Sebulan sudah berlalu dari lamaran yang ditangguhkan antara Raniyah dengan Ahsan. Namun, meskipun begitu hubungan mereka masih berlanjut dengan baik. Ahsan masih seperti Ahsan yang dulu, selalu mengantar jemput Raniyah ke sekolah.
Ahsan juga belum membicarakan masalah tunangan hingga saat ini, Raniyah sendiri tidak bisa mengajaknya terburu-buru karena selalu berpikir, Ahsan mungkin sedang sibuk dengan pekerjaannya, pernah sekali dua kali Raniyah mempertanyakan perihal pertunangan, Ahsan hanya bilang sedang cari waktu yang pas.
Sampai suatu ketika, Ahsan memutuskan berniat melangsungkan pertunangan dengan Raniyah, itu pun karena olok-olok temannya Raniyah setiap kali dia menjemput ke sekolah, selalu saja mereka bilang, 'antar jemput aja kayak tukang ojeg, kapan nikahnya!'
Hingga waktu itu tinggal seminggu lagi, Raniyah dan Ahsan akan bertunangan, tapi Ahsan mendadak sibuk dengan banyaknya tugas dinas di luar kota, hingga Raniyah pun sering pulang sekolah naik ojeg atau di jemput kak Radit.
Suatu sore, di saat istirahat tiba, muncullah desas desus yang membuat kuping Raniyah panas, para guru-guru di sekolahnya membicarakan lelaki yang mirip Ahsan sedang jalan-jalan dengan salah satu guru baru di sekolah, yang statusnya janda.
Hati Raniyah langsung berdebar, ada rasa ketakutan jika itu menjadi sebuah kenyataan, Raniyah hanya tersenyum mananggapi perihal tersebut. Sampai akhirnya, Raniyah berani mengirimkan pesan kepada Ahsan, yang katanya Ahsan sedang sibuk, tapi bagi Raniyah dari pada dia dibuat bimbang mendingan langsung memastikan ke orang bersangkutan.
Raniyah: Lagi dimana?"
*Read
Ahsan: Di kantor, sebentar lagi ada kunjungan, kenapa? Kangen?
*Read
Raniyah: Iya kenapa? Gak boleh?
*Read
Ahsan: Boleh dong.
*Read
Raniyah: Kapan pulang?
Ahsan: Lusa
Bertukar pesan pun berakhir. Raniyah membuka sosial medianya, dia penasaran dengan guru baru yang janda itu, dia buka semua status dan foto guru tersebut. Dia janda muda yang belum beranak.
Selama ini, disekolah banyak guru yang terpikat dengan body goalnya wanita itu. Raniyah juga menyadari akan hal tersebut, dan mengagumi postur tubuh yang ideal milik janda itu. Jika dibandingkan dengannya yang bertubuh kecil dan pendek. Dirinya jauh dari kata standar kecantikan, makanya dia merasa heran Ahsan yang terbilang tampan menyukainya.
Setelah puas berselancar, dan tidak menemukan apapun Raniyah pun keluar dari akun media sosialnya. Tapi tangannya gatal kembali membuka aplikasi chatting, dia membuka status janda yang digosipkan dekat dengan calon tunangannya.
Raniyah melihat status wanita itu sedang berada di cafe dengan mengenggam tangan seorang lelaki, tidak diperlihatkan wajah lelaki itu. Entah kenapa, hatinya langsung berdegup kencang, tapi segera ditampik pikirannya.
"Tidak mungkin, Ahsan bukan orang kayak gitu," Raniyah berusaha menenangkan dirina.
Raniyah cepat-cepat memasukan kembali ponselnya ke dalam tas dan membuang jauh-jauh pikiran buruknya. Dia melihat keadaan di sekolah sudah sepi, hanya tinggal siswa yang sedang ektrakurikuler voli dilapangan yang tersisa.
Langkah kaki Raniyah berjalan cepat, dia menghubungi kak Radit untuk menjemputnya. Setelah sampai di gerbang, Raniyah berdiri menunggu kak Radit, tidak berapa lama saat dirinya lengah, satu motor lewat dihadapannya, penumpangnya berboncengan dengan si qanita memeluk erat lelaki.
Mata Raniyah membulat penuh, dia tahu betul jenis motor dan postur tubuh Ahsan. Kedua insan itu tampak tidak menyadari ada yang memperhatikan motor mereka yang sedang melaju kencang, karena mereka tampak asyik ngobrol sampai si wanita cekikikan.
Saat itu juga kaki Raniyah terasa lemas, dia berjongkok di depan gerbang sekolah. Buliran air mata pun berjatuhan dari pelupuk matanya. Ingin rasanya saat itu juga Raniyah berteriak dan mengatakan kekecewaannya, perih hatinya.
#Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments