“………….” Rama berdiri mematung dengan mulut menganga.
Rama kembali dikejutkan dengan apa yang ia lihat.
“Ada apa ini?” tanya Rama kepada siapapun yang berada didalam ruangan tersebut.
“Selamat datang Tuan Rama, perkenalkan saya Julia penanggung jawab proses pendaftaran Project Wanara” Julia memperkenalkan diri dengan sangat sopan dan lembut.
Julia adalah orang yang bertanggung jawab pada proses awal pendaftaran Project Wanara. Julia memiliki wajah yang cantik dan manis ditambah lagi Julia sangat pandai menggunakan alat rias wajah sehingga hasil riasan yang dia gunakan dapat menambah kecantikan yang dimiliki. Perawakan Julia tidak terlalu tinggi juga tidak terlalu pendek, tidak terlalu gemuk, juga tidak terlalu kurus. Perawakan yang sangat ideal untuk ukuran seorang wanita.
Tidak berbeda dengan staff wanita lainnya, Julia juga mengenakan seragam perusahaan yang terlihat sangat serasi dengan tata rias wajahnya.
“Salam kenal… Saya Rama Ghuntara…” Jawab Rama dengan sedikit tertunduk malu karena melihat kecantikan Julia.
“Silahkan ikuti saya Tuan Rama, saya yakin banyak sekali pertanyaan yang muncul dibenak anda saat ini.” Julia membuka pembicaraan dengan sangat lugas.
Rama masih tertegun dengan kehadiran Julia. Namun kata-kata Julia membuat Rama sadar dan mulai mengikuti langkah Julia.
“Tempat apa ini.. Mmmm…” Rama ragu untuk melanjutkan pertanyaan.
“Julia.. Jangan sungkan panggil saya Julia” Julia seakan mengerti keraguan Rama.
“Baiklah, sebenarnya tempat apa ini Julia? Sejak datang ke tempat ini, banyak sekali hal yang membuat saya takjub dan merasa heran”
“Saya akan dengan senang hati menjawab pertanyaan anda Tuan Rama. Tapi silahkan duduk terlebih dahulu” Julia mempersilahkan Rama duduk di tempat duduk yang sudah disediakan khusus untuk para tamu. Terdapat meja bundar besar dihiasi dengan vas bunga yang indah dipandang mata.
“Sepertinya semua perabot ini bukan barang murahan. Apa boleh aku duduk di sini?” Rama kembali bertanya kepada Julia.
“Silahkan Tuan, anda adalah tamu kami, jadi silahkan duduk Tuan” Julia menjawab pertanyaan Rama.
Dengan begitu Rama duduk di kursi dengan hati-hati, dia khawatir akan merusak furnitur yang ada di ruangan tersebut. Sesaat setelah Rama duduk, para staff lainya dengan sigap menghidangkan secangkir teh dan beberapa kudapan ringan untuk disajikan kepada Rama. Rama kembali tercengang dengan apa yang dia lihat. Tingkah konyol Rama tampak lucu di mata Julia dan membuatnya tersenyum kecil.
“Baik, sebelum saya mulai proses pendaftaran, apa ada yang ingin Tuan Rama tanyakan?” Julia membuka pembicaraan.
“Langsung saja… Sebetulnya saya tidak sengaja menemukan selebaran aneh dan datang ke alamat yang tercantum di dalam selebaran itu, hingga akhirnya saya duduk bersama anda di sini Julia. Tapi tidak satu pun yang saya mengerti dari kejadian ini. Apa yang sebetulnya terjadi?” Rama mencoba bertanya dengan sopan kepada Julia.
