Pada akhirnya Michelle dan Livia bisa kabur dari rumah serta sudah sampai di Indonesia, negara yang mereka tuju. Michelle sangat berharap bisa menemukan apa yang dia cari.
Michelle dan Livia tampak berdiri di depan pintu sebuah Apartemen kecil, mereka memandangi pintu itu dan belum masuk ke dalamnya.
"Michell ini tempat tinggal kita?" tanya Livia memandangi pintu Apartemen itu.
"Yup ... benar sekali ...." Jawab Michell dengan penuh keyakinan.
"Apa kau yakin?" tanya Livia lagi mencoba memastikan.
"Seratus persen yakin. Hei ... hei ... apa kamu pikir karena aku nona muda jadi tidak bisa tinggal di tempat seperti ini!" gerutu Michelle seraya memicingkan mata ke arah Livia.
"Ya ... aku 'kan hanya memastikan saja," ujar Livia menghela nafas.
"Kenapa kita tidak tinggal di rumahmu yang lama? Bukankah ayahmu punya rumah di kota ini?" tanya Livia seraya meletakkan jari telunjuk di dagunya.
"Dasar kau! Apa sudah gila? Kalau aku kesana seketika impianku juga akan hilang, selesai semua. Ayah pasti menangkapku dan membawaku pulang, lalu aku pasti akan dikurung selamanya oleh ayah," gerutu Michelle seraya menonyor kepala Livia.
"Oh, benar juga ya," ucap Livia yang baru tersadar.
"Ya sudah lah ... ayo masuk!" ajak Michelle seraya membuka kunci pintu Apartemen yang dia sewa.
"Mulai saat ini aku harus memulai hidupku sendiri, aku ingin mengejar impianku ...." gumam Michelle dalam hati.
"Michelle ... kau 'kan sudah tidak pernah bertemu dengannya lama sekali, apa kau masih ingat wajahnya?" tanya Livia duduk di samping Michell yang sedang berbaring.
"Aku juga tidak tau, tapi saat bertemu dengannya aku yakin pasti akan terjadi sesuatu dengan hatiku, aku pasti akan langsung bisa mengenalinya," jawab Michell percaya diri.
Saat itu dia berjanji pada Michelle akan menemuinya lagi. Tapi sejak kejadian itu Michelle di bawa ke inggris oleh Ayahnya, sepuluh tahun sudah berlalu Michell pun tidak yakin apa pria yang dia cari masih mengingatnya.
"Michelle, andai ternyata dia itu sekarang menjadi gemuk jelek dan sangat miskin apa kamu masih mau menerimanya?" tanya Livia masih penasaran dengan keyakinan Michelle.
"Apapun kondisinya aku akan menerimanya. Aku sudah pernah membuat janji dengannya bahwa aku tidak akan pernah berhubungan dengan pria lain selain dia dan aku sudah menepati janjiku sepuluh tahun ini," jawab Michelle mengingat janjinya kepada seseorang.
"Ya sudah ayo tidur! Bukankah besok kita harus mendaftar disekolah yang kamu katakan itu!" Livia merebahkan tubuhnya ke ranjangnya.
"Iya, selamat malam Livia." Michelle mulai memejamkan mata.
Hari berikutnya Michelle dan Livia sudah berada di sekolah menengah yang mereka tuju.
"Pertama kali mendaftar sendiri untuk sekolah, untung saja nilai nilai akademisku saat kelas 2 sungguh bagus sehingga aku mudah masuk ditambah ketrampilanku bermain piano dan sudah menang di beberapa lomba. Sedangkan Livia dia juga tidak kalah pintar di sekolah yang lama, dia selalu peringkat ke dua setelah aku" gumam Michelle dalam hati.
Michelle dan Livia sama-sama masuk kedalam kelas A, itu adalah kelas favorite karena hanya siswa yang pintar saja yang bisa masuk kesitu.
"Anak anak dengarkan! Hari ini kita kedatangan murid baru," kata Wali kelas 3 pak Han memperkenalkan.
"Hai, saya Michelle ...." Michelle menyapa.
"Saya Livia." Livia menyambung.
"Wow Michell sangat cantik," ucap salah satu siswa.
"Livia manis," sahut yang lainnya.
"Mereka berdua sama-sama cantiknya," timpal yang lainnya lagi.
Anak anak lelaki di situ saling berbisik, untuk anak-anak perempuan sudah lah biasa pasti cemburu.
Sejak masuk sekolah Michelle memang sudah banyak dikagumi para siswa laki-laki tapi karena cintanya pada seseorang dia memilih tidak menghiraukan mereka.
"Oh ya, kalian boleh duduk ditempat yang masih kosong!" perintah Pak Han yang akan memulai pelajaran.
Waktu pun cepat berlalu dan pelajaran telah usai.
"Hai Michelle ... perkenalkan aku Gary!" Gary memperkenalkan dirinya, dia salah satu cowok yang kagum dengan Michelle termasuk siswa tertampan disekolah itu dan juga kaya.
Michelle hanya diam dan mengacuhkannya, dia tidak ingin ada satu cowok pun mendekatinya.
"Michelle, aku sedang bicara denganmu!" teriak Gary yang mulai marah karna Michelle mengabaikannya.
