Bab 3 Toko Bunga

Setelah kelas usai, Michelle dan Livia pulang ke apartemen dengan berjalan kaki. Gadis itu memang sengaja memilih tempat tinggal yang dengan dengan sekolah agar mereka tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi untuk pulang pergi.

Baru saja berjalan dengan santai seraya bersendau gurau. Keduanya dikagetkan dengan mobil yang tiba-tiba berhenti di samping mereka. Michelle memutar bola matanya begitu tahu siapa yang ada di dalam mobil.

"Butuh tumpangan?" tanya Gary yang melongok menatap dua gadis yang telihat malasa melihatnya.

"Tidak perlu!" tolak Michelle mentah-mentah.

Ia lantas langsung menarik tangan Livia, mengajak temannya itu langsung pergi meninggalkan pemuda yang baginya sangat tidak penting untuk diladeni.

"Ck ... kenapa gadis itu sangat sulit ditangani? Membuatku semakin penasaran untuk mendekatinya." Gerry menatap Michelle yang sudah berjalan menjauh dari mobilnya.

-

-

-

-

Livia membuatkan coklat hangat untuk Michelle, ia lantas menaruh cangkir yang ia bawa ke meja belajar nona mudanya itu.

"Michelle!"

"Apa?" Michelle masih fokus dengan buku yang ia baca.

"Sekarang kita hidup berdua, tidak ada orang yang akan membiayai hidup kita. Kalau tabungan kita habis, bagaimana cara kita bertahan?" tanya Livia yang sudah berpikiran jauh.

Michelle terdiam mendengar pertanyaan Livia, ia baru teringat kenapa tidak memikirkan hal itu. "Aku lupa! Kita cari kerja parttime ya!" ajaknya.

Livia mengangguk setuju dengan ide nonanya itu. Michelle membuka laptop miliknya, mencoba mencari lowongan pekerjaan dari situs web. Matanya terlihat menyapu setiap iklan yang ada, hingga ia tertarik pada satu pekerjaan yang membuatnya tertarik.

"Dapat!" serunya.

"Sudah dapat?" tanya Livia yang berjingkrak kaget ketika mendengar Michelle berteriak.

Michelle tersenyum senang menatap Livia yang awalnya terlihat mengantuk kemudian kaget mendengarnya berteriak. Ia lantas mencatat alamat yang tertera dan langsung mengajak Livia mendatangi tempat yang terdapat lowongan pekerjaan parttime.

-

-

-

-

"Tempatnya tidak jauh dari sini," ucap Michelle yang mencari-cari keberadaan toko yang ia maksud, sesekali matanya melihat catatan yang ia bawa kemudian mencocokannya dengan jalan dan nomor pertokoan yang tertera.

Livia hanya mengikuti langkah Michelle, ia sih menurut saja dengan nonanya itu, mau ke mana dan apa pekerjaan yang dipilih ia akan menerimanya.

"Nah! Itu dia!" Michelle menunjuk pada sebuah bangunan kecil dengan banyak bunga-bunga yang berjajar di depannya.

"Toko bunga?" Livia bertanya-tanya. Namun, ia tahu jika Michelle sangat suka bunga dan merangkai bunga. Bekerja di toko bunga tentu saja membuatnya bersemangat.

Mereka berjalan bersama masuk ke dalam toko, hingga seorang wanita berumur sekitar tiga puluhan menyambut mereka dengan hanga,

"Selamat datang! Ada yang bisa saya bantu?"

"Emm ... begini, saya melihat ada lowongan pekerjaan di sini, apa masih ada?" tanya Michelle langsung mengutarakaan keinginnya.

"Oh ... kalian mau kerja?" Wanita itu menatap Mihelle dan Livia sevaa bergantian, menilai kedua gadis itu dari ujung kaki hingga ujung kepala. "Tapi kami hanya membutuhkan satu pekerja," ucap wanita itu lagi.

"Tidak masalah, adikku ini belum terbiasa bekerja sendiri dan tidak bisa terpisah denganku. kami tidak masalah jika bekerja bersama dengan satu gaji," kata Michelle merangkul Livia yang kebingungan.

