Julia terkejut dan tersipu malu dengan kata-kata Rama, sedangkan Darma hanya bisa menghela nafas panjang.
“Huft… Dasar bodoh.” Pikir Darma melihat tingkah laku Rama.
“Sepertinya anda sudah sadarkan diri Tuan Rama” ujar Darma berbicara kepada Rama.
“Ugghh… Kepala ku sakit sekali Pak Darma. Apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Rama setengah sadar sambil memegang kepalanya yang masih terasa sakit.
“Ini adalah hal yang belum pernah terjadi sebelumnya tuan. Kami sendiri tidak tahu apa yang sebetulnya terjadi” Julia menjawab pertanyaan Rama.
“Seharusnya Tuan Rama hanya akan merasa sedikit sakit saat Cincin Onyx terserap kedalam tubuh anda. Tapi setelah Cincin Onyx terserap seluruhnya, tiba-tiba saja anda menjerit dengan sangat keras dan muncul tanda aneh dari jari kelingking anda dan terus menjalar hingga hampir ke seluruh tubuh anda hingga tiba-tiba saja anda tidak sadarkan diri tuan” Julia coba menjelaskan situasi yang terjadi kepada Rama.
“Aku masih belum mengerti Julia…” ujar Rama menanggapi penjelasan Julia.
“Singkatnya, apa yang terjadi pada anda sedikit berbeda dengan orang lain. Mungkin saja anda adalah orang yang spesial tuan” Julia kembali menjelaskan.
“Apakah spesial itu dalam artian yang baik atau buruk?” tanya Rama.
“Saya belum bisa menjawab pertanyaan itu tuan. Saya sendiri tidak memiliki informasi apapun tentang kasus anda.” Jawab Julia.
“Baiklah Julia… Aku mengerti…”
“Sekarang sudah sangat larut malam, akan lebih baik jika Tuan Rama segera beristirahat. Besok kami akan perkenalkan anda dengan anggota Project Wanara lainnya. Mereka telah datang 1 minggu lebih awal dan telah mendapatkan pengujian tahap pertama.” Jelas Julia meminta Rama untuk beristirahat.
“Baiklah Julia, aku akan mencari tempat untuk beristirahat di pinggir jalan dekat gedung ini, besok aku akan datang lagi kesini sesuai perkataan anda barusan.” Rama menanggapi perkataan Julia.
“Apa tadi anda tidak mendengarkan penjelasan Julia, tuan?” tanya Darma kepada Rama.
“……….” Rama melihat Darma dengan rasa bingung.
“Apa maksud orang ini?” pikir Rama kebingungan.
Lagi-lagi Darma harus menghela nafas panjang…
“Huft… Baiklah ikuti saya tuan. Saya akan antarkan anda ke tempat istirahat yang telah kami siapkan.” Darma berbicara dan menjawab kebingungan Rama.
“Oh iya.. Ha ha ha… Tentu saja aku ingat…” Rama tertawa malu mendengar kata-kata Darma
Rama mengikuti Darma keluar dari pintu ruangan pendaftaran Project Wanara…
“Selamat beristirahat Tuan. Sampai jumpa besok pagi” Julia memberikan salam perpisahan kepada Rama dengan menundukkan kepala.
“Wanita yang sangat lembut…” pikir Rama Saat itu.
Darma mengajak Rama untuk naik ke lantai atas gedung tersebut. Disanalah ruangan yang disediakan untuk Rama beristirahat. Sesampainya didepan pintu ruangan istirahat, Darma membuka pintu dan menjelaskan fasilitas apa saja yang dapat digunakan Rama.
“……….” Lagi dan lagi Rama tercengang dengan apa yang dia dapatkan. Rama Berdiri mematung saat pertama kali pintu ruangan dibuka.
“Silahkan masuk tuan” pinta Darma kepada Rama.
“Ini adalah ruangan tempat Tuan Rama bisa beristirahat, memang tidak terlalu besar, tapi cukup nyaman untuk digunakan” Darma memulai penjelasan.
“Tidak terlalu besar….?? Ini luar biasa loh…!!!” Rama menanggapi kata-kata Darma dengan hati berbunga-bunga
“Berikutnya saya akan jelaskan fasilitas ruangan ini. Disisi kanan ada kamar mandi, ada Shower dan bathtub didalamnya.” Ujar Darma.
“Showeeeeerrrr…… Bathtub…..” pikir Rama dengan sangat senang.
“Anda bisa menggunakan air dingin atau hangat. Air dingin mengunakan keran bertanda biru, air hangat menggunakan keran bertanda merah”
“Aiiiir Hangaaaat…..” Rama membayangkan nyamannya mandi dengan air hangat..
“Disisi kiri ada lemari dan meja rias untuk menyimpan baju dan perlengkapan yang anda bawa. Didalamnya juga telah kami siapkan pakaian khusus bagi peserta Project Wanara. Anda bisa pakai itu”
“Baju baruuuuu…..” Rama kembali membayangkan betapa kerennya dia menggunakan baju baru itu.
