Pertemuan

Seorang pria yang berpakaian rapi dengan setelan jas berwarna navi, duduk di kursi kebesarannya menahan amarah yang terlihat dari kepalan kedua tangan yang digenggamnya seolah ingin menghantam pukulan pada seseorang, juga tatapan matanya yang begitu tajam.

"Sial ... baru 1 jam yang lalu saya sampai di Jakarta, tiba-tiba ada kabar buruk seperti ini. Arghhh...!" Elan mengerang marah.

"Semuanya sudah di atasi oleh tuan Leon dan tuan Vero. Tanpa mereka berdua, mungkin perusahaan Tuan El akan berdampak buruk," jelas John asisten pribadinya yang ditugaskan di Jakarta.

"Tapi bagaimana pun juga saya tidak akan tinggal diam, saya akan beri perhitungan pada mereka yang berani bermain-main dengan saya," Elan menarik senyumnya sebelah dengan sinis.

Elan Ferdiand Bocelli merupakan pria tampan yang mempunyai tinggi badan 187 cm, wajahnya begitu dikagumi oleh kaum wanita yang bergaya macho dengan sedikit bulu-bulu halus yang menghiasi wajahnya ciri khas orang Eropa. Elan yang mewarisi wajah ayahnya keturunan Italia sedangkan ibunya asli orang Indonesia.

Elan atau sering disapa El itu berusia 28 tahun yang terkenal mempunyai sifat dingin, cuek dan pembunuh berdarah dingin, El paling tidak suka ada orang yang mengganggu keluarganya, pekerjaannya dan hidupnya, maka dia tidak segan-segan akan memangsa para 'parasit' yang mengganggunya, itu lah istilah yang sering dijulukinya.

Elan merupakan seorang CEO perusahaan besar dan terkenal di Italia pada perusahaan otomotif yang bernama Ferdiand Group, juga mempunyai perusahaan cabang di Jakarta.

"Maaf, Tuan. Apa kita berangkat ziarah ke makam almarhumah nyonya Davira sekarang?" tanya John mengingatkan.

"Oh ya, siapkan mobilnya sekarang, 10 menit lagi saya akan turun!" perintah Elan yang kaget oleh ucapan John.

"Baik Tuan," John berbalik melangkah keluar dari ruangan Elan menuju parkiran mobil.

"Kalau hari ini bukan peringatan kematian mama, saya tidak akan berada di sini sekarang. Dasar parasit gila, tunggu pembalasanku!" umpat Elan sembari menggebrak meja kerjanya dengan keras.

*******

Di pemakaman, Gadis berjongkok memandangi makam orang tua angkatnya dengan sedih, pikirannya selalu teringat bagaimana dia dibesarkan oleh orang tua angkatnya dengan penuh cinta dan kasih sayang.

"Mama, Papa ... Gadis merindukan kalian. Kejadian ini terulang kembali. Gadis kehilangan orang tua untuk kedua kalinya. Terima kasih sudah menganggap Gadis seperti anak kalian sendiri dan tidak membeda Gadis dengan kak Devan," air mata Gadis menetes membasahi pipinya. Gadis tidak akan menangis seperti saat masih kecil dulu yang merengek untuk ikut pergi dengan kedua orang tuanya yang telah meninggal. Gadis sudah dewasa dan dia harus kuat menghadapi masa depannya tanpa orang tuanya lagi.

Gadis bangkit berdiri dan berbalik melangkahkan kakinya untuk pulang dengan membawa keranjang yang berisi bunga mawar yang berwarna merah, putih dan pink. Bunga-bunga itu akan dia berikan untuk orang-orang secara gratis karena mengingatkan tentang kebersamaan Gadis dengan mama angkatnya yang selalu merawat bunga-bunga mawar itu penuh suka cita.

