Bab 2

Setelah selesai berbelanja , Reza dan aku pun pulang kekosan ku. Kosanku tidak jauh dari tempat ku bekerja ,hanya berjalan kaki sekitar 20 menit . Tetapi Reza sebisa mungkin akan menjemput dan mengantarku kekantor. Kosan ku ada di lantai 3 , kamar yang paling kecil tanpa AC dan hanya cukup dengan 1 bed single , lemari baju dan sebuah meja belajar.

Reza berkali-kali menyuruhku pindah ke tempat yang lebih baik, Ia bahkan menawarkan untuk menambahkan biaya sewanya, tetapi aku tidak mau memanfaatkan Reza meskipun kami berpacaran cukup lama dan berniat untuk menikah.

Aku benar-benar tulus mencintai Reza tanpa melihat kekayaan keluarganya yang cukup berbeda dengan ku. Awal kami berpacaran Reza tidak pernah cerita seperti apa kondisi orang tuanya bahkan Ia memakai motor butut setiap hari kekampus. Aku tidak pernah mempermasalahkannya karna pakai motor butut pun ,kesayanganku ini tetap terlihat ganteng.

Setelah Reza akan diwisuda bersamaan denganku juga, barulah Ia bercerita tentang kekayaan keluarganya. Sungguh aku pikir dia anak dari orang biasa seperti aku ,ada rasa minder seketika saat itu juga, bagaimana tanggapan orangtuanya saat bertemu dengan ku. Tapi saat bertemu orang tuanya mereka menyambutku dengan hangat terlebih mama nya, aku tidak mempermasalahkan tentang perbedaan kami ini dan menjalani hubungan kami tanpa beban.

Bapakku hanya seorang pensiunan security disebuah perusahaan di daerah Jogjakarta, ia jarang pulang dulu karna kerjanya yang harus shift. Sedangkan ibuku sudah meninggal dunia saat aku masih bersekolah di bangku SMA kelas 2, meninggalkan kedua orang adikku Tama dan Putri yang masih duduk di bangku SD.

Kemudian adik-adikku diasuh oleh Budeku yang tinggal disebelah rumahku selama Bapak bekerja dan aku kuliah. Aku memang memilih ngkos karna perjalanan dari rumah kekampus sekitar 3 jam, cukup melelahkan jika dilaju tiap hari.

Kuliahku pun karna beasiswa yang diterima sedangkan untuk biaya hidup Bapak mendapat sedikit bantuan dari perusahaan tempat kerjanya. Akupun bekerja sebagai penjaga toko buku sewaan saat berkuliah dulu lumayan untuk menambah uang jajan dan biaya beli buku atau fotocopyan materi kuliah.

Saat kuliah dulu pun, Reza sering membantuku membelikan makanan dan beberapa buku. Aku selalu melarangnya karna aku takut uangnya akan habis apalagi kami jauh dari orang tua.

Setelah lulus kuliah Reza mengajakku untuk kerja di Jakarta, karna orangtuanya menyuruh dia kembali ke Jakarta. Akupun. sedikit ragu saat itu tapi Reza meyakinkan ku akan menjagaku dan menemaniku. Akhirnya aku mencoba beberapa lamaran dan akhirnya diterima dikantorku saat ini sebuah perusahaan properti.

Reza setelah lulus kuliah S1 diminta orangtuanya untuk melanjutkan pendidikan masternya diluar negeri. Tetapi ia menolak dan ingin langsung bekerja.

Mamanya kemudian menemuiku dan meminta bantuankku agar Reza mau kuliah lagi. Dengan bujuk rayuku dan mengatakan bahwa pendidikan itu penting untuk karir dan pengembangan bisnis keluarganya akhirnya dia mau tetapi ia memilih tetap kuliah di Jakarta karna sudah berjanji untuk menemaniku di sini. Selama berkuliah kembali Reza sedikit membantu usaha orang tuanya, mempelajari usaha yang nantinya akan dia teruskan. Sambil setiap hari selalu menjemput dan mengantarku kekantor.

Setelah lulus barulah Ia mencoba melamar pekerjaan dan kebetulan posisi manager Business Development dikantor ku kosong. Reza pun mencoba dan akhirnya diterima.

Bangga sekali aku memiliki Reza menjadi pacarku, saat dia di wisuda S2 aku datang sebagai pendamping bersama orang tuanya. Setelah lulus ia berhasil menjadi manager di usia mudanya. Sedangkan aku masih menjadi staff finance hingga saat ini.

Sampailah kami dikamar ku di lantai 3 ini, kosanku ini tidak melarang lawan jenis untuk masuk kedalam kamar. Mbak pembersih kos ku pun sudah hapal dengan Reza karna setiap hari dia selalu mampir.

