Chapter 2. Wanara

“Kenapa aku berjalan kesini…??!!!” teriak Rama keheranan.

Rama benar-benar terkejut karena tanpa disadari dia sampai ditempat yang ditunjukkan oleh selebaran yang baru saja dia ambil. Walaupun Rama berfikir hal itu adalah sesuatu yang konyol, namun ternyata kaki rama seakan berjalan tanpa komando menuju tempat tersebut. Sepertinya tanpa disadari Rama merasa penasaran dengan selebaran itu dan berharap dia bisa merubah hidupnya seperti yang tertulis disana.

“Haha bodoh, apa aku sedemikian putus asa sampai-sampai harus percaya dengan hal-hal semacam ini. Tidak, ini tidak benar.” ujar Rama.

“Kruyuk……” perut Rama berbunyi.

“Apa nasi padang saja masih belum cukup untuk membuatmu diam??!!” Rama berteriak sambil menunjuk perutnya.

“Huft.. Lebih baik aku jalan lagi, hari sudah semakin larut. Aku harus segera dapat tempat beristirahat yang nyaman. Syukur-syukur aku juga menemukan sisa makanan lagi.” pikir Rama.

Tap Tap Tap Tap…

Rama menggerakkan kakinya beberapa langkah…. dan tiba-tiba Rama terdiam….

“Aaaaaaa…. Aku akan istirahat setelah masuk ke gedung sialan ini….!!!” Rama memutar langkahnya dan berjalan masuk kedalam gedung itu dengan perasaan kesal.

“Gedung ini sangat sepi” pikir Rama.

“Kamu pikir ini jam berapa? Tentu saja sangat sepi” lanjut Rama menjawab pernyataannya sebelumnya.

“Kira-kira ada orang tidak ya? Apa aku kembali besok pagi saja?” Rama berfikir sembari terus melangkahkan kaki menuju sebuah tempat yang dia anggap pintu masuk utama gedung tersebut.

Benar saja, arah yang Rama tuju adalah pintu masuk utama Gedung Pandawa Group. Didepan pintu masuk gedung tersebut berdiri dua orang security berseragam dengan wajah yang nampak menyeramkan dan tidak bersahabat.

“Security itu lebih mirip gengster berdarah dingin ketimbang security” pikir rama saat itu.

Rama mendekati security tersebut untuk bertanya perihal selebaran yang dia dapatkan.

“Permisi pak, saya…..” kata-kata Rama terhenti.

“Siapa kamu dan untuk apa kamu datang kesini?” Salah satu security bertanya kepada Rama dengan tegas dan sedikit meninggikan suara.

“Kenapa dia harus bentak-bentak sih? Apa karena aku terlihat seperti gelandangan ya?” Pikir Rama kesal.

Darma, itulah nama yang tertulis di baju seragam security tersebut. Rama dengan ragu menunjukkan selebaran yang dia ambil kepada Darma dengan maksud mendapatkan informasi lebih banyak.

“Maaf Pak Darma, Aku membaca selebar….” Kata-kata rama kembali terhenti

“Saya paham. Tunggu sebentar!” Darma memotong kata-kata Rama.

Darma menjauh dari Rama dan meminta rekannya untuk memperhatikan Rama. Darma seperti sedang berbicara dengan orang lain melalui alat komunikasi yang terpasang di telinganya. Rama semakin merasa keheranan dengan apa yang sedang terjadi didepan matanya saat ini. Namun Rama berusaha untuk tetap tenang.

Tidak lama kemudian Darma kembali menghampiri Rama.

“Siapa nama kamu dan dari mana kamu mendapatkan selebaran ini?” tanya Darma dengan intonasi suara yang sedikit lebih nyaman didengar oleh Rama.

“Nama saya Rama Ghuntara Pak, dan saya menemukan selebaran ini dari…..” Jawab Rama sembari menceritakan seluruh kejadian yang dia alami sampai dia menemukan selebaran ini.

“Aku tidak peduli kisah hidupmu!” jawab Darma ketus.

“Jadi kamu tidak sengaja menemukan selebaran ini di jalanan saat kamu sedang mencari tempat istirahat? Itu intinya kan?!” Darma melanjutkan kata-katanya dengan sedikit kesal.

“Iya betul Pak Darma… He he he..” Rama menjawab dengan sedikit tertawa kecil.

