4. Berbeda

Beberapa hari ini, setiap pulang dari Sekolah, Arsen dan Lea pergi ke Lapangan yang letaknya tidak jauh dari tepi sungai. Disanalah Lea biasa mengajari pelajaran yang kurang dimengerti oleh Arsen.

Arsen begitu bersemangat, niatnya untuk bisa mendapat nilai yang bagus begitu kuat. Ia bahkan tidak membuang-buang waktunya untuk bermain dan hanya fokus pada belajarnya agar ia bisa mendapat nilai bagus pada ujian akhir semester 2 yang akan diadakan beberapa bulan lagi.

Dari kerja kerasnya ini, Arsen hanya mengharapkan satu hal yaitu membuat ayah dan ibunya tersenyum atas usaha yang ia lakukan, ia ingin sekali saja sang ayah mengusap rambutnya dan memuji dirinya seperti yang biasa ayahnya lakukan pada Gibran.

Meski awalnya sangat kesulitan. Tapi, lambat laun Arsen mulai bisa mengusai soal yang Lea berikan, terlebih penjelasan dari Lea lebih mudah ia pahami dibanding penjelasan dari gurunya.

Mereka terus menatap buku hingga tanpa terasa waktu berlalu dan hari semakin sore. Arsen dan Lea memutuskan untuk pulang ke Rumah masing-masing dan akan menyambung aktifitas belajar mereka esok hari.

Dalam perjalanan, Arsen dan Lea membicarakan banyak hal. Mereka berdua tertawa bersama layaknya anak seusia mereka yang memang suka bercanda dan bermain.

Mereka berdua menghentikan langkah ketika melihat Gibran tengah menunggu keduanya.

Arsen berlari menghampiri kakaknya, diikuti oleh Lea yang mengejar dirinya.

"Tidak baik anak lelaki dan perempuan berjalan bersama pada sore hari." ujar Gibran pada dua orang yang baru saja sampai dihadapannya.

"Memangnya kenapa? Kami habis belajar." ucap Lea.

Gibran tersenyum kearah Lea, ia lalu mengalihkan pandangannya pada Arsen. "Kamu bisa memintaku mengajarimu, kenapa malah memilih orang lain? Aku sangat tersinggung." ujar Gibran ketus dan berjalan mendahului Arsen, saat ini ia tengah menggoda sang adik dan tidak sedang marah sama sekali.

"Bukan begitu, aku tahu Mas Gibran sedang sibuk belajar sendiri." Arsen mengikuti Gibran dan berusaha menjelaskan.

Dalam hati Gibran ia tertawa dengan tingkah adiknya yang polos.

"Pemarah sekali." ucap Lea ketus mengekor dibelakang Arsen.

"Aku sedang bicara dengan adikku, aku tidak bicara padamu." sindir Gibran dengan ramah.

"Baiklah." ucap Lea malas. "Aku pergi dulu." lanjutnya masuk kedalam gang yang akan membawanya ke Rumah.

***

Arsen dan Gibran telah sampai di Rumah dan keduanya sudah selesai membersihkan diri. Dua bersaudara itu tengah duduk dibangku meja makan berhadapan dengan Surya dan Aida.

Mereka sekeluarga tengah menyantap makan malam mereka bersama, tidak ada menu istimewa, hanya menu sederhana dan seadanya yaitu nasi dan tumis kangkung juga seekor ikan mas kesukaan Gibran.

Mata Arsen berbinar menatap ikan yang nampak lezat itu. Tapi, ia tidak berani menyentuhnya karena ia tahu bahwa ayahnya membelikan ikan itu khusus untuk Gibran.

Surya memisahkan daging ikan dari durinya agar Gibran bisa memakannya dengan mudah. "Makanlah yang banyak." ucapnya meletakan seluruh daging ikan keatas piring Gibran.

"Kamu mau?" tanya Gibran yang melihat Arsen menatap makanannya.

Arsen menatap ayahnya, ingin ia katakan 'iya', tapi dirinya takut sang ayah akan marah.

"Tidak." jawab Arsen yang menatap Gibran serta piring makan kakaknya secara bergantian dengan senyum terpaksa.

"Tidak apa-apa." kata Gibran.

"Ikan itu baik untuk kecerdasan, ikan ini sangat cocok untuk Gibran." ucap Surya pada Arsen.

Aida meletakan tumis kangkung keatas piring Arsen. "Makanlah, sayur itu sangat sehat untuk tubuhmu."

Arsen mengangguk, ia anak yang sangat penurut dan tidak pernah protes atas perbedaan kasih sayang yang ia dapatkan.

Kini, mereka semua telah menyelesaikan makan malam. Aida membersihkan meja dan membawa piring kotor untuk selanjutnya dicuci.

Setelah meminum air putih, Arsen masih duduk diatas bangku meja makan, ia belum beranjak karena perut kecilnya yang penuh.

"Gibran." panggil Surya pada putranya.