Langkah Gadis terhenti saat dia melihat makam yang sepertinya tidak terawat, makam itu tak jauh dari makam mama dan papa angkatnya. Kemudian Gadis mendekati makam itu dan memberikan bunga mawar di atas makam itu dengan masing-masing warna, lalu Gadis kembali melanjutkan langkahnya keluar dari pemakaman dan berdiri di pinggir jalan sembari menunggu taksi online yang dia pesan, setelah itu Gadis memasuki taksi yang telah berada di depannya.

Tak lama kemudian taksi itu menepi di lampu merah, Gadis pun turun dari taksi tersebut. Gadis berjalan di trotoar dengan membawa keranjang berisi bunga mawar yang akan dia berikan pada orang-orang pejalan kaki. Gadis biasa melakukannya di sini. Gadis memberikan bunga itu pada ibu-ibu, bapak-bapak, anak remaja bahkan anak kecil yang memang sangat menyukai bunga, dengan begitu kesedihan Gadis sedikit terobati.

Mobil yang berhenti tepat di depan Gadis saat lampu merah berikutnya. Seorang pria yang duduk di belakang sopir sedang sibuk memainkan ponselnya sesekali melihat ke arah luar, Gadis masih saja belum beranjak pergi dari sana karena dia masih ingin memberikan sisa bunga yang masih ada di keranjang. Pria itu menghentikan aktivitasnya lalu melihat Gadis yang ada di samping mobilnya terkejut kemudian pria itu menurunkan kaca mobil perlahan dan memandang Gadis dengan pandangan kerinduan.

"Bunga!" teriak Elan pada Gadis kemudian Gadis memindai pandangannya ke arah Elan. Ya, pria itu adalah Elan.

"Oh, Tuan mau bunga? Ini ... terima lah," Gadis langsung menyodorkan bunganya pada Elan.

Elan ragu menerimanya karena sesungguhnya bukan bunga mawar yang diberikan Gadis yang dimaksudkannya. Terpaksa Elan mengambil bunga itu dari tangan Gadis.

"Saya mau 5 tangkai bunga mawar," pinta Elan meneruskan.

"Baiklah ... Ini Tuan!" Gadis memberikan 4 tangkai bunga mawar lagi pada Elan.

"Perempuan ini, wajahnya begitu mirip dengan Bunga," batin Elan.

"Tuan ... Tuan ...?" suara Gadis membangunkan lamunan Elan yang memandangi Gadis dengan tatapan sendu.

"Eh, maaf ... Berapa harganya?" tanya Elan sembari menerima bunga mawar itu.

"Ini gratis, Tuan!" Gadis tersenyum.

"Hah, gratis? Saya tidak mau menerimanya jika gratis," tolak Elan.

"Uangnya berikan saja pada orang yang lebih membutuhkan, Tuan!" seru Gadis.

Tin...tin...tin

Lampu hijau pun menyala sedangkan mobil di belakang Elan membunyikan klakson tidak sabaran. Elan berdecak kesal. Kenapa tiba-tiba lampu merah itu cepat berganti ke lampu hijau, padahal Elan masih ingin berlama-lama dengan perempuan yang mirip dengan seseorang yang dikenalnya.

"Maaf Tuan, kita harus segera pergi dari sini," John langsung bergegas menjalankan mobil tanpa perintah Elan.

"Ah, sial...! Bahkan saya belum menanyakan namanya," kesal Elan yang masih menatap Gadis walau mobilnya telah melaju.

"Maafkan saya, Tuan."

"Ya sudah, fokus saja menyetirmu!" perintah Elan dingin dan memindai tubuhnya ke arah depan dan menghembuskan nafasnya kasar.

Beberapa menit kemudian mobil Elan telah sampai di pemakaman. Elan keluar dari mobil sambil membawa bunga mawar yang ada ditangannya, dilihatnya bunga itu kemudian dia tersenyum. Saat Elan telah sampai di makam mamanya, ada sesuatu yang membuat Elan terkejut, di makam mamanya ada 3 buah bunga mawar yang berbeda warna. Elan membulatkan matanya tak percaya.