Darma menghela nafas dan mulai kembali berbicara…

“Baiklah jika begitu, mungkin anda adalah salah satu orang yang beruntung. Project untuk selebaran itu hanya bisa diikuti oleh orang-orang tertentu dan dengan jumlah terbatas. Saya sudah mengkonfirmasi, dan ternyata masih tersisa 1 kuota untuk bergabung dengan project ini. Anda sangat beruntung tuan.” Darma menjelaskan secara singkat dengan tata bahasa yang sangat baik.

“……….” Rama tercengang.

“Ada apa ini…? Baru saja orang ini terlihat seperti gengster berhati dingin. Tapi tiba-tiba dia menjadi sangat sopan” ujar Rama didalam hatinya.

Rama masih belum bisa mengeluarkan sepatah kata pun untuk menanggapi pernyataan yang diutarakan oleh Darma. Rama masih cukup terkejut dengan perubahan situasi yang begitu mendadak. Rama tidak bisa memikirkan satu pun alasan yang membuat Darma tiba-tiba berperilaku seperti itu. Apalagi kepada orang dengan penampilan seperti Rama.

Ditengah keheningan, Darma melanjutkan pembicaraan…

“Jika memang anda ingin bergabung, mari ikuti saya. Saya akan antarkan anda menuju tempat pendaftaran.” Darma mengajak Rama masuk kedalam gedung.

“Maaf Pak Darma….” Rama berbicara dengan sedikit ragu dan terpatah-patah.

“Apa ada biaya pendaftaran juga pak?” Itulah pertanyaan pertama yang terlintas di pikiran Rama dan diutarakan dengan sedikit ragu kepada Darma.

“Ha ha ha… Apakah anda terlihat ragu-ragu hanya karena biaya pendaftaran Tuan Rama?” Darma tertawa mendengar pertanyaan Rama.

“Tentu saja pak, apa bapak tidak lihat pakaian saya ini? Buat makan saja saya susah pak” Rama menjawab dengan sedikit malu.

“Anda tidak perlu khawatir dengan masalah uang” jawab Darma tegas.

“Mari ikuti saya…” lanjut Darma.

Lagi-lagi Rama terkejut dengan jawaban yang diberikan oleh Darma.

“Pertama, orang ini bersikap tidak bersahabat. Tiba-tiba berubah menjadi sangat sopan setelah ku tunjukkan selebaran yang aku bawa. Kedua, aku bisa masuk ke gedung besar ini, dengan dipandu langsung oleh Pak Darma yang sepertinya bukan security biasa. Ketiga dan yang terpenting adalah tidak ada biaya pendaftaran. Hari gini mana ada yang gratis!!!” Rama berfikir dan mencoba mencerna situasi yang sedang terjadi.

“Entahlah, lebih baik sekarang aku ikuti saja dia dulu” pikir Rama.

Darma masuk kedalam gedung diikuti oleh Rama. Darma memandu Rama dengan sangat sopan dan berjalan perlahan menyusuri lorong gedung. Rama melihat ke kanan dan ke kiri, ke atas dan ke bawah, memperhatikan seluruh sudut gedung itu dengan seksama.

“Ternyata gedung ini jauh lebih luas dan megah dari yang ku pikirkan” pikir Rama dengan penuh kekaguman.

Rama terus mengikuti Darma hingga tiba di suatu lorong yang terdapat banyak sekali pintu. Rama melihat pintu itu satu per satu. Masing-masing pintu memiliki label penanda yang berbeda beda.

“Dasamuka… Anantareja… Dewabrata… Punakawan… Brahma… Nama-nama yang unik, tapi apa artinya ya?” Rama penasaran dengan label penanda pintu yang ia lewati.

Langkah Darma terhenti dan tanpa sengaja menabrak Darma karena dia sedang memperhatikan label-label pintu tadi.

“Tuan Rama, Kita sudah sampai” Ujar Darma.

Rama diam sejenak dan memperhatikan pintu yang berada di depannya. Sebuah pintu besar, walaupun tidak sebesar pintu lain yang telah dia lewati, berwarna putih dengan desain yang minimalis.

“Pintu lain terlihat begitu megah tapi kenapa pintu ini terkesan biasa saja?” Rama sedikit kecewa dengan apa yang dia lihat.