“Baiklah, saya akan sedikit menjelaskan kondisi ini. Pertama, selebaran yang Tuan Rama temukan sebetulnya adalah undangan yang kami berikan untuk beberapa orang saja. Kami tidak memberikan kesempatan besar ini kepada sembarangan orang. Kami sendiri tidak begitu mengerti kenapa undangan sepenting ini bisa berada di sembarang tempat. Mungkin saja ada tamu undangan kami yang tidak tertarik dengan apa yang sedang kami kerjakan dan membuang undangan ini begitu saja. Hingga akhirnya undangan ini berada di tangan anda Tuan
Rama.” Julia menjelaskan dengan sangat baik dan lugas. Rama memperhatikan penjelasan Julia dengan seksama.
“Berikutnya tentang Project Wanara… Wanara adalah salah satu project yang saat ini sedang dikerjakan oleh Pandawa Group. Tujuan dari project itu adalah untuk membuat masyarakat menjadi lebih baik. Maksudnya adalah kami berharap bahwa melalui Project Wanara, kami bisa mendapatkan semacam metode yang efisien untuk dapat meningkatkan dan mengoptimalkan kemampuan seseorang. Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang sempurna, hanya saja banyak orang yang tidak mampu memanfaatkan potensi diri yang mereka miliki. Bisa jadi mereka memang tidak memiliki kemampuan untuk mengoptimalkan potensinya, atau bisa jadi mereka sama sekali tidak mengetahui apa potensi yang mereka miliki. Maka dari itu kami melakukan penelitian dan percobaan ini.” Lanjut Julia menjelaskan.
“Apa maksudnya kalian akan menjadikan aku sebagai kelinci percobaan Hah…?!!” Rama memotong penjelasan Julia dengan nada tinggi sebab Rama tidak menyangka bahwa dirinya akan dijadikan kelinci percobaan.
“Seberapa pun baiknya tujuan kalian, aku tidak akan pernah sudi menjadi kelinci percobaan kalian… Ingat itu…!!”
Tanpa pikir panjang, Rama berdiri dari duduknya dan beranjak pergi dari ruangan tersebut. Namun Darma yang sedari tadi juga mendampingi Rama disana, tiba-tiba melangkah kedepan pintu keluar untuk menghadang Rama.
“Apa ini..?!! Apa kalian tidak akan membiarkan ku pergi? Ini pelanggaran hukum. Akan ku tuntut kalian..!!!” Rama berteriak-teriak karena panik dan bingung dengan apa yang harus dilakukan.
“Sepertinya anda salah paham Tuan Rama” Julia berusaha menenangkan dan mengendalikan keadaan.
“Kami memang akan menjadikan anda bagian dari Project ini. Tapi kami sama sekali tidak menganggap anda kelinci percobaan. Bahkan seharusnya anda merasa beruntung berada disini. Seperti yang tadi saya sampaikan, undangan yang saat ini anda pegang tidak ditujukan untuk orang sembarangan. Hanya orang-orang terpilih yang bisa mendapatkannya. Namun memang sedikit berbeda dengan kasus anda saat ini.” Julia memberi penjelasan dengan tegas.
“Terlebih lagi, tadi anda berbicara tentang tuntutan. Menurut anda, apakah anda merasa bisa menang jika berhadapan dengan Pandawa Group?” Julia memberikan sedikit tekanan agar situasi bisa dikendalikan dengan baik.
Rama tersentak dengan perkataan Julia. Dia sama sekali tidak berpikir jernih karena tiba-tiba merasa panik. Rama berusaha menenangkan diri dan mencoba mendengarkan apa yang sedang dijelaskan oleh Julia.
“Sekarang saya ingin anda pikirkan dan jawab pertanyaan ini dengan baik. Apa anda punya tempat tinggal? Apa anda punya pekerjaan tetap? Apa anda hidup tenang dan nyaman diluar sana? Apa anda bisa makan enak setiap saat?” Julia memberikan pertanyaan-pertanyaan yang membuat Rama tersudut malu.