"Siapa yang menaruh bunga mawar di makam mama? Dan kenapa bunga ini mirip dengan bunga yang saya bawa?" pandangan mata Elan tertuju ke arah makam yang berada tak jauh dari makam mamanya, hanya berbeda 2 makam dari makam mamanya. Kemudian Elan mendekat ke arah 2 makam yang berdampingan itu lalu dilihatnya papan nama yang tertera.

"Bunga ini juga sama dengan bunga-bunga di atas makam mama. Apa bunga-bunga ini dari satu orang yang sama? Jangan-jangan perempuan yang di lampu merah tadi itu adalah ... ah, mungkin hanya kebetulan. Siapa pun yang memberikan bunga ini pasti orang yang baik," Elan berpikir imajinasinya terlalu berlebihan, kemudian Elan berjongkok di samping makam mamanya dan menaruh bunga mawar di atas makam almarhumah mamanya.

Terpopuler

Comments

Lucky Lucifer

Lucky Lucifer

kirain mau beli bunga🤣🤣

2023-04-14

0

Dianita Indra

Dianita Indra

next thor

2022-03-25

0

pink lee

pink lee

apa gadis ya🤔

2021-11-29

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Pertemuan
3 Rencana Pencarian
4 Kekhawatiran Sang Kakak
5 Menemukannya
6 Tawaran Elan
7 Tuduhan Devan
8 Tragedi Ruang Rahasia Bawah Tanah
9 Informasi Yang Menarik
10 Membawanya Pergi
11 Menjadi Tahanan Elan
12 Usaha Untuk Kabur
13 Hukuman
14 Kecupan Sekilas
15 Dua Sahabat
16 Ajakan Menikah
17 Pernikahan Dan Kekecewaan
18 Malam Yang Indah
19 Kepergian Elan
20 Tawaran Beserta Ancaman
21 Kehamilan Terjadi
22 Pergi Dan Kembali
23 Sepucuk Surat
24 Pembebasan
25 Queen Azzahra
26 Kembali Ke Rumah Lama
27 Mulai Bekerja
28 Pertemuan Dalam Kegelisahan
29 Penantian Paman Marcel
30 Terungkap
31 Kedatangan Paman Marcel
32 Menyapa Gadis dan Queen
33 Percakapan Dari Kejauhan
34 Foto Masa Lalu
35 Membalaskan Dendam
36 Menemukan Gadis Dan Queen
37 Murka Tante Vina
38 Gagal Lagi dan Lagi
39 Kemarahan Devan
40 Menjaga Gadis
41 Penembakan
42 King Alfathir
43 Nenek Tua Jahat
44 Kejahilan King dan Queen
45 Berpisah Kembali
46 Dijebak
47 Iblis Bertopeng Malaikat
48 Air Mata Perpisahan
49 Menghabiskan Waktu Bersama
50 Kecemasan Semua Kerabat
51 Rencana Devan
52 Tidak Mempercayainya
53 Mulai Curiga
54 Menanti Kedatangan Sang Suami
55 Cerdasnya King
56 Penembakan Kembali
57 Berkumpul Bersama Lagi
58 Perubahan Devan Yang Kasar
59 Rencana Kepergian
60 Pakaian Baru
61 Cerita Gadis dan Elan
62 Kesalahpahaman
63 Jessica Dan Jelita
64 Keceriaan Keluarga Baru
65 Kecemburuan Elan
66 Merasa Kehilangan
67 Hari Yang Ditunggu-tunggu
68 Tumbuh Dewasa
69 Dari Hati Ke Hati
70 Kesedihan Dan Perhatian
71 Menjaga Jarak
72 Candaan King
73 Jatuh Sakit
74 Jatuh Sakit
75 Menyadari Perasaan
76 Perdebatan
77 Rasa yang Sama
78 Hati yang Termiliki
79 Gara-Gara Devan
80 Tawaran Kakek