Rama melihat label yang berada di pintu tersebut

[Wanara]

“Wanara…???” Rama merasa heran.

“Aku memang tidak tahu arti kata di label pintu lainnya. Tapi aku tahu kalau ini artinya Kera…!!! Kenapa harus kera..??!!” Rama bingung bercampur kesal. Namun Rama berusaha untuk tidak menunjukkan apa yang dia rasakan didepan Darma.

Dengan hati-hati Rama bertanya kepada Darma untuk memastikan…

“Maaf Pak Darma, Wanara itu apa ya?” Rama bertanya kepada Darma berharap mendapatkan jawaban.

“Staff kami didalam akan menjawab dan menjelaskan seluruh pertanyaan anda. Silahkan masuk tuan” jawab Darma.

“Kenapa tidak langsung dia jawab saja…?!” Rama bertambah kesal dengan jawaban yang diberikan oleh Darma.

Dengan penuh rasa penasaran didalam hatinya, Rama membuka pintu tersebut dan melangkah kedalam ruangan.

“Selamat Datang….”

Empat orang wanita berbaju seragam dengan riasan yang cantik berbaris berjajar di sepanjang jalan seakan sedang menyambut tamu kehormatan yang telah lama dinantikan. Rama pun terkejut dan tertegun dengan apa yang dia lihat. Rama berdiri mematung dengan mulut menganga.

“………….”

 

***

 

-----------------------------------------------

Wanara dalam bahasa sanksakerta berarti “Manusia Berekor Monyet”. Istilah ini sangat terkenal untuk merujuk kepada ras manusia kera dalam wiracarita Ramayana yang memiliki sifat gagah berani dan selalu ingin tahu. Istilah Wanara juga bisa merupakan kependekan dari "Wana-nara" dimana nara berarti manusia dan wana artinya yang hidup dihutan sehingga wanara bisa juga diartikan sebagai manusia yang hidup dihutan.

-----------------------------------------------

Terpopuler

Comments

azra

azra

jd inget ciung wanara

2022-01-11

1

Nikodemus Yudho Sulistyo

Nikodemus Yudho Sulistyo

lnjut..

Pendekar Topeng Seribu (silat/fiksi sejarah nusantara) mampir. semangat berkarya.