Meski yang dipanggil adalah Gibran, Arsen ikut mengalihkan pandangannya pada sang ayah yang duduk berhadapan dengan sang kakak. Arsen bisa melihat dengan jelas tatapan penuh kasih yang belum pernah ia lihat ketika sang ayah memandangnya.

"Ya, Yah." jawab Gibran.

"Hari ini ayah dapat gaji lebih. Jadi, ayah membelikanmu baju." ujarnya dengan senyum penuh ketulusan.

Wajah Gibran semringah. "Benarkah?" tanyanya.

"He em." Surya mengangguk, ia mengeluarkan kantong plastik hitam yang sedari tadi ia sembunyikan dibalik punggungnya dan memberikannya pada putranya.

Gibran membuka bungkusan plastik itu, matanya berbinar melihat kaos panjang warna abu kesukaannya dan kemeja putih. "Terima kasih, Ayah." kata Gibran.

Surya mengusap lembut puncak kepala putranya. "Belajarlah yang rajin dan jadi kebanggaan ayah suatu hari nanti."

Arsen turun dari beranjak dari kursinya, sepertinya kehadirannya ditengah anak dan ayah yang saling menyayangi itu tidak disadari. Arsen juga tidak mau melihat pertunjukan kasih sayang yang tidak pernah ia dapatkan.

Ia lebih memilih menghampiri dan membantu ibunya di Dapur mengelap piring yang basah setelah dicuci.

"Istirahatlah, kamu pasti lelah, kamu sudah sering membantu ibu." ucap Aida.

"Tidak apa-apa, aku senang membantu ibu." Arsen tersenyum manis membuat Aida tersentuh.

"Anak baik." puji Aida.

Setelah selesai membantu sang ibu, Arsen pergi ke kamar tidurnya yang juga adalah kamar Gibran. Ia membuka pintu dan mendapati Gibran tengah mencoba pakaian yang ayah belikan untuknya. Arsen duduk dikasur miliknya dan tersenyum melihat kakaknya yang semringah.

"Bagaimana menurutmu?" tanya Gibran tentang penampilannya.

Arsen mengacungkan dua jempol tanda bahwa ia sangat menyukainya, Gibran memang terlihat cocok memakai pakaian itu.

"Benarkah?" tanyanya. "Aku akan pakai pakaian ini besok." lanjutnya setengah berbisik.

Arsen tersenyum dan mengangguk.

Gibran membuka lemari kayu miliknya dan mengeluarkan beberapa potong baju dari dalam sana dan memberikannya pada Arsen. "Pakailah, ini masih bagus." ucapnya duduk disamping sang adik.

Wajah Arsen semringah, mendapat pakaian milik Gibran bagai mendapat pakaian baru dan jujur saja selama ini Arsen tidak pernah dibelikan pakaian baru, ia hanya mendapat pakaian Gibran yang masih layak pakai dan sekali lagi, ia tidak pernah protes akan hal itu.

Arsen mencoba pakaian barunya yang didapatnya dari sang kakak. Ia bersama Gibran bergaya layaknya model, Arsen tertawa bersama Gibran. Bahkan, hal sesederhana ini bisa membuatnya sangat bahagia.

Arsen tidak pernah sedikit pun membenci Gibran, meski ia selalu memakai barang sisa milik kakaknya baik itu mainan atau pakaian, dalam hatinya, ia sangat menyayangi keluarganya.

Arsen duduk bersandar pada tembok sembari membaca sebuah buku, sedangkan Gibran duduk pada kursi meja belakangnya.

"Rajin sekali." pujinya menatap Arsen.

"He em." Arsen mengangguk masih menatap bukunya.

"Siapa nama temanmu?" tanya Gibran.

"Lea." jawab Arsen singkat, ia tidak mengalihkan pandangannya.

"Orang seperti apa dia?"

"Dia sangat pintar, banyak orang yang ingin berteman dengannya." jawab Arsen. Ia menatap Gibran setelah memberikan jawabannya.

Arsen menatap Gibran penuh heran. Pasalnya, ia belum pernah melihat kakaknya tersenyum seperti itu.

"Arsen, sepertinya aku menyukai Lea."

Arsen terkejut. "Benarkah?" ia menyipitkan matanya.

Gibran mengangguk.

"Sepertinya Mas Gibran jatuh cinta pada orang yang salah." Arsen terkekeh. "Baiklah, aku akan membantu Mas lebih dekat dengan Lea."

"Kamu adik terbaik." Gibran mengacungkan jempolnys pada Arsen.

"Tentu." Arsen kembali menatap bukunya.

Gibran pun kembali belajar untuk mempersiapkan Ujian Nasional.

Terpopuler

Comments

Wita Setiyawati

Wita Setiyawati

emang kalo anak terakhir di mata ayah selalu salah ya

2021-12-24

0

Bunga Syakila

Bunga Syakila

biasanya anak yg dibenci pasti berhasil ayah

2021-11-09

0

Icha Tea

Icha Tea

nyesek thor bacanya😭😭😭😭

2021-11-04

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!