Seketika terlintas ingatan tentang kehidupan yang saat ini sedang Rama jalani. Dia tidak punya tempat tinggal. Makan seadanya, bahkan seringkali dia memakan makanan sisa orang lain yang dibuang begitu saja. Mencari pekerjaan jauh lebih sulit dari yang dibayangkan. Rama pun setiap hari harus khawatir tertangkap oleh petugas keamanan kota dan membusuk di penjara. Rama berpikir, tidak ada 1 hal baik pun dikehidupannya saat ini. Namun, Rama tidak serta merta menerima perkataan Julia.
“Apa maksud kamu bertanya seperti itu Julia?” Rama mencoba membela dan mempertahankan harga dirinya.
“Saya tahu anda mengalami hidup yang berat diluar sana. Saya tidak sedang mencemooh anda. Justru sebaliknya, saya berusaha menjelaskan kepada anda situasi saat ini agar anda mengerti.” ujar Julia.
“Jika anda bergabung dengan project ini, kehidupan anda akan menjadi lebih baik. Anda tidak perlu bingung mencari tempat tinggal dan makanan, karena kami akan sediakan semua untuk anda” Julia kembali menjelaskan dengan sopan dan ramah. Julia sama sekali tidak terpancing oleh amarah Rama.
“Kenapa harus aku. Aku bahkan tidak sengaja menemukan undangan ini. Kamu bisa saja cari orang lain kan..??!!” Rama tetap berusaha mengelak.
“Anda lah yang datang kesini dengan sendirinya. Anda yang membawa undangan ini. Dan ada juga yang berada di ruangan ini bersama kami. Bukan orang lain. Lalu kenapa kami harus mencari orang lain?” jawab Julia.
Rama kehabisan kata-kata. Rama berpikir keras untuk tetap mencoba lari dari situasi itu. Rama melihat ke sekeliling ruangan, berharap ada celah atau jalan lain yang bisa dia gunakan untuk melarikan diri. Namun sepertinya sia-sia. Rama tidak melihat celah sedikitpun. Hanya ada 1 jalan keluar dari ruangan itu, yakni pintu masuk dimana saat ini Darma sedang berdiri dengan melipat tangannya, seperti halnya seekor singa lapar yang siap untuk menerkam mangsa.
Seketika ruangan hening….
“Selain apa yang tadi saya jelaskan, anda juga akan mendapatkan uang saku setiap bulannya sebesar 10 Juta Rupiah. Uang saku itu dapat anda gunakan untuk keperluan pribadi dan bersenang-senang.” Julia berbicara dan memecah keheningan.
“Apaaaa….??!!” Rama kembali ternganga dengan apa yang dia dengar.
“Apa aku tidak salah dengar, tadi kamu bilang 10 juta kan?” tanya Rama.
“Iya betul 10 juta, apa itu kurang?” Julia memberi jawaban sekaligus pertanyaan kepada Rama.
“Tidak… Tidak… Ini tidak benar.” Jawab Rama. Bagi sebagian orang nilai itu adalah angka yang kecil. Namun bagi Rama saat ini, itu adalah angka yang fantastis yang bahkan tidak pernah terbayangkan olehnya.
“Jika memang begitu kondisinya, kenapa kamu tidak bicara sejak awal…??!!!! Aku akan dengan senang hati bergabung dengan Project Wanara” Rama berbicara dengan sangat semangat seakan-akan dia tidak pernah merasa khawatir sedikit pun sebelumnya.
“Apa anda sudah yakin dengan keputusan itu Tuan Rama.” Julia bertanya untuk memastikan keputusan Rama.
“Apa kau gila? Tentu saja aku yakin.. Ha ha ha…” Rama tertawa dengan senangnya.
Julia kembali tersenyum kecil melihat tingkah konyol Rama. Sedangkan Darma merasa terkejut dengan perubahan sikap Rama yang sangat tiba-tiba.
“Apa yang terjadi dengan orang bodoh ini?” pikir Darma kebingungan.
“Wanara… I am coming!!”
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Rohad™
Gasss lah 😄
2023-10-30
0
azra
hejo kanu duit mah🤣
2022-01-11
0