"Ops... Sorry"
Itu murni sebuah kecelakaan, Sarah tanpa sengaja tersandung gaunnya sendiri saat Naina mendorongnya agar mendekati Devano. Alhasil, Sarah hampir saja terjatuh dan dengan sigap Devano menangkap nya.
"Buat suaramu terdengar berbeda, lebih dewasa dan kalem"
Itu adalah langkah pertama yg di ajarkan Naina untuk bisa mendekati Devano. Dan ya, Sarah punya sedikit kelebihan dalam hal itu.
"It's okay." Devano berkata dengan begitu dingin, membuat Sarah tak tahu lagi harus bertindak bagaiamana. Ia menoleh pada Naina, dan Naina memberi isyarat apa yg harus di lakukan selanjutnya.
"Dansa?" Sarah menawarkan dan mengulurkan tangannya, tak lupa ia menatap intens Devano dan menyunggingkan senyum di bibirnya yg merah menggoda. Namun sepertinya Devano tak tertarik sedikitpun. Membuat Sarah menghela napas berat, ia menyimpulkan sepertinya Devano memang gay.
Devano keluar dari keramaian itu, dan Sarah mengikutinya, karena Sarah merasa, hanya menolak berdansa tidak bisa di jadikan sebuah kesimpulan. Ia akan mencoba lebih keras lagi untuk menaklukan pria itu.
Tanpa Sarah sangka, Devano malah pergi ke atap, ia mengeluarkan sebatang rokok dan sebuah korek api dari sakunya kemudian ia mulai merokok. Entah kenapa, Sarah malah tersenyum melihat itu, Devano tampak seksi saat menyesap rokok tersebut
"Kenapa kau di sini?" Devano sedikit terkejut melihat seorang wanita yg masih mengenakan topeng mengikutinya ke atap. Devano menatap Sarah dengan senyum miring.
"Apa yg kau inginkan, Nona?" tanya Devano dengan suara beratnya.
"Tidak ada, aku hanya bosan dengan sebuah pesta." Sarah masih menyamarkan suaranya. Namun ia tak gugup lagi seperti tadi.
Sarah berjalan ke tengah atap sembari merentangkan tangannya, menikmati angin malam yg membelai kulit mulusnya yg terbuka.
Kemudian Sarah menoleh, dan ia menyunggingkan senyum, senyum yg tulus, bukan ke pura-puraan. Bahkan senyum itu sampai ke matanya.
Devano yg melihat senyum itu tampak tertarik, ia mendekati wanita yg ia fikir tak ia kenali. Bahkan, kini jarak antara dirinya dan Sarah hanya satu langkah saja membuat Devano bisa melihat warna mata Sarah yg sebiru lautan.
"Siapa kau?" tanya Devano yg merasa tak asing dengan wanita didepannya. Sadar ia bisa di kenali, Sarah segera melangkah mundur namun dengan ekspresi yg tampak tenang.
"Bukan siapa-siapa," jawab Sarah masih dengan senyumnya. Dan sekali lagi, Devano merasa tak asing dengan senyum itu.
"Katakan padaku, siapa kamu? Kenapa mengikutiku?" tanya Devano lagi dengan begitu serius. Sarah kembali tersenyum.
"Aku tidak mengikutimu, sudah kukatakan aku hanya bosan dengan sebuah pesta" jawab Sarah masih dengan suara yg berbeda dari suara aslinya.
"Lalu kenapa menghadiri pesta ini?" tanya Devano.
"Sebuah kewajiban yg tak bisa ku tolak. " Sarah menjawab dengan logat wanita dewasa. "Kau sendiri? Kenapa pergi ke atap dan bukannya menikmati pesta itu?"
"Aku hanya ingin merokok."
Sarah menggumam sambil mengangguk, kemudian ia memperhatikan Davano dari ujung rambut hingga ujung kaki, dan harus Sarah akui...
"God! dia sangat tampan."
Dan saat menatap Devano lagi, Devano melemparkan putung rokoknya kemudian menginjaknya, dan entah kenapa, Devano malah mengusap bibirnya sendiri yang tanpa sadar, pemandangan itu membuat Sarah menggigit bibir bawa nya, hal itu tertangkap basah oleh Devano.
"Apa yg kau fikirkan, Young lady?" tanya Devano dengan suara seraknya sambil menatap intens Sarah. Hal itu membuat Sarah gelagapan.