"Kamu kerja sini, aku cari yang lain saja," bisik Livia.

"Sstt ... udah ikut kataku saja, aku tidak akan membiarkanmu kerja sendiri." Michelle ikut berbisik dengan masih memasang senyum kepada wanita yang memperhatikan mereka.

"Memangnya bisa ya begitu?" Wanita itu malah terlihat bingung. "Tunggu sebentar, saya tanyakan pada bosku dulu karena aku juga sebenarnya bekerja di sini," ucapnya lagi.

Michelle dan Livia mengangguk penuh harap agar bisa mendapatkan pekerjaan itu. Sepuluh menit berlalu, wanita yang tadi meninggalkan mereka tampak kembali dengan senyum di bibirnya.

"Kata bos saya, kalian boleh bekerja dengan satu gaji. Jika kerjaan kalian bagus, maka kami akan memberikan bonus. Kalian bisa bekerja mulai besok setiap sore," ucap wanita itu yang tentu saja membuat kedua sahabat itu senang bahkan sampai saling berpelukan.

"Terima kasih," ucap keduanya.

"Siapa nama kalian? Aku Mary." Wanita itu memperkenalkan diri.

"Saya Michelle dan ini Livia."

Keduanya sedikit membungkuk memberi hormat. Setelah berbincang beberapa saat, akhirnya mereka izin undur diri dan siap bekerja di hari berikutnya.

"Akhirnya! Kita bisa sedikit aman tentang keuangan," ucap Michelle yang terlihat bahagia, sebagai seorang nona muda tentu saja ini adalah pekerjaan pertamanya.

Livia terlihat menghentikan langkahnya, menatap bagaimana Michelle sebahagia itu, padahal bekerja bukanlah hal yang mudah tapi nonany itu malah begitu kegirangan. "Sungguh! Apa dia benar-benar nona 'ku yang manja?" batin Livia.

"Liv! Ngapain bengong!" teriak Michelle dari seberang jalan ketika menyadari jika temannya itu tertinggal di belakang.

"Aku datang." Livia bergegas menyeberang jalan setelah memastikan jika tidak ada kendaraan yang melintas.

Baru akan sampai di seberang, sebuah mobil melaju kencang dan mengejutkan Livia hingga membuat gadis itu terjatuh.

"Liv!" teriak Michelle panik.

Michelle menghampiri Livia yang terjatuh di bahu jalan. Gadis itu sendiri langsung bangun dan membersihkan roknya yang kotor terkena tanah.

Tidak terima dengan apa yang terjadi pada temannya. Wajah Michelle menggelap ketika tahu jika mobil yang hampir menabrak temannya itu berhenti. Tidak banyak berpikir, Michelle langsung menghampiri mobil mewah itu dengan amarah yang meledak meski Livia sudah mencegah.

"Hoi! Kalau tidak bisa berkendara dengan benar nggak usah sok-sok'an naik mobil!" teriak Michelle seraya menggedor kaca jendela mobil.

Begitu kaca itu turun, alangkah terkejutnya Michelle dengan pemuda yang ada di dalam, ia termangu merasa ada sesuatu yang membuat jantungnya berdetak dengan cepat. Namun, sedetik kemudian semua rasa itu hilang ketika beberapa lebar uang berwarn merah dilempar kepadanya.

"Biaya mengobati temanmu! Lain kali kalau jalan pakai mata!" ketusnya yang langsung menaikan kaca jendela dan melajukan kembali mobilnya.

"Apa-apaan ini? Dasar kurang ajar! Sombong!" umpat Michelle pada pemuda yang melemparinya dengan uang.

Mengambil uang itu, Michelle lantas meremasnya penuh amarah. "Berdoa saja agar tidak bertemu lagi denganku, atau aku akan membuat perhitungan denganmu," geramnya.

"Michelle! Uangnya banyak sekali!" Livia yang menjadi korban tergiur dengan uang yang diberikan oleh pengendara mobil tadi.

"Jangan macam-macam! Akan aku simpan uang ini, jika bertemu dengan pemuda sombong itu lagi, akan aku lempar ke wajahnya!" Michelle mendengus kasar.

