Bhina dan Satya sudah tiba di butik Tante Marie.. Para pegawai butik itu menyapa mereka dengan ramah terlebih Bhina yang sudah akrab dengan mereka..
"Halo sayang, Tante kaget dengar kamu mau nikah sama Satya" Marie menyapa Bhina yang sedang asyik mengobrol dengan pegawainya..
"Ahh itu... ahh iya Tan" Bhina menggaruk kepalanya yang tidak gatal seolah tak memiliki jawaban atas pertanyaan desainer kondang itu..
"Jadi kapan ni kamu bisa bantu Tante?? Berulang kali Tante menghubungi pihak manajemenmu tapi katanya kamu lagi terikat kontrak"
"Iya Tante, Bhina lagi nyelsein kontrak.. Aku juga pengen banget gabung sama tim Tante lagi.."
Marie menyuruh dua pegawainya untuk membawakan gaun mewah rancangannya untuk bisa dicoba oleh Bhina.. Anne yang melihat Bhina menjajal gaun sangat takjub dengan penampilan calon mantu idamannya itu...
"Sat, gimana Bhina cocok ga pakai gaun itu?" Anne sangat antusias menunjukkan calon mantunya itu pada putranya..
Satya yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya pun mendongak... Susah payah ia menelan salivanya melihat calon mantu idaman maminya... Cantik banget sih..
"Eheeemmmm.. Bagus..." Satya salah tingkah saat melihat Bhina, ia kembali memainkan ponselnya sambil sekali-sekali mencuri pandang..
Anne sangat kesal pada putranya yang dari tadi hanya menjawab bagus pada semua gaun yang dicoba oleh Bhina.. Memang semuanya bagus, tapi Anne butuh pertimbangan dari sekian banyak gaun yang bagus.. Akhirnya Bhina memantapkan hati memilih salah satu gaun berlengan panjang dengan desain simple namun taburan Swarovski membuatnya terlihat mewah...
Anne menyuruh Satya dan Bhina untuk memilih cincin untuk pernikahan mereka di toko perhiasan yang terletak di sebuah Mall.. Bhina dan Satya hanya menurut saja apa kemauan Anne.. Mereka segera pergi dari butik dan menuju toko perhiasan..
Satya dan Bhina berjalan menuju lantai 3 mall itu.. Namun tiba-tiba ekspresi muka Satya berubah seperti sedang menahan amarah sembari menatap seorang wanita yang tengah bergandengan dengan seorang pria.. Satya menarik pinggang Bhina untuk merapatkan tubuh mereka... Bhina terkejut dengan tindakan Satya yang menggenggam erat pinggangnya seolah mereka seperti pasangan yang harmonis.. Bhina mendelik ke arah Satya namun Satya malah berbisik "Udah nurut aja nanti gue turutin semua kemauan lu"
"Ga ngerti deh aku sama ka-" Belum sempat Bhina menyelesaikan kata-katanya sepasang kekasih datang menghampiri mereka..
"Satya, kamu udah punya pacar lagi?" sapa wanita itu..
"Ardelia kamu disini juga.. Ahh iya calon istri lebih tepatnya" Satya semakin mengeratkan pelukannya sedangkan Bhina menunjukkan ekspresi senyum yang tampak sangat dipaksakan..
"Wow, ga percaya aku kamu bakal nikah sama Abhinaya.. kapan kalian menikah?" Ardelia tampak menyesal melihat laki-laki yang dulu ia selingkuhi mendapat wanita yang lebih cantik darinya..
"Iyalah.. Bulan depan kan sayang??" Satya memandang Bhina agar turut menjawab..
"Iya bulan depan" Bhina membenarkan jawaban Satya yang memang pernikahan mereka akan di gelar bulan depan..
"Apa itu tak terlalu cepat untuk kalian?" Karena hubungan Ardelia dan Satya baru saja berakhir dua Minggu yang lalu..
"Tentu saja tidak, kami ingin pacaran setelah menikah" Satya menangkup wajah Bhina dan mencium sebelah pipinya..
Deg
Jantung Bhina serasa berhenti berdetak, wajahnya merona, hatinya berbunga-bunga... Ia merasakan ribuan kupu-kupu terbang di perutnya.. Perasaan yang tak pernah ia rasakan saat sejak pertama ia menyukai Arya..
Ardelia berpamitan karena tak ingin melihat kemesraan sang mantan di hadapannya.. Bhina masih terdiam tak percaya melihat laki-laki yang disebut calon suaminya itu mencium pipinya..
"Kenapa?? Mau dicium lagi??" Kata-kata Satya membuyarkan lamunan Bhina... Bhina yang tersadar langsung memukul dada bidang Satya...
