04

Taeyeon-Make Me Love You

***

“Lo mau apa?” Tanya Tami sedikit takut melihat mata Vino yang semakin gelap dimata Tami.

“Mau tidurlah, gue juga ngantuk,” balas Vino dengan mengambil tempat kosong di sebelah Tami dan tubuhnya memasuki selimut tebal yang ada, dia tidur membelakangi Tami yang masih terkejut dengan apa yang barusan terjadi.

“Eh—lo kan punya kamar sendiri, kenapa tidur disini?” Tanya Tami  setelah sadar dan mulai mengguncangkan tubuh Vino yang hampir terlelap itu.

“Takut tidur sendiri, gue tidur sama lo. Anggap aja sebagai tanda menerima maaf dari lo!” sahut Vino yang masih berada di posisinya tidak bergerak sekalipun.

“Dasar anak Mama,” ejek Tami memilih untuk masuk dalam selimut dan mulai memejamkan matanya yang terasa sangat berat.

Tami sudah hampir terlelap sebelum tubuhnya tersentak saat sebuah tangan memeluknya begitu saja, dia melirik

tangan Vino yang berada di atas perutnya. Kemudian dia menatap Vino yang sudah terlelap dengan suara dengkuran kecil dari mulutnya. Tami memperhatikan setiap inci tulang wajah Vino, dia memang mengakui bahwa Vino sangat tampan dan mempesona.

Tangan Vino mulai merambat ke punggung Tami dan menarik Tami kedalam dekapannya. Dia menyimpan wajah Tami di dada bidangnya, Tami dapat mendengar degup jantung Vino yang sama kerasnya dengan Tami. Tami mendongak dan menatap Vino yang ternyata  tidak tidur dan menatapnya juga.

“Lo belum tidur?” Tanya Tami kepada Vino yang menguap begitu lebar.

“Gue harus meluk guling atau apa yang bisa di peluk agar dapat tidur. Gulingnya cuma satu dan ada di belakang lo, jadi gue boleh meluk lo kan?” Tanya Vino yang kembali menutup kedua matanya.

Baru saja Vino berbicara, dia sudah kembali terlelap dengan dengkuran kecil dari mulutnya. Tami menatap wajah Vino yang terlelap, kemudian tangannya memegang dadanya yang semakin berdebar. Tami menempelkan kepalanya di dada Vino dan mendengar detak jantungnya yang sudah teratur. Dia menahan kedutan dibibirnya, dia tidak tahu ada apa dengannya, tapi dia merasa begitu bahagia saat ini. Tami mulai kembali memejamkan matanya dan tangannya membalas pelukan Vino yang begitu nyaman itu.

***

Tami membuka matanya dengan perlahan dan mencoba untuk menyesuaikan cahaya yang begitu terang. Setelah penglihatannya mulai normal, Tami mencoba untuk menggerakkan tubuhnya, namun tidak bisa. Tubuhnya di peluk oleh seseorang, dia menoleh kesamping dan mendapati Vino masih terlelap. Jadi, tadi malam itu bukan mimpi? Pikir Tami yang mulai tersenyum.

Dia merubah posisi tidurnya untuk melihat lebih jelas wajah tampan di depannya itu. Jika orang melihat Tami yang

sering adu mulut dengan Vino it beranggapan kalau dia membeci lelaki itu, makan jawabannya tidak. Dia sebenarnya selalu menyukai laki-laki yang sedang memejamkan mata di hadapannya ini, Tami hanya merasa gugup saat berdekatan dengannya. Sebenarnya dia mengagumi Vino yang merupakan kriteria calon suaminya kelak.

Drt, drt, drt…

Dering ponsel membuat lamunan Tami berakhir, dia membuka pesan dari sutradara yang hari ini ada jadwal syuting dengan Vino hari ini. Dia melebarkan matanya saat membaca sederet pesan dari sutrada yang memberitahu bahwa jadwal syuting akan dimulai satu jam lagi. Sedangkan dia masih berada diatas tempat tidur.

“VINO!” teriak Tami di telinga Vino membuat sang empu terkejut dan duduk tiba-tiba yang mengakibatkan kepalanya terbentur dengan Tami.