"Tidak ... ada," jawab Sarah dengan suara yg bergetar. Dan tiba tiba Devano melangkah mendekatinya, membuat Sarah mundur.
"Sial, apa ini saatnya berciuman?" Sarah merasa sangat gugup memikirkan ciuman dan langkah selanjutnya, apa lagi ia di atap dan Naina tak ada disana untuk membantunya.
Memang, tadi saat Sarah mengikuti Devano ke atap, Naina tidak tahu, karena Naina sibuk bersama kedua orang tua Sarah.
Melihat Sarah yg terus melangkah mundur, Devano dengan cepat melingkarkan tangannya di pinggang Sarah dan menariknya hingga tubuh mereka bersentuhan, sontak hal itu membuat Sarah terbelalak dan ia semakin gugup.
"Katakan padaku jika kau menginginkan sesuatu, Young lady. Karena dari gelagatmu, kau terlihat memiliki hasrat padaku." Devano berkata dengan rasa percaya dirinya yg setinggi langit.
Sarah tertawa renyah mendengar itu, sungguh Tuan Lake yg sombong dan sok laku, fikirnya.
Tapi kemudian Sarah teringat, dia memang menginginkan sesuatu dari Devano dan ia harus dapatkan itu malam ini.
"Tentu saja tidak, kau sangat dingin, tak ada hasrat yg terpancar di matamu, bibirmu kaku dan kau bahkan tak bisa tersenyum."
****
Sarah merutuki dirinya yg malah berbicara dengan begitu jujur, seharusnya dia merayu Devano seperti yg di perintahkan Naina, mungkin menghinanya seperti ini.
Tanpa di sangka, Devano terkekeh mendengar ucapan jujur Sarah, membuat Sarah bingung, l sorot matanya pun tampak berbeda. Apalagi posisi mereka saat ini yg masih menyatu, dimana Devano melingkarkan tangannya di pinggang Sarah. Sarah mencoba melepaskan diri, tapi Devano justru semakin menarik tubuh Sarah, bahkan Sarah bisa merasakan detak jantung Devano.
Tanpa Sarah sangka, tiba tiba Devano mengangkat tangannya yg bebas dan mengusap bibir Sarah, lebih tepatnya, menghapus lipstick Sarah yg merah menggoda itu. Sarah hanya bisa tercengang, jantungnya berdebar, sepertinya Devano sudah tahu penyamaran nya.
"Habis lah diriku! "
Namun hal mengejutkan selanjutnya terjadi, dimana Devano tiba tiba langsung mengecup bibir Sarah, membuat Sarah melotot terkejut.
"Naina! Tolong aku! Sesi ciumannya di mulai. Oh Tuhan, apa yg harus ku lakukan?" Sarah berteriak bingung dalam hati.
Sarah masih terdiam bahkan saat kecupan itu berubah menjadi sebuah ciuman yg menuntut, Sarah tetap tak tahu harus melakukan apa. Hingga ia teringat kembali apa yg Naina ajarkan tadi.
'Tutup matamu saat kalian berciuman, supaya kalian lebih menikmati kenikmatan luar biasa itu'
Sarah perlahan menutup matanya dan mulai menikmati ciuman Devano yg kian menuntut.
'Selanjutnya, ikuti saja instingmu. Cari kenikmatan dari ciuman itu dan saat kau merasakannya, teruslah nikmati kenikmatan itu'
Tanpa Sarah sadari, kini ia melingkarkan tangannya di leher Devano dan ia mulai membalas ciuman Devano.
Keduanya berciuman dengan begitu lembut, penuh perasaan dan tak terburu buru. Hingga Devano dengan sangat enggan melepaskan pangutan mereka karena keduanya sudah Kehabisan oksigen.
Sarah membuka mata dan tatapannya bertemu dengan tatapan Devano yg menggelap. Napas keduanya memburu dan Devano mengusap bibir Sarah yg basah karena ciuman mereka. Dan tindakan Devano itu membuat Sarah menahan napas.
"Siapa nama mu, Young lady?" Devano bertanya dengan suara yg serak, ia menatap Sarah dengan tatapan yg tak bisa Sarah artikan, dan tatapan itu seperti menggelitik hati Sarah.
"Sa... SAFER"
Sarah tak bisa memikirkan nama yg lain selain namanya sendiri, karena ia tak pernah melakukan ini sebelum nya. SaFer. Sarah Fergueson.