Livia menggeleng kepala, sungguh bukan Michelle namanya kalau dia sampai dipermalukan.

Terpopuler

Comments

⟁ Jojo 🌱🐛

⟁ Jojo 🌱🐛

hmm benci" nanti cinta lho, sultini makan di pinggir jalan 😂😂😂

2020-12-01

1

jack wu

jack wu

Hmmm

2020-11-29

1

jeje

jeje

mangatse ka ai💪🏻💪🏻💪🏻

2020-11-29

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kabur
2 Bab 2 Welcome Indonesia
3 Bab 3 Toko Bunga
4 Bab 4 Melempar uang
5 Bab 5 Jaelangkung
6 Bab 6 Satu lawan tiga
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 bab 29
30 bab 30
31 bab 31
32 bab 32
33 bab 33
34 bab 34
35 bab 35
36 bab 36
37 bab 37
38 bab 38
39 bab 39
40 bab 40
41 bab 41
42 bab 42
43 bab 43
44 bab 44
45 bab 45
46 bab 46
47 bab 47
48 bab 48
49 bab 49
50 bab 50
51 bab 51
52 bab 52
53 bab 53
54 bab 54
55 bab 55
56 bab 56
57 bab 57
58 bab 58
59 bab 59
60 bab 60
61 bab 61 #selamat tinggal
62 bab 62
63 bab 63
64 bab 64
65 bab 65
66 bab 66
67 bab 67
68 bab 68
69 bab 69
70 bab 70
71 bab 71
72 bab 72
73 bab 73
74 bab74
75 bab 75
76 bab 76
77 bab 77
78 bab 78
79 bab 79
80 bab 80
81 bab 81
82 bab 82
83 bab 83
84 bab 84
85 Bab 85
86 bab 86
87 bab 87
88 bab 88
89 bab 89
90 bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 120+,episode bonus
122 Bab 121
123 Bab 122
124 Bab 123
125 Bab 124
126 Bab 125
127 Bab 126
128 Bab 127
129 Bab 128
130 Bab 129
131 Bab 130
132 Bab 131
133 Bab 132
134 Bab 133
135 Bab 134
136 Bab 135
137 Bab 136
138 Bab 137
139 Bab 138
140 Bab 139
141 Bab 140
142 Bab 141
143 Bab 142
144 Bab 143
145 Bab 144
146 Bab 145
147 Bab 146
148 Bab 147
149 Bab 148
150 Bab 149
151 Bab 150
152 Bab 151
153 Bab 152
154 Bab 153
155 Bab 154
156 Bab 155
157 Bab 156
158 Bab 157
159 Bab 158
160 Bab 159
161 Bab 160
162 Bab 161
163 Bab 162
164 Bab 163
165 Bab 164
166 Bab 165
167 Bab 166
168 Bab 167
169 Bab 168
170 Bab 169
171 Bab 170
172 Bab 171
173 Bab 172
174 Bab 173
175 Bab 174
176 Bab 175
177 Bab 176
178 Bab 177
179 Bab 178
180 Bab 179
181 Bab 180
182 Bab 181
183 Bab 182
184 Bab 183
185 Bab 184
186 Bab 185
187 Bab 186
188 Bab 187
189 Bab 188
190 Bab 189
191 Bab 190
192 Bab 191
193 Bab 192
194 Bab 193
195 Bab 194
196 Bab 195
197 Bab 196
198 Bab 197
199 Bab 198 Janji
200 Bab 199 Murka seorang ibu
201 Bab 200
202 Bab 201 Bayi Cantik
203 Bab 202 Rebutan nama
204 Bab 203 Jo lapar
205 Bab 204 Traktir
206 Bab 205 Sekolah yang benar
207 Bab 206 Coklat
208 Bab 207 Izin kompetisi
209 Bab 208 jadi pahlawan
210 Bab 209 Paman tanggung jawab
211 Bab 210 Interogasi
212 Bab 211 Hadiah Coklat
213 Bab 212 Nonton
214 Bab 213 Hadiah
215 Bab 214 Jam tangan
216 Bab 215 Mau duel?
217 Bab 216 Kesempatan langka
218 Bab 217 Pilihan kuliah
219 Bab 218 Pendidikan itu penting
220 Bab 219 Sakit
221 Bab 220 Rindu
222 Bab 221 Tinggal
223 Bab 222
Episodes

