***
***
"Andra!! " Teriak Septi mendapati Andra berada tidak jauh di hadapan nya.
"hmmm?" Hanya gumamaan yang Andra balaskan.
"Pagi game, entar siang game, sore game, malam game, trus waktu buat balas chatt gue kapan??!! "
"Jauhin gue deh."
"Kalo gue mah malah, semakin pengen deket sama lo. Hehehe.. "
"Serah lo aja!"
"Lo ngapain nih?? "
"Bukan urusan lo"
"Lo tau gak sih Ndra? Lo yang suram ini bakal hilang dengan sinar nya gue. Gue bakal jadi cahaya yang bakal menyinari elo selamanya. Ingat itu, okeh? Dadah~" Ucap Septi dengan mata penuh keyakinan, membuat Andra tertegun dan dilema. Hati nya mulai bimbang. Perisai nya mulai goyah. Matanya masih mamandang punggung Septi yang perlahan menghilang.
"heh... " Gumam nya ikut berjalan masuk.
BRUKKK!!
Andra menabrak seorang gadis, ternyata dia adalah Aisyah.
"Eh? Andra, sorry yah gue gak sengaja. Buru - buru soal nya!" Kata Aisyah begitu tenang, Jantung nya tidak berdegub kencang. Ia mampu menutupi rasa bahagia nya.
"Gak papa kok, gue juga salah.. Nih bukunya!" Kata Andra membereskan dan memberikan buku itu pada Aisyah. Ingin Aisyah melanjutkan obrolan ringan itu, namun Andra sudah pergi lebih dahulu. Membuat gadis ini tersenyum kecut menatap lantai.
"Aisyah!!" Teriak Ikhsan, tumbenan datang tepat waktu. Biasanya mah Rajanya terlambat.
"Eh! Elo San? Tumben on time?? Biasanya mah biang nya telat? " ledek Aisyah, seketika tatapan dan senyuman kecut itu hilang. Bukan karna Ikhsan, tapi memang seperti itulah Aisyah, seberat apapun bebannya, dia masih mampu menutupinya dengan senyuman yang menawan.
"Dih! Elo kalo ngomong lemes amat sih Syah?!" ketus Ikhsan.
"Eh? Sorry! Maaf! gue gak maksud kok buat Ngehina lo. Maaf maafin gue. Gue beneran gak maksud kok San!" Kata Aisyah tergagu. Yah, sosok Aisyah tentu saja orang yang begitu kaku dan selalu takut perkataan nya menyakiti orang lain. Gadis yang malang.
"Dih apa sih. Kaku banget tau gak. Gue itu cuma bercanda. Gue gak bakal sakit hati dengan apapun yang elo ucapkan, Karna gue cinta ke elo. " Entah sudah berapa kali Ikhsan mengucapkan Pernyataan Cinta nya pada Aisyah, yang hanya balas dengan senyuman oleh gadis manis itu.
"Kenapa?? "
"Karna itu elo, perempuan teristimewa di hidup gue!" jawab Ikhsan, Aisyah sedikit tertegun, Aisyah pergi meninggalkan Ikhsan.
Maafin gue San. Cinta dan hati gue cuma satu. Cuma buat orang itu!
Batin Aisyah, dirinya agak merasa bersalah pada Ikhsan. Selama SMA ini Ikhsan selalu baik padanya. Sayangnya, Ikhsan Terlambat. Sudah ada orang yang mengisi hati Aisyah.
Ini lah yang buat gue suka dan cinta sama lo Syah. Hati lo yang murni, sikap dan sifat elo yang lembut. Tersenyum bagai matahari yang hangat. Sangat nyaman untuk di lihat. Tapi, sayangnya, lo gak pernah nangis Syah. Lo orang yang selalu menghapus kesedihan orang lain. Tapi elo sendiri masih nyembunyiin hati terdalam lo!
Batin Ikhsan masih setia menatap punggung Aisyah.
***
Hari itu bagai perangko Septi terus mengikuti Andra. Mulai dari di taman hingga ke loteng. Bahkan sampai di perpus juga.
"Andra, Kenapa sih lo ngehindari gue, padahal kan gue udah bilang Bakal jadi cahaya lo!" Keluh Septi yang sedari tadi pagi di acuhkan oleh Andra. Masih sama, Andra, dia mengganggap Septi tidak ada, mengambil buku di hadapan nya.
Septi sendiri masih setia menemani Andra. Setelah memilah Septi pun mengambil buku sejarah yang begitu tebal. Membanting nya di hadapan Andra. Dia duduk di sana. Kebetulan memang hari itu, jadwal kelas mereka yang berkunjug di perpus selama Dua jam.
-
-
-
Satu setengah Jam berlalu, kepala mungil Septi sudah bersandar di bahu Andra yang tengah membaca buku, Terlihat senyuman manis di wajah Andra. Ternyata Dari kejauhan Aisyah memperhatikan ini.
"Uhmm... " Erangan itu berasal dari bibir tipis Septi, masih setengah sadar dia menatap ke arah Andra.
