CCC-Bab 4

"Bhinaaaaa" Shella bersorak gembira ketika sahabatnya datang ke rumahnya dan segera menarik sahabatnya untuk ke kamarnya..Tak lupa Bhina menyalami mami papi Shella yang tengah sarapan..

"Calon suami ga di cium juga tangannya?" Sindir Satya yang mengetahui jika dirinya tak disalami oleh Bhina..

Ih apaan maunya ini orang..Katanya cuma suami istri dengan perjanjian khusus.."Pagi kakak" Akhirnya Bhina hanya mengucapkan salam saja..

"Pagi" Jawab Satya yang tengah asyik dengan sarapannya tanpa melihat Bhina..

"Bhi, kamu kok pucat sih?? Kamu kenapa sayang?" Pertanyaan dari mami ini langsung membuat Satya meletakkan sendok dan garpu yang tengah ia genggam.. Satya melihat Bhina yang memang pucat, tak ada bibir merah muda seperti yang Satya lihat kemarin..

"Aku baik-baik aja mam, cuma kurang istirahat..Aku baru aja pulang pemotretan terus langsung ke sini" Keringat dingin mulai membasahi dahi Bhina, ia memegang erat tangan Shella.. Shella merasa ada yang tidak baik yang terjadi pada sahabatnya sehingga Shella menuntun Bhina ke kamarnya dan merebahkan Bhina di kasurnya..

"Bhin, kamu kenapa sih?? Aku panggilin dokter ya??" Shella menaikkan selimut untuk menutupi tubuh Bhina..

"Aku cuma kurang tidur aja Shell, kamu tau kan kalau bulan depan aku nikah.. Pihak manajemen nuntut aku buat nyelsein kontrak sebelum aku nikah... Jadi aku kerja ekstra, terus aku juga sibuk sama persiapan pernikahan.. Semuanya serba mendadak soalnya"

"Wah terus habis nikah kamu tetap mau jadi model?? Uang kakakku kan ga kurang-kurang tuh buat ngidupin kamu"

"Hmm, aku vakum 3bulan"

"Haaaaahhh???? kenapa ga selamanya aja sih kamu vakumnya.. kenapa juga harus 3 bulan???"

"Ya Allah Shell kayak ibu aja sih kamu bawelnya.. Yaa soalnya 3 bulan pertama anggap aja aku lagi penyesuaian sama yang namanya pernikahan... Setelah bisa menyesuaikan diri baru deh aku balik ke dunia model lagi"

Sedari tadi Bhina menjawab pertanyaan sahabatnya itu dengan mata terpejam karena ia sangat pusing.. Namun tiba-tiba tak ada cuitan dari sahabat bawelnya lagi.. Ia merasakan tangannya di genggam..

"Shell, kayaknya aku sakit beneran deh.. tangan kamu kok jadi gedean gini sih..Kamu pakai parfum kak Satya ya.. Baunya kok sama.." Walaupun berat ia memaksa untuk membuka matanya dan ia melihat Satya duduk di tepi ranjang..

"Kayaknya aku sakit parah deh..Masa iya aku berhalusinasi gini Shell.. Wajahmu kenapa jadi berubah kayak kakak kamu sih"

"Elu ga halusinasi.. ini beneran gue Satya"

Bhina bangun dan membulatkan matanya seolah meyakinkan bahwa dirinya sedang tak berhalusinasi.. Betapa malunya dirinya, rasanya ingin menghilang saat itu juga..

"Kakak belum berangkat kerja?Shella mana?"

"Gue kerja dari rumah hari ini..Shella nemenin mami pergi.. Elu kenapa sih nyiksa diri lu sendiri, gue bisa bayar kompensasi buat batalin kontrak-kontrak elu"

"Hehe..aku selalu profesional..cuma kemarin aku lupa tidur, ga bisa tidur lebih tepatnya" Bhina kembali cengengesan saat membayangkan mengapa dirinya tak bisa tidur..

"Kenapa elu ga bisa tidur??"

"Hmm.. aku kebayang-bayang waktu kakak cium pipi aku.. Norak banget kan aku kak, atau jangan-jangan aku jatuh cinta ya sama kakak... Ahh mana mungkin.. mas Aryaku nanti gimana"

Satya mengusap wajahnya tatkala mendengar ucapan jujur dari Bhina.. "Baru juga pipi lah gimana kalau ciuman beneran"

"Aku belum pernah kak, nanti deh sama Arya aja"

"Emang lu bisa??"

