Guild Besar Calestial City

"Diluar nalar ... ini diluar nalaarr..." batin Akira tertekan sambil memegang kepalanya dengan kedua tangan.

"Kau tidak apa-apa Akira?" Tanya Lin sembari memperhatikan wajah Akira yang tampak tertekan.

Mendengar pertanyaan tersebut Akira segera bersikap biasa saja seolah tidak terjadi sesuatu. Dia juga menata posisi duduknya dengan tegap, Namun dimata Lin dia justru seperti anak kecil yang bersifat sok keren. Benar-benar lucu dan membuatnya ingin tertawa namun dia menahannya.

"Ekhem... aku tidak apa-apa!" jawab Akira dengan tenang.

"Kalau begitu... kau mau menjadi teman petualang ku? aku sangat ingin menjadi seorang petualang!" tanya Lin.

"P petualang?" Tanya Akira sambil memiringkan kepalanya.

"Kenapa? kau takut? Tenang saja... aku akan menjaga mu, begini-begini aku ini kuat lhoo" ucap Lin dengan percaya diri.

"Ha ha ha" sahut Akira dengan tertawa datar. "Mode ibu-ibu nya On" Batin Akira.

"Setuju kan setuju?" tanya Lin menggebu.

"Ah baiklah... Aku terima!" jawab Akira.

Lin tampak senang dengan jawaban Akira, pipinya merah merona seperti kepiting rebus saking bahagianya. Dia segera berdiri dan menari-nari karena impiannya akan segera terwujud. Menjadi seorang petualang hebat seperti ibu nya dulu. Di bayangannya dia melihat punggung Ibu nya yang tengah berjalan jauh dihadapannya.

"Ibu... aku pasti akan menyusulmu!" batin Lin dengan bahagia.

Akira hanya diam menatap wanita itu, tingkahnya yang seperti anak kecil justru membuatnya ragu apakah dia bisa melindunginya. Namun di tengah-tengah dia berfikir, bahwa dunia yang kini dia tempati adalah tempat yang cukup dia kenal. Tempat saat ini dia berdiri, pemandangan hijau yang nyaman serta langit biru dengan garis mana yang sangat jelas terbentang.

"Apa ini ... Sangat tidak asing, harus ku pastikan sendiri dimana aku berada sekarang!" batin Akira sambil melihat sekeliling dengan penuh waspada.

"Naah..."Ucapan Lin membuat Akira terkejut. "Sekarang ayo ke Calestial! kita harus mendaftar di Guild besar Calestial untuk menjadi petualang!!" ucap Lin penuh semangat.

"Eh? C Calestial?" Tanya Akira.

"Umm... Jaraknya sekitar 12 chilo metra, nanti kita akan melewati perbatasan hutan sihir lalu melewati Desa Thymai yang berjarak sekitar 1 chilo metra." jelas Lin sambil mengemasi barang-barangnya.

"Chilo metra?" Batin Akira sembari berfikir, dia langsung berdiri dan melihat Lin.

Lin yang merasa diawasi segera menatap Akira dengan tatapan penuh selidik.

"Ada apa? Apa ada sesuatu?" Tanya Lin.

"Ah tidak... Bukan apa-apa!" jawab Akira sembari membantu Lin mengemasi barang-barangnya.

Setelah cukup lama bercengkrama sambil berkemas, mereka segera berangkat ke Calestial City. Ditengah perjalanan Lin selalu mengoceh menceritakan segala hal yang dia temui selama ratusan tahun dia hidup. Sementara itu Akira terus berfikir tentang tempat dia hidup untuk kedua kalinya ini, selain itu tentang ucapan Lin saat mengukur jarak tadi.

"Chilo metra? rasanya bahasa itu tidak asing" batin Akira sembari berfikir.

Dia tampak pening memikirkan hal tersebut, bahkan semua ocehan Lin tidak ada yang dia dengar selama perjalanan. Sampai akhirnya Lin menyadari bahwa semua ceritanya tadi tidak ada yang di dengar. Lin menoleh menatap pria di belakangnya yang tampak pusing.

"Akira?" Sapa Lin yang ternyata diabaikan oleh Akira.

Akira terus berjalan tanpa memperdulikan Lin yang ada disampingnya, sementara itu Lin yang kesal karena diabaikan hanya menggembungkan pipinya dan segera menyusul teman barunya itu.

