Pagi hari sekitar pukul 10.00, Gadis kembali melakukan aksinya memberikan bunga-bunga gratis pada orang-orang yang ditemuinya di jalan dengan membawa keranjang berisi bunga mawar yang dia petik di taman rumahnya. Gadis menebar senyumannya sambil berjalan di pinggiran jalan trotoar.
Sedangkan Elan bersama asistennya yang berada di dalam mobil, mencari Gadis di tempat pertama kali Elan dan Gadis bertemu. Pandangan mata Elan tak henti-henti mengitari pinggiran jalan dekat lampu merah.
"Hei, John kamu bantu cari juga dong jangan cuma nyetir saja. Saya gaji kamu untuk saya pekerjakan, jadi kamu harus patuh sama perintah saya, mengerti?" pinta Elan kesal dan penuh penekanan.
"Hemm...," jawab John singkat.
"Hei, John dengar tidak apa yang saya katakan?" tanya Elan membentak karena tidak dapat jawaban dari John.
"Eh, i...iya Tuan, ini saya lagi melihat sana-sini kok, tapi belum kelihatan juga perempuan yang membawa bunga yang Tuan cari," jawab John gugup karena kaget mendengar ocehan tuannya.
"Memangnya seperti apa sih rupa perempuan yang membuat tuan El mencarinya?" batin John penasaran.
"Pelan-pelan saja menyetirnya, John!" bentak Elan kembali.
"I..iya Tuan," John gugup ketakutan.
Alhasil, yang dicari Elan kali ini benar-benar tidak sia-sia. Perempuan yang dicarinya berada dalam pandangannya saat ini. Elan membuka kaca mobilnya dan memanggil Gadis dari dalam mobilnya.
"Hei, Bunga!" teriak Elan memanggil Gadis dengan sebutan Bunga. Tapi Gadis tidak mendengarnya.
"Bunga...!" teriak Elan keras, dan kali ini Gadis mendengarnya.
Gadis menoleh ke arah sumber suara, melihat lelaki yang berada di dalam mobil itu. Gadis masih ingat dengan wajah Elan saat pertama kali bertemu kemudian Gadis menghampiri Elan.
"Tuan, mau bunga lagi?" tanya Gadis ramah.
"Tidak, eh ... iya saya mau bunga mawar itu tapi kamu harus ikut saya," tawar Elan langsung ke intinya.
"Ikut Tuan?" tanya Gadis bingung.
"Iya, saya butuh bunga mawar yang kamu bawa. Tenang saja saya akan bayar berapa pun harganya," jawab Elan tenang.
"Ini bukan soal bayaran Tuan, tapi saya tidak mengerti kenapa Tuan sangat menginginkan bunga mawar ini?" tanya Gadis menyelidik.
"Nanti saya kasih tahu, sekarang ayo ikut saya. Naiklah ke mobil saya, please!" paksa Elan sedangkan Gadis masih berdiam diri.
Elan keluar dari mobilnya dan menawarkan Gadis masuk ke dalam mobilnya. Gadis ragu dengan ajakan Elan karena pria yang berdiri dihadapannya adalah pria asing, Gadis takut jika Elan adalah pria yang tidak baik. Gadis memandangi penampilan Elan dari atas hingga bawah. Elan pun mengerti dengan pandangan Gadis saat ini.
"Tenang saja Nona, saya bukan orang jahat. Saya hanya ingin berdiskusi sejenak mengenai bunga mawar kamu itu, percayalah!" ucap Elan meyakinkan.
"Baiklah."
"Ayo masuklah," Elan menuntun Gadis masuk ke dalam mobilnya dan duduk bersampingan dengannya.
"Wow ... perempuan cantik," batin John melirik Gadis sekilas.
"Siapa nama kamu?" tanya Elan membuka pembicaraan dalam perjalanan mereka.
"Aku Gadis, Tuan."
Elan terkejut mendengar nama yang dilontarkan oleh Gadis kemudian Elan pun tertawa geli.
"Kenapa tertawa? Ada yang lucu?" tanya Gadis malu.
"Saya menanyakan nama kamu, bukan menanyakan kamu masih gadis atau janda?" Elan masih dengan tawa gelinya.
"Nama saya memang Gadis, Tuan. Sungguh!" jawab Gadis meyakinkan Elan.
Elan seketika terdiam, dia begitu malu dan sedikit menunduk. John sang asisten Elan tertawa dalam hatinya melihat tuannya sudah salah menafsirkan tentang nama seseorang.
"Rasakan kau tuan Elan, malu sendiri kan," batin John lagi.