“Kemudian tentu saja ada kasur untuk anda tidur”
“Kasur nya besar sekali….” Pikir Rama dengan tidak sabar untuk segera berbaring.
“Dan terakhir, anda bisa menikmati pemandangan indah kota pasundan melalui jendela ini.”
“Luaaaaar biasaaaa….” Pikir Rama tanpa mengeluarkan sepatah katapun.
“Saya harap anda bisa beristirahat dengan baik karena mulai besok anda akan memulai Project Wanara.” Lanjut Darma menjelaskan.
“Terimakasih banyak Pak Darma…” Rama mengucapkan terima kasih kepada Darma dan tanpa sadar memegang tangan Darma dengan sangat kuat.
“Ini sudah menjadi tugas saya tuan” jawab Darma
“Jika begitu silahkan beristirahat, saya akan datang lagi besok pagi” tambahnya.
“Terima kasih…” Rama kembali mengucapkan terima kasih saat Darma keluar ruangan.
Darma keluar ruangan dengan senyum kecil diwajahnya.
“Ahhhhh…. Hari yang menyenangkan….” Pikir Rama sembari melihat pemandangan kota pasundan malam hari.
**Keesokan Pagi**
Tok… Tok… Tok…
“Selamat pagi Tuan Rama”
Rama mendengar suara pintu kamarnya diketuk dan suara Darma memanggil dari balik pintu tersebut. Dengan cepat Rama membuka pintu kamarnya untuk menyambut Darma.
“Whoaaa…..” Darma terkejut melihat Rama
“Apa yang terjadi dengan wajah anda tuan?” tanya Darma bingung.
Wajah Rama terlihat pucat, matanya terlihat sangat gelap dengan kantung mata yang besar. Rama terlihat sangat lelah. Namun dibalik tampilan fisik wajah Rama yang buruk saat itu, terlihat senyum bahagia di wajah Rama.
Rama menceritakan apa yang terjadi. Rupanya setelah Darma pergi meninggalkan ruangan. Rama tanpa henti menatap pemandangan kota pasundan malam hari yang indah. Lalu Rama pergi membersihkan dirinya dikamar mandi dengan air hangat yang terasa sangat nyaman.
Setelah itu dia pun pergi ke kasur untuk berbaring. Namun, karena Rama khawatir akan bangun kesiangan, Rama tidur dengan menggunakan pakaian yang telah disiapkan dilemari kamarnya. Sepanjang malam Rama mencoba untuk tidur, tapi karena perasaan hati Rama yang sedang bahagia, adrenalin Rama semakin terpacu dan terus memikirkan tentang apa yang akan terjadi di hari berikutnya. Hal itu membuat Rama terjaga sepanjang malam dengan senyuman diwajahnya.
“Benar-benar orang yang bodoh…” Pikir Darma.
“Sekarang akan lebih baik jika anda mencuci wajah dan merapihkan penampilan anda terlebih dahulu tuan. Saya akan tunggu anda disini” Ujar Darma.
“Baiklah Pak Darma. Tunggu sebentar ya.” Rama menanggapi dengan semangat.
Rama dengan cekatan mencuci wajahnya lalu merapihkan rambutnya menggunakan minyak rambut yang telah disediakan. Dalam waktu singkat penampilan Rama berubah dan terlihat jauh lebih baik.
“Aku memang sangat cocok dengan pakaian ini” pikir Rama dengan bangga.
“Ayo Pak Darma… Aku sudah siap…” Rama berteriak sembari membuka pintu kamarnya.
Rama terkejut malu melihat Julia telah berada disamping Darma yang sedang menunggunya bersiap-siap.
“Selamat pagi Tuan Rama” Julia menyapa Rama dengan sangat ramah.
“Selamat pagi Julia…” Rama menjawab dengan sedikit terbata-bata.
“Untung saja Julia tidak melihat wajah berantakan ku tadi” Pikir Rama.
“Mari kita pergi ke kantin untuk sarapan dan bertemu dengan anggota tim Project Wanara lainnya. Ada telihat jauh lebih baik dibandingkan kemarin tuan.” Julia memuji dan mengajak Rama untuk bergegas menuju kantin.
“Lebih baik…??” Rama bingung.
“Tentu saja lebih baik, tampilan ku kemarin tidak lebih seperti seorang gelandangan..!!” Pikir Rama tersentak.
“Terima kasih Julia” Jawab Rama.
Julia dan Darma serta diikuti oleh Rama pergi bersama-sama menuju kantin untuk sarapan pagi dan bertemu dengan anggota tim lain. Rama berjalan dengan sedikit penasaran, orang-orang macam apa yang akan menjadi temannya nanti, mengingat Project ini hanya ditujukan untuk orang-orang tertentu saja.