Updated 223 Episodes

1
Bab 1 Kabur
2
Bab 2 Welcome Indonesia
3
Bab 3 Toko Bunga
4
Bab 4 Melempar uang
5
Bab 5 Jaelangkung
6
Bab 6 Satu lawan tiga
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
bab 29
30
bab 30
31
bab 31
32
bab 32
33
bab 33
34
bab 34
35
bab 35
36
bab 36
37
bab 37
38
bab 38
39
bab 39
40
bab 40
41
bab 41
42
bab 42
43
bab 43
44
bab 44
45
bab 45
46
bab 46
47
bab 47
48
bab 48
49
bab 49
50
bab 50
51
bab 51
52
bab 52
53
bab 53
54
bab 54
55
bab 55
56
bab 56
57
bab 57
58
bab 58
59
bab 59
60
bab 60
61
bab 61 #selamat tinggal
62
bab 62
63
bab 63
64
bab 64
65
bab 65
66
bab 66
67
bab 67
68
bab 68
69
bab 69
70
bab 70
71
bab 71
72
bab 72
73
bab 73
74
bab74
75
bab 75
76
bab 76
77
bab 77
78
bab 78
79
bab 79
80
bab 80
81
bab 81
82
bab 82
83
bab 83
84
bab 84
85
Bab 85
86
bab 86
87
bab 87
88
bab 88
89
bab 89
90
bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 120+,episode bonus
122
Bab 121
123
Bab 122
124
Bab 123
125
Bab 124
126
Bab 125
127
Bab 126
128
Bab 127
129
Bab 128
130
Bab 129
131
Bab 130
132
Bab 131
133
Bab 132
134
Bab 133
135
Bab 134
136
Bab 135
137
Bab 136
138
Bab 137
139
Bab 138
140
Bab 139
141
Bab 140
142
Bab 141
143
Bab 142
144
Bab 143
145
Bab 144
146
Bab 145
147
Bab 146
148
Bab 147
149
Bab 148
150
Bab 149
151
Bab 150
152
Bab 151
153
Bab 152
154
Bab 153
155
Bab 154
156
Bab 155
157
Bab 156
158
Bab 157
159
Bab 158
160
Bab 159
161
Bab 160
162
Bab 161
163
Bab 162
164
Bab 163
165
Bab 164
166
Bab 165
167
Bab 166
168
Bab 167
169
Bab 168
170
Bab 169
171
Bab 170
172
Bab 171
173
Bab 172
174
Bab 173
175
Bab 174
176
Bab 175
177
Bab 176
178
Bab 177
179
Bab 178
180
Bab 179
181
Bab 180
182
Bab 181
183
Bab 182
184
Bab 183
185
Bab 184
186
Bab 185
187
Bab 186
188
Bab 187
189
Bab 188
190
Bab 189
191
Bab 190
192
Bab 191
193
Bab 192
194
Bab 193
195
Bab 194
196
Bab 195
197
Bab 196
198
Bab 197
199
Bab 198 Janji
200
Bab 199 Murka seorang ibu
201
Bab 200
202
Bab 201 Bayi Cantik
203
Bab 202 Rebutan nama
204
Bab 203 Jo lapar
205
Bab 204 Traktir
206
Bab 205 Sekolah yang benar
207
Bab 206 Coklat
208
Bab 207 Izin kompetisi
209
Bab 208 jadi pahlawan
210
Bab 209 Paman tanggung jawab
211
Bab 210 Interogasi
212
Bab 211 Hadiah Coklat
213
Bab 212 Nonton
214
Bab 213 Hadiah
215
Bab 214 Jam tangan
216
Bab 215 Mau duel?
217
Bab 216 Kesempatan langka
218
Bab 217 Pilihan kuliah
219
Bab 218 Pendidikan itu penting
220
Bab 219 Sakit
221
Bab 220 Rindu
222
Bab 221 Tinggal
223
Bab 222

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!