81 Kecurigaan Terbongkar
82 Menjalankan Rencana
83 Penculikan
84 Mulai Pencarian
85 Keberadaan Jelita
86 Mulai Ditemukan
87 Berlari Kabur
88 Pengumuman (Novel Baru)
89 Dalang Penculikan
90 Lokasi Penyekapan
91 Penyelamatan Jelita
92 Mulai Beraksi
93 Dunia Milik Berdua
94 Pengakuan King
95 Syarat dari Elan
96 Will You Marry Me?
97 Aku Mencintaimu
98 Malam yang Buruk
99 Kabar Gembira
100 Melahirkan?
101 Kebahagiaan Bersama
102 Pengumuman
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Prolog
2
Pertemuan
3
Rencana Pencarian
4
Kekhawatiran Sang Kakak
5
Menemukannya
6
Tawaran Elan
7
Tuduhan Devan
8
Tragedi Ruang Rahasia Bawah Tanah
9
Informasi Yang Menarik
10
Membawanya Pergi
11
Menjadi Tahanan Elan
12
Usaha Untuk Kabur
13
Hukuman
14
Kecupan Sekilas
15
Dua Sahabat
16
Ajakan Menikah
17
Pernikahan Dan Kekecewaan
18
Malam Yang Indah
19
Kepergian Elan
20
Tawaran Beserta Ancaman
21
Kehamilan Terjadi
22
Pergi Dan Kembali
23
Sepucuk Surat
24
Pembebasan
25
Queen Azzahra
26
Kembali Ke Rumah Lama
27
Mulai Bekerja
28
Pertemuan Dalam Kegelisahan
29
Penantian Paman Marcel
30
Terungkap
31
Kedatangan Paman Marcel
32
Menyapa Gadis dan Queen
33
Percakapan Dari Kejauhan
34
Foto Masa Lalu
35
Membalaskan Dendam
36
Menemukan Gadis Dan Queen
37
Murka Tante Vina
38
Gagal Lagi dan Lagi
39
Kemarahan Devan
40
Menjaga Gadis
41
Penembakan
42
King Alfathir
43
Nenek Tua Jahat
44
Kejahilan King dan Queen
45
Berpisah Kembali
46
Dijebak
47
Iblis Bertopeng Malaikat
48
Air Mata Perpisahan
49
Menghabiskan Waktu Bersama
50
Kecemasan Semua Kerabat
51
Rencana Devan
52
Tidak Mempercayainya
53
Mulai Curiga
54
Menanti Kedatangan Sang Suami
55
Cerdasnya King
56
Penembakan Kembali
57
Berkumpul Bersama Lagi
58
Perubahan Devan Yang Kasar
59
Rencana Kepergian
60
Pakaian Baru
61
Cerita Gadis dan Elan
62
Kesalahpahaman
63
Jessica Dan Jelita
64
Keceriaan Keluarga Baru
65
Kecemburuan Elan
66
Merasa Kehilangan
67
Hari Yang Ditunggu-tunggu
68
Tumbuh Dewasa
69
Dari Hati Ke Hati
70
Kesedihan Dan Perhatian
71
Menjaga Jarak
72
Candaan King
73
Jatuh Sakit
74
Jatuh Sakit
75
Menyadari Perasaan
76
Perdebatan
77
Rasa yang Sama
78
Hati yang Termiliki
79
Gara-Gara Devan
80
Tawaran Kakek
81
Kecurigaan Terbongkar
82
Menjalankan Rencana
83
Penculikan
84
Mulai Pencarian
85
Keberadaan Jelita
86
Mulai Ditemukan
87
Berlari Kabur
88
Pengumuman (Novel Baru)
89
Dalang Penculikan
90
Lokasi Penyekapan
91
Penyelamatan Jelita
92
Mulai Beraksi
93
Dunia Milik Berdua
94
Pengakuan King
95
Syarat dari Elan
96
Will You Marry Me?
97
Aku Mencintaimu
98
Malam yang Buruk
99
Kabar Gembira
100
Melahirkan?
101
Kebahagiaan Bersama
102
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!