Selama dikamar kosan kami tidak pernah melakukan hal-hal aneh. Paling kami hanya tidur sambil berpelukan saja sambil sedikit-sedikit berciuman.

Dimeja belajarku terdapat foto anniversary kami dari tahun pertama hingga ke 7 .

"Tahun depan fotonya jadi foto pernikahan kita ya sayang" ucap Reza sambil memandangi foto-foto tersebut.

"Gak sabar untuk pelukan sama kamu tiap hari" setelah meletakkan belanjaan tadi Ia langsung menarikku untuk duduk dipangkuannya dan memelukku dengan erat.

Ini posisi kesuaanku, berpelukan dengan Reza seperti melepas beban yang ada dihidupku. Sesulit apapun masalah yang aku hadapi, menjadi terasa ringan saat Reza memelukku dan aku bisa mencium bau tubuhnya.

"Tiap hari juga pelukan gini Beb" ucapku sambil menciumi lehernya.

"Maunya peluk terus kikuk kikuk lah yang, kalo sekarang kan aku gak bisa apa-apain kamu hehe" ucapnya dan menempelkan bibirnya dibibirku. Ehm nikmat sekali rasanya, aku benar-benar wanita yang beruntung.

Setelah tertidur sekitar 1 jam dengan posisi aku memunggungi Reza dan ia memelukku dari belakang, aku terkaget karna suara telepon Reza. Kulihat ponselnya dan terlihat nama Mama. Kubangunkan Reza tapi Ia tetap tidak bangun, ku jawab saja telepon itu

" Halo Tante , maaf Reza sedang dikamar mandi" jawabku memberitahu Mama Reza

"Sarah tolong kasih tahu Reza untuk pulang ya sekarang" jawab Mama Reza dari seberang sana. Dari nada suara yang aku dengar suara Mama nya seperti sedang menangis. Ada masalah apa ini aku harus segera membangunkan Reza.

"Beb bangun Mama barusan telepon kamu disuruh pulang sekarang" ku goncangkan bahunya agar Reza bangun tapi yang da Ia malah memelukku semakin erat.

"Ntar lagi masih ngantuk"

"Bangun Reza Mama telepon itu aku gak enak nanti aku disangka nahan-nahan kamu" ucapku sambil melepaskan pelukannya ,aku tidak berani bilang jika Mamanya sedang menangis ,aku khawatir ia akan menyetir dengan tergesa-gesa. Aku tahu ia sangat sayang ke Mama nya, Ia selalu bilang hanya 2 orang wanita yang Ia cintai pertama Mama nya dan kedua aku.

Reza tidak bangun juga akhirnya kupencet saja hidungnya agar dia bangun.

Seketika ia kesulitan bernafas dan akhirnya Ia bangun juga

"Yang kamu mau aku mati apa" marahnya dan langsung duduk di pinggiran kasur.

"Jangan dong sayang kita kan belum nikah, nanti aku gak dapat warisan" candaku sambil mencium pipinya.

"Pulang ya besok jemput aku pagi kita sarapan mie ayam di Belanda"

"Iya siaaap" sambil merapikan rambutnya yang acak-acakan. Kemudian langsung mencium bibirku dan kami berciuman cukup lama , rasanya tidak ingin berhenti kalau sudah begini. Aku salut sama Reza dia tidak pernah meminta lebih untuk melakukan ke tindakan yang lebih jauh paling mentok dia meremas-remas bukit kembarku saja. Aku diamkan saja toh masih memakai baju ini.

Kemudian aku menarik bibirku dan menyudahinya.

"Udah pulang sana" kembali ku kecup bibirnya.

"Iya, kamu gak usah antar aku kebawah, istirahat aja ya dan jangan lupa shusi yang tadi dibeli dimakan takut basi"

"Iya iya,salam untuk mama dan papa ya dari calon mantu" aku tersenyum ke Reza dan ia mengecup keningku

"Siap komandan" kemudian Ia pergi dan menutup pintu kamar ku.

Aku kembali kekasur dan memeluk gulingku yang wanginya sudah khas dengan Reza.

Tidak sabar batin ku untuk jadi istri Reza. Cinta pertama ku dan terakhir.

tbc

--------

Jangan lupa like dan komennya

Terpopuler

Comments

Noorhied

Noorhied

Deskripsi novel yang mudah dipahami, jatuh cinta di awal dengan ini novel.
Sarah mungkin latar belakang keluarga kita tak jauh berbeda

2021-08-15

0

Sugiyanto Samsung

Sugiyanto Samsung

masih baca

2021-08-11

0

Ny Sitorus Boru Manalu

Ny Sitorus Boru Manalu

mudshudahan langgeng

2021-08-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!