"Akira!!" ucap Lin lagi sambil menghadang tepat didepan Akira.

Akira tersadar setelah hampir menabrak dada Lin, pipinya memerah susu saat melihat belahan gunung kembar yang tertutup pakaian serba hijau tersebut. Sementara Lin tetap diam karena kesal diabaikan oleh Akira, dia sama sekali tidak memperdulikan wajah Akira yang seperti kepiting rebus.

"Kau ini... sungguhan tidak apa-apa huh?" Tanya Lin dengan kesal.

Akira segera menjauh dari Lin dan mencoba bersikap tenang.

"B Baik-baik... Baik-baik saja hahaha" jawab Akira sedikit gugup karena kejadian barusan. "Ugh... Sungguhan Spek One-san!!" batin Akira.

"Huuh... Kau mengabaikan ku semenjak perjalanan tadi!! Menyebalkan!!" gerutu Lin sambil mengalihkan pandangannya.

"Maaf... Soalnya ini pertama kali bagiku!!" ucap Akira sembari melanjutkan perjalanannya.

"Pertama kali?" tanya Lin kebingungan.

"Ah tidak, maksud ku pertama kali kesini" jawab Akira dengan tenang.

Lin terdiam sesaat sebelum kembali mengikuti langkah Akira, dia memilih diam dengan reaksi Akira barusan. Namun mata Elf tidak bisa di bohongi, sejak dia menyelamatkan Akira dia selalu merasakan aura gelap didekatnya. Aura yang pernah diceritakan oleh ibunya ratusan tahun lalu, sesuatu yang selalu membawa bencana dimana dia berdiri.

Memilih mengabaikan itu, mereka berdua kembali berjalan menyusuri Padang rumput di sore hari. Angin sepoi-sepoi mengibarkan jubah yang dikenakan Akira juga Lin, namun suasana hening tengah menyelimuti perjalanan mereka. Sejak kejadian tadi Lin selalu diam, sementara itu Akira selalu bersikap dingin. Malam pun tiba, mereka berdua memilih untuk bermalam di hutan sihir yang luasnya berhektar-hektar tersebut. Hanya ditemani api unggun dan jamur bakar mereka berteduh di bawah pohon besar.

"Akira Akira... aku boleh tanya?" ucap Lin sambil memanggang jamur.

"Ada apa?" tanya Akira sambil membaca buku yang dibawa oleh Lin. "Tulisan apa inii!!" batin Akira yang berusaha bersikap tenang.

"Kau itu ... Dari ras Demon kan?" tanya Lin sembari memberikan jamur bakar.

Akira terdiam sesaat saat Lin mengatakan tentang Demon, sekarang semuanya mulai berkaitan satu sama lain. Tentang tempat dia terbangun, tulisan di buku yang dia baca, hitungan jarak dan nama tempat yang tidak asing. Namun masih satu yang sulit dijelaskan, yaitu hutan sihir dimana dia ditemukan.

"Begitu rupanya... Sangat absurd sekali hidupku ini! yah untuk saat ini ku abaikan saja reruntuhan itu. Akan ku cari lain kali!" batin Akira sambil menyunggingkan senyumnya.

Lin bergidik saat melihat senyuman Akira, dia seperti melihat om-om pedo yang mendapatkan mangsa empuk dihadapannya.

"Ah soal itu... Darimana kau tau?" tanya Akira sambil menutup buku dan memakan jamur bakar tersebut. "Hambar!" batin Akira sedikit kesal.

"Ibuku dulu juga seorang petualang... Dia adalah Elf suci yang mampu melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat orang lain." Jelas Lin sambil mengangguk.

"Hoo kau keturunan Elf suci? jika tidak salah dalam sejarahnya dulu dia adalah pemanah terhebat." ucap Akira sambil melihat sekitarnya. "Tapi aku tidak melihat busur ataupun anak panah disini? Apa kau menggunakan mana mu untuk menciptakan keduanya?" Tanya Akira sedikit kebingungan.

"Oh aku type Healer!" jawab Lin sambil mengangkat tangannya.

"Haa?" Akira terdiam mendengar jawaban tersebut.

Suasana hening seketika menghantui mereka, diikuti sepoi angin yang lewat begitu saja...

"Tapi kau Elf!" Ucap Akira sedikit tidak percaya.

"Memangnya tidak boleh... Jika Elf jadi healer!!" Tukas Lin dengan kesal.

