Ijab Kabul.

Entah sudah berapa lama Delvin berada diruang tunggu, Ia tampak sangat khawatir, berkali kali bangun berjalan ke sana kemari dan duduk kembali.

Sampai pintu terbuka dan seorang Dokter keluar dari sana.

"Saudara Delvin. " Dokter itu memanggil.

"Saya Dok,.. bagaimana keadaan ibu saya Dok.?" Dengan cemas Delvin menghampiri sang Dokter.

"Ibu anda ingin bertemu anda, silahkan..!" Dokter mempersilahkan Delvin masuk.

Dengan segera Delvin menghampiri Ibunya yang terbaring lemah di ranjang dengan beberapa selang ditubuhnya.

"Bu,.. bagaimana keadaan ibu..? " Delvin segera memeluk ibunya.

"Delvin... Maaf kan ibu nak, selalu merepotkan mu,." ucap Bu dewi dengan suara terputus putus.

"Ibu tidak merepotkan ku, sungguh." jawab Delvin mengecup kening ibunya.

"Delvin.. berjanjilah pada ibu, kau harus menikah dengan Arelya. Dia gadis yang baik. Dia pasti bisa menjagamu dengan baik. " ucap ibunya dengan menahan nafas.

"Iya bu, Delvin janji. Ibu jangan bicara dulu ya." jawab Delvin.

"Maaf kan ibu ya nak, ibu tidak bisa menemanimu lagi..!! " Ibu Delvin terlihat menahan nafas.

"Ibu, ibu bicara apa, Ibu harus sembuh dan terus menemani Delvin.. " Delvin mulai meratap. Ia menggenggam tangan ibunya yang mulai melemah.

Ibu Dewi tidak lagi berbicara, ia hanya menatap wajah Putranya. Pandangan nya mulai memudar... dan Ibu Dewi akhirnya menutup mata nya.

"Bu.. ibu.. kau kenapa..?? " Delvin terus memanggil ibunya yang mulai tak bergerak.

"Ibu.. bu..., Dokter... dokter.. Tolong ibu ku dokter...!!! " Delvin berteriak teriak memanggil Dokter menyadari ada yang tidak beres dengan keadaan ibunya.

Dokter dan para suster datang, segera menyuruh Delvin keluar ruangan dan segera memberikan pertolongan. Berkali kali alat pemicu jantung di letakkan di dada nya. Namun usaha dokter sia sia. Bu Dewi menghembuskan nafas terakhirnya.

Delvin masih setia menunggu di luar dengan perasaan tak menentu, sampai Dokter membuka pintu, ia segera menghampirinya.

"Dok, bagaimana keadaan ibu ku,." tanya Delvin panik.

"Maaf, Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, Tapi Tuhan berkehendak lain. " jawab Dokter sontak membuat Delvin terkejut.

Ia segera berlari kedalam ruangan. Benar saja ia melihat seorang suster sedang menutupi tubuh ibunya dengan kain putih sampai kewajah nya.

"Ibu.. " Delvin segera memeluk ibunya.

"Ibu.. bangun bu, bangun....!!" Delvin mengguncang guncang tubuh Ibunya.

"Bu.. ku mohon bangunlah. Jangan tinggal kan aku bu...!!!" Delvin menangis sejadi jadinya. Ia memeluk erat tubuh ibunya yang telah tak bernyawa.

"Yang tabah ya..?" Suara seorang Suster menenangkan nya.

"Kenapa Ibu tinggalkan aku bu,... aku sudah tidak punya siapa siapa lagi didunia ini bu....., Jangan pergiiiiiii.....!!!!! " ratapan panjang Delvin memecah kesunyian malam.

.

.

Pagi itu, di rumah Arelya tampak beberapa orang sibuk menata ruangan. Dan beberapa yang lain sibuk menghidangkan aneka makanan. Sedang kan Arelya terus terisak saat seorang perias pengantin sibuk merias wajahnya. Dan mengganti pakaian nya dengan gaun pengantin.

Ingin rasanya ia berlari sejauh mungkin, tapi bagaimana bisa semua orang seperti sengaja mengawasinya.

Tak lama terlihat beberapa mobil mewah berhenti didepan rumah. Beberapa orang keluar dari mobil tersebut, salah satu dari mereka seorang pemuda yang tampan dan gagah mengenakan setelan jas rapi, berjalan didepan sendiri diiringi mereka.

Pak Hamsyah dan kerabat langsung menyambut mereka dengan suka cita. Mempersilah kan mereka masuk.

"Selamat datang Nak Arkey. " Hamsyah menyapa dengan hormat.

Arkey menunduk, menghormatinya kembali.

"Silahkan.. Acara akan segera dimulai. " ucap Hamsyah segera membawa mereka masuk dan mempersilah kan Arkey duduk didepan Penghulu yang memang telah menunggunya.

"Bu, apa Arelya sudah siap..? " bisik Hamsyah pada Umairah istrinya.

