"Syukurlah Nyonya Venita hanya terkena serangan jantung ringan, dia baik baik saja. Tapi lain kali harus lebih di jaga lagi kesehatan nya, jangan membuat dia shock atau stress!"
Jason bernapas lega mendengar penjelasan Dokter, sementara William masih menatap tajam sahabat dan adiknya itu. Jika saja ibunya tak sakit, William pasti sudah menghabisi Devano karena telah berani mendekati adiknya itu.
"Pasien sudah sadar, dan beliau ingin bertemu dengan putrinya." lanjut sang Dokter.
Sarah pun dengan antusias segera menemui mamanya, di susul ayahnya, William dan juga Devano.
"Mama!" seru Sarah sambil menangis, ia mendekati mamanya, mengenggam tangannya dan mengecupnya "Itu bohong, Ma. Sarah engga mungkin pacaran sama dia," gumamnya namun tetap bisa di dengar Venita.
"Engga akan ada asap kalau engga ada api, Sarah!" Venita berkata dengan sangat kecewa. Ia tak masalah jika memang sarah punya pacar, tapi pacaran dengan Devano? Yang bener saja, fikirnya
"Tante..." Devano berkata dengan sok gantle, setidaknya itu yg Sarah fikirkan. Sarah bahkan ingin sekali mencekiknya, namun ia tahan semua itu. Sebenarnya apa yg terjadi? Apakah Devano mengetahui bahwa wanita itu adalah dirinya?
"Tolong jangan marah pada Sarah, ini salahku karena telah jatuh cinta pada Sarah dan mendekatinya."
"Bohong!" teriak Sarah menyangkalnya.
"Berani nya kau..." William menarik kerah kemeja Devano namun Jason segera melerai keduanya sebelum terjadi baku hantam.
"Ini dirumah sakit, dan Mama lagi sakit!" seru Jason "Sebenarnya apa yg terjadi? Jelaskan pada kami, Dev! Sarah!" titan Jason.
"Engga terjadi apa-apa, Pa!" tegas Sarah mencoba meyakinkan kedua orang tuanya.
"Biar aku yg jelaskan, Sayang," ucap Devano lembut namun cukup membuat Sarah geram.
"Jadi begini, Om, Tante. Saat di pesta empat bulan yg lalu..."
"Tidak..." Sarah segera menyela. Ia tak mau Devano memberi tahu apa yg terjadi saat itu, dan bagaiamana bisa Devano masih tahu bahwa itu dirinya?
"Biarkan Dev bicara, Sarah!" tegas Jason.
"Tapi, Pa..."
"Diam, Sarah!" kali ini mamanya yg bersuara dan tentu membuat Sarah langsung terdiam.
Devano melirik Sarah penuh kemenangan, membuat Sarah memberengut kesal. Awas saja nanti!
"Saat itu hubungan kami di mulai..." Devano melanjutkan dengan ekspresi yg begitu serius "Aku engga tahu bagaiamana perasaan ini muncul, dan aku yakin kalian mengerti, cinta tak bisa di mengerti dan akan hadir begitu saja meskipun kita tak mau." kini devano menatap Sarah dengan begitu intens, layaknya seorang kekasih yg menatap kekasihnya.
"Sarah, menikahlah dengan ku! Ku mohon, Sayang. Apa lagi, mungkin dia sedang tumbuh disini...." Devano berkata dengan begitu lirih sembari mengusap perut Sarah yg masih rata. Sontak itu membuat Sarah mundur dan melotot marah pada Devano.
"KAU...!"
"Kalian akan segera menikah!" seru Venita yg membuat Sarah hampir pingsan.
"Engga mau, Ma!" seru Sarah.
"Ini perintah, Sarah! Kamu mau hamil di luar nikah?" tanya Venita dengan mata yg berkaca kaca dan membuat Sarah merasa bersalah.
"Tapi Sarah masih 16 tahun, Ma. Sarah masih sekolah, hiks hiks..." air mata Sarah mengalir bebas.
"Kita akan menikah diam-diam, Sayang. Dan kamu masih bisa sekolah," ujar Devano yg membuat Sarah merasa ingin muntah.
"Dev benar, kalian akan menikah diam-diam, tidak akan ada yang tahu selain keluarga kita."
"Tapi, Ma, Pa.... Sarah engga melakukan apapun, jadi Sarah engga mungkin hamil, percaya sama Sarah, Sarah mohon!" Sarah meminta dengan memelas.
Venita dan Jason menatap putrinya dan Devano itu lekat lekat.
"Benar, apa buktinya jika kalian pernah melakukan sesuatu?" tanya William yg sejak tadi hanya diam.
Devano menghela napas berat, sementara Sarah tersenyum senang sembari mengusap sisa air matanya. Sekarang dia akan selamat, Devano takkan punya bukti apapun karena memang mereka tak pernah melakukan apapun.