2021-11-29

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1. Rama
2 Chapter 2. Wanara
3 Chapter 3. Wanara (2)
4 Chapter 4. Onyx
5 Chapter 5. Salam Kenal
6 Chapter 6. Potensi
7 Chapter 7. Mandalawangi
8 Chapter 8. Mendaki
9 Chapter 9. Tim Yang Kuat
10 Chapter 10. Pengendalian CORE
11 Chapter 11. Ledakan Energi
12 Chapter 12. Kekuatan CORE Rama
13 Chapter 13. Hey, Aku Berhasil!
14 Chapter 14. Identifikasi Energi
15 Chapter 15. Teridentidikasi
16 Chapter 16. Dandelion Merah Muda
17 Chapter 17. Penguatan, Perubahan, Penyebaran
18 Chapter 18. Pertarungan Sengit
19 Chapter 19. Kekuatan dan Kebebasan
20 Chapter 20. Tumbuh, Berkembang dan Tak Tertandingi
21 Chapter 21. Pertarungan Tim
22 Chapter 22. Hantaman Petir
23 Chapter 23. Gabungan Kekuatan.
24 Chapter 24. Windhi Ayundari (Part 1) - Mesin Lontar dan Boneka Kayu
25 Chapter 25. Windhi Ayundari (Part 2) - Pusaran
26 Chapter 26. Windhi Ayundari (Part 3) - Kubah Angin
27 Chapter 27. Windhi Ayundari (Part 4) - Perubahan Ekstrim
28 Chapter 28. Windhi Ayundari (Last Part) - Cerita Dibalik Senyuman
29 Chapter 29. Galih Ananda (Part 1) - Pedang Rapier
30 Chapter 30. Galih Ananda (Part 2) - Tameng Pelindung
31 Chapter 31. Galih Ananda (Part 3) - Adaptasi dan Daya Tahan
32 Chapter 32. Galih Ananda (Part 4) - Keseimbangan energi
33 Chapter 33. Galih Ananda (Last Part) - Peningkatan Kemampuan
34 Chapter 34. Dirga Prayuda (Part 1) - Orang yang Keras Kepala
35 Chapter 35. Dirga Prayuda (Part 2) - Regenerasi Sel
36 PENGUMUMAN [BUKAN KELANJUTAN CERITA]
37 Chapter 36. Dirga Prayuda (Part 3) - Kemunculan Energi Gelap
38 Chapter 37. Dirga Prayuda (Part 4)
39 Chapter 38. Dirga Prayuda (Last Part)
40 Chapter 39. Fakta Sesungguhnya
41 Chapter 40. Julia dan Lima Pandawa.
42 Chapter 41. Rama Ghuntara (Part 1) - Hipotesa
43 Chapter 42. Rama Ghuntara (Part 2) - Perselisihan.
44 Chapter 43. Rama Ghuntara (Part 3) - Kapsul Virtual
45 [Bukan Kelanjutan Cerita] - Visualisasi Karakter
46 Chapter 44. Rama Ghuntara (Part 4) - Sebuah Senyuman
47 Chapter 45. Rama Ghuntara (Last Part) - Persaingan
48 Chapter 46. Yuna Angela (Part 1) - Yuna dan Alia
49 Chapter 47. Yuna Angela (Part 2) - Rencana
50 Chapter 48. Yuna Angela (Part 3) - Merelakan kepergian
51 Chapter 49. Yuna Angela (Part 4) - Keindahan yang Mengerikan
52 Chapter 50. Yuna Angela (Last Part) - Jadilah Kuat dan Tersenyumlah
53 Chapter 51. Teknik Pernapasan
54 Chapter 52. Kematian Raka
55 Chapter 53. Prediksi
56 Chapter 54. Kompetisi Antar Project
57 Chapter 55. Berkumpulnya Seluruh Project
58 Chapter 56. Curahan Hati
59 Chapter 57. Pemanasan
60 Chapter 58. Keyakinan
61 Chapter 59. Dasamuka VS Brahma (Part 1) - Perseteruan
62 Chapter 60. Dasamuka VS Brahma (Last Part) - Diskualifikasi
63 Chapter 61. Punakawan VS Wanara (Part 1) - Dirga dan Rindra
64 Chapter 62. Punakawan VS Wanara (Part 2) - Brutal
65 Chapter 63. Punakawan VS Wanara (Last Part) - Berakhir
66 Chapter 64. Jinn
67 Chapter 65. Asal Muasal
68 Chapter 66. Darah Sang Raja Jinn
69 Chapter 67. Destruksi Energi
70 Chapter 68. Mitos
71 Chapter 69. Penguasa Pantai Selatan
72 Chapter 70. Dunia Lain
73 Chapter 71. Ilusi
74 Chapter 72. Portal Dimensi
75 Chapter 73. Panglima Kerajaan
76 Chapter 74. Teknik Fusi
77 Chapter 75. Pembangkitan
78 Chapter 76. Jinn Pendamping
79 Chapter 77. Rasuk
80 Chapter 78. Kehilangan Kendali
81 Chapter 79. Rekan?
82 Chapter 80. Serangan Para Iblis
83 Chapter 81. Tak Tertandingi
84 Chapter 82. Dominasi
85 Chapter 83. Terjebak
86 Chapter 84. Air Mata
