Bab 3

Sudah lima menit Reza terduduk diam di dalam ruang UKS sekolah setelah Rin pergi. Cowok yang selalu memasang raut wajah datar itu, terus mempertanyakan hal yang sama pada dirinya sendiri.

"Bella? Ngerobek name tag? Buat apa?" gumam Reza, untuk ke delapan kalinya.

Reza mengacak-acak rambutnya gusar. Ia bingung. Bingung, apakah dirinya harus percaya dengan ucapan Rin, orang yang baru Ia kenal selama beberapa menit.

"Ah bodo. Kenapa gue harus peduli." Reza bangkit dari kursi, lalu keluar dari ruang UKS. Sekarang tempat tujuan Reza adalah ruang Aulla.

Reza berjalan melewati lorong sekolah, yang begitu sepi. Sepi, karena semua murid SMA Cendrawasih sedang berkumpul di Aulla menyaksikan perfome dari peserta MPLS.

"Eh Reza!"-Sean menahan tangan Reza-"dedek gemesnya uda sadar emang?"

Reza yang berhenti melangkah, menoleh ke arah Sean. "Uda, orangnya dah pergi."

"Yahh ... padahal mau gue ajakin kenalan terus mintain no wattsapp. Siapa tau jadi jodoh gue," ucap Sean, berharap.

"Dia bilang makasih buat makanannya," tutur Reza datar.

"Aduh jadi meleleh, semoga Tuhan mempertemukan gue dengan dia lagi. Amin." Sejenak Sean menempelkan kedua tangannya ke wajah, seakan-akan menutup doa.

Reza menatap Sean jengkel. "Gue pergi dulu."

"Mau kemana?" Sean menatap Reza yang mulai menjauh.

"Aulla, liat perfome!" seru Reza.

"Rez ... gue mau ikut ke Aulla juga! Buat liat perfome dedek gemes!" teriak Sean.

Sean berlari mengejar Reza. "Reza! Tungguin!"

〄〄〄〄

"Rin ... Rin ... Tunggu! Dengarin dulu penjelasan gue." Cowok tampan bernama Alex Susanteo, yang mengenakan anting di sebelah telingan kirinya. Terus berseru seraya berjalan cepat mengejar Rin.

"Airin Velicia!" Suara Alex yang semakin keras, membuat orang-orang yang berlalu lalang di lorong sekolah, sekilas melirik ke sumber suara.

"Kenapa tuh sih Alex?" tanya gadis berponi, pada temannya.

"Gatau, uda pergi aja! Bukan urusan kita," balas gadis bertubuh kurus.

Rin. Gadis yang namanya di panggil sejak tadi. Kini berdecak kesal, ia memutar tubuhnya 180° menghadap Alex cowok yang berstatus sebagai pacarnya itu. "Mau jelasin apa Lex? Mau jelasin kalau lo emang sering godain cewek lain, di belakang gue?" Rin menatap Alex murka.

"Rin ... jangan kayak anak kecil deh. Kita uda pacaran dua tahun dan lo marah gara-gara dengerin gosip gak jelas doang?" Alex tersenyum kikuk.

"Karena kita uda pacaran dua tahun, makanya gue minta break bukan putus Lex!" pekik Rin tajam.

"Dan tadi lo bilang gue dengerin gosip gak jelas? Asal lo tahu yaa Lex. Gue gak bakal semarah ini, kalau bukan karena cewek yang namanya Bella ... Bella ... itu nyamperin gue. Trus tanpa basa basi dia langsung ngatain gue cabe yang keganjenan, gara-gara ngeliat gue dekat sama lo," tambah Rin.

Alex terkelu mendengar cerita dari Rin. "Tapi gue gamau break Rin ... gue gak bisa!"

"Gak bisa break, tapi bisa ngedeketin cewek lain? Hebat." Rin tersenyum hambar.

Alex mengepal kedua tangannya. "Rin, gue cum_"

"Gue cape Lex, gue mau pulang." Rin beranjak pergi meninggalkan Alex.

"Airin!" panggilan Alex di hiraukan oleh si pemilik nama.

"Arrghh." Alex menonjok keras tembok di sebelahnya, sehingga tangan cowok bertindik itu mengeluarkan darah.

"Awas lo, Bell!" gumam Alex, gusar.

〄〄〄〄

Rin baru saja selesai membersihkan tubuhnya dengan air dan sabun. Hanya berbalut handuk, dirinya melangkah ke tempat lemari baju. Saat Rin sudah berdiri tepat di depan lemari berwarna coklat tua, tangannya pun mulai membuka lemari tersebut.

Mata Rin melirik ke atas dan ke bawah, sebelum akhirnya ia meraih sepasang baju tidur bermotif bunga untuk dikenakan. Saat baju tidur tersebut sudah melekat pada tubuhnya, Rin berjalan sebanyak tiga langkah untuk dapat berdiri tepat di depan meja rias.

"Kurang cantik apa gue Lex? Sampai-sampai lo godain cewe lain." Rin bercermin seraya menyisir rambutnya di depan cermin.

Seusai menyisir gadis berbibir mungil itu, meraih ponsel di atas nakas. kemudian ia pun merebahkan dirinya ke kasur singel yang empuk.

Rin mulai memainkan ponsel sembari berbaring. Ting! Notification dari berbagai applikasi mulai bermunculan, saat Rin menyalakan data seluler ponselnya. Jari lentik gadis itu memilih membuka aplikasi Whatsapp, untuk melihat siapa saja yang telah mengirim pesan untuk dirinya.

Alex S😶 : Okee. Gue ngaku, gue salah karena…

Maya Britania : Lo balik, kok ga bilang - bilang…

PESERTA MPLS ( 217 ) : Okee, sipp kak

Mami : Sayang, mami sama papi ke luar kota…

+6289607129321 : Haii, kenalan dong

+6281245372908 : Haii rin. Gue joshua, boleh…

Bang Airon : Dek, puding abang yang di kulka...

+6287886039462 : test

+6281156723102 : Nama kamu Rin? Rindu aku?

Rin mematikan ponselnya, setelah selesai membalas pesan dari Maya dan maminya. Gadis itu meletakkan kembali ponsel miliknya ke atas nakas.

Kedua manik mata Rin menatap langit-langit kamar, dimana hanya ada lampu yang terpajang disana.

"Niat gue masuk ke SMA Cendrawasih, biar bisa ketemu lo, Lex. Tapi kenapa baru awal masuk, gue malah di buat kecewa sama lo," tutur Rin sendu.

Rin memejamkan kedua matanya secara perlahan, hingga akhirnya gadis itu mulai masuk ke dalam dunia mimpi.

To be continued ➳ ➳ ➳

Terpopuler

Comments

salsabilla

salsabilla

sukaaa semangat thorr

2020-07-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!