"Ayo, aku akan menunjukan padamu, Will. Karena kamu sahabatku," ucap Devano menarik keluar William. William menurut saja.
Setelah di luar ruangan, Devano kembali merogoh ponselnya, membuka galeri dan menunjukan beberapa foto yg membuat William tak bisa lagi berkata kata.
Foto foto Sarah yg sedang bergelut dengan selimutnya, tersenyum pada kamera dan memang terlihat tak mengenakan pakaian, bahkan kamar di foto itu memang bukan kamar Sarah.
Sarah muncul dan langsung mengambil ponsel Devano dari tangan William dan Sarah juga menganga melihat foto foto dirinya yg panas.
"Ini editan, Kak. Sumpah!" teriak Sarah. Tapi William tampaknya tak percaya lagi pada Sarah. Apa lagi ada juga foto Devano dan Sarah yg tersenyum dan memang seperti sepasang kekasih.
"Semua terserah Mama dan Papa, Sarah. Tapi aku benar benar kecewa pada kalian berdua, terutama pada kamu, Dev. Kenapa harus adikku? Dia masih kecil, Dev. Kamu bukan pedofil kan?" geram William berusaha tak melampiaskan amarahnya saat ini.
"Ini murni cinta, Will!" tegas Devano. Namun William enggan mendengarkan penjelasan apapun, ia kembali ke dalam, meninggalkan Sarah dan Devano.
"Sebenarnya mau kamu tuh apa?" Sarah berusaha sekuat tenaga untuk tak berteriak. Seperti biasa, Devano menampilkan seringai liciknya.
"Gadis kecil seperti mu harus di beri pelajaran, kamu sangat nakal dan harus di hukum, Baby girl"
"Aku minta maaf!" tegas Sarah, menyutukan kedua telapak tangan nya didepan dadanya, memohon maaf pada Devano "Apa yg kulakukan hanya bercanda, jangan libatkan keluargaku."
"Bercanda?" Devano menggeram tertahan, ia mencengkram pundak Sarah dan menariknya hingga begitu dekat dengannya, membuat Sarah meringis kesakitan. "Merayu sahabat kakakmu, berciuman dengan begitu panas dan bahkan kamu menyentuh ku di sini..." Devano membawa tangan Sarah pada miliknya yg membuat Sarah terbelalak dan berusaha menarik diri namun hasilnya nihil. Devano terlalu kuat untuk ia lawan.
"Itu bukan bercanda, Baby girl. Jika saja kau wanita lain, maka aku tak akan peduli, tapi kau adalah Sarah, adik dari sahabatku. Tak pernah sekalipun aku menyangka kau seliar itu ternyata." Devano berseringai di akhir kalimat.
Mata Sarah terasa panas dan sudah berkaca kaca, apa lagi Devano menatapnya dengan begitu marah seolah ingin menghabisi Sarah.
Devano melepaskan cengkramannya di pundak Sarah dan sedikit mendorong Sarah menjauh darinya. Membuat Sarah terkejut.
"Kita akan menikah secepatnya! Karena aku tak sabar ingin menghukummu, mengajari mu sopan santun dan aku akan menunaklukanmu. Aku akan buktikan, aku bukanlah seorang gay, " ucap Devano.
"Aku menantang dirimu, Sarah Fergueson! Agar kau tak jatuh cinta padaku, tapi ku pastikan kau pasti akan jatuh cinta padaku selama kita menikah nanti, dan saat kau jatuh cinta padaku, saat itulah aku akan meninggalkan mu!" tegas Devano dengan begitu sombong dan percaya diri.
Melihat kesombongan Devano dan rasa percaya dirinya yg tinggi, membuat Sarah tak mau kalah. Ia mengucek matanya yg berkaca kaca.
Sarah melangkah mendekati Devano, ia mengangkat wajahnya, membusungkan dadanya dan menatap Devano dengan begitu berani.
"Deal..." Sarah mengulurkan tangannya, membuat Devano menaikan sebelah alisnya sembari tersenyum miring melihat keberanian Sarah. Devano hendak menyambut uluran tangan Sarah namun Sarah dengan cepat menarik tangannya kembali membuat Devano menatap tajam Sarah.
"Aku menantang mu untuk tidak jatuh cinta padaku, Devano Lake! Dan saat kau jatuh cinta padaku, saat itulah aku akan meninggalkanmu! " tegas Sarah dengan kesombongan yg sama membuat Devano tertawa mengejek.
"DEAL..." ucap kedua nya bersamaan dan bersalaman.
"It's just a married by challenge"
▫️▫️▫️
Tbc...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 194 Episodes
Comments
asih nuzuliana
makin penasaran ey
2023-06-02
0
yelmi
wahh.. seru nih
siapa yg akan jatuh cinta duluan y
2023-01-05
1
💕febhy ajah💕
sepertinya menarik
kuy lah lanjutttttt
2023-01-04
1