Bhina menggeleng dengan cepat karena dia hanya sering menonton di film-film namun belum pernah mempraktekkannya..

"Gue ajarin mau?? Gratis buat lu" *ini hanyalah alibi semata*

"Serius kak???" *ya ampun dek, polos bener dirimu*

Satya meraih dagu Bhina dan mendekatkan wajahnya lalu mengecup singkat bibir Bhina.. Bhina diam terpaku merasakan pertama kali bibirnya disentuh oleh seorang pria.. Dengan polosnya ia membawa tangan Satya ke dadanya..

"Kak, coba deh rasain.. aku deg-degan banget"

Bhina tak sadar bahwa tindakannya tersebut memancing sesuatu di bawah sana..

"Baru kecupan juga elu udah deg-degan gimana kalau ciuman"

"Jadi yang tadi itu bukan ciuman??"

"Bukan, kalau ciuman tuh gini.." Satya menangkup wajah Bhina dan ******* bibirnya, Bhina yang belum paham apapun hanya diam saja..

"Elu emang beneran belum bisa..Perlu banyak latihan biar bisa pintar" Satya memalingkan wajahnya dari Bhina, Ia tak ingin Bhina melihat wajahnya yang merona...

"Kakak ajari aku please" Bhina merengek seperti anak kecil sedang minta mainan..

"Okay.. tutup mata lu dan buka mulut lu nanti.. paham??"

Bhina mengangguk, sesuai instruksi ketika Satya kembali menciumnya Bhina memejamkan matanya dan mulai membuka mulutnya, mengizinkan Satya mengabsen setiap sudutnya.. Kali ini Bhina mencoba untuk membalas ciuman Satya.. Ciuman mereka semakin panas, bahkan Satya harus melepasnya saat Bhina kesusahan bernafas..

"Jadi aku udah bisa ciuman kan kak????"

"Belum, lu masih harus rajin belajar!!"

"Hufh.." Bhina menjatuhkan dirinya ke kasur, Satya merebahkan tubuhnya di samping Bhina sembari menyelipkan rambut Bhina ke belakang telinga..

"Bhi, apa dihati elu cuma ada Arya?" Pertanyaan macam apa ini Satya, kenapa sih sama elu..

"Entahlah kak.. emangnya kenapa??"

"Setelah kita nikah, lu mau kan jadi istri yang baik buat gue selama 3 bulan itu??"

"Maksudnya gimana tuh istri yang baik?? Jangan bilang kakak minta malam pertamaku"

"Wah parah, ternyata otak lu mesum juga!!! Tapi kalau elu kasih gue itu sih gue bakal kasih semua yang elu mau"

"Serius??? Kalau aku minta apartemen, rumah dan segalanya kakak juga bakalan kasih itu ke aku???"

"Kecil itu buat gue..emang lu mau apaan?"

"Hmm.. aku cuma pengen ikutan London Fashion Week boleh? Sekali aja kak"

"Lu kan emang model kenapa lu ga ikut dari dulu??"

"Ayah ga ngizinin kak.. kakak tau aku anak tunggal aku ga boleh lah jadi model sampai ke luar gitu.. Katanya di sana ga ada yang jagain lah... bla..bla..bla..."

"Kapan acaranya??"

"Minggu depan kak.."

"Siapkan dirimu, lusa kita berangkat"

"Serius kak????? Makasih banyak kak" Bhina memeluk Satya dengan sangat erat..Satya juga membalas pelukan Bhina..

"Sekarang tidur biar lu cepetan sembuh, gue temenin di sini"

Dalam posisi Bhina yang memeluk Satya bagai guling, Bhina mulai tertidur.. Satya memandang lekat wajah Bhina.. Bagaimana bisa di hati dan pikirannya di penuhi oleh seorang Abhinaya Phinastika... Gadis yang ia tolak mentah-mentah awalnya.. Melihatnya sakit saja membuat satya sangat khawatir.. Apa benar Satya sudah benar-benar melupakan Ardelia??

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***