Di serambi rumah, dua lelaki muda tengah bergitar, tampaknya Ahsan sedang menghibur dirinya yang sedang gundah gulanda akibat hasil dari lamarannya. Kecewa pastilah, dia tidak menyangka akan mendapatkan jawaban seperti itu dari ayahnya Raniyah.
Kamu segalanya, tak terpisah oleh waktu
Biarkan bumi menolak, 'ku tetap cinta kamu
Biar mamamu tak suka, papamu juga melarang
Walau dunia menolak, 'ku tak takut
Tetap 'ku katakan 'ku cinta dirimu
Ohh _ Mama Papa Larang (Judika)
Suara Ahsan mengalun penuh penghayatan sambil memetik gitarnya, sementara sahabatnya menikmati kepulan asap rokok yang keluar dari mulutnya, dan sesekali ikut nimbrung mengalunkan lagu. Begitu lagu selesai. Ahsan menyimpan gitarnya dan merebahkan badannya di tikar sambil menatap langit-langit rumahnya.
"Lo kenapa sih?" Tanya Hasyim.
" Gue lagi gelisah bro! Antara lamaran gue tadi itu di tolak atau ditangguhkan."
"Maksud lo gue kagak ngerti!"
"Gue tadi siang ngelamar Raniyah, tapi jawaban bapaknya, dia gak ngijinin gue nikah sama Raniyah sampai kakaknya nikah. Atau gue nikahin kakaknya Raniyah kalau mau. Sumpah gue gak habis pikir sama jalan pikiran bapaknya Raniyah!"
"Ya kalau menurut gue, simpel aja bro. Dulu aja nabi Musa dia naksir sama perempuan. Pas ngelamar ternyata kakaknya belum nikah, terus sama bapaknya diminta nikahin kakaknya dulu baru nanti nikahin adeknya. Ya lo mungkin bisa niru gitu, kan enak sekali dayung dua pulau terlewati."
" Gila saran lo! Mana bisa gak boleh jaman sekarang kayak gitu! Adek kakak tidak boleh dinikahi! Gimana sih loh! Pinter kabanlinger, santri aneh!!!"
Hasyim yang lulusan pesantren itu hanya nyengir kuda mendengar protes sahabat karibnya itu. Niat hatinya ingin menghibur sahabatnya yang sedang dilanda kebimbangan. Justru malah di ejek. Hasyim pun menyeruput kopi di sampingnya.
"Gimana hubungan Lo sama si Tuti?"
" Gue udah nerima undangannya."
" Maksud lo! Dia nikah?"
" Iya,"
"Innalillahi wa innalillahi rojiun Hasyimm nasibmu malang sekali."
"Kau doakanku yang baik-baik."
" Harusnya juga kau yang berdoa, kan dirimu yang sedang di dzalimi."
" Bener juga bro!!"
" Ah gimana sih lo!"
" Ya Allah berikan saya penganti Tuti, satu atau dua atau tiga atau empat juga tidak apa-apa saya akan menikahi semuanya."
" Gile lo ya!! Emang lo sanggup apa?"
" Ya elah soal nidurin gue sanggup!"
"Dasar lo omes! Soal nafkahin lahir loh mampu kagak, isteri empat gaya lo! Kerja lo aja nyangkul dikebon!"
"Eh jangan ngehina kerjaan gue! Bisa jadi tahun depan gue jadi bos kebon singkong!"
" Ya ya, terserah lo aja!!"
" Eh ngomong-ngomong kakaknya Raniyah cantik kagak? Kenalin aja ke gue!"
" Cantiklah! Tapi gue gak yakin loh bisa nafklukin cewe macan gitu!"
"Emang kenapa? Raniyah aja manis lembut, yaelah kakaknya pasti gak beda jauhlah keles!!"
"Tau ah!"Kata Ahsan.
Heninglah suasana malam itu, smeilir angin meneduhkan hati yang bimbang, tangan Ahsan meraih ponsel di saku celananya. Dia buka galeri di handphonenya. Dia menatap wajah wanita berbaju putih abu-abu yang berjejer dengan siswa lainnya. Itu adalah foto kenangan waktu SMA. Ahsan pernah sekelas dengan Raniyah waktu kelas 11. Wajah polos yang manis di foto itu terus dipandangnya. Ahsan hanya punya foto itu saja, meskipun mereka sudah dekat sekitar lima bulan. Rasanya segan meminta foto kepada Raniyah.
Senyumannya mengembang tatkala ingat bagaimana Raniyah dulu saat teman sekelasnya hendak memberikan kejutan hadiah ulang tahun dengan dilempari telor busuk, Ahsan berdiri depan Raniyah dan menghalangi telor itu mengenai Raniyah, saat itulah degup jantungnya terus berdetak.
"Eh kenapa sekarang lo senyum-senyum! Kesurupan?" Hasyim membuyarkan lamunan Ahsan yang sedang bernostalgia.
"Kagak!" Kata Ahsan sambil menyimpan kembali ponselnya.
"Yaelah, Lo. Eh gue denger ada pegawai magang di kantor lo?"
"Iya ada kenapa gitu?"
"Kenalin satu ke gue dong" Kata Hasyim sambil nyengir kuda.
" Aneh lo jadi cowok, centil amat sih!" Protes Ahsan.
Hasyim pun tersipu malu sambil mengusap tengkuk kepalanya. Ahsan mengelengkan kepalanya, dia melirik jam di ponselnya menunjukan pukul 11.05 malam. Ahsan pun mengajak Hasyim masuk ke dalam rumah, karena udara dingin mulai menusuk ke dalam kulitnya.
#Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments