannya.

Aku melihat ke arahnya kami bertatapan cukup lama, aku mulai terlena oleh tatapan tajam miliknya. Mata itu seakan memancarkan laser ke mataku, membuatku tidak ingin mengalihkannya.

Dia semakin mendekatiku, wajah kami sudah hampir dekat.

"Kalau aku cium kamu, apa kamu akan menamparku lagi?" bisiknya, nafas mintnya menerpa wajahku membuatku semakin terlena.

Aku tidak tau harus jawab apa, tetapi tiba-tiba mataku terpejam begitu saja bertolak belakang dengan hatiku yang masih bimbang, dan ingin menolaknya.

Felix semakin mendekatkan wajahnya kepadaku, hidung kami beradu dan aku juga merasakan sesuatu yang kenyal dan basah menyentuh bibirku,, awalnya hanya menyentuh tapi lama kelamaan dia ******* bibirku menyusuri setiap inci bibirku. Aku menikmati kelembutan itu, membuat jantungku berdetak semakin kencang.

Tak butuh waktu lama dia melepaskan ciumannya itu membuatku langsung memalingkan kepalaku, menatap kedepan.

Hatiku terasa tercubit dengan tindakan ini.

Lalu apa bedanya aku dengan Reno? kami sama-sama berkhianat.

"Maaf" ucapnya singkat dan aku langsung menoleh ke arahnya yang masih menatap lurus kedepan.

Aku sedikit meringis mendengar kata maafnya, ntahlah aku merasa sakit hati dan kecewa dia mengatakan kata maaf.

Aku kembali menatap lurus kedepan dengan mengayunkan kedua kakiku yang menggantung.

"Kamu tau, itu adalah ciuman pertamaku. Sebenarnya aku mengharapkan ciuman pertamaku di ambil oleh pacarku yang aku cintai, tetapi sayangnya Reno tidak pernah melakukannya, mungkin kamu benar aku memang tidak menarik dimata laki-laki" ucapku tersenyum getir

Dia menatapku, terlihat ekspresi kaget diwajahnya tetapi tak lama dia kembali menatap lurus kedepan ekspresinya kembali datar.

"Dasar laki-laki bodoh" gumamnya

"Apa?" tanyaku heran

"Tidak" jawabnya datar

Aku menghela nafas, dan menikmati pemandangan disini.

Cukup lama kami terdiam hingga waktu sudah mulai petang, sungguh indah langit saat petang begini.

"Kita pulang" ucapnya beranjak dan aku mengikutinya dari belakang sambil menenteng sepatuku.

Kami kembali menaiki mobilnya dan dia kembali melajukan mobilnya.

Dia kembali diam membisu, membuatku bingung sekali.

Tapi ada apa yah dengannya, benar-benar seperti bunglon gampang sekali berubah-ubah.

"Mau makan dulu?" tanyanya dengan pandangan masih fokus kedepan

"Tidak, aku sudah janji akan makan malam bersama papa" jawabku

***

Felix pov

Aku masih bingung dengan hatiku, sebenarnya apa yang terjadi denganku? Kenapa wajah wanita itu selalu mengusikku,

Ada apa denganku?

Aku terus memikirkan hatiku di dekat kolam renang rumahku.

'Apa aku mencintainya?'

Tidak Felix, kau sangat membenci kata cinta, tidak mungkin kau mencintainya. Tidak ada yang namanya cinta didunia ini, yang ada hanya kebutuhan.

Ya aku hanya membutuhkannya untuk selalu menemaniku, ini bukan cinta.

"Hai mas bro,, gue telpon loe kenapa gak loe angkat" ucap Revan yang baru datang dan duduk disampingku

"Hp gue diatas, ada apa?" tanyaku, aku tidak begitu menyukai basa basi

"Dasar loe, bener-bener mr. Tanpa basa basi" kekehnya membuatku berdecak kesal. "Minggu depan kita ada acara di Bogor, loe bisa sempetin kan?" tanyanya

"Iya pasti bisa, loe atur saja semuanya" ucapku

"Oke bos,,"ucapnya "oh iya ngomong-ngomong sekretaris loe cantik juga yah" ucapnya membuatku menatapnya dengan tajam seakan ingin membunuhnya

"Tenang bro tenang, gue gak akan embat milik loe kok" kekehnya

Milik gue? Ya, dia benar. Keysa memang harus menjadi milikku seutuhnya.

***

Keysa pov

Papa menyuruhku untuk berdandan cantik, karena akan makan malam bersama Reno. Tapi sungguh aku tidak bersemangat sama sekali, aku tidak ingin berdandan untuk laki-laki ******** itu.

Aku hanya akan berdandan untuk Felix.

What???

Apa barusan hati gue yang bilang?

Nggak nggak, ngapain juga gue harus berdandan demi bos galak itu,,

Oke, papa sudah memanggilku dan aku hanya memoles seadanya saja di wajahku. Dan aku segera turun kebawah.

Disana sudah ada Reno dan papa, sepertinya sibuk membicarakan masalah pekerjaan.

"Malam pa, malam Ren" ucapku mencium pipi papa dan duduk disamping Reno.

Kenapa aku masih bersikap biasa saja. Karena ada papa disini, aku tidak ingin papa kepikiran masalahku dan Reno.