“Aduh,” ringis mereka berdua dan saling mengusap keningnya.

“Lo bisa gak usah teriak sekali aja?” Tanya kesal Vino yang dibalas pelototan oleh Tami.

“Kita sudah terlambat! Bisa di giling gue!” Tami terlihat panik dan mengacak-acak rambutnya. Membuat rambutnya

semakin berantahkan. Vino menghela nafas dan memegang bahu Tami, agar wanita itu kembali tenang.

“Sebaiknya lo sekarang siap-siap dan gue juga!” Tami langsung melesat ke arah kamar mandi yang berada di dalam kamar yang di tempati olehnya. Vino juga sudah keluar dari kamar tersebut menuju ke kamarnya untuk bersiap-siap.

Lima belas menit berlalu, kini mereka sudah berada di dalam mobil. Untung saja semua persiapan Vino sudah berada di dalam mobil yang mereka gunakan. Sehingga mereka tidak kelabakan untuk menyiapkan barang yang akan di bawanya.

“Lo sama Aghata ya?” tanya Tami yang duduk di sebelah Vino yang sedang menyetir.

“Iya, kenapa lo cemburu?” tanya Vino tanpa menolehkan pandangannya dari jalan raya. Tami hanya tertawa kecil mendengar kata aneh yang di lontarkan lelaki itu.

“Gue cemburu? Hello… lo siapa gue ya?” sinis Tami.

“Suami lo!” sahut Vino membuat Tami memutar bola matanya.

“Suami gue itu Mas Aksa! Orang tertampan yang pernah gue temui dan orang yang berhasil ngerebut hati gue!” seru Tami dengan menggebu-gebu.

“Oh ya? Tapi, gue gak pernah lihat tuh orang?” kini Vino menatap ke arah Tami saat lampu lalu lintas berubah warna. Sehingga, mobil yang mereka naiki berhenti.

“Lo lupa gue kemari kemana? Ya sama Mas Aksa lah!” kata Tami dengan senyuman lebar yang terbit di bibirnya.

“Halu!” Vino kembali menjalankan mobilnya dan mengabaikan ocehan wanita di sebelah itu. Vino menganggap suara Tami adalah radio rusak yang tak sengaja di hidupkannya. Dua puluh menit kemudian, mereka sampai di lokasi syuting dengan Tami yang meminta maaf atas keterlambatan mereka.

“Ini syutingnya hanya hari ini aja?” tanya Tami pada Shinta yang juga ikut serta di dalam syuting kali ini.

“Iya, lo tuh kebiasaan banget gak pernah baca dengan teliti!” Tami meringis mendengarnya. Ini memang kesalahannya yang cukup malas membaca, selain novel.

“Tapi, Vino bilang satu minggu!” Tami menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

“Satu minggu? Kita di sini paling lama dua hari dan syutingnya udah berakhir!” jelas Shinta yang membuat Tami semakin tidak mengerti.

“Apa benar kata Vino kalau gue halu?” gumam Tami.

“Lo banyakin minum gih! Lo dehidrasi kayaknya deh,” Tami menganggukan kepalanya dan melangkah untuk mengambil minum yang di sediakan staf.

“Kita jalan-jalan dulu, sebelum pulang!” Vino tiba-tiba datang dan mengejutkannya. Untung saja dia tidak tersedak atau pun menyemburkan air yang di minumnya ke wajah Vino.

“Jalan-jalan? Lo sehatkan?” Tami menaruh punggung tangannya di kening Vino.

“Gue serius Tami! Ayo!” setelah mengatakan kata itu, Vino menarik tangan Tami keluar dari tempat tersebut. Tami

sendiri masih bingung dengan sikap aneh lelaki yang kini sedang mengemudikan mobilnya membalah jalan malam ini. Otaknya masih belum dapat bekerja dengan semestinya. Tami yakin, ada yang tidak beres dengan dirinya saat ini dan membuat dirinya menjadi sangat pusing memikirkan semua itu.

Terpopuler

Comments

Tita Rosita

Tita Rosita

ceritanya rame cuma alur ceritanya terlalu cepat

2021-03-09

1

noname

noname

pengen hihi

2020-05-23

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!