"Emmm boleh sih... Cuman kan sedikit aneh." Ucap Akira.

"Huuh sudahlah... ayo tidur!! besok kita berjalan lagi untuk ke kota!" ucap Lin sembari berbaring di akar pohon.

Akira kebingungan dan mengedipkan matanya beberapa kali, dia berfikir apakah ucapannya ada yang salah? Karena tidak ingin memperkeruh suasana, dia pun ikut berbaring untuk mengistirahatkan tubuhnya.

Pagi hari pun tiba, suara kicauan burung liar membangunkan dua insan yang masih nyaman diposisi mereka.

"Hoaamm.... Selamat pagii!!" sapa Lin sambil menggeliat.

"Selamat pagi!!" jawab Akira yang ternyata sudah selesai beberes dan siap untuk melanjutkan perjalanan.

Lin terheran melihat Akira, dibenaknya bertanya-tanya kapan dia bangun, padahal sekarang baru jam 05:30 pagi. Sementara itu Akira juga bingung dengan sikap Lin.

"Kenapa tidak bangun? kau bilang harus cepat!" Tukas Akira.

Mereka pun memutuskan untuk meneruskan perjalanan menuju Calestial City. Ditengah perjalanan banyak hal yang mereka temui, termasuk Beast, tanaman sihir juga material sihir. Perjalanan mereka terus berlanjut siang dan malam hanya berjalan kaki dan makan makanan seadanya. Sejujurnya Akira sedikit bosan dengan jamur bakar dan ikan bakar hampir dua hari, namun tidak ada pilihan lain selain makanan itu. Setelah dua hari berjalan akhirnya mereka sampai di Calestial City, Akira tampak kelelahan sedangkan Lin tampak sangat bahagia. Lalu lalang keramaian kota membuat Akira pening karena notabenenya Akira adalah anak introvert yang sangat amat benci keramaian.

"Kau bilang... Kita... Akan... melewati desa!!" ucap Akira yang tengah bersandar di bangku jalan dengan keadaan kelelahan.

Lin hanya tersenyum kecil memperhatikan Akira yang tengah mengatur nafasnya. "Oh aku ambil arah kanan, seharusnya ke arah timur untuk melewati Desa itu" jelas Lin sambil tersenyum jahil.

"Haaah...." Akira tertegun mendengar penjelasan tersebut, dia semakin pasrah akan keadaan.

"Lagipula kau kan ras Demon, masa hanya segitu saja sudah lelah?!" pinta Lin sambil berjalan. "Ayo...kita ke Guild, setelah itu istirahat" tambahnya lagi.

"Minuum.... Aku ingin minum Es..." gerutu Akira sembari mengikuti Lin.

Setelah sampai di Guild, Lin segera mendaftarkan dirinya juga Akira. Sementara itu Akira sedang memuaskan dirinya dengan minuman dingin yang disediakan oleh Guild.

"Selamat datang di Guild Calestial City! Namaku Rafelia Actago, silahkan isi formulirnya!!" ucap seorang administrator guild sambil memberikan dua formulir.

"Terimakasih banyak..." ucap Lin sembari membungkukkan tubuhnya 45° lalu segera menghampiri Akira.

Akira yang tengah bersantai sedikit terkejut saat administrator tersebut memperkenalkan diri. Dia segera menoleh ke meja administrasi tersebut dan memperhatikan gadis Leonil tersebut.

"Hmm tempat ini pertama kalinya ku datang dulu, hoo ternyata memang benar" batin Akira sambil memperhatikan Rafelia.

"Akira..." Sapa Lin mengagetkan lamunannya.

"Ah... ya?" Jawab Akira segera menoleh ke arah gadis Elf di dekatnya.

"Ini formulirnya... Lalu ini pena nya!!" ucap Lin sambil memberikan sebuah kertas berwarna kecoklatan dan pena bulu.

Akira pun melihat kertas tersebut, beberapa saat dia pun tertekan karena semua tulisan yang ada di sana.

"A apa ini?!!!"

Terpopuler

Comments

@Kristin

@Kristin

Lanjutkan nulis nya

2022-12-08

1

Lamy

Lamy

kirain Guild Master orang yang ngurus Guild, ternyata beda toh konsepnya.. nice thor..

2021-12-14

1

T🕯VIRGO 88

T🕯VIRGO 88

semangat up n

2021-06-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!