“Selamat pagi semuanya…” setibanya di kantin, Julia dengan ramah menyapa 4 orang yang sedang makan bersama di 1 meja. Ya, itu adalah anggota tim Project Wanara lainnya.
“Selamat pagi Julia…” salah satu orang menyambut Julia dengan sangat senang. Dia adalah seorang gadis cantik periang dengan usia yang terlihat lebih muda dibandingkan Rama.
"Selamat Pagi...." Julia memberi tanggapan.
“Halo semua, kita kedatangan anggota baru. Ini adalah Rama. Silahkan Tuan Rama memperkenalkan diri” Julia meminta Rama memperkenalkan Diri.
“Selamat pagi.. Nama Saya Rama Ghuntara.. Saya baru kemarin bergabung dengan Project Wanara setelah tidak sengaja menemukan undangan di pinggir jalan.” Rama memperkenalkan dirinya.
Krik.. krik.. krik..
Suasana tiba-tiba menjadi hening…
Rama merasa kalau cara dia memperkenalkan diri agak kurang tepat. Rama memperhatikan ekspresi wajah ke empat calon temannya dengan seksama. Ada yang memandang dia dengan tatapan sinis, ada yang melihatnya tanpa ekspresi, ada yang tersenyum, ada juga yang tidak peduli dan terus menyantap makanan dihadapannya.
“Apa yang harus ku lakukan…?” Pikir Rama.
“Selamat datang kakak Rama…. Salam kenal aku Windhi Ayundari, kakak bisa panggil aku Ayu ya kak” Ayu memperkenalkan diri dengan senyum yang lebar. Ayu adalah orang yang tadi menyapa Julia dengan semangat dan memperhatikan salam perkenalan Rama dengan seksama.
“Salam kenal Ayu…” jawab Rama.
“Gadis yang periang” pikir Rama.
“Dia bukan orang terpilih yang diundang oleh para Pandawa, melainkan menemukan undangan di pinggir jalan? Apa aku tidak salah dengar, Julia?” seseorang bertanya kepada Julia dengan dingin.
“Betul sekali Tuan Dirga, memang begitulah adanya.” Jawab Julia.
“Bagaimana background kehidupan orang ini?” Dirga kembali bertanya kepada Julia.
“Tuan Rama adalah seorang tunawisma yang tanpa sengaja menemukan undangan dari Para Pandawa.” Jawab Julia.
“Tunawisma?!! Kenapa kamu membiarkan dia bergabung, Julia?” Dirga bertanya dengan sedikit kesal.
“Tuan Rama lah yang datang dengan membawa undangan. Seperti apapun kehidupan Tuan Rama, kami harus memperlakukannya sesuai prosedur.” Julia menjelaskan.
“Cih…” Dirga memalingkan wajah sebagai tanda kekesalannya.
“Tuan Rama, anda sudah mengenal Nona Ayu. Lalu baru saja anda mengenal Tuan Dirga. Pria disamping Tuan Dirga adalah Tuan Galih dan wanita disamping Nona Ayu adalah Nona Yuna.”
Perhatian Rama selalu tertuju kepada Yuna yang sedang menyantap makanannya dengan perlahan.
“Wanita yang sangat manis dan anggun…” pikir Rama.
“Salam kenal Rama, aku Galih Ananda. Kamu bisa panggil aku Galih.” ujar Galih mengalihkan perhatian Rama.
“Halo Galih.. Salam kenal, mohon bantuannya..” ujar Rama menanggapi.
“Hey Rama, sepertinya kita pernah bertemu, tapi dimana ya?” Galih bertanya karena merasa tidak asing dengan wajah Rama.
“Itu tidak mungkin. Kehidupan kita jauh berbeda. Ha ha ha.” Jawab Rama dengan sedikit tertawa kecil.
“Baiklah, sesi perkenalan akan kita lanjutkan nanti. Sekarang silahkan Tuan Rama mengambil sarapan yang sudah disediakan disana.” Julia mempersilahkan Rama untuk mengambil makan.
“Apaa ini….?” Rama terkejut dengan semua pilihan makanan yang tersedia.
“Ini luaaaaar Biasaaaaaa…… Ha Ha Ha…”
Perhatian semua orang tertuju pada Rama yang tiba-tiba tertawa.
***
-----------------------------------------------
Anggota Project Wanara
1. Rama Ghuntara [Rama] (Male) - 27 Tahun saat bergabung dengan Project Wanara
2. Yuna Angela [Yuna] (Female) - 26 Tahun
3. Windhi Ayundari [Ayu] (Female) - 18 Tahun
4. Dirga Prayuda [Dirga] (Male) - 29 Tahun
5. Galih Ananda [Galih] (Male) - 27 Tahun
-----------------------------------------------
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Rohad™
Lanjut thor, sekalian jejak dulu.
30-10-2023 | Senin, 10.55
😄✌️
2023-10-30
0