"Sepertinya sudah, biar aku yang memanggilnya. " jawab Istrinya bangkit dan segera menyusul Arelya.

Umairah memasuki kamar Arelya. Ia menatap Putrinya yang masih terisak.

"Arel, apa kau sudah siap..? " sapa Ibunya.

"Bu.. Aku tidak siap bu,. kenapa secepat ini.? " jawab Arelya memegang tangan ibunya.

"Ayo lah Nak, mereka sudah menunggumu. Jangan membuat malu kami..!! " ucap Umairah.

"Hapus airmatamu, Ayo kita keluar dan tersenyumlah." ucap ibunya lagi.

Dengan sangat berat, Arelya melangkah mengikuti ibu nya. Ia masih berharap waktu akan berpihak padanya, dan pernikahan ini akan batal.

Arelya sempat melirik wajah pria yang telah duduk menunggunya itu.

Umairah segera membimbing putrinya dan mendudukkan nya tepat disamping Arkey.

Tubuh Arelya terlihat gemetaran menahan gejolak hatinya yang ingin berontak saat sang Penghulu mulai membuka acara.

"Apa kalian sudah siap.? Ijab kabul akan segera kita mulai. " ucap Sang Penghulu.

"Mereka pasti sudah siap Pak, sebaiknya acara segera dimulai saja." sahut Hamsyah yang duduk di samping Arelya Putrinya.

"Baik lah kalau begitu." jawab Sang Penghulu memulai acara.

Tak lama terdengar Ikrar Ijab Kabul yang menggetarkan hati bagi yang mendengar nya, terutama Arelya yang hampir menjerit saat mendengar suara saksi menyerukan kata SAH.. SAH...!!

"Mulai saat ini kalian berdua telah SAH menjadi suami istri." ucap Sang Penghulu mengakhiri acara.

Ya Tuhan... aku benar benar menjadi istri Pria ini... Maaf kan aku Delvin. Maafkan Aku.... Hati Arelya meratap.

Saat Acara selesai Arelya langsung berlari kekamar dan menumpahkan semua air mata nya. Ia menangis kembali,meratapi nasib nya.

Sampai sore hari Arelya masih tak beranjak dari ranjangnya, bahkan sudah berapa kali ibu nya membujuk nya agar keluar menemui keluarga Arkey, namun Arelya tetap tak bergeming.

"Arelya..!! Bersiap lah. Sore ini juga Suamimu akan memboyongmu ke rumahnya." Hamsyah sendiri yang kini mendatangi Arelya.

"Tidak Ayah, aku tidak mau ikut..? " jawab Arelya menatap Ayah nya.

Plaaakkkkk....!!!

Hamsyah menampar pipi Putrinya.

"Jangan membuat ku malu Arel, kau sudah resmi menjadi istri Arkey, jadi kau harus menurut dengannya. Ayo... berkemaslah. Jika tidak, aku benar benar akan marah...!!!" ucap Hamsyah deng emosi meluap luap.

Mau tidak mau Arelya akhirnya pasrah dengan nasib nya. Dengan malasnya ia mulai berkemas di bantu oleh Ibunya.

"Arelya Putri ku, sekarang kau sudah menjadi istri Arkey, seorang pemimpin sekaligus pemilik Perusahaan besar berkelas. Jadi kau.. harus bisa menjaga sikap. Percaya lah.. Kau akan bahagia." ucap Ibunya.

Arelya hanya diam, tak merespon Ucapan ibunya.

"Mungkin saat ini kau membenci kami, tapi kelak kau akan mengerti dengan sendirinya." ucap Ibunya lagi.

Mereka melangkah keluar kamar dan menuju kehalaman rumah, di sana Hamsyah, Arkey, Pak Gun dan beberapa orang telah menunggu.

"Paman.. Saya akan membawa Arelya. Maaf, saya tidak bisa berlama lama disini." ucap Arkey kepada Hamsyah yang kini sudah menjadi Ayah mertuanya.

"Tidak masalah Nak, Putri ku kini sudah menjadi Istrimu, jadi kau lebih berhak atas dirinya. Dan aku percaya Kau bisa menjaga nya dengan baik. " sahut Hamsyah.

"Kalau begitu saya permisi Paman." Ucap Arkey berpamitan.

.

Mobil mereka melaju meninggal kan rumah Hamsyah dengan membawa serta Arelya menuju Bandara...

****/******/******/******/******/******/*****

*bersambung......

Tinggalin jejak nya sayang*.....

Terpopuler

Comments

Desi Rawati

Desi Rawati

lanjut thou

2023-02-14

0

Lita

Lita

aku mampir thor, nitip jejak dulu dari AKU DAN BINTANG
semoga semakin sukses

2021-10-25

1

Mia Esti

Mia Esti

kasian Arelya.. akhirnya menikah dng pria yang tidak dicintainya

2021-06-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!