"Apa kamu kira kamu penting, enyahlah dari sini," ucap Michell memberikan tatapan tajam dan dingin.
"Hei! Cewek sombong, kamu tau ga Gary siapa? dia termasuk cowok tertampan juga terkaya disekolah ini, berani-beraninya kau mengabaikannya. Dasar tidak tau malu, disini banyak gadis yang mendekatinya, kamu yang di dekatinya malah begitu sombong," ujar Lilia seraya menggebrak meja Michelle, dia salah satu cewek pengikut Gary.
"Aku tidak peduli dan aku tidak tertarik," ucap Michell seraya berdiri. Livia dari tadi berdiri di samping Michelle.
"Dasar kurang ajar!" Lilia hampir menampar Michelle tapi langsung ditahan oleh Livia.
"Jaga kata-katamu dan perilakumu, kami disini tidak ingin mencari masalah jadi jangan membuat masalah dengan kami!" ancam Livia seraya membuang tangan Lilia.
"Membosankan! Livia ayo pergi!" ajak Michell yang berdiri kemudian melangkah pergi. Livia mengikutinya dan sengaja menyenggol lengan Lilia.
Lilia tampak kesal, bibirnya terlihat seperti sedang mengumpat. Di saat Michelle akan melangkah, sejurus Gary menghadangnya.
"Jangan halangi jalanku!" bentak Michelle yang masih dengan tatapan dinginnya.
"Aku tidak ingin mengulanginya!!" serunya lagi yang tampak terlihat sangat marah.
Sudah cukup kesabaran Michelle, Gary masih tidak mau menyingkir. Apa boleh buat Michelle menginjak kaki Gary sekencang-kencangnya hingga pemuda itu tampak kesakitan dan akhirnya menyingkir dari jalan Michelle.
Gary terus melihat dan memandang Michelle yang berlalu pergi. Dalam benaknya Michelle adalah gadis yang berbeda sungguh membuatnya penasaran, dia semakin bersemangat mengejarnya.
"Gary kamu tidak apa-apa? Dasar gadis ini! Benar-benar liar!" gerutu Lilia menatap benci.
"Tunggu saja! Aku pasti mendapatkanmu, dan tidak ada seorang gadis pun yang berani menolakku dan tidak bisa aku dapatkan!" Gary berbisik dalam hati.
***
Michell dan Livia naik ke atap gedung sekolah, mereka suka ketenangan. Sejak dulu Michelle memang selalu menghindari keramaian, dia hanya tidak mau akan lebih banyah pemuda yang mengejarnya.
"Disini sepertinya lebih nyaman," ucap Michelle yang memejamkan matanya menikmati hembusan angin disana.
"Kau benar, dari dulu kau selalu menyukai ketenangan. Dan seperti biasa kemana kamu pergi pasti kamu selalu menjadi pusat perhatian," sahut Livia yang menatap kearah Michelle.
"Karena itu aku lebih menyukai tempat sepi," imbuh Michell yang berbalik menoleh ke Livia.
"Ya ... ya ... aku tau, baru masuk sekolah pertama kali saja sudah banyak cowok yang menggila, apa selamanya kamu bisa menghindarinya?" tanya Livia mulai cemas apalagi sejak kejadian tadi dia takut kalau ada rasa dendam yang akan mencelakai Michelle.
"Bukankah ini keputusanku, berarti aku juga harus siap untuk mengatasinya. Aku tidak pernah takut pada apapun apalagi menghadapi orang orang seperti mereka," jawab Michell nampak tenang.
"Aku tau, aku hanya khawatir. Di London walaupun banyak cowok yang mengejarmu mereka tidak akan berani macam macam karena takut dengan keluargamu, tapi disini kita sendirian!" ucap Livia yang nampak khawatir.
"Hei hei, tenang saja ... 'kan ada aku, kita akan terus bersama, bukankah selama ini kamu selalu menjagaku, dan sekarang biarkan aku yang menjagamu," ucap Michell merangkul Livia mencoba menghibur temannya itu.
"Baiklah, kau bosnya," sahut Livia tersenyum.
"Jam istirahat akan segera usai, lebih baik kita turun sekarang," pinta Livia menggandeng tangan Michelle.
"Benar juga, jangan sampai kita terlambat masuk, atau kita akan mendapatkan hukuman dihari pertama," Michell tersenyum seraya mengikuti langkah Livia.
"Hari pertama masuk aku mencoba mencari info tentang dia, tapi malah bertemu sekawanan orang br*ngsek yang mengganggu ketenanganku, sepertinya ini akan berlangsung agak lama tapi bagaimanapun aku harus bertahan dan berjuang demi janjiku janji kita aku harus menepatinya,aku akan segera menemukanmu teman kecilku," gumamnya dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 223 Episodes
Comments
Nazwa Aurela
nyimak
2021-01-07
0
jack wu
Masih nyimak
2020-11-29
0
⟁ Jojo 🌱🐛
uluh uluh so sweet kmu Michael, janji sahabat kecil, cinta di masa kecil ya, Gery salut berbalut cholat selamat berjuang, meski kamu tampan dan kaya tpi tidak bisa meluluhkan hati Michael 😂😂😂😂😂✌️✌️✌️✌️
2020-11-29
2