"Kamu cantik banget Key" bisik Reno dan aku hanya bisa tersenyum kecil.

"Ayo kita makan" ajak papa

Aku mengambilkan nasi dan lauk untuk papa

"Buat calon suamimu juga dong sayang" ucap papa

Cih,, ogah banget gue harus ambilin nasi dan lauk buatnya.

Akhirnya aku terpaksa mengambilkannya karena papa, kalau tidak disuruh papa ogah banget.

"Makasih sayang" sahutnya so manis sekali

Kamipun mulai menikmati makanan kami,,

"Papa sudah berbicara dengan Reno. Kalian akan menikah 2bulan lagi" ucap papa dan langsung membuatku tersedak.

Oho oho oho

"Pelan-pelan makannya dong sayang" sahut Reno memberikan segelas air putih kepadaku dan aku meminumnya.

"Kenapa secepat itu pa?" protesku

"Lho kenapa sayang? Bukannya kamu ingin cepat-cepat  menikah?" ucap papa

"Ya maksud aku,, jangan secepat itu. Aku kan baru saja memulai karirku, aku masih ingin menikmatinya" ucapku asal

"Tapi kan meskipun kalian menikah, kamu masih bisa bekerja sayang" jelas papa

"Paaaa" Rengekku

"Tidak sayang, papa sudah tua. Papa ingin melihat kamu berumah tangga dan bahagia. Setelah kalian menikah papa akan langsung menyerahkan semua perusahaan papa dan tanggung jawab papa pada Reno" jelas papa

"Tidak om,, om juga masih harus ikut bertanggung jawab. Aku tidak bisa menerima semua ini" ucap Reno dengan ramah

Sebenarnya apa mau Reno? Apa maksud dia?

Ditawari harta sebegitu banyaknya dia tolak.

Apa dia hanya berackting? Atau dia punya rencana lain?

"Tidak apa-apa nak, papa sudah menganggap kamu anak papa. Papa hanya ingin melihat kalian bahagia" ucap papa

"Saya tidak bisa menerimanya om,, saya ingin menafkahi Keysa dengan jerih payah saya sendiri" ucap Reno

"Kamu memang anak yang baik,," papa tersenyum

"Sayang, kita harus mempersiapkan semuanya untuk acara pernikahan kita" ucap Reno.

"Bisa kita bicara berdua" ucapku yang sudah tak tahan lagi mendengar bualannya.

"Baiklah" ucap Reno

Kami berdua berjalan menuju taman belakang, aku melipat kedua tanganku di dada.

"Aku tau kamu marah sama aku, tapi perlu kamu tau. Aku tak ada niat sedikitpun mengkhianatin kamu, Key" ucap Reno menarikku hingga kami berhadapan.

"Sudah jelas semuanya Ren, dan sekarang apa maksud kamu dengan membicarakan pernikahan? Apa kamu ingin membuatku semakin terluka?" tanyaku dengan tatapan kekecewaan.

"Yank, aku mohon percaya padaku. Aku dan Sanas melakukannya hanya karena-"

"Karena apa, hah? Karena kalian saling menyukai? Karena kalian saling cinta? atau apa?" pekikku yang sudah sangat emosi.

"Aku akui aku salah, aku tak mampu menahan diri. Bagaimanapun aku pria dewasa yang perlu menyalurkan gairahku" ucapnya

"Apa harus dengan Sanas, hah? apa tak ada wanita lain lagi?" pekikku bersamaan dengan tangisku yang luruh.

"Aku menyayangimu, Key. Aku menghargai prinsipmu yang tak ingin melakukan sex bebas. Jadi aku melakukannya dengan wanita lain. Aku tau aku salah karena meminta Sanas" ucapnya

"Sudah cukup, aku tak ingin mendengar penjelasan ambigu darimu, Ren" ucapku seraya mengusap air mataku.

"Aku lelah, sekarang kamu pulang. Dan tolong batalkan pernikahan kita" ucapku

"Tidak bisa Key, aku mencintaimu" ucapnya

"Reno, aku mohon. Hatiku sakit melihat kejadian kemarin, jadi aku mohon jangan tambah lagi kesakitan itu" ucapku

"Aku mempercepat pernikahan kita, karena aku ingin menebus kesalahanku kemarin. Aku ingin memperlihatkan padamu kalau aku serius padamu" ucapnya memegang kedua tanganku.

"Aku mohon beri aku kesempatan sekali lagi" ucapnya

"Aku tidak tau" gumamku

"Ku mohon Key" ucapnya menatapku dengan sendu.

Entah apa yang aku rasakan saat ini,

Tetapi akupun merasa bersalah pada Reno karena sudah menerima ciuman dari Felix. Setidaknya ini cukup adil bagi kami.

Akupun mengangguk menandakan kalau aku memberinya kesempatan kembali.

Dia mengucapkan kata terima kasih dan memeluk tubuhku dengan erat. Aku tak membalas pelukannya, tetapi aku hanya berharap Reno menepati kata-katanya. Dan aku juga akan mulai menjaga jarak dengan Felix.

***

Terpopuler

Comments

Putri Minwa

Putri Minwa

kk mampir thor

2022-10-23

0

Putri Minwa

Putri Minwa

lanjut, kita saling dukung ya thor

2022-10-23

0

Anisatul Azizah

Anisatul Azizah

yaaah..

2022-01-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!