"Ndra!! Gue sayang sama lo. Gue mau lo. Cuma mau lo. Hanya elo!" Gumamnya masih dalam keadaan setengah sadar.
Andra menyeringai senang, yah... Mungkin Andra harus memberikan kesempatan pada Septi, mungkin kali ini Septi memang benar - benar mencintai Andra.
"Iyah... Gue tau." Sebelah tangan Andra menarik Septi dalam pelukan nya.. Septi sendiri masih kembali tertidur di pelukan Andra.
***
Hari telah sore, Septi memasuki rumah nya, yah sepi. Karna ayah dan ibunya baru saja ke Jerman karna memiliki urusan penting. Meninggalkan putri semata wayang nya ini dengan begitu banyak pengawal.
Sedari tadi, hanya satu yang Septi pikirkan. Yah itu adalah Andra yang memeluk nya. Itu hanya ilusi? Atau benar terjadi? Pikirnya masih dalam kebingungan.
"Duh Septi. Makanya tidur tuh jangan kayak kebo!! " Teriak nya pada dirinya sendiri.
Sebuah senyuman manis terlukis di wajah nya. Entah itu hanya halusinasi atau apalah, yang terpenting itu Andra, dan bukan orang lain.
Septi dengan cepat mengambil Hp yang ada di sebelah nya. Mencoba menghubungi Aisyah, tentu saja untuk membagi kabar membahagiakan ini. Namun, sayangnya Aisyah tak menjawab telponnya. Menurut kalian apa yang sedang Aisyah lakukan? Yah.. Tentu saja menangis terisak di kamarnya. Tadi dirinya sendiri lah yang menyaksikan kelembutan Andra pada Septi. Ingin rasa hatinya tak percaya, namun faktanya inilah yang terjadi.
"Aisyah kemana sih? Tumben di telpon gak di angkat. Huh! Awas aja ntar!!" Gerutu Septi kesal.
***
Beberapa hari terus berlalu seperti itu, mengikuti alurnya. Septi masih belum menyerah untuk mengganggu Andra. Begitu juga Ikhsan, masih dengan semangat membara memenangkan hatinya Aisyah, meski sudah Dua tahun lebih berlalu. Perasaan Ikhsan pada Aisyah masih belum hilang, dan mungkin tak kan pernah hilang.
"Aisyah!! " Panggil seorang gadis cantik, dan banyak sekali barang mewah melekat di tubuh nya. Datang menghampiri Aisyah, dengan mata yang membara penuh emosi meluap - luap, gadis itu mengangkat tangan nya ingin memukul Aisyah.
Dengan cepat, Septi yang berada di samping Aisyah menahan nya, dan menampar balik perempuan itu.
"Lo punya masalah apa di bicarakan baik - baik! Gak gini caranya!! Main pukul anak orang aja!! " Bentak Septi pada perempuan itu. Septi mana bisa membiarkan siapapun menyakiti Aisyah.
"Jangan salahin Gue! Perempuan ini duluan, dia pasti udah memprovokasi Ikhsan buat marahin Gue!!" Bentak nya, menunjuk penuh kemarahan kearah Aisyah manis.
Dia Asyifa Fakhira, putri tunggal keluarga Fakhir. Gadis kaya nan sombong. Selalu terkenal dengan Gadis yang menyukai Ikhsan. Asyifa sering sekali mengganggu Aisyah, entah dalam segi apapun itu. Membuat Syifa sendiri sering menaruh perhatian lebih pada Aisyah.
"Udah lah Sep.!Nggak usah di langgeti. Biarin aja." Sanggah Aisyah menarik Septi melenggang pergi. Yah, Aisyah tidak begitu suka cari kehebohan.
"Hem? Septi yah? Aisyah sangat beruntung yah ?" Gumam Andra yang sedari tadi memperhatikan kejadian ini.
"Tapi Syah, Dia udah kelewatan!! " Bantah Septi menghentikan langkah nya.
"Kelewatan berapa meter?? " Canda Aisyah mencoba mencairkan suasana. Ia sangat tidak suka dengan pertikaian.
"Aish... Syah, lo bisa gak sih sehari aja, mentingin diri sendiri dari orang lain!" Septi tak habis pikir dengan jalan sahabat nya ini.
"Dia cuma gadis kecil lugu dan bodoh, yang terlalu gampang terprovokasi. Hehe. " begitu juga Aisyah yang masih dengan setia menampilkan wajah hangat nya.
"Aisyah, Lo ini beneran baik banget yah. " Ucap Septi memeluk erat Aisyah.
***
Ayoo like, komen, and vote yah
Jangan lupa, follow me juga
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments
Yuli Rahma
kasian nya Aisyah
2020-08-20
0
Ifa Nafisa
sek sek sek Thor....Aisyah ma Andra pernah kenal waktu kecil....trus andranya g ingat gitu ma aisyah?kasian bgt z....tp.aq duku jg pernah kaya gitu sih...cinta monyet....wk wk wk...
2020-07-06
2
erlin
nyesek
2020-07-02
1