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Chapter 1. Rama
2
Chapter 2. Wanara
3
Chapter 3. Wanara (2)
4
Chapter 4. Onyx
5
Chapter 5. Salam Kenal
6
Chapter 6. Potensi
7
Chapter 7. Mandalawangi
8
Chapter 8. Mendaki
9
Chapter 9. Tim Yang Kuat
10
Chapter 10. Pengendalian CORE
11
Chapter 11. Ledakan Energi
12
Chapter 12. Kekuatan CORE Rama
13
Chapter 13. Hey, Aku Berhasil!
14
Chapter 14. Identifikasi Energi
15
Chapter 15. Teridentidikasi
16
Chapter 16. Dandelion Merah Muda
17
Chapter 17. Penguatan, Perubahan, Penyebaran
18
Chapter 18. Pertarungan Sengit
19
Chapter 19. Kekuatan dan Kebebasan
20
Chapter 20. Tumbuh, Berkembang dan Tak Tertandingi
21
Chapter 21. Pertarungan Tim
22
Chapter 22. Hantaman Petir
23
Chapter 23. Gabungan Kekuatan.
24
Chapter 24. Windhi Ayundari (Part 1) - Mesin Lontar dan Boneka Kayu
25
Chapter 25. Windhi Ayundari (Part 2) - Pusaran
26
Chapter 26. Windhi Ayundari (Part 3) - Kubah Angin
27
Chapter 27. Windhi Ayundari (Part 4) - Perubahan Ekstrim
28
Chapter 28. Windhi Ayundari (Last Part) - Cerita Dibalik Senyuman
29
Chapter 29. Galih Ananda (Part 1) - Pedang Rapier
30
Chapter 30. Galih Ananda (Part 2) - Tameng Pelindung
31
Chapter 31. Galih Ananda (Part 3) - Adaptasi dan Daya Tahan
32
Chapter 32. Galih Ananda (Part 4) - Keseimbangan energi
33
Chapter 33. Galih Ananda (Last Part) - Peningkatan Kemampuan
34
Chapter 34. Dirga Prayuda (Part 1) - Orang yang Keras Kepala
35
Chapter 35. Dirga Prayuda (Part 2) - Regenerasi Sel
36
PENGUMUMAN [BUKAN KELANJUTAN CERITA]
37
Chapter 36. Dirga Prayuda (Part 3) - Kemunculan Energi Gelap
38
Chapter 37. Dirga Prayuda (Part 4)
39
Chapter 38. Dirga Prayuda (Last Part)
40
Chapter 39. Fakta Sesungguhnya
41
Chapter 40. Julia dan Lima Pandawa.
42
Chapter 41. Rama Ghuntara (Part 1) - Hipotesa
43
Chapter 42. Rama Ghuntara (Part 2) - Perselisihan.
44
Chapter 43. Rama Ghuntara (Part 3) - Kapsul Virtual
45
[Bukan Kelanjutan Cerita] - Visualisasi Karakter
46
Chapter 44. Rama Ghuntara (Part 4) - Sebuah Senyuman
47
Chapter 45. Rama Ghuntara (Last Part) - Persaingan
48
Chapter 46. Yuna Angela (Part 1) - Yuna dan Alia
49
Chapter 47. Yuna Angela (Part 2) - Rencana
50
Chapter 48. Yuna Angela (Part 3) - Merelakan kepergian
51
Chapter 49. Yuna Angela (Part 4) - Keindahan yang Mengerikan
52
Chapter 50. Yuna Angela (Last Part) - Jadilah Kuat dan Tersenyumlah
53
Chapter 51. Teknik Pernapasan
54
Chapter 52. Kematian Raka
55
Chapter 53. Prediksi
56
Chapter 54. Kompetisi Antar Project
57
Chapter 55. Berkumpulnya Seluruh Project
58
Chapter 56. Curahan Hati
59
Chapter 57. Pemanasan
60
Chapter 58. Keyakinan
61
Chapter 59. Dasamuka VS Brahma (Part 1) - Perseteruan
62
Chapter 60. Dasamuka VS Brahma (Last Part) - Diskualifikasi
63
Chapter 61. Punakawan VS Wanara (Part 1) - Dirga dan Rindra
64
Chapter 62. Punakawan VS Wanara (Part 2) - Brutal
65
Chapter 63. Punakawan VS Wanara (Last Part) - Berakhir
66
Chapter 64. Jinn
67
Chapter 65. Asal Muasal
68
Chapter 66. Darah Sang Raja Jinn
69
Chapter 67. Destruksi Energi
70
Chapter 68. Mitos
71
Chapter 69. Penguasa Pantai Selatan
72
Chapter 70. Dunia Lain
73
Chapter 71. Ilusi
74
Chapter 72. Portal Dimensi
75
Chapter 73. Panglima Kerajaan
76
Chapter 74. Teknik Fusi
77
Chapter 75. Pembangkitan
78
Chapter 76. Jinn Pendamping
79
Chapter 77. Rasuk
80
Chapter 78. Kehilangan Kendali
81
Chapter 79. Rekan?
82
Chapter 80. Serangan Para Iblis
83
Chapter 81. Tak Tertandingi
84
Chapter 82. Dominasi
85
Chapter 83. Terjebak
86
Chapter 84. Air Mata

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!