"Emm ... maaf ya saya baru dengar nama yang seperti kamu. Nama kamu unik, Gadis," Elan tersenyum simpul dan malu.
"Tidak apa-apa, Tuan. Ngomong-ngomong kita akan ke mana ini?" tanya Gadis memandang sekeliling jalan yang membawanya ke tempat tujuan.
"Ke rumah saya, dan saya ingin kamu menata bunga mawar itu di rumah saya."
"Memangnya untuk apa, Tuan?" tanya Gadis.
"Biar rumah saya menjadi kelihatan indah dengan bunga mawar itu, karena saya lihat bunga yang kamu bawa itu masih fresh," kata Elan sambil memandang bunga mawar di keranjang yang sedang dipangku oleh Gadis.
"Ehem!" John memecahkan suasana karena mengetahui bosnya itu hanya cari perhatian.
Elan melirik John dari kaca spion di depan dan menatap John molotot dengan tajam menandakan bahwa John harus menutup mulutnya.
"Bunga mawar ini memang aku petik dari taman di rumahku, Tuan. Jadi kelihatannya selalu segar."
"Pantas saja, makanya saya memilih kamu. Eh, maksudnya memilih bunga mawar kamu, gitu!" Elan salah tingkah karena ucapannya sedari tadi selalu salah saat berhadapan dengan Gadis di hadapannya.
"Hemm ... bohong! Modus tuan El," batin John melirik Elan di kaca spion depannya.
*******
Di kantor Devan, dia mendapatkan pesan dari orang suruhannya yang mengawasi Gadis kemanapun dia pergi. Devan begitu marah apalagi saat orang suruhannya mengiriminya pesan gambar Gadis dan seorang pria bersamanya. Devan menggenggam tangannya kesal dan mencoba untuk menahan amarahnya tapi Devan tak bisa melakukan itu.
"Keterlaluan!" Devan akhirnya menggebrak meja kerjanya dengan kuat.
Sontak Andy berdiri dari sofa dan meninggalkan berkas yang di pelajarinya di ruang Devan kemudian menghampiri Devan ke depan meja kerja bosnya itu.
"Ada apa, Tuan?" tanya Andy cemas.
"Lihat foto itu!" Devan melempar ponselnya dihadapan Andy untuk memperlihatkan foto kebersamaan Gadis dan seorang pria bersamanya.
Andy cukup terkejut melihat foto itu. Andy mengerti kenapa Devan begitu sangat marah. Lalu Andy sebisa mungkin menenangkan hati Devan agar suasana menjadi tidak buruk.
"Mungkin pria itu temannya non Gadis, Tuan," ucap Andy menebak.
"Tidak mungkin, karena aku tahu siapa teman-temannya Gadis dari perempuan hingga laki-laki. Aku paling ketat menjaga Gadis sampai-sampai aku tidak ingin Gadis salah memilih teman," jelas Devan meyakinkan.
Andy diam, dia tidak tahu harus bicara apa lagi pada Devan. Karena dia tahu saat ini bosnya itu dipenuhi dengan amarah yang membakar hatinya dan pikirannya. Devan sangat mengkhawatirkan Gadis sampai-sampai Devan mengerahkan orang suruhannya untuk mengawasi Gadis dan ditambah anak buah Andy juga mengawasinya berjaga-jaga jika orang suruhan Devan tidak becus dengan kerjanya.
"Tolong Tuan Dev tenanglah. Non Gadis tidak akan kenapa-kenapa karena saya tahu non Gadis bisa menjaga dirinya sendiri."
"Kau ini selalu saja bilang seperti itu. Kalau pria yang bersama Gadis itu orang jahat gimana? Kalau Gadis diapa-apain gimana? Pikir nggak sih kamu?" ucap Devan yang mondar-mandir dengan cemas.
"Ok! Saya akan kasih kabar secepatnya, Tuan. Tolong Tuan jangan berpikiran buruk dulu. Saya akan menyusul di mana non Gadis berada, Tuan. Kalau begitu, saya permisi keluar, Tuan!" Andy bergegas meninggalkan Devan di ruangan kerjanya menuju mobil dan mengikuti arah yang dikirim oleh orang suruhan Devan.
"Gadis, apa yang kamu lakukan dengan pria itu? Kalau pria itu jahat bagaimana? Kakak nggak mau kehilangan kamu, Gadis," ucap Devan pada dirinya sendiri dengan lirih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Mikha
Devan cinta ma gadis yeaaa
2022-12-24
0
peri kecil
elan baru prtma kali mndengar nama Gadis ya
2021-10-11
1
Nur Fany
kayaknya si devan mencintai gadis dech,
cinta terpendam
2021-06-29
9