"Unique, just like you," lirih Devano. Kemudian ia melepaskan Sarah dan itu membuat Sarah sempoyongan.
Lepas dari pelukan Devano, membuat tubuh Sarah seperti kehilangan sesuatu.
Dan tanpa berkata kata lagi, Devano berbalik dan melangkah menjauh dari Sarah. Seketika Sarah teringat dengan tujuannya mendekati Devano.
"Bagaimana aku tahu dia horny atau engga?"
"Pegang aja' itu' nya. Kalau keras, berarti dia horny. Kalau tetap lembek, ya berarti dia memang gay"
"Gimana cara pegang nya, Naina? Bisa di patahkan tanganku kalau pegang 'aset' orang"
"Dasar gadis bodoh, ya jangan asal pegang lah. Makanya ciuman dulu, pancing dulu hasratnya, nanti kalau udah ke pancing, kalian pasti dengan sendirinya akan langsung meraba kesana kesini dan pasti akan ke 'aset' nya. Di jamin!"
Naina adalah contoh sosok setan penggoda yg kasat mata, fikir Sarah.
Karena ia juga sangat ingin tahu tentang Devano, tanpa fikir panjang Sarah langsung mengejar Devano, menarik lengan Devano hingga Devano menoleh dan Sarah langsung menyambar bibirnya.
Devano sangat terkejut dengan serangan tiba tiba itu, namun Sarah bisa merasakan Devano tersenyum dalam ciuma nya. Kenapa? Sarah tak tahu dan ia tak mau tahu, seperti kata Naina, ketika sudah menemukan kenikmatan ciumannya, maka tinggal nikmati saja terus.
Devano tersenyum karena ia tahu Sarah masih sangat amatir, gerakannya kaku dan asal asalan, namun ia tak tahu dan tak mau tahu kenapa Sarah menyerangnya dengan ciuman ini. Karena Devano menikmatinya dan jujur saja, itu membuatnya bergairah.
Devano telah bergairah pada Sarah sejak Sarah menggigit bibirnya tadi, dan ia mengecup Sarah tadi karena ia tersihir dengan tatapan mata biru Sarah yg sebiru lautan, Devano seolah ingin tenggelam disana.
"Pelan pelan, Young lady," bisik Devano di sela ciumannya karena ia merasa Sarah terburu buru dan Sarah pun mengikutinya. "Ikuti gerakanku. " Devano kembali bersuara di sela ciuman mereka dan itu membuat Sarah justru bergairah.
Keduanya berciuman dari pelan, semakin cepat dan pada akhirnya menuntut.
Sarah semakin lihai, dan Devano menikmatinya. Devano bahkan mengelus lengan Sarah, naik ke pundaknya, hingga akhirnya ia menekan tengkuk Sarah untuk memperdalam ciuman mereka. Tangan Sarah sendiri sudah sibuk menjambak rambut Devano dan juga ingin memperdalam ciuman mereka.
Tangan Sarah turun ke pinggang Devano, terus turun dan dengan ragu namun pasti, Sarah menyentuh aset Devano dan itu membuat Devano terkesiap dan tanpa sadar mengerang lirih dalam ciuman mereka.
Begitu juga dengan Sarah yg terkejut namun tetap menikmati ciuman panas mereka yg kini saling ******* dan saling menuntut kenikmatan.
"Dia engga gay, keras!" batinnya bersorak senang namun kemudian ia tersadar harus segera mengkhari semua ini.
Sarah langsung melepaskan ciumannya membuat Devano menatap Sarah kecewa dan tampak frustasi.
Devano telah terpancing gairahnya, dan ia tahu Sarah juga memiliki gairah yg sama, Devano bisa merasakannya.
Keduanya saling menatap dengan napas yg tersengal. Rambut Devano bahkan sudah acak acakan.
"Kau..."
Belum selesai Devano berkata, tiba tiba Sarah langsung berlari dari sana sekuat tenaga. Meninggalkan Devano dengan fikiran yg blank.
"Siapa wanita itu?"
▫️▫️▫️
Tbc...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 194 Episodes
Comments
Yuliana Purnomo
hehehehe tau sudah kalau si othong bisa tegak
2023-12-28
0
Qaisaa Nazarudin
Gila Sarah,, Akhirnya sekarang SENJATA MAKAN TUAN kan??🤦🏻♀️🤦🏻♀️🙄🙄
2023-06-20
0
asih nuzuliana
wekekekek
2023-06-03
0