"KAKAK!!!!!!!!!" Sejak saat itu Bhina diam saja pada Satya.. Tak sepatah katapun ia ucapkan, di toko perhiasan ia hanya memilih cincin yang menurutnya bagus dan ingin segera pulang..
Bhina berjalan seolah tak menghiraukan keberadaan Satya di dekatnya.. Ia menuju lobby dan menuju sebuah taksi.. Tangannya sudah menarik handle pintu taksi namun dicegah oleh Satya..
"Bhi, lu kan berangkat sama gue.. pulangnya juga sama gue lah"
"Aku bisa pulang sendiri!!"
"Maaf bhi..maaf deh buat lu marah..lu mau apa gue turutin.. mobil baru??"
"Ga mau!!!"
"Terus maunya apa biar lu ga marah lagi??"
"Ice cream"
"APAAAAA???? Lu meragukan kekayaan gue?? ditawarin mobil malah minta ice cream..."
"Jadi enggak?? Kalau enggak aku pulang nih.."
"Iya iya"
Satya kembali mengajak Bhina ke dalam untuk membeli ice cream.. Bhina duduk menunggu Satya yang sedang membelikan ice cream pesanannya... Satya datang dengan ice cream 3 rasa di genggamannya... Bhina menerima seperti anak kecil yang kegirangan karena dibelikan ice cream..
Bhina menikmati ice creamnya dan menyodorkannya pada Satya "Cobain deh kak ini enak banget"
"Enggaklah buat lu aja"
"Dikiiit aja"
Akhirnya Satya mengalah dan mencicipi ice cream yang ditawarkan oleh Bhina... Mereka berdua menikmati ice cream bersama...
"Lu tadi kenapa marah??"
"Kakak nyium aku... harusnya ayank aku jadi yang pertama, ini malah kakak yang nyosor duluan... Kasian kan ayank dapet second nanti"
Satya menggelengkan kepalanya mendengar jawaban polos calon istrinya itu...."Serius lu belum pernah dicium??? pipi doang lho pipi doang"
"Belum kak, aku kan ga pernah pacaran.. Yang aku suka malah ga suka sama aku sih"
Bagus deh kalau gitu..Entah mengapa Satya bahagia mendengar calon istrinya tak pernah berpacaran..
"Btw kenapa tadi aku deg-degan ya waktu dicium kakak?Besok kalau ayank aku nyium aku deg-degan juga ga ya kak?"
ya Tuhan Bhinaaaaa pertanyaan macam apa ini... Sama gue juga deg-degan waktu cium lu.. "Ya enggaklah, deg-degan cuma berlaku kalau gue yang cium"
"Hmm aneh, masa iya orang yang aku suka ga bisa bikin aku deg-degan"
"Ya iyalah orang yang nyium aja limited edition gini gimana ga deg-degan elu-nya"
Bhina menggidikkan bahunya dan mengajak pria yang akan menjadi masa depannya itu untuk segera pulang.. Ini untuk pertama kalinya Satya mengantarkan Bhina pulang ke rumah..
Di rumah Bhina, ibunya sedang mondar mandir menunggu putri dan calon mantu idamannya itu datang.. Pucuk dicinta ulam pun tiba... Yang dinanti-nanti sudah datang.. Bhina dan Satya turun dari mobil.. Satya menghampiri ibu Bhina dan mencium tangannya..
"Aduh, calon mantu ibu gantengnya kelewatan emang.." Devi terkagum-kagum dengan wajah bule Satya yang diwarisi dari maminya...
"Ibuuuuu apaan sih!!! Malu-maluin aja sih" Bhina uring-uringan mendengar ibunya yang kecentilan..
Satya yang menjadi objek pembahasan hanya cengar-cengir mendengar obrolan unfaedah ibu dan anak.. Bhina meninggalkan Satya dan ibunya di depan... Ibunya nampak sedang berbicara panjang lebar dengan Satya.. Entah apa yang mereka bicarakan... Setelah selesai, Satya berpamitan pulang... Bhina memandang Satya yang akan pulang dari jendela kamarnya...Tanpa sengaja Satya juga melihat ke arah kamar Bhina...
"Kakak hati-hati di jalan" Bhina melambaikan tangannya sambil tersenyum.. Satya tanpa sadar juga melambaikan tangannya ke arah Bhina lalu masuk ke dalam mobil..Setelah melihat mobil Satya menjauh hingga tak terlihat lagi, Bhina membaringkan tubuhnya di kasur empuk miliknya... Ia membolak-balikkan tubuhnya karena masih membayangkan Satya yang menciumnya tadi.. Begitupun dengan Satya yang tersenyum dan mengusap bibirnya saat membayangkan dirinya mencium pipi Bhina..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Zahra Qumaira
e
2022-11-05
0
Piet Mayong
seorang model blm pernah pacaran itu amazing loh sat...
2022-03-06
0