Sejauh langkah kaki yang sudah ditempuh Raniyah, sejauh itu pula hubunganya dengan Ahsan. Perasaannya kini terlampau sakit, ada perasaan tidak percaya tapi ini semua benar-benar terjadi. Berusaha kuat, tapu Raniyah tetap seorang wanita, hati yang terluka air mata yang berbicara.
Semua rasa itu didekapnya, biarlah luka ini ditanggungnya sendiri. Sudah beberapa hari pun, Ahsan tidak mengabarinya. Kini lelaki itu benar-benar telah berubah. Berubah hati dan sikapnya.
Kini acara pertunangan bahkan tinggal menghitung hari, sekitar 4 hari lagi, Raniyah dan Ahsan bahkan belum membeli cincin tunangan.
Jangankan untuk memikirkan cincin tunangan, Raniyah bahkan bimbang saat ini setelah melihat apa yang terjadi. Raniyah justru sibuk memeriksa tugas siswanya di dalam kamar. Tapi, hendak dikata, tidak berapa lama ibunya masuk ke kamar dan mengatakan di luar ada Ahsan menunggunya.
Deg
Raniyah terpaku, sanggupkan kini dia berhadapan dengan Ahsan, mampukan lisannya diam setelah melihat kejadian kemarin? Bahkan air matanya saat ini belum kering.
"Rani? Loh kok malah bengong, ayo cepet temuin Ahsan!" Seru ibunya sambil keluar dari kamar.
Ibunya sampai geleng-geleng kepala dengan sikap Raniyah yang tidak seperti biasanya, dulu kalau mendengar ada Ahsan datang ke rumah senyuman ceria selalu terukir, tapi kini Raniyah tampak sama sekali tidak bahagia.
Raniyah pun bangkit dari meja kerjanya. Dia berjalan keluar menemui Ahsan yang tengah duduk di ruang tengah, dan begitu melihat Raniyah senyuman tanpa dosa langsung terpangpang diwajah Ahsan, jujur sekarang Raniyah justru benci dengan senyuman penuh kepalsuan itu.
" Hey, kenapa kok gak ngingetin aku sih buat beli cincin?" Tegur Ahsan.
Raniyah diam dan langsung duduk dikursi tidak ada aura hangat yang terpancar, hanya sesekali tersungging dengan paksa.
"Ya udah sekarang kita beli cincin yuk!" Ajak Ahsan tanpa menunggu persetujuan Raniyah.
Keduanya pun berangkat dengan motor yang kemarin Raniyah lihat. Motor pun melaju meninggalkan pekarangan rumah Raniyah menuju salah satu toko emas di Pasar. Setelah sampai, Ahsan memakirkan motornya. Keduanya pun berjalan beriringan menuju toko emas.
" Yang, kamu pilih aja mau yang mana? Aku ngikut aja!" Ujar Ahsan yang hanya disambut anggukan pelan oleh Raniyah.
Perhiasan di toko itu ditatapnya oleh Raniyah, setelah itu dia meminta penjual untuk menunjukan salah satu cincin yang menarik perhatiannya. Raniyah tampak mencoba beberapa kali cincin, sementara Ahsan duduk dikursi tunggu sambil membalas pesan dan sesekali tampak senyum-senyum. Raniyah yang melihat tingkah aneh Ahsan, dalam hatinya langsung terasa sakit, sebagai seorang wanita, Raniyah bisa menebak saat inu Ahsan tengah berbalas pesan dengan wanita lain.
"San!" Sapa Raniyah.
" Eh iya kenapa? Udah ada yang cocok?"
" Enggak! Kita gak usah beli cincin!"
" Loh kenapa Rani? Kita tinggal 4 hari lagi tunangan?"
" Itu masalahnya!"
" Iya terus kan gak mungkin aku gak kasih cincin di pertunangan kita?"
" Aku perlu bicara dengan kamu!" Kata Raniyah sambil berjalan.
Ahsan mulai terlihat gelisah dengan sikap Raniyah yang tampak tidak seperti biasanya. Saat ini Raniyah memasuki taman agar bisa bicara dengan tenang.
"Apa maksudnya Ran?" Tanya Ahsan.
" Jujur sama aku San! Apa ada wanita lain selain aku dihidupmu sekarang?"
" Kamu nanya apa sih kayak gitu, kamu kan tau sendiri Ran, cuma kamu calon tunangan aku!"
"Aku tidak bicara tentang calon tunangan San! Aku bicara tentang hati kamu!"
"Ran, kita gak usah bahas yang kayak gini, lagian kita kan mau tunangan Ran!"
" Justru itu San! Kamu jujur sama aku! Selama dua hari kemarin kamu kemana? Kamu jalan sama Jesika?"
" Siapa Jesika? Ran!" Ahsan mulai terlihat gelisah.
" San.." Lirih Raniyah mulai lemas.
"Ran,!!"
" Aku lihat dengan mata kepalaku kamu bonceng Jesika, guru di sekolah aku juga!"
" Aarrrhhh!!!" Ahsan tampak memgacak rambutnya karena frustasi.
" Haruskan kita lanjutkan San?" Lirih Raniyah dengan suara tertahan.
Ahsan dengan kesalnya memukul batang pohon mangga disampingnya, dia tampak kesal marah. Mungkin itu yang tengah dirasakan oleh Ahsan.
#Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments